Perusahaan multinasional melakukan transaksi kegiatan ekspor impor produk dan jasa, dengan
menggunakan berbagai mata uang asing. Misalnya, sebuah perusahaan di Indonesia membeli mesin
rumput secara kredit dari perusahaan di AS, perusahaan AS mengharuskan pembayaran
menggunakan Dolar ($), berarti perusahaan di Indonesia harus menggunakan pedagang mata uang
asing atau bank untuk menukarkan Rupiah (Rp) dengan Dolar ($) untuk membayar mesin rumput
yang dibeli. Selama proses tersebut, perusahaan Indonesia dapat mengalami keuntungan atau
kerugian dari fluktuasi kurs tersebut. Perusahaan multinasional yang terlibat dalam transaksi usaha
internasional, harus menyetujui mata uang yang digunakan dalam kegiatan tersebut. Beberapa
faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan mata uang ini mencakup tingkat familier mata
uang asing, potensi keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan oleh kurs, nasionalisme dan
kepraktisan.
2. Masalah Akuntansi
Transaksi mata uang asing (foreign currency transactions) perusahaan meliputi penjualan,
pembelian dan transaksi lain yang menimbulkan transfer mata uang asing atau pencatatan piutang
atau utang yang nilainya akan dilunasi menggunakan mata uang asing. Sehingga perusahaan akan
membuat laporan keuangan yang 4 menggunakan mata uang rupiah pada saat pelaporan, maka
transaksi dalam bentuk mata uang lain harus disajikan kembali dalam (setara) rupiah sebelum
dicatat ppada pembukuan dan dimasukkan dalam laporan keuangan perusahaan.
Ditentukan setiap hari oleh broker mata uang asing yang bertindak sebagai agen untuk individu
atau negara yang memperdagangkan mata uang asing
A. Penentuan Kurs
Kurs mata uang dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor ekonomi yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut. Penurunan nilai
suatu mata uang dicerminkan oleh penurunan posisi mata uang negara tersebut relatif
terhadap mata uang negara lain. Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah
laporan posisi keuangan pembayaran, perubahan suku bunga dan tingkat investasi negara
tersebut serta stabilitas dan proses tata kelola (governance).
B. Kurs Langsung dan Tidak Langsung
Nilai relatif suatu mata uang terhadap mata uang lainnya dapat didihitung dengan dua
(2) cara, yaitu: Kurs Langsung (direct exchange rate-DER) Adalah banyaknya unit mata uang
lokal (local currency units-LCU) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing (foreign urrency unit-FCU).
C. Perubahan Kurs
Mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang dibandingkan
dengan mata uang yang lain
Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung Antara Januari 2011 sampai Maret
2011, kurs langsung turun dari Rp9.032=$1 menjadi Rp8.760=$1, ini menunjukkan bahwa
lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh $1. Ini berarti nilai mata
uang rupiah meningkat terhadap dolar (menguatnya rupiah terhadap dolar). Menguatnya
rupiah berarti:
➢ Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing.
➢ Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.
Dari tabel di atas, maka impor dari Amerika lebih murah untuk konsumen di Indonesia pada
bulan Maret dari pada bulan Januari karena menguatnya nilai rupiah.
D. Kurs Spot dan Kurs Kini dan Kurs Forward
PSAK 10 mengacu pada peggunaan kurs Spot maupun kurs kini untuk mengukur operasi luar
negeri. Kurs Spot (spot rate) adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera suatu
mata uang. Kurs Kini (current rate) didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada
tanggal laporan posisi keuagan suatu entitas. Kurs Forward (forward exchange rate) adalah
kurs untuk pertukaran mata uang di masa mendatang. Kurs forward pada tanggal tertentu
tidak sama dengan kurs spot pada tanggal yang sama. Selisih antara kurs forward dan kurs
spot pada suatu tanggal tertentu dinamakan spread.
4. Transaksi Mata Uang Asing (foreign curreny transactions)
Adalah aktifitas ekonomi yang dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang pencatatan
suatu entitas.
Transaksi tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor) di mana harganya dinyatakan
dalam mata uang asing.
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
3. Pembelian atau penjualan forward exchange contract
4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing
Hasil operasi yang dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional
perusahaan untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya.
Proses penentuan segmen operasi secara terpisah dilaporkan, yaitu segmen yang terpisah
pengungkapan suplemen harus dilakukan, didasarkan pada spesifikasi manajemen segmen
operasi yang digunakan secara internal untuk mengevaluasi posisi keuangan perusahaan dan
kinerja operasi.
Pengungkapan terpisah tersebut diharuskan untuk segmen yang memenuhi paling tidak satu
dari pengujian berikut : pengujian "10 persen signifikansi" :
1. Uji Pendapatan
2. Uji Laba (Rugi)
3. Uji Aset
B. Reporting Segment Information
Dalam pelaporan segmen, berikut ini harus diungkapkan untuk setiap segmen ditentukan secara
terpisah dilaporkan
Informasi tentang pendapatan tertentu dan beban termasuk dalam segmen laba atau rugi yang
dilaporkan, aset segmen, dan dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan
keuntungan. Rekonsiliasi dari 'pendapatan, ukuran laba atau rugi segmen, dan segmen' total
aset segmen dilaporkan terhadap jumlah konsolidasi terkait untuk item-item
Laporan Interim harus mengungkapkan hal berikut tentang masing-masing segmen yang
dilaporkan:
Jumlah aset yang ada telah terjadi perubahan materi dari laporan tahunan terbaru
Setiap perbedaan dari laporan tahunan terbaru dalam definisi segmen operasi atau bagaimana
laba atau rugi segmen dihitung. Rekonsiliasi dari total laba atau rugi segmen ke jumlah
konsolidasi entitas.