Anda di halaman 1dari 15

TEORI KLASIK –KEYNES

PASAR BARANG, PASAR UANG DAN PASAR


TENAGA KERJA
DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI
MAKRO

DISUSUN OLEH

1. AHMAD ARSAD NIM = 17013197


2. ANDREAS MONIGIR NIM = 17013198
3. AULIA RAHMA NIM = 17013200
4. BASUKI RATNASARI NIM = 17013201
5. DEVI LISKA DIYANTI NIM = 17013202
6. DEWI AGUSTINA NIM = 17013203
7. DINA NOVITA NIM = 17013204
8. EKA FITRIA NINGSIH NIM = 17013206
9. FARAH DIBA NIM = 17013207
10. IRMA YUNITA NINGSIH NIM = 17013170
11. ABDUL AZIZ NOVANTO NIM = 17013195

1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Kata Pengantar ..............................................................................................................

Latar belakang ...............................................................................................................

Rumusan Masalah .........................................................................................................12

Tujuan Penulisan ...........................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

Teori ekonomi Keynes

Pasar Barang ..................................................................................................................

Pasar Uang .....................................................................................................................

Pasar Tenaga ..................................................................................................................

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................................

2
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha Esa, atas rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
banyak kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi meyumbangkan baik materi
maupun pikiranya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembacanya
dan terkhusus bagi penulis sendiri agar menambah wawasan mengenai teori klasi oleh
keynes agar menjadi lebih berwawasan dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengalaman maupun wawasan, kami yakin makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat berharap masukan maupun
kritikan yang menbangn dari seluruh pembaca makalah yang kami susun ini.

Tanah Grogot, 01 Juni 2018

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teori keynes dipasar barang?
2. Bagaimana teori keynes di pasar uang?
3. Bagaimana teori keynes di pasar tenaga kerja

1.2. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dalam membuat makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas Teori Makro , dan


2. Untuk mengetahui teori ekonomi Keynes di pasar barang, pasar uang dan pasar
tenaga kerja
3. Penulisan makalah ini juga bias jadi referensi untuk penulisan makalah
kedepannya dan sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi pembaca.

1.3. METODOLOGI PENULISAN

Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka


penulis menggunakan metode kepustakaan, yakni:

1. Penulis mencari berbagai referensi buku sebagai sumber penulis untuk membuat
makalah ini, dan
2. Penulis juga mencari sumber lainnya melalui situs-situ internet.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

TEORI EKONOMI KEYNESS :


PASAR BARANG, PASAR UANG DAN PASAR TENAGA KERJA

A. Pasar Barang
1. Kemungkinankelebihan produksi
Keynes menolak hukum Say. Suatu waktu tertentu daya beli masyarakat memang
tersedia dalam jumlah yang cukup untuk membeli barang/jasa yang diproduksikan.

Tetapi daya beli yang dimiliki masyarakat tersebut tidak selalu harus sama dengan
daya beli yang betul-betul dibelanjakan oleh masyarakat di pasar barang.

Dengan kata lain, sebagian dari daya beli tersebut diterjemahkan sebagai
permintaan efektif, namun sebagian yang lain dari daya beli tersebut akan
digunakan ditabung oleh masyarakat. Menabung tidak menambah permintaan
efektif dimasyarakat.

2. Kemungkinan kekurangan produksi

Keadaan sebaliknya, yaitu kekurangan produktif secara umum juga mungkin


terjadi. Kalau para produsen ternyata memutuskan untuk melakukan investasi
dalam jumlah lebih besar daripada daya beli yang ditabung oleh masyarakat, maka
permintaan efektif di pasar barang menjadi terlalu besar dibanding nilai output
yang tersedia dipasar.

a. Besar kecilnya permintaan efektif (total) sangat tergantung pada keputusan para
konsumen (rumah tangga) mengenai besar pengeluaran konsumsinya dan
keputusan para produsen mengenai besarnya investasi yang mereka ingin
laksanakan dalam periode tersebut.

b. Mengenai keputusan pengeluaran konsumsi rumah tangga, Keynes berpendapat


bahwa keputusan tersebut cukup stabil dan biasanya hanya berubah apabila tingkat
pendapatan rumah tangga berubah. Yang sulit diterka justru pada perilaku
produsen dalam pengeluaran investasinya. Padahal pengeluaran investasi sangat
menentukan gejolak GDP (dan ada kesempatan kerja).

