Anda di halaman 1dari 12

ESTIMASI PENDAPATAN

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS

MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

KELOMPOK 1 :

NAMA NIM
1. Aabidah Haswenova 17043086
2. Anisah Rahmaniah 17043096
3. Ardyzal Mulya 17043099

DOSEN MATA KULIAH :

Dewi Pebriyani, S. E., M. Si

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT., Yang Maha Pengasih Lagi


Maha Penyayang kami haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudulEstimasi Pendapatan.

Adapun makalah tentang Estimasi Pendapatanini telah kami usahakan


semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu kami sadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun dari segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang


Estimasi Pendapatanini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 29 September 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran merupakan intrumen penting dalam organisasi sektor publik.


Perencanaan anggaran pendapatan sangat penting untuk menentukan
tingkat kemampuan keungan pemerintah dalam menyediakan pelayanan
publik, melak- sanakan kebijakan alokasi dan distribusi anggaran,
menentukan kebijakan surplus/defisit anggaran serta menentukan arah
kebijakan pembiayaan anggran. Ketepatan dalam perencanaan anggaran
pendapatan sangat diperlukan karena ang- garan pendapatan tesebut
memiliki banyak implikasi, antara lain berimplikasi pada kebijakan
anggaran belanja, pembiayaan dan evaluasi kinerja.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana perkiraan dan penganggaran pendapatan?

b. Bagaimana teknik perkiraan pendapatan?

c. Bagaimana menilai akurasi prediksi?

d. Apa permasalahan pemrakiraan pendapatan di sektor publik?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui perkiraan dan penganggaran pendapatan.


b. Untuk mengetahui teknik perkiraan pendapatan?
c. Untuk mengetahui menilai akurasi prediksi?
d. Untuk mengetahui permasalahan pemrakiraan pendapatan di sektor
publik?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prakiraan dan Penganggaran

Penganggran (budgeting) pada prinsipinya berdeda dengan prakiraan (fore-


casting). Penganggaran merupakan rencana manajemen yang mengandung
implikasi perlunya komitmen dan tanggung jawab untuk mencapai angka
yang ditetapkan dalam anggaran, sedangkan prakiraan tidak lebih hanyalah
prediksi atau estimasi tentang apa yang terjadi dan tidak berimplikasi paa
perlunya komitmen dan tanggung jawab untuk merealisasikan prediksi
tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang manajemen, prakiraan merupakan
alat prencanaan (planning tool), sedangkan anggaran merupakan alat
perencanaan sekaligus pengendalian (planning & control tool).

Keterkaitan prakiraan dengan pengendalian ada;ah hasil prakiraan


dapat digunkan manajemen sebagai dasar perencanaan anggaran. Dengan
kata lain, hasil prakiraan dapat digunakan manajemen untuk membuat
proyeksi anggaran. Oleh karena itu, sebelum manajemen menetapkan suatu
target anggaran terlebih dahulu perlu dilakukan prakiraan baik pendapatan
maupun belanja agar target yang ditetapakn dalam anggaran realistis dan
rasional. Prakiraan pendapatan ini juga penting untuk mengukur
kemampuan pemerintah daerah dalam memungut pendapatan sehingga juga
berpengaruh pada pemilihan strategi dari mobililisasi pendapatan.

B. Teknik Prakiraan Pendapatan

Teknik kualitatif

Teknik prakiraan yang bersifat kualitataif antara lain adalah teknik Delphi
dan teknik judgment. Teknik Delphi dilakukan dengan cara mengumpulkan
para ahli (expert), kemudian mereka secara kelompok maupun individual
dimintai pendapat atau pandangan mereka tentang predikdi masa depan
yang akan mempengaruhi arus pendapatan. Metode kualitatif selain tehnik
Delphi adalah dengan pendeka- tan, yaitu prakiraan berdasarkan
pengalaman masa lalu dan pertimbangan berba- gai faktor yang
mempengaruhi pendapat dimasa mendatang. Namun tidak berarti metode
kuntitatif selalu lebih baik daripada metode judgement atau metode
kaulitatif yang lain. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil prediksi yang
lebih memuaskan sebaiknya digunakan teknik kualitataif dan kuantiitataif
secara bersma-sama.

