Anda di halaman 1dari 34

Peran Pemerintah Atas Nilai Tukar &

Arbitrasi Nasional Dan Paritas Suku


Bunga
Peran Pemerintah Atas Nilai Tukar
Pengaruh Pemerintah Atas Nilai Tukar

Sistem Nilai Tukar

Sistem nilai tukar dapat diklasifikasikan menurut seberapa jauh nilai tukar dikendalikan oleh pemerintah. Sistem nilai tukar biasanya
masuk ke dalam salah satu kategori berikut:

 Tetap (Fixed)
 Mengambang Bebas (Freely Floating)
 Mengambang Terkendali (Managed Float)
 Terpatok (Pegged)

Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed)

Dalam system nilai tukar tetap (fixed exchange rate system), nilai tukar dibuat konstan atau hanya dibiarkan berfluktuasi dalam batas-
batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar terlalu tajam, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mempertahankannya dalam batas-
batas yang dimaksud.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (freely floating)

Dalam system nialai tukar mengambang bebas (freely floating exchange rate system), nilai tukar
valuta akan ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Nilai tukar
mengambang bebas pada dasarnya secara terus-menerus menyesuaikan dalam menanggapi
permintaan dan kondisi pasokan untuk mata uang itu. Dalam system ini, perusahaan-perusahaan
multinasional perlu mencurahkan sumber daya yang substansial untuk mengukur dan mengelola
risiko valuta asing.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali

Sistem nilai tukar sejumlah valuta yang ada sekarang berada di antara sistem nilai tukar tetap dan
sistem nilai tukar mengambang bebas. Sistem tersebut menyerupai sistem mengambang bebas
karena nilai tukar dibiarkan berfluktuasi setiap hari dan tidak ada batasan resmi. Tetapi,
menyerupai sistem nilai tukar tetap dalam hal pemerintah dapat dan kadang-kadang melakukan
intervensi untuk mencegah valuta mereka berfluktuasi terlalu tajam ke satu arah. Tipe sistem ini
dikenal dengan sistem mengambang bebas terkendali (managing float), atau mengambang “kotor”
(bedakan dengan mengambang “bersih” dimana nilai tukar mengambang bebas tanpa intervensi
pemerintah).
Sistem Nilai Tukar Terpatok

Sejumlah Negara menggunakan sistem nilai tukar terpatok (pegged exchange rate), dimana valuta
mereka dipatokkan (dikaitkan) ke valuta lain, atau ke unit perhitungan. Walaupun nilai valuta lokal
tetap dalam hubungannya dengan valuta asing (atau unit perhitungan) yang menjadi patokan,
valuta tersebut bergerak mengikuti valuta tersebut relative terhadap valuta-valuta lain. Salah satu
sistem nilai tukar patok yang paling terkenal adalah sistem yang dibentuk oleh Masyarakat
Ekonomi Eropa (EEC) pada bulan April 1972. Valuta dari Negara-negara anggota EEC dipatok
satu sama lain dan dibiarkan berfluktuasi dalam batas-batas tertentu. Sistem seperti ini kemudian
dikenal dengan nama sistem ular (snake). Tetapi, tekanan pasar kemudian membuat sejumlah
valuta bergerak keluar dari batas-batas yang telah ditentukan. Konsekuensinya, sejumlah anggota
menarik diri dari sistem “ular” tersebut; karena sulit mempertahankan, dan sejumlah valuta harus
dipatok ulang.
Klasifikasi Sistem Nilai Tukar

Gambar 6.1 mengklasifikasikan sistem nilai tukar yang digunakan oleh


berbagai negara. Beberapa negara kecil mematok nilai valuta mereka ke Dolar
AS.

Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, nilai peso Meksiko


dikendalikan oleh pemerintah, tetapi dibiarkan mengambang dalam
hubungannnya dengan pariwisata. Kurs mengambang dipengaruhi oleh
intervensi pemerintah. Pada bulan November 1987, bank sentral Meksiko
menghentikan dukungannya terhadap peso, dan nilai peso menurun sekitar
25% terhadap dolar AS dalam satu hari. Begitu fluktuatifnya peso sehingga
sejumlah bank menolak untuk menerima peso untuk ditukarkan dengan dolar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Meksiko berhasil mengurangi laju inflasi, dan
telah mampu menstabilkan nilai peso.
INTERVENSI PEMERINTAH

