Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU DISFUNGSIONAL PADA SIKLUS PENGANGGARAN PEMERINTAH:

TAHAP PERENCANAAN ANGGARAN


Indrawati Yuhertiana
e-mail: yuhertiana@upnjatim.ac.id
Universitas Pembangunan Jawa Timur
Soeparlan Pranoto
e-mail: pranoto@upnjatim.ac.id
Universitas Pembangunan Jawa Timur
Hero Priono
e-mail: heropriono@gmail.com
Abstract
The purpose of this study is mapping out the dysfunctional behavior that occurs in government
budgeting cycle, particularly at the stage of budget planning. The study was conducted on 18
proceedings of the Indonesia National Accounting Symposium (SNA), exploring 1,569 articles
and focused in 30 selected public sector accounting articles. Content analysis used to identify
psychological, sociological and political aspects related dysfunctional behaviors at the planning
stage and ratification. It is found that all of aspects explored coincide in the budget planning
stage. Pseudo participation found as a formality involvement in budgeting process. It causes the
tendency of moral hazard.
Keywords: dysfunctional behaviour, government budget, content analysis
http://dx.doi.org/10.20885/jaai.vol19.iss1.art3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan perilaku disfungsional yang terjadi pada siklus
penganggaran pemerintah, khususnya pada tahap perencanaan anggaran. Penelitian dilakukan
pada artikel yang dipublikasikan pada 18 prosiding Simposium Nasional Akuntansi (SNA).
Penelitian dilakukan dengan studi literatur pada 1.569 artikel dengan 30 artikel terpilih.
Dilakukan analisis konten untuk memetakan dan mengidentifikasi aspek psikologis, sosiologis
dan politik terkait perilaku disfungsional pada tahap perencanaan dan ratifikasi. Aspek psikologi,
sosiologi, politik dan perilaku disfungsional berhimpitan dalam tahap perencanaan anggaran.
Partisipasi anggaran yang melibatkan masyarakat banyak ditemukan sebagai formalitas semu
menyebabkan adanya kecenderungan moral hazard.
Kata kunci: perilaku disfungsional, pemerintah, analisis konten
PENDAHULUAN 2010; Yuhertiana 2005). Perencanaan ang-
Perencanaan anggaran adalah tahap awal dan garan pemerintah memerlukan waktu yang
paling penting dalam siklus anggaran peme- cukup lama, melibatkan banyak pihak atau
rintah yang terdiri dari tahap perencanaan, stakeholder. Penelitian pada tahap ini biasanya
ratifikasi, implementasi dan pengawasan. menginvestigasi proses penganggaran, parti-
Perencanaan bahkan sudah menjadi kajian sipatif atau sentralistik.
menarik di ranah administrasi publik Belakangan karena perubahan sistem
(Dwiputrianti 2012; Helmuth 2011; Sriwigati penganggaran era new public management.
dan Fitrianto 2012) maupun di ranah akuntansi (Bissessar 2010) arah penelitian menuju eva-
sektor publik (Arniati dan Kartikaningdyah luasi atas jenis pengenggaran kinerja (McGill
2001). Hal ini untuk memastikan bahwa

25
proses penganggaran tidak lagi dilakukan pribadi, and budaya turut mempengaruhi
secara inkremental saja tetapi juga sudah keputusan seseorang dalam keterlibatannya
memprediksi outcome atas input yang diren- dalam proses penganggaran. Oleh karena itu
canakan. penelitian ini memiliki target khusus untuk
Anggaran juga tidak lepas dari akun- mengembangkan model antisipasi perilaku
tabilitas (Goddard 2004; Rashid dan Goddard disfungsional dalam siklus penganggaran
2015). Pada tataran praktik terdapat fenomena pemerintah dalam konteks ilmu akuntansi
yang memprihatinkan karena pada empat keperilakuan di sektor publik. Dengan demi-
siklus penganggaran pemerintah bermunculan kian diharapkan bermanfaat untuk meng-
perilaku disfungsional misalnya berbagai eksplorasi benih-benih timbulnya perilaku dis-
kasus penyelewengan anggaran (Fakhry dan fungsional yang terjadi pada tahap peren-
Said 2014; Sualang dan Utomo 2012) dan ke- canaan karena adanya indikasi bahwa penye-
uangan negara. Oportunis dalam proses for- lewengan anggaran (korupsi) bahkan dimulai
mulasi anggaran sering juga dijumpai pada saat perencanaan. Selama ini penelitian
(Abdullah 2012; Abdullah dan Asmara 2006; untuk menggali perilaku disfungsional khusus
Sujaie dan Wibawa 2013). Perilaku disfungsi- pada tahap perencanaan, sebagai tahap per-
onal bahkan muncul pada tiap tahap dari siapan anggaran, khususnya di sektor peme-
empat tahap penganggaran pemerintah. rintahan belum banyak dilakukan.
Sejalan dengan itu, Abdullah (2012) meman- Penelitian ini mengeksplorasi 18
dang bahwa pada setiap tahapan penyusunan prosiding Simposium Nasional Akuntansi
anggaran terdapat ruang terjadinya praktik (SNA) mulai tahun 1997 sampai dengan 2015.
korupsi. Tahap perencanaan terdapat penyim- SNA, kegiatan tahunan yang diselenggarakan
pangan etika karena adanya kecenderungan Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
mark-up anggaran/budgetary slack agar Akuntan Pendidik (IAI-KAPD) adalah ajang
kinerjanya dianggap baik Yuhertiana (2005). simposium prestise, dengan seleksi ketat,
Tahap ratifikasi muncul adanya kolusi antara dilakukan blind review atas seluruh hasil
eksekutif dan legislatif atas program program penelitian Perguruan Tinggi di Indonesia.
tertentu untuk kepentingan tertentu, bahkan Ketatnya proses review SNA menghasilkan
mafia anggaran akan muncul pada proses ini penelitian yang berkualitas sehingga men-
(Amri dan Priatmojo 2012). jadikan SNA sebagai barometer kemajuan
Tahap implementasi anggaran adalah penelitian akuntansi di Indonesia. Total artikel
tahap anggaran dilaksanakan. Perilaku dis- adalah 1.587 buah, setelah melalui tiga kali
fungsional terjadi juga saat reses (Hendriyanto saringan, maka dilakukan eksplorasi mendetil
dan Setiyono 2014). Penyelewengan anggaran pada 30 artikel terpilih.
pada tahap ini terjadi dengan adanya kolusi
antara eksekutif dan pihak swasta khususnya TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN
kasus-kasus yang terjadi pada proses penga- HIPOTESIS
daan barang dan jasa (Aprilia 2013; Kenawas Banyaknya permasalahan terkait white collar
2013; Rosadi 2013; Situngkir dan Maulana criminal (kejahatan kerah putih) diduga terkait
2013). Tahap pemeriksaan, muncul perilaku dengan angka, uang, transaksi. Disinilah
disfungsional yang melibatkan pemeriksa kemudian ada akuntansi dan perilaku
internal (Puspasari dan Dewi 2015) dan peme- (Balsmeier dan Kelly 1996). Dengan demikian
riksa eksternal (Sudjana dan Sawarjuwono perkembangan akuntansi saat ini tidak lagi
2006). berfokus hanya sebagai bahasa bisnis yang
Sangat penting untuk memahami hanya berbicara tentang angka melainkan ter-
penyebab kerugian negara ini dari aspek dis- kait juga dengan faktor kepribadian seseorang,
fungsional behavior supaya dapat diperoleh kondisi psikologis, faktor budaya, sampai
penjelasan humanisme untuk menekan keru- dengan faktor sosiologi–kemasyarakatan.
gian negara. Memahami faktor psikis, alasan

