Anda di halaman 1dari 5

MOSES DAVIN WIDJAJA/125110110

Hutang Valuta Asing dan Risiko Kurs Valuta Asing


Bisnis Indonesia, 23 Mei 2014

Risiko Kurs Valuta Asing


Resiko nilai tukar adalah resiko yang diakibatkan karena adanya perubahan nilai
tukar mata uang asing. Pada umumnya, transaksi-transaksi bisnis yang
berhubungan dengan mata uang asing (valuta asing) biasanya akan menghadapi
masalah perubahan nilai kurs mata uang tersebut.
Kurs adalah nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Mata uang
suatu negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu negara. Apabila
perekonomian suatu negara membaik, maka mata uang negara tersebut akan
menguat terhadap mata uang negara lain. Jika suatu negara menetapkan kurs mata
uangnya terhadap mata uang lain, maka perubahan kurs tidak lagi terjadi melalui
mekanisme pasar.
Pada sistem kurs bebas, apabila mata uang menguat disebut denganapresiasi dan
jika mata uang melemah disebut depresiasi. Sedangkan pada sistem kurs tetap,
apabila mata uang menguat disebut revaluasi dan jika mata uang melemah
disebut devaluasi.
Faktor yang menyebabkan perubahan kurs
1. Perbedaan Inflasi
Kurs mata uang suatu negara menjadi melemah apabila inflasi di negara tersebut
lebih tinggi daripada inflasi yang terjadi di negara lain. Hubungannya terlihat
melalui persamaan kondisi paritas Purchasing Power Parity (PPP) .
2. Perbedaan Tingkat Bunga
Tingkat Bunga ada 2 yaitu :
1) Tingkat Bunga Nominal
Yaitu tingkat bunga yang bisa diobservasi. Misalnya jika ada informasi tingkat
bunga deposito sebesar 14% perrtahun maka itu merupakan tingkat bunga
nominal. Negara yang tingkat bunga nominalnya tinggi maka mata uangnya
cendrung mengalami depresiasi. Hal ini dijelaskan melalui persamaan kondisi
paritas international fisher effect

2) Tingkat Bunga Riil


yaitu tingkat bunga yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Tingkat
bunga riil berpengaruh positif terhadap nilai mata uang. Negara yang
mempunyai tingkat bunga riil biasanya mata uang negara tersebut akan
cendrung menguat karena uang akan mengalir ke negara dengan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi.
3. Independesi Bank Sentral
Independensi adalah kemampuan bertahan dari tekanan (biasanya) pemerintah
yang sedang berkuasa. Misalnya untuk mengatasi masalah pengangguran. Secara
pintas adalah dengan menambah jumlah uang yang beredar sehingga akan
menimbulkan inflasi. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari pada pertumbuhan
ekonomi maka pertumbuhan ekonomi riil negara tersebut akan negatif . Negara
yang mempunyai bank Sentral yang independen akan bertahan terhadap tekanan
dan bisa mengendalikan inflasi sehingga mata uang negara tersebut cendrung
menguat. Sebaliknya, negara yang mempunyai bank sentral yang kurang
independen akan mudah ditekan dan mendorong terjadi inflasi sehingga
menurunkan mata uang negara tersebut.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya di negara yang memiliki
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sehingga menyebabkan naiknya
permintaan terhadap mata uang negara tersebut. Dengan tingginya permintaan
terhadap mata uang itu maka nilai dari mata uang tersebut akan meningkat.
5. Ekspektasi
Mata uang bisa dilihat sebagai sekuritas sehingga bisa digunakan sebagai alat
investasi. Pengaharapan masa mendatang cukup menentukan nilai suatu sekuritas.
Jika pengharapan terhadap suatu mata uang positif, maka mata uang negara
tersebut akan menguat dan begitu sebaliknya.

Faktor

Pengaruh terhadap kurs

Inflasi tinggi

Depresiasi

Tingkat bunga nominal tinggi

Depresiasi

Tingkat bunga riil tinggi

Apresiasi

Pertumbuhan ekonomi tinggi

Apresiasi

Independensi bank sentral tinggi

Apresiasi

Ekspektasi positif (negatif)

Apresiasi (Depresiasi)

Ada 3 eksposur yang dihadapi oleh perusahaan yang berhubungan dengan


perubahan kurs yaitu :
1.