3. Permintaan Agregat atau Pengeluaran Agregat


Misal perekonomian tertutup (yaitu tidak melakukan transaksi luar negeri).
Permintaan agregat (aggregate demand) sama dengan pengeluaran agregatif dari
masyarakat secara keseluruhan (Z).

Tiga unsur permintaan agregat meliputi:

1) Permintaan efektif dari rumah tangga akan barang konsumsi (C).

2) Permintaan efektif sector produsen untuk investasi (I).

3) Permintaan efektif dari pemerintah (G).

Z=C+I+G

5
4. Yang Menentukan C (Pengeluaran Rumah Tangga): Propensity to
Consume dan Propensity to Save.
Proses produksi menghasilkan pendapatan dalam masyarakat, kemudian
pendapatan menimbulkan permintaan efektif dalam pasar barang yaitu permintaan
efektif untuk barang konsumsi oleh sektor rumah tangga (C). menurut Keynes
tidak semuanya di konsumsi tetapi sebagiannya ditabung.

Y=Q

Y=C+S

Q>C

Persentase pendapatan dalam masyarakat untuk menabung disebut dengan


kecenderungan untuk menambung (propensity to save) = s. Prosentase pendapatan
dalam masyarakat untuk konsumsi atau di belanjakan disebut dengan
kecenderungan untuk berkonsumsi (propensity to consume) = c.

S=sY

C=cY

C + S = c Y + s Y = (c + s) Y = Y

c+s=1

Khusus untuk bentuk fungsi konsumsi jangka pendek

C = a + cY

o Marginal propensity to consume (MPC) adalah perubahan pengeluaran


konsumsi yang disebabkan oleh perubahan tingkat pendapatan.

MPC = ∆C/∆Y = c

o Average propensity to consume (APC) adalah proporsi dari penghasilan yang


dibelanjakan untuk konsumsi.

C/Y = (a + cY)/Y = (a/Y) + c

Fungsi konsumsi jangka panjang

MPC = APC = c

5. Yang Menentukan I (Pengeluaran Produsen): Tingkat Bunga dan


Marginal Efficiency of Capital.

Investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian


barang atau jasa untuk tujuan meningkatkan pendapatan di masa yang akan datang
misal untuk penambahan stok di gudang atau perluasan pabrik.

Apakah pengeluaran rumah tangga (C) sama dengan pengeluaran produsen (I),
jawabannya adalah tidak sama.
Pengeluaran oleh sektor produsen tidak sama dengan rumah tangga dalam dua hal
yaitu menyangkut:

6
1) macam/tujuan pengeluaran.
2) kemungkinan-kemungkinan yang terbuka untuk pembiayaan pengeluaran
tersebut.

Tujuan pengeluaran sektor produsen (perusahaan) bukan untuk tujuan konsumsi


(seperti sektor rumah tangga) tetapi untuk tujuan investasi.

Investasi dengan harapan keuntungan di masa yang akan datang, sementara


konsumsi atas dasar kebutuhan dari rumah tangga.

Dua aspek yang mempengaruhi besarnya I yang berhubungan dengan pasar


uang, yaitu:

1) Kemungkinan menggunakan dana pihak lain.

2) Faktor keuntungan yang diharapkan oleh produsen/perusahaan.

Kemungkinan menggunakan dana pihak lain untuk investasi, misal perusahaan A


meminjam uang dari pasar uang tidak resmi contoh pijam ke kenalannya,
perusahaan B meminjam uang dari pasar uang yang disebut sector perbankan
contoh pinjam ke BRI, dan perusahaan C meminjam uang dari pasar uang yang
disebut pasar surat berharga atau bursa efek atau pasar modal.

Di dalam pasar uang terdapat titik temu antara volume dana yang dipinjamkan dan
tingkat bunga atau harga dari dana tersebut. Bagi peminjam dana (mis: untuk
investasi), tingkat bunga merupakan biaya yang harus dibayar karena
menggunakan dana tersebut.

Pengertian tingkat bunga juga berlaku bagi perusahaan yang memiliki dana sendiri
dan meminjamkan ke pasar uang sehingga mendapatkan penghasilan/pendapatan
bunga sebesar tingkat bunga yang ada.

Faktor keuntungan yang diharapkan, dinyatakan dalam dua dimensi:


1) Dimensi yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang akan diperoleh
untuk setiap rupiah yang akan ditanamkan.
2) Dimensi waktu yang menunjukkan berapa lama aliran keuntungan diperoleh.

