Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KONSTITUEN p-ISSN 2656-2383

VOL. 1 NO. 2, JUNI 2019 : 35 - 46 e-ISSN 2656-0925

PENERAPAN ASPEK KOMPETENSI ADMINISTASI, TRANSPARANSI DAN


EFESIENSI DALAM RESTRUKTURISASI BIROKRASI PEMERINTAHAN
DAERAH

Dadang Supriatna, S.Sos., M.Si

Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Abstrack

The implementation of the restructuring of the bureaucracy can be defined as a


process of redesigning or rearrangement of the existing bureaucracy. When the dynamics on
both internal and external environments that bureaucracy must also adapt these dynamics in
order to survive. Adaptation to the dynamics of the causes of bureaucracy must perform in
accordance with reality. Restructuring or realignment of bureaucratic organization is
essentially an activity to prepare the unit will be assigned the bureaucratic organization of
work areas, specific tasks or functions. Government Regulation No. 41 of 2007 is a
government regulation governing guidelines for the preparation and control of the regional
organization in the overall governance process.

Kata kunci: good governance, bureaucracy restructurization, local government

35
JURNAL KONSTITUEN
VOL. 1 NO. 2, JUNI 2019 : 35 - 46

A. Pendahuluan keleluasaan untuk menentukan nasibnya


sendiri dan memiliki akses serta ruang
Reformasi birokrasi yang sedang yang cukup bagi rakyat untuk ikut
dilaksanakan di Indonesia merupakan mempengaruhi pengambilan kebijakan
sebuah perubahan besar dalam paradigma publik.
dan tata kelola pemerintahan Indonesia. Selanjutnya untuk mendukung
Reformasi birokrasi tersebut juga kebijakan pemerintah dalam upaya
merupakan sebuah pertaruhan besar bagi peningkatan kinerja birokrasi,
bangsa Indonesia dalam menyongsong dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
tantangan abad ke-21. Dengan melakukan Nomor 41 Tahun 2007, tentang Pedoman
reformasi birokrasi maka institusi Organisasi Perangkat Daerah, yang pada
pemerintahan akan berusaha untuk prinsipnya menempatkan Otonomi Daerah
merekstrukturisasi, membangun berbagai dan pemberdayaan birokrasi secara utuh
regulasi dan memodernkan berbagai pada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota
kebijakan serta praktek manajemen berdasarkan Asas Desentralisasi dan Asas
pemerintah pusat dan daerah sesuai tugas Tugas Pembantuan dengan memberikan
fungsi instansi pemerintah dengan kewenangan dan keleluasaan kepada
paradigma baru. Daerah Kabupaten/Kota untuk membentuk
Dalam Rencana Pembangunan Lembaga Perangkat Daerah dan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005– melaksanakan kebijakan menurut prakarsa
2025, visi pembangunan nasional adalah dan aspirasi masyarakat, dan sesuai dengan
mewujudkan Indonesia yang mandiri, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004,
maju, adil dan makmur. Reformasi bahwa Pembentukan Susunan Organisasi
birokrasi dan tata kelola pun menjadi Perangkat Daerah ditetapkan dengan
prioritas utama bagi pemerintah saat ini Perda.
dengan mengacu pada Undang-Undang Kebijakan tersebut diarahkan
Nomor 17 Tahun 2007. Hal ini dilakukan karena semakin meningkatnya kesadaran
untuk meningkatkan profesionalisme masyarakat akan hak-hak sebagai warga
Aparatur Negara serta mewujudkan tata yang dapat menilai dan menuntut
pemerintahan yang baik, baik di pusat pemerintah dalam melaksanakan
maupun di daerah agar mampu mendukung mandatnya sebagai pelayan publik.
keberhasilan pembangunan di bidang perubahan tersebut tentunya perlu disikapi
lainnya. dengan cara mengembangkan penerapan
Pemberlakuan Undang-undang paradigma manajemen yang baru. Gerakan
tersebut mendukung Undang-Undang No “Reinventing Government“merupakan
32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah wujud nyata dari paradigma tersebut dalam
yang membawa konsekuensi terhadap upaya merespon dinamika perubahan dan
semua aspek penyelenggaraan tuntutan publik dalam era globalisasi yang
Pemerintahan Daerah serta membawa diimbangi dengan kemudahan akan akses
makna bagi kesejehteraan rakyat di daerah. informasi disektor sosial, politik, ekonomi
Kesejahteraan rakyat akan terwujud dan sektor lainnya sekarang ini diperlukan
dengan baik apabila rakyat memiliki restrukturisasi birokrasi yang mampu