Tiap negara memiliki suatu badan pemerintah yang bisa melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk
mengendalikan nilai valuta. Di AS, misalnya, bank sentralnya adalah Federal Reserve System (Fed). Bank sentral memiliki
banyak tugas lain selain melakukan intervensi dalam pasar valas, misalnya mengendalikan pertumbuhan uang beredar dalam
rangka mempengaruhi kondisi ekonomi ke arah yang diinginkan.
Alasan-Alasan Intervensi

Sejauh mana valuta lokal dikendalikan atau “dikelola” bervariasi antarbank sentral. Tiga alasan utama bagi bank sentral
untuk mengelola nilai tukar adalah:

2. Mengurangi fluktuasi nilai tukar.


3. Membentuk batas-batas implisit bagi nilai tukar.
4. Bereaksi terhadap gangguan-gangguan temporer.

Jika sebuah bank sentral khawatir bahwa perekonomiannya akan terganggu oleh fluktuasi nilai valutanya yang tak
menentu, bank tersebut mungkin ingin mengurangi fluktuasi. Tindakan bank sentral bisa membuat siklus bisnis lebih stabil.
Bank sentral juga bisa meningkatkan perdagangan internasional dengan mengurangi ketidakpastian nilai tukar. Selain itu,
pengurangan fluktuasi nilai valuta juga dapat mengurangi ketakutan dalam pasar keuangan dan aktivitas spekulatif yang bisa
menyebabkan penurunan nilai valuta secara tajam.
Intervensi Langsung

Metode intervensi langsung


yang dipakai oleh Fed untuk
membuat dolar mengalami depresiasi
adalah dengan menukar cadangan
dolar yang dimilikinya dengan valuta-
valuta lain dalam pasar valas. Apa
yang dinamakan “flooding the market
with dollars’ ini menimbulkan
penurunan atas nilai dolar. Jika Fed
ingin memperkuat dolar nilai dolar,
Fed bisa menjual valuta asing yang
dimilikinya dan membeli dolar dalam
pasar valas, sehingga menghasilkan
tekanan kenaikan atas nilai dolar.
Intervensi Tidak Langsung

Fed dapat mempengaruhi nilai dolar secara tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor yang menentukan nilai
dolar itu sendiri. Sebagai contoh, Fed bisa berupaya untuk menurunkan nilai bunga dengan menaikkan uang beredar di AS
(berlandaskan asumsi bahwa ekspektasi inflasi tidak dipengaruhi). Suku bunga AS yang lebih rendah akan mengurangi
keinginan investor untuk berinvestasi dalam sekuritas-sekuritas AS, shingga memberikan tekanan penurunan atas nilai dolar
AS. Untuk menaikkan nilai doalr, Fed bisa berupaya menaikkan nilai suku bunga dengan mengurangi uang beredar. Fed
selama ini sering melakukan strategi ini bersama-sama dengan intervensi langsung dalam pasar valas.

Sebagai contoh bagaimana pasar valas bereaksi terhadap intervensi tidak langsung dari pemerintah federal, nilai dolar
menurun secaara substansial pada tanggal 2 Juni 1987 ketika diumumkan bahwa Paul Vocker mengundurkan diri dari
gubernur Fed. Vocker terkenal karena upaya-upayanya dalam menghentikan inflasi. Para pelaku pasar memperkirakan bahwa
inflasi di AS akan naik dan kemungkinan akan menurunkan nilai dolar menyusul pengunduran diri Vocker. Ekspektasi ini
memicu penjualan dolar secara besar-besaran dalam pasar valas dan nilai dolar langsung jatuh.
Zona target nilai tukar

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ekonom telah mengecam sistem niali tukaar yang ada sekarang karena tingginya
fluktuasi nilai tukar valuta-valuta penting dunia. Sejumlah ekonom telah menyarankan pemakaian zona target. Dalam hal ini
dibentuk kurs pusat (central rate) uang memiliki batas-batas tertentu (dengan struktur yang sama dengan EMS). Sebagai
contoh, nilai tukar mark-dolar bisa saja memiliki kurs pusat $0.50 dengan lebar band +6% dari kurs pusat tersebut, sehingga
menghasilkan batas atas sebesar $0.53 dan batas bawah sebesar $0.47. zona target semacam itu serupa dengan band yang
digunakan dalam sistem nilai tukar tetap, tetapi sistem zona target bisa memiliki batas-batas yang lebih luas. Para penganjur
sistem zona target mengemukakan bahwa sistem ini akan menstabilkan pola perdagangan internasional dengan mengurangi
gejolak nilai tukar.