26
Namun demikian sampai saat ini strategies to change human behavior. Dengan
akuntansi keperilakuan masih sering diper- demikian, di dalam akuntansi keperilakuan
debatkan, benarkah merupakan bagian dalam peran ilmu psikologi, sosiologi dan sosial
ilmu akuntansi? Hal ini dapat dimaklumi psikologi sangatlah kuat.
karena akuntansi masih sering dianggap se-
bagai ilmu ekonomi yang berada pada ranah Teori Keperilakuan
sosial positif, bukan ilmu sosial normatif Teori dasar dalam perilaku, yang terdiri dari
seperti psikologi atau sosiologi. Sehingga bidang sosiologi, sosial-psikologi dan psiko-
masih banyak yang memperdebatkan keber- logi, sangat mempengaruhi juga dalam
adaan akuntansi keperilakuan sebagai ilmu. perkembangan penelitian dalam membangun
Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa akuntansi keperilakuan (Lubis 2010). Perilaku
akuntansi keperilakuan merupakan cabang terkait dengan manusia, sehingga ilmu yang
ilmu akuntansi ketiga setelah akuntansi keu- terkait dengan manusia ini dibagi dalam
angan dan akuntansi manajemen. Di sisi lain, mempelajari manusia itu sendiri (psikologi),
terdapat anggapan bahwa akuntansi keperi- hubungan manusia dengan manusia lainnya
lakuan sebagai ilmu namun akuntansi keperi- (sosial–psikologi) dan hubungan manusia
lakuan adalah suatu pendekatan yang meng- dengan masalah kemasyarakatan (sosiologi).
aplikasi aspek keperilakuan dalam akuntansi Penelitian akuntansi keperilakuan
baik akuntansi keuangan, akuntansi mana- didominasi pada dua landasan konseptual
jemen maupun bidang akuntansi lainnya. yaitu teori keperilakuan khususnya perilaku
Terlepas dari perdebatan tersebut, organisasi serta teori agensi (agency theory)
minat melakukan penelitian bidang ini makin yang mendasarkan pada ilmu ekonomi
meningkat dari hari ke hari. Hal ini (Shields dan Young 1993).
membuktikan bahwa permasalahan di realitas
menunjukkan dominannya aspek keperilakuan Akuntansi Keperilakuan di Sektor Publik
dalam implementasi akuntansi. Hal ini dapat
dipahami karena kemajuan perekonomian Akuntansi sektor publik dulu dikenal sebagai
meningkatkan permintaan berbagai fungsi akuntansi pemerintahan berkembang pesat
akuntansi di dalamnya. Siegel dan Marconi pada tahun 2000 sejalan dengan bergeraknya
(1989) juga mengatakan bahwa behavioral roda reformasi sektor publik di Indonesia.
accounting goes beyond the traditional Tuntutan rakyat akan terlaksananya good gov-
accounting role of collecting, recording, ernment governance dan penegakan demo-
reporting financial information. krasi turut memaksa birokrasi untuk mere-
Dimensi akuntansi keperilakuan terkait inventing kembali organisasinya agar menjadi
dengan aspek perilaku manusia dan organisasi yang efisien, efektif dalam memam-
hubungannya dengan desain, konstruksi dan pukan terciptanya kesejahteraan masyarakat.
penggunaan sistem informasi akuntansi yang Di Indonesia, penelitian akuntansi
efisien. Oleh karena akuntansi keperilakuan keperilakuan pada organisasi publik masih
merefleksikan dimensi sosial akibat penerapan sangat jarang dilakukan namun beberapa
teknik, sistem akuntansi dimana pada mulai bermunculan. Kebanyakan penelitian
hakekatnya informasi akuntansi dibutuhkan masih terinsipirasi oleh penelitian serupa di
manajemen untuk melakukan pengendalian organisasi bisnis, misalnya penelitian tentang
baik pengendalian manajemen, administratif sistem pengendalian akuntansi yang di-
maupun pengendalian akuntansi. Dengan hubungkan dengan kinerja dan fenomena bud-
demikian jelas bahwa wilayah akuntansi getary slack.
keperilakuan meliputi: 1.The effect of human Organisasi sektor publik terdiri dari
behav.on the design, construction and use of instansi pemerintahan dan organisasi nirlaba.
the acc.system, 2.The effect of the acc.system Pada organisasi kepemerintahan aspek akun-
on human behavior, 3.Methods to predict and tansi keperilakuan terjadi pada setiap siklus

