Anda di halaman 1dari 4

MENGHADAPI FLUKTUASI VALUTA ASING

Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan juga diterima
sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Valuta asing yang banyak dipakai
biasanya merupakan mata uang suatu negara yang memiliki peranan ataupun kendali yang cukup
besar dalam sistem perekonomian di seluruh dunia. Di seluruh dunia sendiri, valuta asing yang
paling banyak digunakan adalah Dollar. Valuta asing merupakan bagian dari devisa suatu negara.
Devisa sendiri merupakan setiap kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara yang berada di luar
negeri yang wujudnya dapat berupa barang, jasa, atau bahkan mata uang yang digunakan sebagai
alat transaksi perdagangan lintas negara. Devisa suatu negara yang berbentuk mata uang ini lah
yang sering disebut dengan istilah valuta asing.
Fungsi valuta asing adalah sebagai alat pembayaran dalam perdagangan interasional.
Namun juka dirinci lebih mendalam makan valuta asing setidaknya memiliki 4 fungsi, yaitu :
1. Alat tukar internasional
Dalam perdagangan internasional beberapa negara hanya melakukan transaksi
dengan mata uang tertentu yang paling sering digunakan misalnya US dollar, Euro
dan Yen. Sehingga negara lain harus menukarkan mata uangnya kedalam mata uang
yang telah disepakati.
2. Alat pengendali kurs
Kurs mata uang suatu negara sering kali mengalami pergolakan. Dengan
pengelolaan tingkat penggunaan sesuatu valuta asing asing tertentu, sebuah negara
dapat mengendalikan nilai tukar mata uang mereka dengan lebih mudah.
3. Alat pembayaran internasional
Apabila pemerintah memiliki utang dari negara lain, maka guna melakukan
pembayaran cicilan utang serta bunganya harus dilakukan dengan menggunakan
valuta asing. Oleh sebab itu, valuta asing dapat digunakan sebagai alat untuk
pembayaran dengan negara lain
4. Alat memperlancar perdagangan internasional
Valas atau valuta asing dapat memperlancar dan mempermudah bagi suatu negara
untuk melakukan perdagangan dengan negara lain. Oleh sebab itu, salah satu fungsi
valuta asing adalah sebagai alat tukar atau untuk mempermudah perdagangan
internasional. Apabila tidak ada valuta asing maka perdagangan internasional dapat
terganggu, karena perdagangan tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara barter
atau tukar-menukar barang.
Fluktuasi nilai mata uang adalah naik-turunnya harga suatu mata uang dibanding mata
uang lainnya. Perubahan harga tersebut disebabkan oleh permintaan dan penawaran di pasar
untuk mata uang tersebut dibanding mata uang lainnya. Jika Anda mendengar berita mengenai
nilai mata uang Rupiah yang berfluktuasi terhadap Dolar AS, maka itu berarti harga sedang
bergerak, bisa naik ataupun turun, akibat terjadinya transaksi yang melibatkan kedua mata uang
tersebut. Hal inilah yang membentuk kurs, yang dapat pula diartikan sebagai sebuah level harga
atau nilai tukar suatu mata uang ketika dibandingan dengan mata uang lain. Saat ini, nilai tukar
mata uang memegang peranan penting, karena aktivitas ekonomi pasar bebas melibatkan
transaksi dari sebagian besar negara-negara di dunia. Bagi perusahaan investasi dan investor
mancanegara, nilai tukar mata uang akan berdampak pada portofolio yang mereka miliki.
Nilai mata uang suatu negara bisa berfluktuasi karena dipengaruhi oleh naik turunnya
permintaan dan penawaran (Demand and Supply) terhadap mata uang. Mata uang akan
cenderung naik jika permintaan melebihi penawaran, sedangkan ketika jumlah penawaran lebih
banyak dari permintaan, maka nilai mata uang akan cenderung turun. beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang antara lain:
1. Kebijakan pemerintah.
2. Kondisi ekonomi negara.
3. Faktor tak terduga, misalnya: bencana alam atau kerusuhan yang bisa segera
mempengaruhi kondisi politik, perekonomian, dan lain-lain.
Kondisi ekonomi negara mencakup berbagai komponen, mulai dari pertumbuhan PDB,
inflasi, belanja masyarakat, hingga ketenagakerjaan. Masing-masing aspek berkontribusi
terhadap Outlook ekonomi, yang pada akhirnya mempengaruhi sentimen pasar dalam dinamika
permintaan dan penawaran terhadap suatu mata uang. Sebagai contoh, semakin tinggi tingkat
pengangguran suatu negara, semakin sedikit masyarakat yang bisa membelanjakan uangnya.
Dengan kata lain, daya beli masyarakat menjadi rendah, sehingga akan membuat pertumbuhan
ekonomi menjadi lesu. Indikasi pertumbuhan yang demikian akan membuat daya tarik mata uang
melemah, dan menurunkan tingkat permintaan terhadap mata uang negara terkait.
Peran Bank Sentral dalam terjadinya Fluktuasi Nilai Mata Uang