Ada sejumlah komplikasi dalam pengimplementasian suatu sistem zona target. Pertama, berapa kurs pusat uang harus
dibentuk bagi masing-masing valuta? Kedua, berapa luas zona target yang tepat? Zona taerget yang ideal adalah zona target
yang memmungkinkan nilai tukar untuk menyesuaikan diri dengan faktor-faktor ekonomi tanpa menimbulkan fluktuasi yang
tajam dalam perdagangan internasional dan menciptakan ketakutan dalam pasar keuangan.
Intervensi sebagai suatu perangkat kebijakan

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ekonom telah mengecam sistem niali tukaar yang ada sekarang karena tingginya
fluktuasi nilai tukar valuta-valuta penting dunia. Sejumlah ekonom telah menyarankan pemakaian zona target. Dalam hal ini
dibentuk kurs pusat (central rate) uang memiliki batas-batas tertentu (dengan struktur yang sama dengan EMS). Sebagai
contoh, nilai tukar mark-dolar bisa saja memiliki kurs pusat $0.50 dengan lebar band +6% dari kurs pusat tersebut, sehingga
menghasilkan batas atas sebesar $0.53 dan batas bawah sebesar $0.47. zona target semacam itu serupa dengan band yang
digunakan dalam sistem nilai tukar tetap, tetapi sistem zona target bisa memiliki batas-batas yang lebih luas. Para penganjur
sistem zona target mengemukakan bahwa sistem ini akan menstabilkan pola perdagangan internasional dengan mengurangi
gejolak nilai tukar.

Ada sejumlah komplikasi dalam pengimplementasian suatu sistem zona target. Pertama, berapa kurs pusat uang harus
dibentuk bagi masing-masing valuta? Kedua, berapa luas zona target yang tepat? Zona taerget yang ideal adalah zona target
yang memmungkinkan nilai tukar untuk menyesuaikan diri dengan faktor-faktor ekonomi tanpa menimbulkan fluktuasi yang
tajam dalam perdagangan internasional dan menciptakan ketakutan dalam pasar keuangan.
Dampak valuta lokal yang lemah atas perekonomian

Valuta lokal yang lemah dapat merangsang permintaan luar negeri atas produk-produk domestik. Dolar yang lemah
misalnya, dpat meningkatkan ekspor dan menciptakan lapangan kerja secara signifikan. Selain itu, dolar yang lemah bisa
mengurangi impor AS.

Walaupun valuta yang lemah bisa mengurangi pengangguran domestik, valuta yang lemah juga bisa mengarah pada inflasi
yang lebih tinggi. Sebagai contoh, pada akhir tahun 1970an, dolar yang lemah membuat impor dari negara asing sangat
mahal. Dolar juga lemah pada awal 1990an, situasi ini mebuat perusahaan seperti Bayer, Volkswagen, dan Volvo terpaksa
keluar dari pasar AS. Dalam kondisi semacam ini, perusahaan domestik AS lebih leluasa menaikkan harga dalam pasar
domestik, karena para pesaing asing sulit untuk bersaing dalam pasar tersebut. Di samping itu, perusahaan AS yang pasar
utamanya adalah pasar ekspor, seperti Goodyear Tire & Rubber. Co, Litton Industries, Merck, dan Maytag.Corp, juga
diuntungkan
Dampak valuta lokal yang kuat atas perekonomian

Valuta lokal yang kuat bisa mendorong para


konsumen dan produsen domestik untuk membeli
produk dari luar negeri. Situasi ini memaka
produsen domestik untuk tidak menaikkan harga.
Jadi laju inflasi secara keseluruhan akan lebih
rendah jika valuta sebuah negara menguat, ceteris
paribus.

Walaupun valuta kuat bisa mengurangi inflasi,


valuta yang kuat juga bisa mnaikkan tingkat
pengangguran karena valuta lokal yang kuat
membuat produk luar negeri lebih menarik. Nilai
valuta yang ideal tergantung pada perspektif
masing-masing negara dan otoritas yang terlibat
dalam pembuatan keputusan-keputusan ini. Valuta
yang lemah atau kuat hanyalah satu faktor yang
mempengaruhi kondisi ekonomi sebuah negara.
ARBITRASI INTERNASIONAL DAN PARITAS
SUKU BUNGA
Arbitrasi Internasional
Arbitrasi dapat didefinisikan secara luas sebagai upaya mengambil untung dari ketidaksesuaian dalam harga-harga aktual. Arbitrasi
adalah suatu tindakan yang dilakukan para pemain Valuta Asing (Arbitrageur), memanfaatkan adanya perbedaan kurs mata uang, dalam
kenyataan tidak ada suatu investasi pun yang dimaksudkan untuk jangka panjang.