27
anggaran. Siklus anggaran pemerintahan ter- tampaknya KPK akan berhadapan dengan
diri dari tahap perencanaan, tahap ratifikasi, budaya yang sudah sangat mengakar. Dalam
tahap implementasi dan tahap pelaporan/per- masyarakat Indonesia momentum hari raya
tanggungjawaban (Mardiasmo 2000). tidak saja sekedar semangat merayakan
dengan berbagai hidangan istimewa tetapi ada
Keperilakuan di Siklus Perencanaan semangat berbagi di dalamnya. THR yang
Anggaran diperoleh juga digunakan untuk men-THR-i
Fase ini merupakan tahap awal bagian dari lagi, THR bagi pembantu rumah tangga, loper
persiapan anggaran dari keseluruhan siklus koran atau juga berbagi angpao saat mudik ke
anggaran. Perencanaan merupakan tugas desa. Bahkan bagi seorang pegawai rendahan
utama dari eksekutif sebagai bagian dari tang- sekalipun turut menyisihkan sejumlah
gungjawab utamanya dalam mengelola seribuan atau limaribuan bagi sanak saudara.
negara. Di Indonesia, perencanaan negara di- Lebih baik tidak mudik kalau tidak memiliki
atur dalam Undang-Undang No. 25 tahun sesuatu untuk “ninggali”.
2004 tentang Sistem Perencanaan Pem- Di sisi lain himbauan KPK agar
bangunan Nasional, yang mengatur tahapan pemberian THR tidak menggunakan dana
perencanaan. Dalam perencanaan dikenal APBD sebetulnya sama artinya bahwa PNS
perencanaan jangka panjang, menengah, dan tidak diperbolehkan menerima THR. Dan
tahunan. Perencanaan jangka panjang ber- kalau ini terjadi maka terdapat perlakuan
jangka waktu 20 tahun dan perencanaan diskriminasi terhadap tenaga kerja karena
jangka menengah berjangka waktu lima tahun. pemberian THR juga berlaku di sektor swasta
Pada institusi pemerintahan, badan perencana sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan
baik pusat maupun daerah memiliki fungsi oleh Menteri Tenaga Kerja. Walaupun dalam
strategis karena bertangggungjawab penuh suratnya dinyatakan bahwa hadiah lebaran
sebagai pemilik tugas pokok dan fungsi. Ada- dapat diberikan dengan dana yang berasal dari
pun perencanaan tahunan yang sifatnya jangka iuran pejabatnya. Hal ini sangat sulit untuk
pendek memiliki arti lebih strategi lagi karena direalisasikan karena gaji maupun tunjangan
pada perencanaan tahunan inilah tindakan riil pejabat PNS masih rendah. Apakah tidak
akan direalisasikan atau dieksekusi. sebaliknya, himbauan ini justru akan men-
Saat ini terjadi reformasi penganggaran dorong pejabat untuk menerima pemberian
yang mengakibatkan perubahan perilaku di dari pihak lain?
sektor publik. Pada paradigma lama pengel- Menyikapi perkembangan yang terjadi
olaan keuangan negara didasarkan fundamental di Indonesia saat ini terutama pengungkapan
distrust, kontrol terhadap input relatif sangat kasus korupsi, terdapat indikasi yang kuat
ketat. Hal ini tercermin dari anggaran berdasar- bahwa korupsi telah mulai ada bahkan sejak
kan line item, kontrol terhadap komitmen, veri- pada proses penyusunan anggaran. Wakil
fikasi yang ketat terhadap dokumen pem- Ketua DPD RI, La Ode Ida menyatakan
bayaran, dan kontrol akuntansi. bahwa terdapat tiga pihak yang terlibat, seperti
Banyak faktor yang mempengaruhi pernyataannya sebagai berikut: “Saat ini,
budgetary slack termasuk salah satunya adalah menurutnya praktik mafia anggaran antara
faktor budaya. Budaya paternal cukup kuat eksekutif dan oknum-oknum anggota DPR RI
berpengaruh dalam meningkatkan budgetary yang di-`backing` para pengusaha (dengan
slack. Berbagai permasalahan di lapangan imbalan `fee`) sudah sangat memuakkan”.
membuktikan hal itu. Contoh timbulnya Ia berpendapat bahwa praktik mafia
polemik atas surat edaran KPK untuk tidak anggaran di DPR RI harus segera dihentikan
menganggarkan THR dari APBN maupun agar tidak semakin merusak tatanan pemerin-
APBD (Times Indonesia 2015). Dapat tahan yang baik (good governance) serta
dipahami upaya KPK untuk memberantas proses demokratisasi yang sehat, bermartabat
korupsi melalui himbauan ini. Namun kali ini dan beradab.

28
Isu perilaku dalam aspek ratifikasi memliki kondisi langka atau disfungsional
anggaran sangat kental dengan nuansa politis. (Whitbourne dan Halgin 2014). Beberapa
Tarik ulur kepentingan ekskutif dan legislatif kriteria konvensional abnormalitas: Distress,
sering terjadi, tahapan yang alot sehingga seseorang yang menampilkan banyak depresi,
menyebabkan mundurnya jadwal pengesahan kecemasan, ketidakbahagiaan akan dianggap
APBD. Banyak APBD pemerintah daerah di sebagai menunjukkan perilaku abnormal
Indonesia yang mengalami keterlambatan karena perilaku mereka muncul karena kesu-
pengesahan. Bahkan menurut Menteri Dalam sahan mereka sendiri. Moralitas, melanggar
Negeri, pada tahun 2008, dari 33 propinsi etika dan melanggar standar masyarakat.
hanya 22 propinsi yang menyelesaikan APBD Dalam penelitian akuntansi perilaku
tepat pada waktunya. Tentu saja keterlambatan disfungsional banyak diteliti pada auditor
pengesahan ini menyebabkan terganggunya khususnya akuntan public (Fatimah 2012;
proses penganggaran berikutnya yang lebih Sudjana dan Sawarjuwono 2006; Wilopo
krusial, yaitu realisasi mewujudkan berbagai 2006). Eksternal auditor adalah salah satu
program pembangunan untuk kepentingan aktor yang terlibat pada tahap keempat siklus
rakyat. penganggaran pemerintah yaitu siklus
Kutipan Waspada online, 14 Januari pemeriksaan keuangan. Banyak aktor terlibat
2006 memperkuat dugaan terjadinya aspek dalam proses penganggaran pemerintah, yaitu
politis terjadi pada tahap ratifikasi: “Ada be- eksekutif dalam hal ini pejabat pemerintah,
berapa sebab yang membuat RAPBD 2006 legislatif yaitu anggota parlemen dan
menjadi problem politik. Pertama ialah ren- pemeriksa. Fokus penelitian ini adalah untuk
tetan kepergian Gubsu Tengku Rizal Nurdin menemukan perilaku disfungsional pada tahap
karena tragedi Mandala di Padang Bulan. perencanaan anggaran. Tidak banyak peneliti
Pengajuan RAPBD 2006 akan mengungkit yang mengeksplor hal ini. Arah riset terkait
batang terendam ijazahgate Wagubsu yang perilaku disfungsional pada tahap perencanaan
sudah hampir tiga tahun berjalan. lebih mengarah pada fenomena budgetary
Kutipan di atas mengindikasikan ke- slack dan oportunistic behaviour.
beradaan akuntansi keperiakuan yang meng-
insipirasi beberapa penelitian untuk meng- METODA PENELITIAN
eksplorasinya antara lain yang dilakukan oleh Penelitian ini bertujuan untuk memetakan
Abdulah dan Asmara (2006) dalam peneliti- aspek keperilakuan sektor publik khususnya di
annya tentang perilaku oportunistik Legislatif siklus penganggaran pemerintah sehingga
dalam Penganggaran Daerah. Temuan penting digunakan metode kualitatif meta analysis.
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa (1) Penelitian berbasis teks ini menggunakan
legislatif berperilaku oportunistik dalam analisis konten dengan bantuan software kua-
penyusunan APBD, (2) besaran PAD litatif Nvivo dan Mind Mapping-Mindjet
berpengaruh terhadap perilaku oportunistik untuk lebih memudahkan pemetaan kompre-
legislatif, dan (3) APBD merupakan media hensif dengan mudah. Penelitian ini meng-
bagi terjadinya political corruption. gunakan pendekatan kualitatif karena ber-
tujuan secara eksploratif memetakan berbagai
Perilaku Disfungsional aspek psikologi, sosiologi, perilaku disfung-
Perilaku disfungsional didefinisikan sebagai sional dan aspek politik dalam siklus peng-
perilaku menyimpang. Dalam konteks psiko- anggaran pemerintah.
logi perilaku disfungsional disebut sebagai Sampel penelitian adalah seluruh
abnormalitas. Abnormalitas (atau perilaku artikel penelitian yang terbit tahun 1998–2015
disfungsional) adalah sesuatu yang menyim- di Prosiding Simposium Nasional Akuntansi
pang dari normal atau berbeda dari yang khas, yang bertopik Akuntansi Sektor Publik. Proses
adalah perilaku karakteristik yang ditentukan pemilihan sampel disarikan pada tabel 2.
secara subyektif, diberikan untuk mereka yang