Besarnya keuntungan bisa dinyatakan dalam "keuntungan kotor" yaitu berupa


prosentase per tahun (atau satuan waktu lainnya). Misal keuntungan kotor 50%
pertahun dan dimensi waktu keuntungan (atau lama umur ekonomis) berinvestasi
selama 10 tahun.

Bila keuntungan yang diharapkan (Marginal Efficiency of Capital/MEC) adalah


lebih besar daripada tingkat bunga, maka investasi dilaksanakan. Bila MEC lebih
kecil daripada tingkat bunga, maka investasi tidak dilaksanakan. Bila MEC =
tingkat bunga, maka investasi boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak
dilaksanakan bagi mereka yang memiliki dana.

Fungsi MEC atau fungsi investasi adalah menunjukkan hubungan antara tingkat
bunga yang berlaku dengan tingkat pengeluaran investasi yang diinginkan oleh
investor.

Tiga hal penting dalam fungsi investasi yaitu:


1) fungsi tersebut mempunyai slope yang negative.
2) fungsi semacam ini sulit tercapai karena posisinya yang labil.
3) perlu ditekankan hubungan fungsi tersebut dengan kenyataan.

7
 Pertama, semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran
investasi.
 Kedua, kelabilan karena posisinya sangat dipengaruhi oleh nilai MEC dari proyek
yang ada. MEC dihitung sangat subyektif dan berubah dari hari ke hari.
 Ketiga, hubungan teori Keynes dengan kenyataan terutama tentang tersedianya
dana untuk investasi. Artinya berdasarkan teori Keynes setiap tingkat bunga akan
selalu tersedia dana untuk investasi sesuai apa yang diminta, pada kenyataan dana
belum tentu selalu tersedia. Atau begitu banyak proyek menguntungkan (MEC
tinggi) tapi dana terbatas.

6. Yang Menentukan G (Pengeluaran Pemerintah).


Pengeluaran pemerintah (G) adalah semua pembelian barang/jasa yang dilakukan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah-pemerintah daerah.

Barang dan jasa yang dimasukkan dalam G adalah pembelian barang/jasa yang
merupakan hasil proses produksi pada tahun yang bersangkutan. Pembelian barang bekas
atau gedung lama tidak termasuk G.
G sebagai variabel eksogen, karena pengeluaran pemerintah (G) bisa mempengaruhi
permintaan agregat

7. Konsep Pelipat (Multiplier).


Dalam perekonomian tertutup, permintaan agregat sama dengan pengeluaran agregat.

 Putaran pertama, apabila investor menaikkan investasi sebesar ∆I, maka akan
meningkatkan nilai Z sebesar ∆I. Uang sebesar ∆I diterima oleh penjual barang
atau jasa sebagai tambahan pendapatan sebesar ∆Y.
 Putaran kedua, kenaikan pendapatan akan meningkatkan pengeluaran konsumsi
sebesar c ∆Y sebesar c ∆I. Jumlah ini akan dibelanjakan dipasar barang, maka
menambah lagi nilai Z. jadi pada putaran kedua ini, Z akan naik sebesar ∆I + c
∆I. Kenaikan sebesar ∆I + c ∆I, bagi penjual barang atau jasa sebagai tambahan
pendapatan.
 Putaran ketiga terjadi pengeluaran konsumsi meningkat c kali c ∆I sehingga
menjadi c2∆I

∆Z = ∆I + c ∆I + c2∆I + c3∆I + …………


= (1 + c + c2 + c3 + ……)∆I
= (1/1-c) ∆I

Bila bertambah sebesar ∆G, maka rumusnya menjadi:


∆Z = (1/1-c) ∆G

8. Penawaran Agregat dan Output Agregat.


Penawaran agregat mempunyai beberapa kesamaan dengan penawaran pasar dalam
ekonomi mikro, yaitu hanya menggunakan satu macam barang dan pasar yang ada dalam
bentuk persaingan sempurna.
Dalam jangka pendek, kurva penawaran seorang produsen adalah kurva Marginal
Costnya.

Kurva penawaran agregat adalah penjumlahan horizontal dari semua kurva MC, yaitu
menaik dengan makin tingginya harga. Kesimpulan ini akan tetap berlaku walaupun
barang yang dihasilkan lebih dari satu dan persaingan tidak sempurna.