Dalam banyak kasus, tidak diperlukan investasi dana dan tidak ada risiko yang terlibat dalam strategi ini. Sebagai ilustrasi, anggaplah
dua toko koin menjual dan membeli koin. Jika Toko A mau menjual suatu koin tertentu dengan harga $120, sementara Toko B mau
membeli koin yang sama dengan harga $130, seseorang dapat melaksanakan arbitrasi dengan membeli koin tersebut dari Toko A
seharga $120 dan menjualnya ke Toko B seharga $130. Harga koin di kedua toko tersebut berbeda mungkin karena adanya perbedaan
dalam kondisi permintaan yang diakibatkan oleh perbedaan lokasi. Jika kedua toko koin tersebut tidak saling mengetahui harga koin
pada toko saingannya, maka terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrasi
.
Tindakan arbitrasi akan menyebabkan perbedaan harga menghilang. Dalam contoh kita arbitrasi akan menyebabkan Toko A menaikkan
harga jualnya (karena naiknya permintaan untuk koin yang dimaksud). Pada saat yang sama, Toko B akan mengurangi harga belinya
setelah menerima kelebihan penawaran koin menyusul terjadinya arbitrasi. Tipe arbitrasi yang dibahas dalam bab ini terutama memiliki
lingkup internasional; berlaku bagi pasar valas dan pasar internasional dan memiliki 3 bentuk umum:
Locational Arbitrage

Locational arbitrage adalah proses pembelian mata uang di lokasi tertentu dimana harganya murah dan dengan
segera menjual mata uang tersebut pada lokasi lain dengan harga yang lebih tinggi. Keuntungan locational arbitrage
tergantung dari jumlah uang yang digunakan untuk memanfaatkan perbedaan kurs nilai tukar, serta nilai perbedaan
tersebut. Konsep locational arbitrage akan relevan karena konsep ini menjelaskan mengapa kurs nilai tukar antar
bank pada lokasi
berbeda umumnya tidak berbeda jauh. Konsep ini berlaku tidak hanya untuk bank-bank yang berlokasi di jalan
yang sama atau dalam kota yang sama namun juga untuk semua bank di seluruh dunia. Teknologi memungkinkan
kurs valuta asing pada bank terkoneksi secara langsung.
Bank-bank komersial yang menyediakan jasa-jasa valas biasanya menyediakan kuotasi kurs yang sama,
sehingga tidak ada gunanya mencari bank-bank yang mengkuotasikan kurs-kurs yang lebih menguntungkan. Jika
kondisi permintaan dan penawaran bagi suatu valuta tertentu bervariasi antarbank, valuta tersebut mungkin memiliki
harga yang berbeda-beda, dan kekuatan pasar akan mendorong penyesuaian harga dengan cara berikut
Contoh kasus

 
Kuota Kurs (Contoh Locational Arbotrage)
Kuotasi Pound Inggris

  Bid Ask

Bank A $1,60 $1,61

Bank B $1,61 $1,62

     
Pelurusan Akibat Locational Arbitrage. Contoh kasus

Kuota Kurs (Contoh Locational Arbotrage)


Kuotasi Mark Jerman

  Bid Ask

Bank C $0,495 $0,500

Bank D $0,505 $0,510

     
Triangular Arbitrage

Triangular arbitrage adalah tindakan untuk mengambil keuntungan dari ketidaksesuaian dalam pasar
valas, yaitu saat kurs silang yang di-kuotasikan di pasar tidak sama dengan kurs silang yang seharusnya
muncul dalam kondisi ekuilibrium. Tringular arbitrage merupakan tindakan untuk memanfaatkan
perbedaan, dimana kurs valas yang ditetapkan tidak sama terhadap kurs valas yang seharus nya terjadi
saat keseimbangan.
Triangular arbitrage digunakan bilamana transaksi mata uang dilakukan pada pasar spot untuk
memanfaatkan perbedaan kurs lintas mata uang antara dua mata uang tertentu. Triangular arbitrage tidak
mengikat dana. Strategi ini juga bebas risiko, karena tidak ada ketidakpastian harga beli dan harga jual
mata uang yang digunakan. Triangular arbitrage merupakan strategi yang hanya dapat dimanfaatkan
sedikit pihak karena teknologi komputer yang tersedia saat ini untuk pialang valuta asing dengan segera
mendeteksi ketidakseimbangan kurs lintas nilai tukar.
Contoh Kasus