29
Tabel 1: Jumlah Artikel SNA 1997 – 2015
SNA ke Tahun Lokai SNA Jumlah artikel
1 1997 Yogyakarta 30
2 1999 Malang 34
3 2000 Jakarta 41
4 2001 Bandung 52
5 2002 Semarang 60
6 2003 Surabaya 91
7 2004 Bali 76
8 2005 Surakarta 69
9 2006 Padang 91
10 2007 Makasar 80
11 2008 Pontianak 78
12 2009 Palembang 64
13 2010 Purwokerto 108
14 2011 Banda Aceh 83
15 2012 Banjarmasin 122
16 2013 Manado 225
17 2014 Mataram 172
18 2015 Medan 188
Tabel 2: Proses Pemilihan Sampel
Jumlah % Keterangan
Total artikel dalam SNA I – XVIII 1.589 100% Artikel
Artikel dengan topik ASP 222 14% Semua topik ASP
Artikel di wilayah perencanaan 16 1% Fenomena yang terjadi di perencanaan
anggaran, dengan adanya bahasan
keperilakuan
Artikel di wilayah ratifikasi 14 0,8% Fenomena yang terjadi di ratifikasi anggaran,
dengan adanya bahasan keperilakuan
Sampel final 30 1,8% Artikel
HASIL DAN PEMBAHASAN kembangan praktik dan pendidikan akuntansi.
Perkembangan Artikel Akuntansi Sektor Timbullah ide dan keinginan untuk meng-
Publik kurun waktu 1997–2015 galakkan penelitian akuntansi di Indonesia.
Kegiatan conference/simposium merupakan
SNA terlahir pada era awal perkembangan salah satu sarana untuk meningkatkan peneli-
penelitian dan pendidikan akuntansi di Indo- tian akuntansi, karena dalam kegiatan tersebut
nesia. Pada era 1990an, beberapa dosen akan dipresentasikan penelitian-penelitian
dikirim ke luar negeri dalam rangka pening- dibidang akuntansi.
katan pendidikan akuntansi di Indonesia baik Dipelopori oleh Ketua IAI KAPd
pada jenjang S2 maupun S3 Lulusan dari Bapak Zaki Baridwan dan beberapa dosen
program belajar inilah yang memotori ter- akuntansi diselenggarakanlah SNA I di
selenggaranya kegiatan Simposium Nasional Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada
Akuntansi. Pendidikan Akuntansi pada awal- tahun 1997. Sejak tahun tersebut secara rutin
nya hanya berfokus pada kegiatan pembe- SNA diselenggarakan tiap tahun tanpa henti
lajaran tentang praktik akuntansi dan sedikit sampai sekarang. Tuan rumah SNA selalu
sekali penelitian di bidang akuntansi. Hasil berganti, sehingga kegiatan SNA juga ikut
studi beberapa dosen di luar negeri, memberi- mengenalkan keragaman budaya dan kein-
kan pembelajaran tentang pentingnya peneli- dahan alam di seluruh tanah air.
tian di bidang akntansi untuk mendukung per-

30
Gambar 1: Komposisi Penelitian Akuntansi Sektor Publik pada Prosiding SNA

Gambar 2: Hasil Word Query


Pada awal penyelenggaraan SNA topik publik di SNA hanya sebesar 21% di tiga t
sektor publik kurang mendapat perhatian tahun terakhir, namun kondisi itu lebih baik
peneliti akuntansi bahkan pada tahun pertama daripada tahun tahun sebelumnya yang rendah
SNA hanya satu artikel tentang potensi pajak bahkan di tahun-tahun tahun pertama tidak
daerah. Setelah sepuluh tahun SNA diadakan, menunjukkan keberadaannya.
penelitian akuntansi sektor publik belum men-
men Analisis Konten dengan menggguna-
menggguna
dapat perhatian. Sejak SNA ke 12 di Palem-
Palem kan Word Query Nvivo diperoleh hasil pada
bang dengan tema “peran akuntansi sektor gambar 2. Analisis word query
q Nvivo meng-
publik dalam meningkatkan akuntabilitas dan hasilkan kata “partisipasi” sebagai kata yang
transparansi
paransi pengelolaan keuangan daerah” paling sering muncul. Dilanjutkan dengan
penelitian dibidang sektor publik semakin pencarian text ditemukan 26 artikel dari 30
meningkat dari tahun ke tahun. Terlihat dari jurnal sampel yang ada kata partisipasinya.
grafik 1. Partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan
Jika dibandingkan dengan jenis artikel individu atau masyarakat
arakat dalam penyusunan
maka kisaran penelitian topik akuntansi sektor anggaran (Sopanah
Sopanah dan Mardiasmo 2003;

31
Sopanah 2015). Konsep bottom up budget sia berinteraksi antar individu atau dalam
memang mengharuskan partispasi dari masya- kelompok-kelompok. Perilaku terkait masalah
rakat ketika anggaran pemerintah disusun. keuangan dapat dijelaskan melalui teori psi-
Dalam konteks demokrasi, anggaran adalah kologi. Teori psikologi digunakan untuk
dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam peng- menjelaskan perilaku dalam penelitian
anggaran pemerintah di Indonesia keterlibatan akuntansi dan keuangan (Koonce dan Mercer
masyarakat diatur dalam Undang-Undang 2005). Psikologi tidak hanya muncul pada
Perencanaan Nasional. Pendapat dan kei- perilaku keuangan pada perusahaan swasta,
nginan masyarakat Indonesia diwadahi secara namun psikologi muncul di semua jenis orga-
formal dalam kegiatan Musyawarah Pem- nisasi. di ranah keuangan publik atau ke-
bangunan baik ditingkat nasional, provinsi uangan negara, psikologi juga mampu men-
maupun kabupaten. jelaskan perilaku pembayar pajak, penyeleng-
Keikutsertaan masyarakat menjadi gara negara maupun legislatif. (McCaffery dan
perhatian peneliti dikarenakan dua hal. Per- Slemrod 2006).
tama, adalah isu utama pada konteks penye- Penggunaan psikologi dalam ranah
lenggaraan negara dalam ilmu administrasi penelitian akuntansi dikaitkan oleh motif
negara. Kedua, partisipasi menjadi isu yang pengunaannya, kebanyakan terkait dengan
dibawa dalam fenomena penelitian keperi- penilaian (judgement) dan pengambilan
lakuan anggaran di perusahaan (sektor keputusan dari pemakai akuntansi. Menurut
swasta). Argyris (1974) pertama kali menya- (Koonce dan Mercer 2005) dalam ranah akun-
takan bahwa anggaran tidak lagi terkait tansi teori psikologi yang digunakan biasanya
dengan angka tetapi anggaran juga dapat ber- terkait dengan cognitive psychology dikarena-
dampak terhadap perilaku karyawan. Ang- kan judgement dan decision making sangat
garan yang dibuat pimpinan secara sentralistik terkait dengan bagaimana seseorang harus
membuat karyawan menjadi demotivasi tetapi mengambil keputusan pada kondisi ketidak-
ketika karyawan dilibatkan maka kinerja per- pastian dan bagaimana seseorang bersikap atas
usahaan menjadi semakin baik karena karya- keputusan yang diambilnya. Pada perkem-
wan bersemangat dan termotivasi untuk bangannya cognitive psychology digantikan
bekerja dengan baik. Pengaruh trend riset oleh social psychology karena mampu men-
keperilakuan di sektor swasta inilah yang jelaskan mengapa dan bagaimana manusia
banyak dicoba dibuktikan di organisasi peme- berperilaku dalam penilaian atau pengambilan
rintahan oleh para peneliti (Yuhertiana 2005). keputusan ketika ada pengaruh dari orang lain.
Partisipasi adalah bagian dari psiko- Social psychology menggunakan teori-teori
logi. Dikuatkan oleh partisipasi bisa diartikan antara lain correspondent inference theory,
sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke covariance theory, persuasion theory dan
dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. biased information theory (Koonce dan
Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpar- Mercer 2005).
tisipasi bila ia menemukan dirinya dengan Terkait dengan perencanaan anggaran
atau dalam kelompok, melalui berbagai proses pemerintahan, keterlibatan masyarakat dalam
berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tra- partisipasi dalam bentuk menyampaikan ide
disi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tang- dan keinginan merupakan penjabaran dari
gungjawab bersama (Sopanah, 2015). proses bottom-up budgeting. Sebagai stake-
holder utama negara, maka pemerintah wajib
Faktor Psikologi dalam Perencanaan mengakomodir apa yang diinginkan masya-
Anggaran rakat. Dalam konteks penganggaran di Indo-
Psikologi adalah sebuah ilmu yang mem- nesia dikenal proses musyawarah perencanaan
pelajari bagaimana manusia itu sendiri, apa pembangunan (musrenbang) pada tingkat
yang dirasakan dan apa yang dipikirkan. pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat.
Psikologi juga mempelajari bagaimana manu- Partisipasi semu ditemukan oleh peneliti parti-

32
sipasi anggaran (Sopanah 2012; Yuhertiana dijelaskan juga dengan self-interest model.
2005). Partisipasi semu terjadi karena Proses penganggaran memberikan peluang
pemerintah hanya melakukan musrenbang terjadinya perilaku oportunistik kepada legis-
secara seremonial (Sopanah 2015), hanya latif karena di dalam proses tersebut, ada
sebagai pelaksanaan tupoksi tanpa sungguh- interaksi antara legislatif dan eksekutif untuk
sungguh menjadi proses demokrasi yang baik. membahas dan meratifikasi usulan anggaran
Secara psikologis, penyebab partisipasi semu dari eksekutif. Pada tahap inilah, legislatif
disebabkan rasa pesimis akibat seringnya memiliki kesempatan untuk memasukkan
ajuan anggaran tidak diakomodir oleh ekse- kepentingannya dalam anggaran, termasuk
kutif. Masyarakat yang apatis cenderung political interest-nya. Hal inilah yang disebut
pesimis dan pasrah menyerahkan proses pem- perilaku oportunistik legislatif
bangunan kepada pihak eksekutif. Perilaku- Oportunistik dikaitkan dengan discre-
perilaku distruktif ini kalau tidak diantisipasi tionary power. Penelitian mengenai perilaku
akan menyebabkan kerugian yang lebih besar oportunistik legislatif ini sudah pernah dilaku-
lagi. kan oleh Abdullah (2006). Dari penelitiannya,
diperoleh hasil bahwa legislatif melakukan
Perilaku Disfungsional di Siklus Perencanaan political corruption melalui discretionary
Anggaran power yang dimilikinya dalam penganggaran
Menurut Garamfalvi (1997), korupsi dapat (Pariury dan Adi 2015).
terjadi pada semua level dalam penganggaran, Modus perilaku oportunistik antara
sejak perencanaan sampai pada pembayaran lain: berbagai modus perilaku oportunis sering
dana-dana publik. Korupsi secara politis terjadi seperti menetapkan alokasi anggaran
(political corruption) terjadi pada fase penyu- yang dimodifikasi kembali, sehingga meng-
sunan anggaran di saat mana keputusan politik arah pada tercapainya anggaran. Titik kepen-
sangat dominan, dengan cara mengalihkan tingan politik masing-masing untuk memenuhi
alokasi sumberdaya publik. Sementara korupsi kepentingan diri mereka, memasukkan usulan
yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran proyek-proyek besar yang sangat mengun-
disebut korupsi administratif (administrative tungkan salah satu pihak ke dalam peren-
corruption) karena keputusan administrasi canaan anggaran, serta sikap cenderung lebih
lebih dominan. Pada akhirnya korupsi politik memperjuangkan realisasi penetapan anggaran
akan menyebabkan korupsi administratif. atas proyek-proyek yang mudah dikorupsi
Oportunistik menjadi fokus penelitian terkait dengan harapan mendapatkan kompensasi fee
perilaku disfungsional pada saat proses peren- project yang cukup besar. Banyak lagi peri-
canaan anggaran (Abdullah 2012). laku oportunis yang dilakukan oleh anggota
Oportunis didefinisikan sebagai sebuah eksekutif serta anggota dewan dalam bentuk
aktivitas dengan tujuan untuk mengambil yang terselubung seperti malalui proses kom-
keuntungan demi kepentingan pribadi. Proses promi yang telah disetujui oleh pihak-pihak
penganggaran memberikan peluang terjadinya yang berkepentingan (Jumaidi 2014).
perilaku oportunistik kepada legislatif karena Perilaku oportunistik merupakan peri-
di dalam proses tersebut, ada interaksi antara laku yang berusaha mencapai keinginan
legislatif dan eksekutif untuk membahas dan dengan segala cara bahkan cara ilegal sekali-
meratifikasi usulan anggaran dari eksekutif. pun. Faktor yang mempengaruhi perilaku
Pada tahap inilah, legislatif memiliki kesem- oportunistik adalah kekuatan (power) dan
patan untuk memasukkan kepentingannya kemampuan (ability). Perilaku oportunistik
dalam anggaran, termasuk political interest- mengarah pada terjadinya adverse selection
nya. Hal inilah yang disebut perilaku opor- (menyembunyikan informasi) dan moral
tunistik legislatif (Pariury dan Adi 2015). hazard (penyalahgunaan wewenang).
Oportunisme dalam hubungan kea- Perilaku oportunistik legislatif dan
genan pada proses penganggaran pemerintah eksekutif saat perubahan APBD dapat meng-

