Menurut Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah perbandingan
antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Misal kurs rupiah
terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa rupiah yang diperlukan untuk
ditukarkan dengan satu dollar Amerika. Menurut Triyono (2008), kurs (exchange
rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan
perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Heru (2008)
menyatakan bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan
penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US.
Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat
terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau
karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran
internasional.
Menurut Salvatore penentuan nilai tukar atau kurs yang diterjemahkan oleh Drs.Haris
Munandar, ada dua pendekatan yang digunakan dalam penentuan nilai tukar mata
uang asing yaitu :
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan berdasarkan pada arus perdagangan dan paritas daya beli yang
kedudukannya sangat penting untuk menjelaskan pergerakan kurs jangka
panjang.
2. Pendekatan
Keuangan
Pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada pasar modal dan arus
permodalan internasional dan berusaha menjelaskan gejolak kurs jangka pendek
yang kecenderungannya mengalami lonjakan-lonjakan tak terduga.
Sementara semua kontrak mata uang tersebut diselesaikan secara tunai dalam rupee,
Securities and Exchange Board of India (SEBI), awal tahun ini, memberikan lampu
hijau untuk memulai kontrak mata uang juga pada euro-dolar, pound-dolar, dan dolar-
yen.
Istilah 'Derivatif' menunjukkan bahwa ia memperoleh nilainya dari beberapa hal
mendasar yaitu tidak memiliki nilai independen. Underlying dapat berupa sekuritas,
indeks pasar saham, komoditas, emas, mata uang atau apa pun. Dari sudut pandang
pasar Derivatif Mata Uang, yang mendasarinya adalah nilai tukar mata uang.
Sederhananya contoh Derivatif adalah dadih yang berasal dari Susu. Derivatif adalah
produk unik, yang membantu dalam lindung nilai portofolio terhadap risiko di masa
depan. Pada saat yang sama, derivatif digunakan secara konstruktif untuk arbitrase
dan spekulasi juga.
Derivatif mata uang adalah kontrak antara penjual dan pembeli, yang nilainya
diturunkan dari aset dasar, nilai mata uang. Derivatif berdasarkan nilai tukar mata
uang adalah perjanjian bahwa dua mata uang dapat ditukar di masa mendatang dengan
nilai tukar yang ditentukan.
1. Perbedaan Tingkat Inflasi Antara Dua Negara Suatu negara dengan tingkat inflasi
konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang
inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih
besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi
rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada
menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih
tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
2. Perbedaan Tingkat Suku Bunga Antara Dua Negara Suku bunga, inflasi, dan nilai
tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral
suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang
lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat.
Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar.
Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral
menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku
bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
4. Hutang Publik (Public Debt) Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan
juga untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan.
Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt yang tinggi akan
menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond
pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar
menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya
turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata
uang negara tersebut.
5. Ratio Harga Ekspor Dan Harga Impor Jika harga ekspor meningkat lebih cepat
dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat.
Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan
mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik
lebih cepat dari harga ekspor.
6. Kestabilan Politik Dan Ekonomi Para investor tentu akan mencari negara dengan
kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi
politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi.
Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.
Exposure ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas
di masa depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh
pergerakan nilai tukar dengan cara – cara yang tidak langsung berkaitan dengan
transaksi – transaksi valuta asing. Jadi perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada
hedging hutang atau piutang valas mereka, tetapi juga harus berusaha menentukan
bagaimana arus kas mereka secara keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan
nilai tukar di masa depan.
Untuk menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan beban
operasi ke dalam beban operasi tetap dan beban operasi variable. Nilai dari beban
operasi tetap dapat ditentukan sesuai dengan sejarah laporan perusahaan, sedangkan
beban operasi variable di tentukan oleh tingkat penjualan perusahaan.
Perusahaan dapat tidak sepenuhnya terhindar dari exposure ekonomi, dalam contoh
kejadian seperti berikut :
2. Apabila perusahaan memulangkan laba yang didapat dari Negara yang tidak
sensitive terhadap nilai tukar, maka laba yang diperoleh akan lebih sedikit.
1. Proyeksi laba tidak akurat. Jika ternyata laba aktualnya jauh lebih tinggi,
kerugian translasi akan melampaui keuntungan yang dihasilkan dari strategi kontrak
forward.