Asumsikan dua valuta non dolar yaitu X dan Y. Nilai X dalam hubungannya dengan Y ditentukan
sebagai berikut :
  Nilai Valuta X dalam Unit Valuta Y = Nilai X dalam $
Nilai Y dalam $

Sebagai contoh, jika pound Inggris (£) bernilai $1,50, sementara mark Jerman (DM) bernilai $0,50,
maka nilai pound Inggris dalam hubungannya dengan mark adalah:
Nilai Pound dalam DM = $ 1,50/ $0,50 =3
Nilai DM dalam unit £ juga dapat ditentukan memakai formula
kurs silang di atas
Nilai DM dalam pound = $ 0,50/$1,50= 0,33
Perhatikan bahwa nilai mark dalam unit pound adalah kebalikan dari nilai pound dalam
unit mark. Jika suatu kuotasi kurs silang aktual berbeda. dengan kurs silang yang tepat (mengacu kepada
formula di atas), triangular arbitrage dapat digunakan. Dalam hal ini, transaksi-

transaksi valuta dilakukan dalam pasar spot dalam rangka mengambil keuntungan dari

ketidaksesuaian kurs silang antara dua valuta. Jika kurs silang tidak dikuotasikan secara benar, triangular

arbitrage dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari ketidaksesuaian tersebut.


Contoh Kasus

Asumsikan dua valuta non dolar yaitu X dan Y. Nilai X dalam hubungannya
dengan Y ditentukan sebagai berikut :
  Nilai Valuta X dalam Unit Valuta Y = Nilai X dalam $
Nilai Y dalam $

Sebagai contoh, jika pound Inggris (£) bernilai $1,50, sementara mark Jerman
(DM) bernilai $0,50, maka nilai pound Inggris dalam hubungannya dengan mark
adalah:
Nilai £ dalam DM = $1,50 =3
$0,50
Nilai DM dalam unit £ juga dapat ditentukan memakai formula
kurs silang di atas
Nilai DM dalam £= $0,50 = 0,33
$1,50
Pelurusan Karena Triangular Arbitrage

Pelurusan nilai tukar yang dipicu oleh aktivitas triangular arbitrage. Penyesuaian akan terjadi dengan cepat untuk menghilangkan
prospek laba dari triangular arbitrage. Ketidaksesuaian yang diasumsikan di sini kecil kemungkinan terjadi dalam satu bank.
Triangular arbitrage mungkin dilaksanakan melalui 3 transaksi pada tiga bank yang terpisah.

     
  Aktivitas Dampak
 1 Para pelaku pasar valas menggunakan Bank menaikkan harga ask pound-
. dolar1. dolar.
  untuk membeli pound.  
Para pelaku pasar menggunakan pound Bank mengurangi harga bid pound-
2. untuk2. franc
yaitu bank mengurangi jumlah franc
  membeli franc. yang
    bisa ditukarkan per unit pound.
Para pelaku menggunakan franc Bank mengurangi harga bid franc-
3. untuk3. dolar.
  membeli dolar AS.  
Covered Interest Arbitrage

Covered Interest Arbitrage adalah suatu investasi jangka pendek di luar negeri yang diikuti dengan
penjualan forward valuta yang mendominasi investasi. Covered interest arbitrage memerlukan investasi di
luar negeri dan pada saat yang sama membentuk perlindungan dari risiko nilai tukar. Sejumlah literatur
dalam keuangan internasional menetapkan bahwa dana yang mau diinvestasikan harus dipinjam dari
sumber lokal. Dalam hal ini, para investor tidak menanamkan dana mereka sendiri. Namun, riset-riset lain
tidak menentukan spesifikasi ini. Yaitu, para investor dapat menggunakan dana mereka sendiri. Dalam hal
ini, istilah arbitrasi didefinisikan secara luas, karena terdapat sejumlah dolar yang positif diinvestasikan
untuk jangka waktu tertentu.
Contoh Kasus

Asumsikan bahwa Anda ingin mengambil keuntungan dari tingginya suku bunga di Inggris, dan Anda memiliki dana untuk jangka
waktu 90 hari. Suku bunga bagi investasi Anda adalah tetap; hanya kurs di masa depan, saat Anda menukarkan pound kembali ke dalam
dolar, yang tidak pasti. Transaksi forward untuk menjual pound dapat digunakan untuk memastikan suku bunga pada saat Anda
menukarkan pound ke dolar nantinya. Strategi aktual ini adalah sebagai berikut:
Pada Hari 1, konversikanlah dolar Anda ke dalam pound dan buatlah rekening deposito berjangka waktu 90 hari pada sebuah bank
Inggris.