33
akibatkan terjadinya misalokasi anggaran yang dominan mendorong pejabat publik
belanja pemerintah. Proporsi PAD yang rata- untuk melakukan budgetary slack. Penelitian
rata hanya 10% dari total penerimaan daerah tentang budgetary slack di organisasi sektor
memiliki kecenderungan bertambah saat per- publik semakin banyak dilakukan akhir-akhir
ubahan anggaran. Hal ini membuka peluang ini. Moore et al. (2000) dalam penelitian
bagi legislatif untuk merekomendasikan eksploratorinya menjelaskan bahwa tingkat
penambahan anggaran bagi program dan kesulitan anggaran mempengaruhi kecen-
kegiatan yang menjadi preferensinya (Fathony derungan untuk menciptakan slack (senjangan).
dan Rohman 2011). Berbagai modus perilaku Alasan responden menciptakan senjangan
oportunis sering terjadi seperti menetapkan berdasarkan wawancara adalah untuk
alokasi anggaran yang dimodifikasi kembali, mengantispasi adanya ketidakpastian akibat
sehingga mengarah pada tercapainya titik karakteristik penganggaran publik, misalnya
kepentingan politik masing-masing untuk karena tightness of budget, anggaran disusun
memenuhi kepentingan diri mereka, me- berdasarkan undang-undang, revisi hanya
masukkan usulan proyek-proyek besar yang dimungkinkan setelah adanya proses legalisasi
sangat menguntungkan salah satu pihak ke Peraturan Daerah (Perda) yang melibatkan
dalam perencanaan anggaran, serta sikap cen- peran legislatif. Proses ini memakan waktu
derung lebih memperjuangkan realisasi pene- dan sangat birokratis sehingga untuk bisa
tapan anggaran atas proyek-proyek yang mengatasi kegiatan yang tidak diprogramkan
mudah dikorupsi dengan harapan mendapat- atau tidak dapat diprogramkan misalnya dana
kan kompensasi fee project yang cukup besar. untuk karyawan yang sakit, tunjangan hari
Banyak lagi perilaku oportunis yang dilakukan raya, bencana alam, responden akan
oleh anggota eksekutif serta anggota dewan mengajukan anggaran lebih.
dalam bentuk yang terselubung seperti malalui Dalam penelitian budgetary slack,
proses kompromi yang telah disetujui oleh agency theory banyak digunakan untuk men-
pihak-pihak yang berkepentingan. jelaskan hubungan yang terjadi. Dalam
Perilaku opotunistik penyusunan ang- konteks perilaku disfungsional yang melibat-
garan dapat dikurangi dengan memperbaiki kan antara agent dan principal, ada hubungan
sistem perencanaan, yakni dengan melaksana- kedekatan antara keduanya. “Hasil penelitian
kan perencanaan partisipatif yang melibatkan ini mendukung anggaran bahwa terdapat
masyarakat sehingga perencanaan anggaran masalah keagenan dalam penganggaran dae-
lebih transparan dan aspiratif. 2) perilaku rah, yang terlihat ketika pengusul anggaran
oportunistik penyusun anggaran terjadi karena dan pemberi persetujuan atasusulan anggaran
adanya peluang atau sebagai reaksi terhadap tersebut memiliki kepentingan sendiri-sendiri
regulasi yang lemah, oleh karena itu perlu yang kemudian diakomodir dalam anggaran
disusun regulasi yang lebih tegas dan jelas, (moral hazard)” (Abdullah dan Junita 2015).
misalnya dengan mempublikasikan RAPBD Pseudo Budgeting disebut juga ceremonial
dan APBD secara aspek sosiologi. budgeting atau formalitas budgeting ditemu-
kan dalam beberapa penelitian. Dalam realitas
Budgetary slack ketika dianggap sebagai ini, Wildavsky dan Caiden (2004) menge-
sebuah faktor yang tidak beretika mukakan bahwa sepintas tampak bahwa ang-
Penelitian untuk mengembangkan model anti- garan berpihak pada rakyat, padahal sesung-
sipasi perilaku disfungsional pada siklus guhnya anggaran tersebut adalah sebuah
penganggaran pemerintah ini diawali oleh realitas semu.
Yuhertiana (2005) yang menggali fenomena
budgetary slack pada proses perencanaan ang- Aspek Sosiologi dalam Perencanaan
garan pemerintah. Penelitian ini dilakukan Anggaran
pada organisasi sektor publik, kentalnya biro- Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah ter-
krasi, tingginya ketidakpastian, faktor politik hadap interaksi sosial dan menghasilkan orga-