9. Keseimbangan di Pasar Barang.


Dari segi permintaan agregat, akan mempunyai proses multiplier untuk mencapai
semacam "keseimbangan" didalamnya.
∆Z = (1/(1-c))*∆I
Z1 = Z0 + ∆Z

8
Posisi Z1 adalah seperti posisi keseimbangan. Maksudnya adalah bahwa pada tingkat
tersebut proses multiplier sudah berhenti dan tidak ada kecenderungan bagi nilai Z untuk
berubah.
Tercapainya keseimbangan di atas adalah keseimbangan dari satu sisi pasar yaitu sisi
permintaan.
Keseimbangan pasar barang akan tercapai apabila permintaan agregat sama dengan
penawaran agregat (bertemu dalam satu titik/berpotongan).

B. Pasar Uang

1. Pengertian Pasar Uang


Pasar Uang adalah pertemuan antara permintaan akan uang (MD) dengan penawaran
uang (MS). MD adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk menunjang kegiatan
ekonominya. MS adalah jumlah uang yang disediakan oleh pemerintah dan bank-bank,
yaitu seluruh uang Kartal dan uang Giral yang beredar. Di pasar uang, penawaran akan
uang bertemu dengan permintaan akan uang, dan pertemuan tersebut merupakan penentu
"harga/nilai" dari uang.
Menurut Keynes, harga uang adalah harga yang harus dibayar untuk penggunaan uang,
yang tidak lain adalah tingkat bunga. Penawaran akan uang ditentukan oleh penguasa
moneter, sehingga identik dengan jumlah uang yang beredar. Permintaan akan uang
merupakan fokus/inti dari teori Keynes. Yaitu Keynes mengatakan seseorang memegang
uang (atau meminta uang tunai) karena ia mempunyai tujuan-tujuan atau motif tertentu
dalam menggunakan uang tersebut.

2. Motif memegang atau menggunakan uang.

a) Motif Transaksi.
Motif transaksi timbul karena dalam perekonomian penggunaan uang untuk alat tukar
menukar. Yaitu terdapat kebutuhan menyelesaikan transaksi-transaksi dengan
menggunakan uang. Pada saat transaksi masih dilakukan dengan barter barang atau jasa
maka tidak dibutuhkan alat likuid berupa uang.

Uang tunai yang digunakan masyarakat tergantung pada:

(a) volume transaksi

(b) tingkat harga umum.

Keynes berpendapat sama dengan teori klasik yaitu volume transaksi erat kaitannya
dengan jumlah barang/jasa yang diproduksi, sehingga :

Md = k.P.Q
Dimana : k = konstanta.
P = harga.
Q = Volume transaksi

b) Motif berjaga-jaga.
Motif Berjaga-jaga, hal ini Keynes membedakan permintaan akan uang untuk tujuan
melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau yang diluar rencana dari
transaksi normal atau rutin.

Misal untuk pembayaran keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran tidak
terduga lainnya. Orang akan mendapat manfaat dengan memegang uang untuk
menghadapi keadaan-keadaan yang tidak terduga tersebut. Karena sifat uang yang liquid
atau mudah untuk ditukar dengan barang atau sebagai alat pembayaran lainnya.

9
Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga tidak menyimpang dari
teori klasik, yaitu memandang kebutuhan akan uang berdasarkan fungsi sebagai alat
tukar.

c) Motif spekulasi.
Motif ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan seandainya pemegang uang tersebut
dapat meramal apa yang terjadi di masa depan dengan tepat. Permintaan untuk spekulasi
adalah permintaan akan uang tunai untuk tujuan memperoleh keuntungan. Caranya
adalah dengan “berspekulasi” dalam pasar obligasi (surat berharga).

Apabila harga obligasi diharapkan untuk naik di masa mendatang, maka orang akan
membeli obligasi dengan uang tunainya hari ini. Ini berarti uang tunai yang saat ini untuk
berspekulasi akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga obligasi diharapkan turun, maka
permintaannya akan uang tunai saat ini akan bertambah (obligasi dijual).

K = rP, maka P = K/r


Dimana : K = hasil pertahun yang diterima.
P = harga pasar atau nilai sekarang.
r = tingkat bunga.

Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku adalah berkebalikan.
Harga obligasi naik sama saja artinya dengan tingkat bunga turun. Sebaliknya, harga
obligasi turun berarti tingkat bunga naik.

Bila harga obligasi diharapkan naik, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dianggap
terlalu rendah. Bila harga obligasi diharapkan turun, ini berarti bahwa harga obligasi saat
ini dirasa terlalu tinggi.