Pada Hari 1, buatlah kontrak forward untuk menjual pound 90 hari ke depan.
 
Pada saat deposito jatuh tempo, Hari 90, konversikanlah pound ke dalam dolar AS pada kurs yang telah disetujui dalam kontrak
forward.
Contoh berikut menggunakan angka-angka untuk mengilustrasikan bagaimana covered interest arbitrage berlangsung.
Contoh Kasus

1. Anda memiliki $1.000.000 untuk diinvestasikan.


2. Kurs spot dari pound adalah $2,00.
3. Kurs forward dari pound adalah $2,00.
4. Suku bunga deposito berjangka 90 hari di AS adalah 2%.
5. Suku bunga deposito berjangka 90 hari di Inggris adalah 4%. Berbasis informasi tadi, maka
dapat disimpulkan :
Pertama-tama Anda bisa mengkonversikan $1.000.000 ke dalam £500.000 ini pada sebuah
bank Inggris, dengan suku bunga 4%, dan pada saat yang sama menandatangani kontrak
forward dengan bank tersebut untuk menjual pound pada $2,00 setelah 90 hari.
Pelurusan Akibat Covered Interest Arbitrage
Seperti bentuk arbitrasi yang lain, kekuatan pasar yang muncul karena aktivitas covered interest arbitrage akan mendorong
pelurusan nilai tukar dan suku bunga. Setelah pelurusan terjadi, laba dari covered interest arbitrage menjadi hilang.
Dalam diskusi di atas, 4 variabel (kurs spot pound, suku bunga Inggris, suku bunga AS, dan kurs forward pound) dapat dipengaruhi
oleh covered interest arbitrage. Sulit untuk meramalkan besarnya tiap perubahan secara pasti. Tetapi jelas bahwa setiap perubahan
mengurangi excess return yang mungkin diterima dari covered interest arbitrage.
Dampak dari aktivitas covered interest arbitrage atas nilai tukar dan suku bunga diikhtisarkan dalam Gambar 5. Jika kita
mengsumsikan tidak terjadi penyesuaian dalam suku bunga, covered interest arbitrage akan berlangsung hingga kurs forward pound
cukup rendah di bawah kurs spot sampai bisa menghilangkan keuntungan dari selisih suku bunga. Karena suku bunga Inggris adalah 2%
di atas suku bunga AS, investor-investor AS dapat mengambil keuntungan dari covered interest arbitrage sampai kurs forward pound kira-
kira 2% di bawah kurs spot-nya.
PARITAS SUKU BUNGA
Paritas suku bunga (interest rate parity -IRP) adalah kondisi ekuilibrium dimana selisih suku bunga antara dua valuta diimbangi oleh
selisih kurs forward dengan kurs spot. Paritas suku bunga merupakan teori yang menyatakan bahwa besaran premi (atau diskon) kurs
forward seharusnya seimbang dengan perbedaan suku bunga dari kedua negara terkait. Pada keseimbangan tersebut, kurs forward
berbeda kurs spot pada jumlah tertentu yang dapat mengompensasi perbedaan suku bunga antara dua mata uang. Jika kurs forward
lebih kecil di bandingkan kurs spot, secara implisit hal ini menunjukan bahwa terdapat diskon atas kurs forward. Karenanya, Covered
Interest Arbitrage hanya akan memberikan pengembalian yang tidak lebih tinggi dibandingkan dengan pengembalian yang diperoleh dari
investasi domestik. Jika suku bunga asing lebih kecil dibandingkan suku bunga asal, hubungan IRP akan memperlihatkan bahwa kurs
forward memiliki premi.
Paritas suku bunga tidak menyatakan bahwa investor dari Negara berbeda akan mendapatkan pengembalian yang sama. Hukum
ini hanya membandingkan investasi asing dengan investasi domestik atas sekuritas berbasis bunga yang dilakukan seorang investor
tertentu. Jika IRP terjadi, investor tidak dapat menggunakan arbitrase perlindungan suku bunga untuk memperoleh pengembalian yang