34
nisasi sosial. Dalam penelitian akuntansi sosi- rintahan. Dengan habitus dan modal yang di-
ologi terkait dengan akuntansi manajemen miliki, eksekutif memiliki kemampuan untuk
(Macintosh dan Quattrone 2010). Jumaidi mendominasi ranah pembahasan, penetapan
(2014) mengatakan bahwa perilaku politik dan pelaksanaan anggaran. Sedangkan peran
merupakan cerminan dari budaya politik suatu legislatif dalam politik anggaran, diwujudkan
masyarakat, sehingga peningkatan kinerja melalui konsensus bersama eksekutif, yang
pengawasan terhadap APBD akan dicapai oleh ditentukan oleh kekuatan politik yang men-
setiap anggota DPRD jika di dalam dirinya dominasi (Manginte, Sukoharsono, dan Saras-
terbentuk suatu nilai budaya, yaitu budaya wati 2015) mempersandingkan budaya dan
kesadaran memperjuangkan kepentingan politik dalam sebuah pengertian, budaya poli-
masyarakat, karena dengan kesadaran tersebut, tik adalah nilai-nilai dari keyakinan yang
anggota DPRD akan bekerja lebih optimal dimiliki oleh anggota DPRD dalam bentuk-
yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja- norma-norma perilaku yang dimanifestasikan
nya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan berpolitik. (Winarna dan
budaya politik dapat mempengaruhi kinerja Murni 2007) Latar belakang politik turut men-
anggota dewan. (Jumaidi 2014) jadi perhatian dan dihubungkan dengan peran
anggota dewan dalam fungsi pengawasannya.
Aspek Politik Ternyata tidak ditemukan pengaruh.
Text Queri Nvivo terhadap 30 jurnal sampel
menemukan kata politik pada 12 artikel. Ter- SIMPULAN
banyak terdapat pada artikel Nuritomo pada Penelitian akuntansi keperilakuan di sektor
SNA 17, Lombok tentang politik dinasti publik tidak terlepas dari partisipasi. Partisipasi
dengan pendekatan kuanitatif. Politik dinasti anggaran tetap menjadi perhatian peneliti
dapat diartikan secara sederhana sebagai dalam delapan belas tahun keberadaan SNA,
sejumlah kecil keluarga yang mendominasi namun terjadi pergeseran paradigma penelitian.
kekuasaan atas jabatan publik yang sama dari Pendekatan kualitatif dengan berbagai metode
anggota keluarga mereka yang memegangnya digunakan untuk mengupas lebih mendalam
sebelum mereka (Nuritomo dan Rossieta bagaimana sebenarnya partispasi masyarakat
2014). Data dari Kementerian Dalam Negeri dalam budaya yang berbeda. Penyebab
mengidentifikasi ada 57 kepala daerah yang partisipasi semu tidak disebabkan dominasi
membangun dinasti politik di beberapa daerah eksekutif sendiri dalam hal pengalaman dan
di Indonesia. Dari 57 kepala daerah yang pengetahuan tentang “sense berkepeme-
mencalonkan para anggota keluarga yang rintahan” namun pada beberapa daerah budaya
memiliki pertalian darah, hanya 17 di antara- “patuh, manut” menjadi relevan. Partisipasi
nya yang kalah di arena pilkada. Selebihnya, anggaran menjadi sangat penting karena
mereka menjadi pemenang menggantikan keterlibatan masyarakat menjadi embrio,
kekuasaan keluarganya. mencerminkan sebuah perhatian terhadap
Riharjo, Sudarma, Irianto, dan Rosidi “masalah” kemana negara akan dibawa.
(2015) Menjelaskan peran aspek politik secara Lemahnya partisipasi baik dalam partisipasi
lebih mendalam dalam hubungan eksekutif semu, monolog, formalitas akan memberi
dan legislatif dalam proses perencanaan dan peluang timbulnya moral hazard memanfaatkan
ratifikasi anggaran berdasarkan teori Bor- “kesempatan”. Perilaku oportunistik dalam
dieau. Ditemukannya bahwa anggaran yang nuansa budaya politik yang “salah”
telah ditetapkan melalui proses politik, di- menyebabkan para aktor dalam penyusunan
hasilkan melalui sistem yang telah didominasi anggaran, eksekutif dan legislatif menggunakan
oleh struktur kekuasaan. Dominasi eksekutif “discretionary power” nya untuk meman-
didukung oleh keunggulan yang dimiliki, faatkan demi kepentingan pribadi dan kelom-
terutama dalam hal pengalaman, pengetahuan, poknya sendiri. Perilaku ini dapat mendorong
dan penguasaan terhadap seluruh fungsi peme- terjadinya fraud atau korupsi.

35
DAFTAR REFERENSI reforming policy in performance
Abdullah, S. (2012). Perilaku Oportunistik auditing for good governance. Paper
Legislatif Dan Faktor-Faktor Yang presented at the Asia- America-
Mempengaruhinya: Bukti Empiris dari Africa- Australia Public Finance
Penganggaran Pemerintah Daerah di Management Conference "Public
Indonesia. Universitas Gadjah Mada. Reform For Good Government Gover-
Abdullah, S., dan J. A. Asmara. 2006. nance", Post Graduate Building, UPN
Perilaku oportunistik legislatif “Veteran ” Jawa Timur, Surabaya,
dalam penganggaran daerah bukti Indonesia.
empiris atas aplikasi agency theory di Fakhry, S., dan D. Said. 2014. Budget process
sektor publik. Simposium Nasional pemerintahan daerah: Menelisik nilai
Akuntansi 9 Padang. kemandaran atas perilaku aktor
Amri, A.B., D. Priatmojo. 2012. Pengusaha anggaran. Jurnal Analisis 3 (2): 189-
was-was garap proyek pemerintah. 194.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read Fatimah, A. 2012. Karakteristik personal
/336748-pengusaha-waswas- garap- auditor sebagai anteseden perilaku
proyek-pemerintah (diakses 14 Maret disfungsional auditor dan pengaruhnya
2014). terhadap kualitas hasil audit. Jurnal
Aprilia, F. 2013. Pencitraan partai demokrat di Manajemen dan Akuntansi 1 (1): 1-12.
harian kompas dan jawa pos dalam Garamfalvi, L. 1997. Corruption in the public
pemberitaan pemeriksaan Anas Urba- expenditures management process.
ningrum oleh komisi pemberantas Paper presented at 8th International
korupsi (KPK). Jurnal e-komunikasi 1 Anti-Corruption Conference, Lima,
(3): 198-209. Peru, 7-11 September.
Argyris, C. 1974. Behind the front page: http://www.transparency.org/iacc/8th_i
Organizational self-renewal in a acc/papers/garamfalvi/garamfalvi.html
metropolitan newspaper. San Fran- Goddard, A. 2004. Budgetary practices and
cisco: Jossey-Bass. accountability habitus: A grounded
Arniati, I., dan E. Kartikaningdyah. 2010. theory. Accounting, Auditing &
Pengaruh kapasitas sumber daya Accountability Journal 17 (4): 543-
manusia, politik penganggaran, 577.
perencanaan dan informasi pendukung Helmuth, U. 2011. The impact of performance
terhadap sinkronisasi dokumen APBD budgeting on public management.
dengan dokumen kua-ppas di Doctor Oeconomiae, University of St.
lingkungan pemerintah kota Gallen.
Tanjungpinang. Simposium Nasional Hendriyanto, R., dan B. Setiyono. 2014.
Akuntansi 13. Analisis akuntabilitas politik reses,
Balsmeier P., dan J. Kelly. 1996. The Ethic of Studi tentang kegiatan reses anggota
sentencing white-collar criminals. DPRD Provinsi Jawa Tengah. Journal
Journal of Business Ethics 15 (2): 143- of Politic and Government Studies 3
152. (3): 266-275.
Bissessar, A. M. 2010. An institutional review Jumaidi, L. T. 2014. Perilaku legislatif dalam
of planning budgeting and monitoring praktik penganggaran dengan
in the Caribbean: Challenges of pendekatan nilai-nilai kearifan lokal
transformation. International Journal (nilai budaya sasak). Simposium
of Public Sector Management 23 (1), Nasioanal Akuntansi 17 Mataram.
22-37. Kenawas, Y. C. 2013. Reconnecting the
Dwiputrianti, S. 2012. Forging Indonesian missing link: SBY and the democratic
public administration through