Keadaan ekonomi suatu negara yang sehat adalah jika fluktuasi nilai mata uang mereka
seimbang, dalam artian tidak terus-menerus menguat ataupun terus melemah. Aktivitas ekspor
impor sangat bergantung kepada nilai tukar. Tidak ada satu negara pun yang dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri. Karena itulah, mereka melakukan transaksi dengan negara lain
menggunakan nilai tukar mata uang yang sedang berlaku. Dalam jangka pendek, efek negatif
perubahan nilai tukar yang tidak menguntungkan hanya akan dirasakan oleh pengusaha besar.
Namun jika dibiarkan, bisa menjadi bom waktu bagi seluruh lapisan masyarakat di negara
tersebut. Karena itu, bank sentral akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan tertentu untuk
mengontrol fluktuasi nilai mata uang yang tak terkendali. Di Indonesia, bank sentralnya adalah
Bank Indonesia. Permasalahan yang sering dihadapi oleh Bank Indonesia adalah sulitnya
melakukan penyesuaian pasokan uang untuk kebutuhan yang berkaitan dengan transaksi
bisnis. Dalam mengatasi permintaan uang dengan tujuan spekulatif, bank sentral akan melakukan
penyesuaian tingkat suku bunga agar seorang investor dapat membeli kembali mata uangnya bila
suku bunga sudah semakin tinggi. Mengenai penyesuaian suku bunga, ada yang berpendapat
bahwa kasus seperti itu adalah aksi spekulator dalam melemahkan pertumbuhan ekonomi riil,
khususnya karena para spekulator besar dapat menciptakan tekanan pada mata uang. Ketika ini
terjadi, spekulan mata uang dapat membeli kembali dengan harga yang lebih rendah, menutup
posisi mereka, dan dengan demikian dapat mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Contoh
paling fenomenal tentu saja aksi dari George Soros yang membuat Bank of England
kelimpungan.

Cara perusahaan meminimalisir keruguian akibat nilai tukar yang melemah

Perdagangan internasional sering kali menuntut perusahaan yang ada di Indonesia melakukan
pembayaran dengan menggunakan mata uang asing sesuai dengan kesepakatan. Namun dalam
beberapa kasus penggunaan mata uang asing malah memberikan kerugian kepada perusahaan
karena melemahnya nilai rupiah sehingga perusahaan harus mengantisipasi agar saat
melemahnya nilai rupiah perusahaan tidak mengalami kerugian. Berikut adalah beberapa cara
untuk meminimalisir kerugian akibat nilai tukar yang melemah :
Pertama untuk mengurangi potensi kerugian akibat fluktuasi kurs mata uang adalah
meminimalkan transaksi hutang piutang yang menggunakan kurs berbeda. Contohnya, jika anda
membeli persediaan barang dengan menggunakan mata uang USD, maka seharusnya anda
menjualnya dengan mata uang USD juga. Semakin banyak anda bertransaksi dengan
menggunakan mata uang berbeda, maka semakin besar potensi kerugiannya. Pada contoh kasus
di atas, pihak suplier harusnya menawarkan jasa pengadaan barang dengan menggunakan kurs
USD juga.
Kedua adalah membuat cadangan kas. Berkaca pada contoh di atas, cara ini dapat
dilakukan langsung setelah supplier menandatangani perjanjian pembelian barang dari produsen
Finlandia. Supplier langsung mencadangkan kasnya sebesar USD 1 juta yang nantinya akan
dikeluarkan pada saat proses on board berlangsung. Hal ini dapat mengurangi potensi kerugian
beban kurs. Jika suplier tersebut tidak memiliki kas yang cukup setara USD 1 juta, maka ia dapat
membeli dari bank. Cara lain jika tidak mempunyai kas yang cukup untuk membeli dolar dari
bank adalah meminjam dengan jangka waktu pendek dan bunga yang rendah.
Ketiga adalah dengan melakukan Hedging (pemindahan resiko). Hedging adalah usaha
memindahkan potensi resiko kepada pihak ketiga. Pihak ketiga ini biasanya adalah bank. Proses
hedging jika mengacu pada contoh kasus di atas sebenarnya tidak berbeda jauh dengan tips
kedua di atas yaitu membeli dollar dari bank namun dengan cara memesan. Untuk sederhananya
dijelaskan dengan contoh berikut. Perusahaan suplier pada contoh kasus di atas bermaksud
membeli dolar dari bank. Namun karena persediaan dolar di bank juga tidak mencukupi,
akhirnya perusahaan suplier tersebut memesan pembelian dolar (bukan membeli dolar) kepada
bank dengan harga spot kontrak hedging kurs pada angka Rp 12.000,-. Sehingga ketika bank
sudah memiliki persediaan USD 1 juta, maka bank nantinya akan menjual dolar tersebut kepada
perusahaan suplier dengan nilai kurs Rp 12.000,-. Dengan demikian, perusahaan suplier
mengurangi potensi kerugiannya.

Anda mungkin juga menyukai