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari Negara asal mereka masing-masing.
Derivasi Paritas Suku Bunga
Karena F adalah S kali (1 + Premium forward, atau p) , kita dapat menulis persa maan dia atas menjadi :
An = ( Ah/S) ( 1 + if ) [ S (1 + p)]= Ah ( 1 + if ) (1 + p)
Tingkat pengembalian dari investasi ini (r) dapat dihitung sbb. : r = A n – A h / A h
r = [ Ah ( 1 + if ) (1 + p)] – A h / Ah
r = ( 1 + if ) (1 + p) – 1
Jika paritas suku bunga eksis, maka tingkat pengembalian dari CIA (r) akan sa- ma dengan tingkat pengembalian yang bisa didapat di
negara asal. Jika pengembalian (suku bunga ) di negara asal kita simbolkan dengan ih , maka :
r = ih , (1 + ij ) ( 1 + p) -1 = ih
Dengan memecahkan formula tersebut , kita dapat menentukan besarnya premium forward dari valas dalam kondisi ekuilibrium (peritas ) :
(1 + ij ) ( 1 + p) -1 = ih
(1 + ij ) ( 1 + p) = (1 + ij )
(1 + p) = ( 1 + i h ) / ( 1 + if )
p = ( 1 + i h ) / ( 1 + if )- 1
Contoh :
Asumsikan bahwa FF memiliki suku bunga berjangka waktu 6 bulan sebesar 6%, sementara dolar AS memiliki suku bunga berjangka
waktu 6 bulan sebesar 5%. Dari perspektif investor AS, Dolar AS merupakan valuta asal. Menurut IRP pre- mium kurs forward dari franc
dalam hubungannya dengan dolar AS haruslah :
p = (1 + 1,05) ̶1
(1 + 0,06)
=-0,0094 , atau -0,94%
Derivasi Paritas Suku Bunga
Jadi, franc harus memperlihatkan diskon forward sebesar 0,94%. Ini menyiratkan bahwa investor-investor AS akan menerima
0,94% lebih sedikit pada saat mereka menjual franc 6 bulan dari sekarang (pada saat kontrak forward jatuh tempo),
dibandingkan harga yang mereka bayar saat membeli franc dalam pasar spot saat ini. Diskon semacam itu akan menutupi
selisih suku bunga antara franc dengan dolar. Jika kurs spot franc adalah $0,10, diskon forward sebesar 0,94% berarti bahwa
kurs forward 6 bulan adalah:
F= S (1 + p)
=$0,10 (1 - 0,094)
= $0,09906
Contoh numerik berikut membuktikan bahwa jika paritas suku bunga eksis, covered interest arbitrage tidak dimungkinkan.
Informasi di atas, mengenai kurs spot dan kurs forward berjangka waktu 6 bulan dari franc, serta suku bunga Perancis,
digunakan lagi untuk menentukan pengembalian seorang investor AS dari covered interest arbitrage. Asumsikan bahwa
investor tersebut memulai investasi dengan nilai $1.000.000
Derivasi Paritas Suku Bunga
Langkah 1 : pada hari pertama , investor AS mengkonversikan $ 1.000.000 kedalam franc Perancis (FF) dengan kurs $ 0,10 per
franc :
$ 1.000.000 / $ 0,10 = FF 10.000.000
Langkah 2 : pada hari pertama , investor AS menanda tangani kontrak forward untuk menjual franc 6 bulan ke depan . Jumlah
franc yang dijual forward adalah nilai franc pada akhir periode 6 bulan , setelah deposito jatuh tempo :
FF 10.000.000 X ( 1 +180/360 X 6%) = $ 10.300.000 .
Langkah 3 , setelah berjalan 6 bulan, investor AS akan menarik deposito franc beserta bunganya yang berjumlah total
FF 10.300.000. investor kemudian mengkonversikan seluruh seluruh franc tsb. Ke dalam dolar AS , sesuai dengan kontrak
forward yang telah ditandatangani sebelumnya . Jumlah dolah AS yang diterima dari konversi yang diterima dari konversi
adalah :
FF10.300.000 X ( $ 0,0 9906 ) =
$ 1.020.318
Hubungan Paritas Suku Bunga Dengan Arbitrasi
Internasional