36
party. Nanyang Technological Simposium Nasional Akuntansi 18
University, Singapore. Medan.
Koonce, L., dan M. Mercer. 2005. Using Rashid, F., dan A. Goddard. 2015. The
psychology theories in archival development of balanced scorecards in
financial accounting research. the public sector of Brunei
McVomb Research Paper Series No Darussalam: A Grounded theory.
ACC-01-05. Paper presented at the Comparative
Lubis, A. I. 2010. Akuntansi keperilakuan. International Goverment Accounting
Jakarta: Salemba Empat. Research, University of Malta, Valeta.
Macintosh, N. B., dan P. Quattrone. 2010. Riharjo, I. B., M. Sudarma, G. Irianto, dan
Management accounting and control Rosidi. 2015. Penganggaran daerah:
systems: An organizational and Konsensus, kekuasaan dan politik
sociological approach. New York: anggaran. Simposium Nasional
John Wiley & Sons. Akuntansi 18 Medan.
Manginte, S. Y., E. G. Sukoharsono, dan E. Rosadi, D. 2013. Representasi karier politik
Saraswati. 2015. Pengetahuan Anas Urbaningrum di Partai Demokrat
anggaran serta peran partisipasi pada sampul detik online dan gatra
masyarakat, transparansi kebijakan online. Universitas Padjadjaran.
publik dan budaya politik terhadap Shields, M. D., dan S. M. Young. 1993.
pengawasan keuangan anggota DPRD Antecedents and consequences of
(studi kasus di jayapura). Simposium participative budgeting: Evidence on
Nasional Akuntansi 18 Medan. the effects of asymmetrical
Mardiasmo. 2000. Akuntansi sektor publik. information. Journal of Management
Yogyakarta: Andi. Accounting Research 5: 265 – 280.
McCaffery, E. J., dan J. Slemrod. 2006. Siegel, G., dan H. R. Marconi. 1989.
Behavioral public finance. Russell Behaviour accounting. Chicago:
Sage Foundation. South-Westem Publishing Co.
McGill, R. 2001. Performance budgeting. Situngkir, H., dan A. Maulana. 2013.
International Journal of Public Sector Dynamics of the corruption eradication
Management 14 (5): 376-390. in Indonesia. Munich Personal RePEc
Moore, W. B., P. J. Poznanski, R. Kelsey. Archive.
2000. A path analytic model of Sopanah. 2012. Ceremonial budgeting dalam
municipal budgetary slack behavior. perencanaan penganggaran daerah:
Proceedings of The American Business Sebuah keindahan yang menipu.
and Behavioral Sciences 7 (1): 29-43. Simposium Nasional Akuntansi 15
Pariury, G. I. O., dan P. H. Adi. 2015. Banjarmasin.
Political interest legislatif dalam Sopanah, dan Mardiasmo. 2003. Pengaruh
pengalokasian anggaran daerah pada partisipasi masyarakat dan transparansi
sektor pekerjaan umum (studi pada kebijakan publik terhadap hubungan
pemerintah provinsi Maluku) Paper antara pengetahuan dewan tentang
presented at the International Public anggaran dengan pengawasan
Sector Conference, Surabaya. keuangan daerah. Simposium Nasional
Puspasari, N., dan M. K. Dewi. 2015. Akuntansi VI Surabaya.
Pengaruh penalaran moral aparat Sopanah, A. 2015. Dibalik ceremonial
pengawas internal pemerintah (apip) budgeting: "Rembug Desa Tengger"
dan tekanan situasional terhadap partisipasi nyata dalam pembangunan.
kecenderungan melakukan fraud saat Simposium Nasional Akuntansi 18
mengaudit: Sebuah studi eksperimen. Medan.

37
Sriwigati, dan A. R. Fitrianto. 2012. Could 101993/20150707/163559/kpk-pns-
new order administration policiesin dilarang-minta-jatah-thr/ (diakses 14
women development and empowerment Juli 2015).
programs be used as role model for Whitbourne, S. K., dan R. P. Halgin. 2014.
recent programs in indonesia? (A good Abnormal psychology: Clinical
practices of women empowerment in perspectives psychological disorders.
Indonesia new order era). Paper 7th Edition. New York: McGraw Hill.
presented at the Asia- America- Wilopo. 2006. Faktor- faktor yang
Africa- Australia Public Finance berpengaruh terhadap perilaku
Management Conference "Public disfungsional auditor: Studi pada
Reform For Good Government kantor akuntan publik di Jawa Timur.
Governance", Post Graduate Building, Akuntansi dan Teknologi Informasi 5
UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, (2).
Indonesia. Wildavsky, A. B. dan N. Caiden 2004. The
Sualang, A. N. R., dan W. Utomo. 2012. new politics of the budgetary process.
Inkonsistensi perencanaan dan New York: Pearson.
anggaran (Studi kasus perencanaan dan Winarna, J., dan S. Murni. 2007. Pengaruh
anggaran di Kabupaten Minahasa personal background, political
Tenggara). Universitas Gadjah Mada. background dan pengetahuan dewan
Sudjana, E., dan T. Sawarjuwono. 2006. tentang anggaran terhadap peran
Perilaku disfungsional auditor: DPRD dalam pengawasan keuangan
Perilaku yang tidak mungkin daerah (Studi kasus di Karesidenan
dihentikan. Jurnal Bisnis dan Surakarta dan Daerah Istimewa
Akuntansi, 8 (3): 247-259. Yogyakarta tahun 2006). Simposium
Sujaie, A. F., dan S. Wibawa. 2013. Nasional Akuntansi X Makassar.
Oportunisme perumus kebijakan Yuhertiana, I. 2005. Kapasitas individu dalam
anggaran dalam penyusunan APBD dimensi budaya, keberadaan tekanan
Provinsi Jawa Timur tahun 2013: sosial dan keterkaitannya dengan
Fenomena dalam pelaksanaan belanja budgetary slack (Kajian perilaku
hibah. Universitas Gadjah Mada. eksekutif dalam proses perencanaan
Times Indonesia. 2015. KPK: PNS dilarang anggaran di Jawa Timur). Paper
minta jatah THR. presented at the Simposium Nasional
http://www.timesindonesia.co.id/baca/ Akuntansi, Denpasar.

38

Anda mungkin juga menyukai