Eksposur transaksi
yaitu eksposur yang terjadi karena perusahaan memasuki kontrak tertentu
yang kemudian memunculkan sejumlah nilai uang yang rentan terhadap
perubahan kurs.

2.

Eksposur akuntansi
Eksposur akuntansi terjadi karena laporan keuangan dengan mata uang
tertentu kemudian dikonversikan kelaporan keuangan dengan mata uang
lain, rentan terhadap perubahan kurs. Dengan adanya perubahan kurs, maka
proses konversi tersebut bisa menghasilkan keuntungan ataupun kerugian

3.

Eksposur operasi
yaitu operasi perusahaan yang rentan terhadap perubahan kurs.
Eksposur ekonomi = eksposur operasi + eksposur transaksi

Hutang Valuta Asing


Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain
yang setara degan mata uang tersebut pada suatu waktu. Kurs yang digunakan dalam
akuntansi untuk transaksi luar negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
a.
Kurs spot (spot Rate) yaitu kurs tunai yang berlaku pada saat transaksi.
b.
Kurs sekarang (current Rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat
dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal
transaksi.
c.
Kurs Historis adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya
transaksi.
d.
Kurs penutup (closing Rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.
Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis
merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata uang asing
adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan

dalam mata uang asing pada tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang
mengacu pada tanggal kejadian atau trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs sekarang
maupun kurs historis dapat merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada
mata uang tertentu yang dilibatkan.
1. Kurs mengambang, tetap dan berganda
Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi
oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain
dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang
ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi perubahan dipasar dunia.
Kurs berganda terjadi jika pemerintah untuk tujuan tertentu menetapkan kurs
yang berbeda untuk transaksi yang berbeda.
2. Perhitungan kurs
Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat
pertukaran serta unit pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan
dalam dua cara:
a.
Perhitungan langsung yaitu menbandingkan mata uang domestic dengan mata
uang asing ( dinyatakan dalam rupiah).
b.
Perhitungan tidak langsung yaitu membandingkan mata uang asing dengan
mata uang domestic (dinyatakan dalam mata uang asing).
TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara merupakan transaksi lokal yang dinilai dan
dicatat dalam mata uang Negara tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang
terjadi antar luar Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi
mata uang asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang
selain dari mata uang fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak
otomatis merupakan transaksi mata uang asing.
1. Ketentuan dalam PSAK
Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi
mata uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri untuk
trasaksi mata uang asing selain kontrak berjangka, maka:
a.
Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan,
pengeluaran , keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut
harus dinilai dan dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang
melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal
tersebut.
b.
Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata
uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan
untuk mencerminkan kurs sekarang.
c.
pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam
mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat

d.
e.

2.

3.

4.

kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs
tengah Bank Indonesia.
Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal
neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut
ditentukan.

Penjabaran pada Kurs Spot


Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi tersebut
adalah bahwa transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik pada kurs
spot yang terjadi pada tanggal tersebut. Unit pengukuran berubah dari mata
uang asing ke mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:keuntungan dan
kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode
dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi
berada dalam suatu priode transaksi yang sama maka sluruh selisih kurs diakui
pada priode kurs. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi
berada dalam beberapa priode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk
setiap periode dengan memperhitungkan kurs untuk masing-masing priode.
Kerugian akibat pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika tagihan dalam
mata uang asing dan kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran bukan
pada pencatatan transaksi pertama.
Pembelian yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing (perusahaan Indonesia)
a.
Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.
b.
Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah transaksi tersebut merupakan
keuntungan/ kerugian .
c.
Pada saat dilakukan pembayaran dicatat dengan kurs spot yang berlaku.
Penjualan yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing
a.
Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.
b.
Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah merupakan keuntungan
/kerugian dari pertukaran.
c.
Pada saat pelunasan selisih dari kurs yang berlaku dengan kurs tutup buku
diakui sebagai keuntungan /kerugian pertukaran.
d.
Dikonversikan menjadi mata uang fungsional entitas.

Anda mungkin juga menyukai