Paritas suku bunga (interest rate parity-IRP) adalah ketika kekuatan pasar memaksa perubahan suku bunga dan kurs nilai
tukar sedemikian rupa sehingga arbitrase perlindungan suku bunga (Covered Interest Arbitrage) tidak dapat dilakukan lagi dan
terjadi keseimbangan. Pada keseimbangan tersebut, kurs forward berbeda kurs spot pada jumlah tertentu yang dapat
mengompensasi perbedaan suku bunga antara dua mata uang. Jika kurs forward lebih kecil di bandingkan kurs spot, secara
implisit hal ini menunjukan bahwa terdapat diskon atas kurs forward. Karenanya, arbitrase perlindungan suku bunga hanya
akan memberikan pengembalian yang tidak lebih tinggi dibandingkan dengan pengembalian yang diperoleh dari investasi
domestik. Jika suku bunga asing lebih kecil dibandingkan suku bunga asal, hubungan IRP akan memperlihatkan bahwa kurs
forward memiliki premi.
Paritas suku bunga tidak menyatakan bahwa investor dari Negara berbeda akan mendapatkan pengembalian yang sama.
Hukum ini hanya membandingkan investasi asing dengan investasi domestik atas sekuritas berbasis bunga yang dilakukan
seorang investor tertentu. Jika IRP terjadi, investor tidak dapat menggunakan arbitrase perlindungan suku bunga untuk
memperoleh pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari Negara asal mereka masing-
masing.
Apakah Paritas Suku Bunga Eksis?

Untuk menentukan secara tepat apakah IRP eksis, perlu membandingkan kuotasi kurs forward dan kuotasi suku bunga pada
suatu waktu tertentu. Jika kuotasi kurs forward dan suku bunga berasal dari waktu yang berbeda, hasilnya bisa mengalami
distorsi. Karena terbatasnya data, sulit untuk mendapatkan kuotasi yang mencerminkan waktu yang sama. Konsekuensinya,
pengujian IRP bisa mengandung sejumlah kesalahan. Walaupun begitu, hal ini tidak perlu menghambat upaya- upaya untuk
menguji keberadaan IRP Pengujian empiris mengenai IRP telah dilakukan oleh Aliber, Branson, Frenkel dan Levich, Stokes dan
Neuburger, dan pihak-pihak lain. Hubungan aktual antara premium (diskon) forward dengan perbedaan suku bunga secara
umum mendukung IRP Walaupun terdapat sejumlah deviasi, deviasi tersebut tidak cukup besar untuk membuat covered
interest arbitrage berharga untuk dilakukan
Pertimbangan-Pertimbangan Pada Saat Menilai Paritas Suku Bunga
Jika IRP tidak eksis, belum tentu covered interest arbitrage cuku berharhga untuk dilakukan. Hal ini disebabkan adanya biaya
biaya potensial yang muncul jika berinvestasi di dalam negeri. Biaya biaya tersebut meliputi :
1. Biaya transaksi
Jika seorang investor ingin memperhitungkan biaya transaksi, titik aktual yang mencerminkan selisih suku bunga dan
premium kurs forward harus jauh dari garis IRP agar covered interest arbitrage layak dilakukan
2. Kebijakan restriksi valuta
Suatu krisis di negara asing bisa membuat pemerintahnya membatasi pertukaran valuta lokal dengan valuta-valuta lain.
Dalam hal ini, investor tidak bisa menggunakan dana sampai pemerintah asing yang bersangkutan menghilangkan restriksi
atas arus modal. InvJIestor-investor yang berinvestasi dalam obligasi pemerintah negara asing juga bisa memiliki risiko
wanprestasi, karena mereka tidak sepenuhnya yakin bahwa pemerintah asing akan menjamin pelunasan bunga dan pokok
hutang pada saat jatuh tempo.
3. Undang-undang pajak
Perusahaan-perusahaan dan para investor menyadari sepenuhnya dampak dari pajak atas penghasilan. Karena undang-
undang pajak bervariasi antarnegara, investor-investor dan perusahaan-perusahaan yang membuka deposito di negara lain
harus memahami undang-undang pajak di negara yang bersangkutan. Covered interest arbitrage bisa saja layak dilakukan
sebelum aspek pajak diperhitungkan dan kemudian menjadi tidak layak setelah pajak diperhitungkan. Skenario semacam ini
muncul karena berbedanya undangundang pajak (atau tarif pajak) antara satu negara dengan negara yang lain.

Anda mungkin juga menyukai