Anda di halaman 1dari 3

Transaksi Dalam Mata Uang Asing

 Aktivitas dalam Valuta Asing:

1) Melakukan transaksi dalam mata uang asing

2) Memiliki kegiatan usaha luar negeri

 Kegiatan Usaha Luar Negeri

1) Anak perusahaan (subsidiary)

2) Perusahaan asosiasi (associates)

3) Usaha patungan (joint venture)

Yang aktivitasnya dilakukan di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan tersebut dapat
merupakan bagian integral dari perusahaan pelapor atau suatu entitas asing

Pengakuan Awal

 Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau membutuhkan
penyelesaian dalam suatu mata uang asing, meliputi:

1) Membeli (impor) atau menjual (ekspor) barang/jasa

2) Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang)

3) Menjadi suatu pihak dalam perjanjian yang belum terlaksana

4) Memperoleh atau melepaskan aktiva

 Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi

Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya

 Pada setiap tanggal Neraca:


 Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam
mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal Neraca (atau kurs tengah
Bank Indonesia)

 Pos Non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan kurs tanggal Neraca tapi dengan
kurs transaksi

 Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut
ditentukan.

Pengakuan Selisih Kurs

 Selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada
tanggal Neraca dan laba rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan
laba rugi berjalan.

 Harus diklasifikasikan sebagai ekuitas hingga saat pelepasan dan pada saat pelepasan
harus diakui sebagai pendapatan atau beban:

 Selisih kurs suatu pos moneter yang substansinya membentuk bagian investasi
neto perusahaan dalam entitas asing

 Selisih kurs hedging dari investasi neto perusahaan dalam perusahaan asing

Transaksi Valuta Berjangka

 Kontrak Berjangka (forward rate) : perjanjian untuk melakukan pertukaran mata uang
yang berbeda pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang dan pada kurs tertentu
yang disepakati

 Tiga situasi dimana kontrak berjangka digunakan, yaitu:

1) Untuk berspekulasi dalam pergerakan harga nilai tukar

2) Untuk melakukan hedging komitmen mata uang asing

3) Untuk melakukan hedging investasi bersih di entitas luar negeri


 Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto
atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valas

 Setiap akhir periode dihitung selisih kurs hutang valas dan diakui sebagai keuntungan
atau kerugian kurs periode berjalan

 Dalam Neraca forward receivable atau forward payable dan diskonto/premi dijadikan
satu dibagian aktiva atau kewajiban

Sumber: id.scribd.com. (2014, 19 November). Transaksi Mata Uang Asing. Diakses pada 8 April
2021, dari https://www.scribd.com/presentation/247090313/Transaksi-Mata-Uang-Asing

Anda mungkin juga menyukai