Teknik Kuantitatif

Dalam penggunaan teknik kuantitatif, sebelum dilakuaknn teknik prakiraan


terlebih dahulu harus ditentukan:

1. Subjek prakiraan, yaitu apa yang akan diprediksi atau diestimasi.


Subjek prakiraan bisa berupa pendapatan secara keseuruhan maupun per
kelompok, jenis, objek, dan rincian objek pendapatan. Mislanya
Pendapa- tan Asli Daerah (PAD) dapat dirinci menurut jenisnya, Pajak
Daerah Retribusi, Bagian Laba BUMND dan lain-lain PAD yang sah.

2.  Rentang prakiraan, yaitu periode waktu yang akan diramal. Rentang
prakiraan harus ditetapakan apakah untuk prediksi satu tahun ke depan,
dua tahun, tiga tahun dan seterusnya.

3.   Data yang digunakan, yaitu data runtun waktu (times series) sebagai
dasar untuk prediksi, apakah perlu digunakan data sepuluh tahun, liam
tahun atau tiga tahun yang lalu sebagai basis prakiraan. Kualitas data
sangat berpengaruh terhadap keakurasian hasil prakiraan.
Selanjutanya akan dibahas beberapa teknik kuantitatif prakiraan yang
cukup mudah digunakan, murah biayanya, serta dalam banyak kasus cukup
tinggi keakuratannya. Teknik tersebut antara lain:

 Simple Moving Average

 Exponential Smoothing

 Tranformation Moving Average

 Regresi

Simple Moving Average

Simple Moving Average (SMA) merupakan teknik prakiraan yang cukup


sederhana dan mudah duigunakan. Dengan teknik SMA kita memprediksi
pendapatan tahun depan dengan berdasarkan perhitungan rata-rata penda-
patan periode yang lalu, atau disebut juga ramalan (forecast periods).
Sebelum dihitung rata-rata pendapatan periode lalu, terlebih dahulu perlu
ditentukan jumlah tahun yang akan dijadikan sebagai periode ramalan,
misalnya tujuh tahun, lima tahun, dan tiga tahun sebelumnya.

Exponential Smoothing

Teknik Exponential Smoothing (EXS) dinilai lebih baik dibandingkan


Simple Moving Average, sebab EXS memberikan bobot yang berbeda
untuk periode yang berbeda, sedangkan SMA memberikan bobot yang
sama untuk semua data yang ada. Dengan teknik EXS, kita dapat mem-
berikan bobot yang lebih besar terhadap data terakhir.

Transformation Moving Average


Transformation Moving Average (TMA) merupakan teknik prakiraan
dengan melihat kecendrungan (trend) dari data yang lalu. Jika kecen-
drungan pendapatan selama beberapa tahun menunjukan kenaikan, maka
pendpatan tahun mendatang akan naik dibandingkan tahun sebelumnya,
sebaliknya jika terndnya turun maka pendapatan tahun mendatang akan
turun dari tahun sebelumnya. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:

EPt+1 = Pt + ΔP

Keterangan:

EPt+1 = Estimasi Pendapatan Tahun Depan (t + 1)

Pt = Pendapatan Tahun Sekarang (t)

ΔP = Rata-rata Perubahan pendapatan

Regresi

Regresi pada dasarnya juga mirip dengan Transformation Moving Average,


yaitu sama-sama teknik trend. Untuk membuat prediksi dengan
menggunakan teknik regresi, pertama kali yang harus dilakukan adalah
menentukan persamaan regresinya. Persamaan regresi sederhana untuk
memprediksi pendapatan dapat dinyatakan sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

y = Estimasi Pendapatan

X = Tahun
α = Pendapatan Dasar (Baseline Revenue)

b = Peruabahn Pendapatan sebagai akibat dari perubahan periode ramalan

Regresi dengan Model Ekonometrika

Prakiraan pendapatan dengan teknik regresi pada dasarnya dapat dibagi


menjadi dua metode, yaitu 1) metode regresi sederhana dan 2) metode
regresi dengan meetode ekonometrika yang canggih. Dengan metode
ekonometrika, persamaan regresi untuk memprediksi pendapatan tahun
mendatang dengan tidak menggunakan satu variable tetapi memasukkan
variable-variable yang berpengaruh terhadap pendapatan, misalnya variable
pertumbuhan penduduk, pendapatan perkapita, inflasi dan data
pertumbuhan ekonomi.

