Kelas : 2KA27
NPM : 15112802
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian…………………………………………..………………….............6
2. Jenis-jenis Kekuasaan…..………......…..…..…………………...................6
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kekuasaan dalam Organisasi..….…....…….….......................................9
2. Sumber dan Bentuk Kekuasaan Hubungannya dengan ......... .................
Kepemimpinan.................................................................................11
3. Kekuasaan Mempengaruhi Kepemimpinan..........................................12
4. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan.....................,.....................13
5. Pengaruh Kepemimpinan …………………………..……….………...........15
BAB III
1. KESIMPULAN……………………..………………..………………….…18
2. DAFTAR PUSTAKA………………..……….……….……………….….19
2
KATA PENGANTAR
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa selalu meridhai semua
bakti dan pengabdian kita kepada Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hubungan kepemimpinan dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya,
ibarat garam dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan yang
efektif (effective leadership ) terealisasi pada saat seorang pemimpin dengan
kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang
memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya dari satu sumber,
kepemimpinan yang efektif bisa dianalogikan sebagai movement untuk
memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat
yang tepat.
Para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu untuk dapat efektif, namun hal
itu tidak berarti bahwa lebih banyak kekuasaan akan lebih baik. Jumlah
keseluruhan kekuasaan yang diperlukan bagi kepemimpinan yang efektif
tergantung pada sifat organisasi, tugas, para bawahan, dan situasi. Pemimpin
yang mempunyai position power yang cukup, sering tergoda untuk membuat
banyak orang tergantung padanya daripada mengembangkan dan menggunakan
expert power dan referent power. Sejarah telah menunjukkan bahwa pemimpin
yang mempunyai position power yang terlalu kuat cenderung menggunakannya
untuk mendominasi dan mengeksploatasi pengikut. Sebaliknya, seorang
pemimpin yang tidak mempunyai position power yang cukup akan mengalami
kesukaran dalam mengembangkan kelompok yang berkinerja tinggi dalam
organisasi. Pada umumnya, mungkin lebih baik bagi seorang pemimpin untuk
mempunyai position power yang sedang saja jumlahnya, meskipun jumlah yang
optimal akan bervariasi tergantung situasi.
4
Sedangkan dalam personal power , seorang pemimpin yang mempunyai expert
power atau daya tarik karismatik sering tergoda untuk bertindak dengan cara-cara
yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan
adalah : Bagaimana hubungan Kekuasaan dengan Kepemimpinan Organisasi ?
1. Tujuan Penulisan
a. Melatih mahasiswa menyusun makalah ilmiah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan
dan kreatifitas mahasiswa.
b. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
bagaimana hubungan kekuasaan dengan kepemimpinan organisasi.
2. Metode Penulisan
Dari banyak metode yang penulis pelajari, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada
zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya memanfaatkan perpustakaan, tetapi dapat pula
dilakukan dengan menggunakan internet. Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih
praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik
ataupun materi yang penulis gunakan untuk maklah ini.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian
Menurut Max Weber kekuasaan itu dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan
yang membuat seorang actor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu
jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan
halangan. Walter Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan
untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
2. Jenis-jenis Kekuasaan
6
prajuritnya, seorang kepala sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya,
ataupun seorang pemimpin perusahaan terhadap karyawannya.
7
Kekuasaan kepakaran bisa terus eksis apabila ditunjang oleh referent power
atau legitimate power.
Seorang pemimpin yang memiliki jiwa leadership adalah pemimpin yang dengan
terampil mampu melakukan kombinasi dan improvisasi dalam menggunakan genesis
kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai
situasi. Inilah yang disebut penulis dalam kalimat sebelumnya sebagai
kepemimpinan yang efektif (effective leadership), dimana implementasinya adalah
dengan “memanfaatkan genesis kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang
tepat”.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Menurutnya, kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh,
sedangkan alasan adalah penggunaan pengaruh yang sebenarnya.
10
d. Referent power (referen kekuasaan) --> apakah B ingin seperti A atau
mempunyai keinginan merasakan kesatuan dengan A?
11
b. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate) bersumber pada jabatan seorang
pemimpin. Semakin tinggi jabatannya, semakin besar kekuasaan
legitimasinya. Gaya kepemimpinan yang sesuai adalah dengan gaya
“konsultasi dan “partisipasi” bagi para pengikut di tingkat sedan (antara M2
dan M3).
Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, jika seseorang berusaha untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, maka aktivitas seperti itu telah melibatkannya
12
ke dalam aktivitas kepemimpinan. Jika kepemimpinan tersebut terjadi dalam
suatu organisasi tertentu dan seseorang berupaya agar tujuan organisasi tercapai,
maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya
kepemimpinan dapat dianggap sebagai “modalitas” dalam kepemimpinan, dalam
arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan oleh seseorang sebagai
wahana untuk menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Atau dapat pula dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku yang konsisten ditunjukkan dan sebagai yang
diketahui oleh pihak lain ketika seseorang berusaha mempengaruhi kegiatan-
kegiatan orang lain. Perilaku ini dikembangkan setiap saat dan yang dipelajari
oleh pihak lain untuk mengenal ataupun menilai kepemimpinan seseorang. Namun
demikian, gaya kepemimpinan seseorang tidaklah bersifat “ fixed”. Maksudnya
adalah bahwa seorang pemimpin mempunyai kapasitas untuk membaca situasi
yang dihadapinya dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan
situasi tersebut, meskipun penyesuaian itu mungkin hanya bersifat sementara.
Pada pihak lain, setiap pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen atau
watak, dan kepribadian sendiri yang unik/khas, sehingga tingkah laku dan
gayanyalah yang membedakannya dari orang lain. Gaya/style hidupnya ini pasti
akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
13
Prinsip pertama dalam kepemimpinan adalah adanya hubungan antara pemimpin
dengan yang dipimpin. Tanpa yang dipimpin tidak ada orang yang perlu
memimpin. Prinsip kedua adalah bahwa pemimpin yang efektif menyadari dan
mengelola secara sadar dinamika hubungan antara pemimpin dengan yang
dipimpin (Richard Beckhard, 1995:125-126).
Konsepsi mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah
dikotomi antara “ position power ” (kekuasaan karena kedudukan) dan “ personal
power” (kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian
diperoleh dari peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan
14
d. Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan
berkomunikasi.
5. Pengaruh Kepemimpinan
15
menggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima,
feasible, memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu, memungkinkan
tidak membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.
Persuasi Rasional :
Permintaan Inspirasional :
Konsultasi :
16
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran,
aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan
pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi
perhatian dan saran dari pengikut.
Menjilat :
Taktik Koalisi :
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar
melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu
alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
Taktik Mengesahkan :
17
membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan,
praktik atau tradisi organisasi.
Menekan:
BAB IV
KESIMPULAN
Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah
dan tindakan-tindakan para pengikut. Berkaitan dengan hal ini telah dikemukakan
bahwa melalui social exchange theory, strategic contingency theory dan proses-
proses politis merupakan usaha-usaha untuk mempertahankan, melindungi dan
meningkatkan kekuasaan.
18
kekuasaan. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan
dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan
menghindari ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 1, Jakarta,
Salemba Empat, 2008
Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 2, Jakarta,
Salemba Empat, 2008
Siagian, Sondang, , 1983, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Gunung Agung,
Jakarta.
19
Umar, Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi & Thesis, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005
Yukl, Gary, 1977, Organization Behavior and Personal Psychology, Homewood, Illinois Richard
Irwin.
20