Keynes mengatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi apabila
tingkat bunga saat ini (dirasa) rendah dan permintaan untuk spekulasi saat ini rendah
apabila tingkat bunga untuk spekulasi mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan
tingkat bunga (saat ini). Ini adalah inti teori moneter Keynes.
Md = [kQ + Ѳ (r)]P atau Md/P =kQ + Ѳr

Dimana : Md/P = permintaan akan uang secara riil.

kQ = permintaan akan uang untuk berjaga-jaga

(dinyatakan suatu proporsi k dari pendapatan nasional riil

atau tingkat output Q).

Ѳr = permintaan akan uang untuk motif spekulasi

(dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga r).

Fungsi permintaan akan uang tersebut disebut Liquidity Preference, yaitu Md=f(Q,r).

Di Pasar Uang, Liquidity Preference bertemu dengan penawaran akan uang dan
menentukan “harga” dari penggunaan uang, yaitu Tingkat Bunga.

Tingkat bunga merupakan penghubung utama antara pasar uang dengan pasar barang,
sebab tingkat bunga menentukan berapa pengeluaran investasi yang direncanakan oleh
investor dan selanjutnya pengeluaran investasi ini menentukan tingkat permintaan
agregat.

Penghubung lain antara kedua pasar ini adalah tingkat harga (P) dan output (Q), karena

10
variabel ini mempengaruhi Liquidity Preference (MD). Jadi hubungan antara kedua pasar
tersebut adalah timbal balik.

3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teori Keynes di pasar uang yaitu:

1) Teori tersebut lebih sesuai untuk Negara yang mempunyai lembaga pasar uang yang
telah berkembang atau negara maju.
2) Kekuasaan pemerintah mengendalikan Ms atau uang beredar tidaklah selangsung atau
semudah yang digambarkan dalam teori diatas.

Pemerintah hanya bias mengendalikan uang kartal, sedangkan uang giral diciptakan oleh
sektor perbankan. Uang giral dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijakan kredit,
tingkat bunga, kebijakan perbankan.

C. Pasar Tenaga Kerja


Kaum klasik mengenal tiga macam pengangguran:

1). Pengangguran yang timbul karena adanya pergeseran tingkat output dan bersifat
sementara (frictional unemploement).

2). Pengangguran musiman (seasonal unemployment).

3). Pengangguran yang dibuat orang misal karena peraturan pemerintah tetang upah
minimum.

Menurut klasik semua harga termasuk upah tenaga kerja bergerak secara fleksibel ke
atas maupun ke bawah dan bereaksi secara cepat dan rasional terhadap perubahan upah
secara automatis akan kembali full employment. Namun pada kenyataan full employment
secara automatis tidak akan berjalan.

Keynes menyarankan pemerintah harus aktif melakukan sesuatu, bukannya menunggu


berkerjanya proses alamiah tersebut. Yaitu dengan menggeser kembali dari Z1 ke Z0.
Cara yang efektif adalah dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah (G). kenaikan G
secara multiplier akan menaikkan permintaan aggregate Z.

Cara lain adalah meningkatkan unsur lain dari Z, yaitu C dan I. namun untuk
meningkatkan C dan I pemerintah melakukan dengan cara tidak langsung. Misal melalui
penurunan pajak atau penurunan tingkat bunga. Cara tersebut kurang bisa diandalkan
karena masih banyak tergantung banyak factor-faktor lain di luar kekuasaan pemerintah.

Bila Z naik terlalu cepat dan terjadi inflasi maka pemerintah dapat mengatasi dengan cara
mengurangi pengeluaran pemerintah. Atau dapat diatasi dengan menaikkan pajak dan
tingkat bunga serta pengendalian moneter.

1. Rekapitulasi Proses Makro Keynes

Ciri khas teori Keynes adalah adanya saling kait mengait dan saling pengaruh
mempengaruhi (interdependence) antara ketiga pasar makro yaitu pasar barang, pasar
uang dan pasar tenaga kerja.

Suatu perekonomian dikatan mencapai keseimbangan umun (general equilibrium) apabila


semua pasar ada pada posisi ekuilibrium secara bersama-sama atau simultan

Konsepsi aliran kegiatan suatu perekonomian menurut teori Keynes yaitu kegiatan
produksi (Q) menciptakan penghasilan (Y), kemudian dibelanjakan sebesar Z untuk

11
membeli barang dan jasa. Pengeluaran Domestik Bruto (Gross Domestic
Expenditure/GDE) bagi Z, Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP)
bagiQ, dan Pendapatan Domestik Bruto (Gross Domestic Income/GDI) bagi Y.