C. Menilai Akurasi Prediksi

Untuk menilai keakuratan berbagai teknik prakiraan dapat dilakukan


dengan menghitung pesentase kesalahan peramalan, yaitu Absolute
Percentage Eror (APE) dan Mean Absolute Percentage Eror (MAPE.) APE
dan MAPE mengukur perbedaan antara nilai prakiraan dengan hasil yang
sesungguhnya terjadi. Semakin kecil nilai APE berarti semakin baik
keakurasian teknik prakira- an yang digunkan. Secara matematis APE
dapat dituliskan sebagai berikut:

APE = Prediksi – Hasil Sesungguhnya


Hasil Sesungguhnya
Karena nilai APE yang diabsolutkan, maka APE tidak dapat
menunjukkan apakah terjadi prakiraan lebih (over estimate) ataukah
prakiraan kurang (under estimate) .Pada umumnya teknik kuantitatif
memiliki tingkat akurasi prediksi yang lebih baik dibandingakn pendekatan
judgmental. Perlu diperhatikan juga bahwa tingkat akurasi prakiraaan
memiliki hubungan terbalik dengan banyaknya periode ramalan. Semakin
lama periode yang diramalkan, semakin besar penyimpangan
peramalannnya. Hal ini terutama dipengaruhi oleh faktor lingkung- an
ekonomi dimasa datang yang tidak pasti dan tidak semua faktor ekonomi di
perhitungan dalam persamaan matematis prakiraan.

D. Permasalahan Prakiraan Pendapatan di Sektor Publik


Permaslahan yang terkait dengan urgensi prakiraan pendapatan di
lingkungan organisasi sektor publik dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: faktor teknis, ekonomi, adminitratif, dan peran legislatif.
Faktor teknis terkait dengan penggunaan teknik prakiraan yang paling tepat
yang dapat dikuasi oleh pegawai pemerintah dan ketersediaan data yang
memadai. Termasuk dalam fak- tor teknis ini adalah kualitas sumber daya
manusia yang melakukan tugas prakira- an pendapatan. Faktor ekonomi
terkait dengan turbulensi dan ketidakpastian ekonomi yang mempengaruhi
prakiraan pendaptan. Faktor adminnitratif terkait dengan perubahan
peraturan perundanagn terkait yang mempengaruhi pendapatan. Faktor
peran legislataif terkait dengan penggunaan hak budget oleh dewan serta
fungsi legislasi terkait dengan anggaran. Prakiraan pendapatan menjadi
terasa penting jika legislasi menaruh perhatian yang besar terhadap prediksi
pendapatasn tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Penyusunan rencana anggaran pendapatan perlu didukung dengan


dilakukannya prakiraan atau estimasi pendapatan agar anggaran pendapatan
yang ditetapkan tidak terlalu under estimate atau over estimate

2.Terdapat beberapa teknik prakiraan pendapatan yang dapat


digunakan,antara lain teknik Delphi,judgment,simple moving
average,exponential smoothing,transformation moving average,dan
regresi.Pada dasarnya setiap teknik prakiraan pendapatan tersebut memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing.Oleh karena itu,untuk
memperoleh hasil prediksi yang memuaskan perlu dilakukan kombinasi
dari berbagai teknik yang ada.
Daftar Pustaka

Mahmudi (2009) “Manajemen Keuangan Daerah” Buku Seri


Membudayakan Akuntabilitas Publik, Yogyakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai