Anda di halaman 1dari 5

4.

Exchange Rate Determination ( Penentuan Nilai Tukar )

Menurut Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah perbandingan
antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Misal kurs rupiah
terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa rupiah yang diperlukan untuk
ditukarkan dengan satu dollar Amerika. Menurut Triyono (2008), kurs (exchange
rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan
perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Heru (2008)
menyatakan bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan
penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US.
Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat
terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau
karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran
internasional.

Menurut Salvatore penentuan nilai tukar atau kurs yang diterjemahkan oleh Drs.Haris
Munandar, ada dua pendekatan yang digunakan dalam penentuan nilai tukar mata
uang asing  yaitu :
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan berdasarkan pada arus perdagangan dan paritas daya beli yang
kedudukannya sangat penting untuk menjelaskan pergerakan kurs jangka
panjang.

2. Pendekatan
Keuangan
Pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada pasar modal dan arus
permodalan internasional dan berusaha menjelaskan gejolak kurs jangka pendek
yang kecenderungannya mengalami lonjakan-lonjakan tak terduga.

5. Currency Derivatives ( Turunan Mata Uang )


Derivatif mata uang adalah kontrak berjangka berbasis opsi dan opsi yang
memungkinkan seseorang melakukan lindung nilai terhadap pergerakan mata uang.
Sederhananya, seseorang dapat menggunakan kontrak mata uang di masa depan untuk
menukar satu mata uang dengan mata uang lainnya di masa mendatang dengan harga
yang ditentukan pada hari pembelian kontrak. Di India, seseorang dapat menggunakan
kontrak derivatif tersebut untuk melakukan lindung nilai terhadap mata uang seperti
dolar, euro, pound, dan yen. Perusahaan, terutama yang memiliki eksposur signifikan
terhadap impor atau ekspor, menggunakan kontrak ini untuk melakukan lindung nilai
terhadap eksposur mereka terhadap mata uang tertentu.

Sementara semua kontrak mata uang tersebut diselesaikan secara tunai dalam rupee,
Securities and Exchange Board of India (SEBI), awal tahun ini, memberikan lampu
hijau untuk memulai kontrak mata uang juga pada euro-dolar, pound-dolar, dan dolar-
yen.
Istilah 'Derivatif' menunjukkan bahwa ia memperoleh nilainya dari beberapa hal
mendasar yaitu tidak memiliki nilai independen. Underlying dapat berupa sekuritas,
indeks pasar saham, komoditas, emas, mata uang atau apa pun. Dari sudut pandang
pasar Derivatif Mata Uang, yang mendasarinya adalah nilai tukar mata uang.
Sederhananya contoh Derivatif adalah dadih yang berasal dari Susu. Derivatif adalah
produk unik, yang membantu dalam lindung nilai portofolio terhadap risiko di masa
depan. Pada saat yang sama, derivatif digunakan secara konstruktif untuk arbitrase
dan spekulasi juga.

Derivatif mata uang adalah kontrak antara penjual dan pembeli, yang nilainya
diturunkan dari aset dasar, nilai mata uang. Derivatif berdasarkan nilai tukar mata
uang adalah perjanjian bahwa dua mata uang dapat ditukar di masa mendatang dengan
nilai tukar yang ditentukan.

6. Gevorment Influence on Exchange Rates ( Pengaruh Besar Pada Nilai Tukar )


Nilai tukar yang menguat akan menyebabkan nilai ekspor negara tersebut lebih mahal,
dan impor dari negara lain lebih murah, dan sebaliknya. Berikut adalah 6 faktor yang
bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antara dua negara:

1. Perbedaan Tingkat Inflasi Antara Dua Negara Suatu negara dengan tingkat inflasi
konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang
inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih
besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi
rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada
menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih
tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.

2. Perbedaan Tingkat Suku Bunga Antara Dua Negara Suku bunga, inflasi, dan nilai
tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral
suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang
lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat.
Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar.
Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral
menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku
bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

3. Neraca Perdagangan Neraca perdagangan antara dua negara berisi semua


pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara
disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara partner
dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner
dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara
partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap
negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar
mata uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.

4. Hutang Publik (Public Debt) Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan
juga untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan.
Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt yang tinggi akan
menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond
pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar
menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya
turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata
uang negara tersebut.

5. Ratio Harga Ekspor Dan Harga Impor Jika harga ekspor meningkat lebih cepat
dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat.
Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan
mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik
lebih cepat dari harga ekspor.

6. Kestabilan Politik Dan Ekonomi Para investor tentu akan mencari negara dengan
kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi
politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi.
Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.

12. Managing Economic Exposure And Translation exposure


Mengelola exposure ekonomi

Exposure ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas
di masa depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh
pergerakan nilai tukar dengan cara – cara yang tidak langsung berkaitan dengan
transaksi – transaksi valuta asing. Jadi perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada
hedging hutang atau piutang valas mereka, tetapi juga harus berusaha menentukan
bagaimana arus kas mereka secara keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan
nilai tukar di masa depan.

 Untuk menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan beban
operasi ke dalam beban operasi tetap dan beban operasi variable. Nilai dari beban
operasi tetap dapat ditentukan sesuai dengan sejarah laporan perusahaan, sedangkan
beban operasi variable di tentukan oleh tingkat penjualan perusahaan.

 Restrukturisasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penjualan pada Negara


yang sensitive terhadap pergerakan nilai tukar, mengurangi ketergantungan
pemasokan bahan baku dari Negara yang sensitive terhadap nilai tukar, menambah
pinjaman yang berasal dari Negara yang tidak sensitive terhadap pergerakan nilai
tukar dan mengurangi pinjaman yang berasal dari Negara yang sensitive terhadap
pergerakan nilai tukar, strategi ini diperkirakan akan mengurangi ketergantugan dari
pemasok – pemasok yang berasal dari Negara yang sensitive terhadap pergerakan
nilai tukar.

 Perusahaan dapat tidak sepenuhnya terhindar dari  exposure ekonomi, dalam contoh
kejadian seperti berikut :

1.      Saat perusahaan mengambil bahan baku dari Negara lain yang kursnya berada di


bawah Negara asal, sehingga perusahaan dapat membeli bahan baku dengan harga
yang lebih murah

2.      Apabila perusahaan memulangkan laba yang didapat dari Negara yang tidak
sensitive terhadap nilai tukar, maka laba yang diperoleh akan lebih sedikit.

Mengelola Exposure Translasi

 Exposure translasi muncul pada saat sebuah perusahaan multinasional


mentranslasikan data – data keuangan dari tiap anak perusahaan ke dalam valuta
Negara asal bagi tujuan konsolidasi.  Sejumlah perusahaan multinasional berupaya
menghindari exposure translasi dengan mencocokkan kewajiban luar negeri dengan
aktiva – aktiva luar negeri.Jumlah laba yang dihasilkan kontrak forward secara pasti
akan tergantung pada kurs spot Negara yang sensitive terhadap nilai tukar pada akhir
tahun. Jika kurs Negara yang sensitive terhadap nilai tukar mengalami apresiasi
sepanjang tahun fiscal, kerugian translasi akan ditutupi oleh keuntungan yang
diperoleh dari kontrak forward.

Keterbatasan – keterbatasan dari hedging exposure translasi

1.      Proyeksi laba tidak akurat. Jika ternyata laba aktualnya jauh lebih tinggi,
kerugian translasi akan melampaui keuntungan yang dihasilkan dari strategi kontrak
forward.

2.      Ketidaktersediaan kontrak forward untuk sejumlah valuta. Perusahaan


multinasional yang memiliki anak perusahaan di Negara – Negara kecil mungkin
tidak bisa mendapatkan kontrak forward untuk valuta dari Negara tersebut.

3.      Distorsi Akuntansi. Keuntungan atau kerugian dari kontrak forward


mencerminkan perbedaan antara kontrak forward dengan kurs spot di masa depan,
sementara keuntungan atau kerugian translasi mencerminkan kurs rata –rata
sepanjang periode yang bersangkutan. Selain itu translasi tidak bersifat ttax
deductible, sedangkan keuntungan dari kontrak forward yang digunakan untuk meng-
hedge exposure translasi terkena pajak.

4.      Meningkatknya Exposure Transaksi. Keuntungan translasi Cuma merupakan


keuntungan semu; yaitu nilai dolar dari laba valas yang disakian dalam laporan
keuangan menjadi lebih tinggi karena valas tersebut telah mengalami apresiasi. Tetapi
perusahaan tidak menerima laba tambahan ini jika anak perusahaan tidak
memulangkan laba tersebut ke perusahaan induk. Dengan demikian arus kas pada
perusahaan induk tidak akan berubah. Sebaliknya, kerugian yang ditimbulkan oleh
strategi hedging adalah kerugian riil. Yaitu, arus kas perusahaan induk akan
berkurang akibat kerugian ini.Hal ini berarti perusahaan MNC mungkin berhasil
mengurangi exposure translasi, tetapi di sisi lain juga meningkatkan exposure
transaksi.

Anda mungkin juga menyukai