2. Pendekatan IS-LM

Ada cara lain untuk menjelaskan proses keseimbangan pasar dalam teori Keynes yaitu
berdasarkan pendekatan IS-LM. Pendekatan IS-LM diperkenalkan pertama kali oleh
ekonom Inggris bernama John Hicks pada tahun 1937. Selanjutnya pendekatan IS-LM
menjadi cara standar menjelaskan teori Keynes.

Pertama melihat keseimbangan pasar barang, posisi keseimbangan tercapai apabila


permintaan agregat sama dengan penawaran agregat yaitu keseimbangan pada tingkat
harga dan output (P*, Q*). Apabila ada kenaikan I, maka keseimbangan akan berubah
berupa P* dan Q* yang baru melalu proses income multiplier.

I dalam teori Keynes ditentukan oleh kurva MEC dan tingkat bunga (r), berbagai
keseimbangan terjadi dari r dan Q.

Kurve yang menunjukkan berbagai tingkat r dan Q yang memenuhi syarat keseimbangan
di pasar barang, kurva ini disebut dengan kurva IS.

Kurva ini menjamin bahwa pengeluaran investasi yang diinginkan investor persis sama
dengan tabungan (S) yang disisihkan oleh Rumah Tangga.

Keseimbangan antara menabung (Saving) dan Investasi tidak lain adalah keseimbangan
antara permintaan agregat atau pengeluaran agregat (Z) dengan pendapatan agregat (Y).
Yaitu Y=C+S, Z=C+I, sehingga S=I karena Y=Z.

Kurva IS berslope negatif, karena bila r tinggi maka I rendah sehingga Z rendah. Hal ini
mengakibatkan P* dan Q* yang rendah.

Sebaliknya bila r rendah maka I tinggi sehingga Z tinggi. Hal ini mengakibatkan p* dan
Q* yang tinggi. Jadi nilai r berkaitan dengan Q* dan hubungan r dengan Q* adalah
negatif atau dengan arah berlawanan.

Di pasar uang, kurva permintaan akan uang (liquidity preference) bertemu dengan
penawaran akan uang dan menentukan tingkat bunga (r). Permintaan uang dipengaruhi
oleh nilai P dan Q yaitu permintaan uang untuk tujuan transaksi.

12
Kurva LM menggambarkan keseimbangan antara permintaan akan uang (L) dengan
penawaran akan uang (Ms), atau merupakan keseimbangan pasar uang.

Kurva LM berslope positif, melalui mekanisme “pasar uang” diketahui adanya hubungan
searah antara output produksi (Q) dengan tingkat bunga (i).

Keseimbangan umum perekonomian bisa diperoleh dengan cara mencari titik temu antara
kuva IS dengan LM. Sebab pada titik tersebut terjadi keseimbangan antara pasar barang
dan pasar uang secara bersama-sama (simultan).

13
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Pada Teori Keynes, konsumsi yang dilakukan oleh satu orang dalam perekonomian akan
menjadi pendapatan untuk orang lain pada perekonomian yang sama. Sehingga apabila seorang
membelanjakan uangnya, ia membantu meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini terus
berlanjut dan membuat perekonomian dapat berjalan secara normal. Ketika Great Depression
melanda, masyarakat secara alami bereaksi dengan menahan belanja dan cenderung menimbun
uangnya. Hal ini berdasarkan Teori Keynes akan mengakibatkan berhentinya siklus perputaran
uang dan selanjutnya membuat perekonomian lumpuh. Inti dari ideologi Keynesianisme adalah
untuk mengatasi masalah krisis ekonomi, pemerintah harus melakukan lebih banyak campur
tangan secara aktif dalam mengendalikan perekonomian nasional. Kegiatan produksi dan
pemilikan faktor-faktor produksi masih dapat dipercayakan kepada swasta, tetapi pemerintah
wajib melakukan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi perekonomian.

2. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis. Dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik yang
membangun dari dosen pembimbing dan rekan mahasiswa.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Monoter/Boediono,--ed.3,--BPFE : Yogyakarta, 2001

Boediono, "Ekonomi Makro", 1999

Popular Posts

kajian islam tentang sosial budaya

konsep dasar filsafat pendidikan

PENDAHULUAN

15

Anda mungkin juga menyukai