36
Penerapan Aspek Kompetensi Administasi ……(Dadang Supriatna, S.Sos, M.Si)

menjawab dan mengantisipasi hal-hal yang Pemerintah Daerah akan benar-benar


berkaitan dengan kualitas pelayanan mewujudkan kehendak memberdayakan
publik, yang idealnya harus mencerminkan rakyat maka dalam mengimplementasikan
dan mengarah kepada prinsip dasar good Peratutan Pemerintah tersebut, Birokrasi
governance. Daerah harus eksis dengan performa yang
Proses restrukturisasi birokrasi slim, efisien dan efektif.
sebagai konsekuensi otonomi dilakukan
sesuai dengan filosofi miskin struktur kaya B. Pelaksanaan Restrukturisasi
fungsi dimana diharapkan akan tercipta Birokrasi berbasis Peraturan
efesiensi penyelenggaraan pemerintahan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
daerah. Akan tetapi, gejala yang ada Gambaran birokrasi yang besar dan
menunjukan bahwa penataan kelembagaan gemuk dapat menghabiskan banyak
di Daerah cenderung mengarah pada sumber daya, kenyataan ini sudah banyak
organisasi yang semakin banyak, besar terlihat pada birokrasi selama ini baik di
dan gemuk serta nampak birokratis. pusat maupun daerah. Organisasi
Ukuran dan besarnya organisasi diserahkan pemerintahan daerah dibangun dan
kepada daerah, tanpa pembobotan yang dikembangkan dengan menggunakan azas
jelas bahwa suatu urusan/kegiatan tertentu uniformitas. Adaptasi terhadap keragaman
layak untuk diwadahi dalam lembaga aktualitas kontektual lokal tidak direspon
setingkat Badan/Dinas atau hanya secara proporsional. Akibatnya penamaan,
setingkat Kantor. jenis dan jumlah Satuan Kerja Perangkat
Dalam kontek Otonomi Daerah Daerah (SKPD) yang dikembangkan di
yang dilaksanakan di daerah, apakah seluruh Daerah di Indonesia hampir sama.
semangat yang dikandung oleh Undang– Tanpa melihat, apakah SKPD yang
Undang No 32 Tahun 2004 tentang dikembangkan tersebut diperlukan dalam
Pemerintahan Daerah beserta peraturan rangka merespon kepentingan masyarakat
derivasinya yaitu dalam bentuk Peraturan atau tidak.
Pemerintah yang ingin mewujudkan Dalam praktek otonomi daerah
penguatan pada sisi rakyat dan mengurangi dibawah Undang-Undang Nomor 32
dominasi birokrasi benar-benar Tahun 2004 khususnya sebagaimana yang
diimplementasikan oleh Pemerintah diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah
Daerah. Untuk itu apakah Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 maka pemerintah
Daerah dalam merestrukturisasi Birokrasi daerah diberi kebebasan untuk menetapkan
Daerah khususnya dengan penamaa/nomenklatur, jenis dan jumlah
diimplementasikannya Peraturan skpd yang disesuaikan dengan kebutuhan,
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang kemampuan dan beban kerja yang ada
Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ditingkat pemerintah daerah. Dengan
benar-benar menjiwai semangat dari kebijakan pemerintah yang demikian,
dilaksanakannya Otonomi Daerah dibawah secara implisit sebenarnya terlihat nuansa
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. kesadaran bahwa praktek pembentukan
Peraturan Pemerintah tersebut kelembagaan birokrasi pemerintah daerah
implementasinya di daerah sangat yang uniform sudah tidak relevan dengan
menentukan nasib Birokrasi Daerah dan dinamika lingkungan internal maupun
nasib rakyat daerah, sebab apabila eksternalnya. Nuansa implisit lainnya

37
JURNAL KONSTITUEN
VOL. 1 NO. 2, JUNI 2019 : 35 - 46

sebagaimana disebutkan dalam peraturan membiayai birokrasi sedangkan untuk


pemerintah tersebut adalah bahwa pemberdayaan rakyat menjadi tidak
organisasi yang dibentuk pemerintah terprioritaskan.
daerah haruslah disesuaikan dengan Penerapan Peraturan Pemerintah
kondisi daerah. Nomor 41 Tahun 2007 telah
Dengan berpedoman kepada hal memungkinkan terbangunnya sebuah
tersebut diatas maka sebenarnya bagi Birokrasi Pemerintahan Daerah yang
daerah – daerah yang memiliki volume dan besar. Terbangunnya sebuah organisasi
kompleksitas permasalahan yang berbeda birokrasi yang besar juga mengakibatkan
dengan daerah lainnya juga harus terjadinya overlap implementasi tugas
memiliki, menetapkan dan pokok dan fungsi antar organisasi yang
mengembangkan organisasi di lingkungan ada. Banyaknya keragaman organisasi
pemerintahannya yang berbeda pula. Bagi birokrasi yang dibangun oleh Pemerintah
daerah yang memiliki volume dan Daerah menciptakan potensi terjadinya
kompleksitas permasalahan yang relatif duplikasi pelaksanaan tugas. Kondisi ini
kecil dibandingkan dengan daerah lainnya selain menciptakan sulitnya koordinasi
seharusnya juga mengembangkan pada tataran implementasi kebijakan
kelembagaan organisasi yang kecil pula. publik juga berakibat pada pemborosan
Ini berarti bahwa organisasi di lingkungan penggunaan sumber daya.
Pemerintah Daerah yang telah eksis selama Banyaknya keragaman organisasi
ini perlu dikaji ulang untuk dikembangkan yang dibangun juga menciptakan semakin
sesuai dengan kondisi dan tuntutan Era banyak kemungkinan terciptanya garis
Otonomi Daerah. konflik diantara organisasi birokrasi itu
Meskipun peraturan pemerintah sendiri. Konplik antar organisasi birokrasi
tersebut telah mengisyaratkan akan diakibatkan oleh adanya rebutan tugas
perlunya sebuah bentuk Birokrasi Daerah (proyek), sinyalemen ini selain akan
yang berbeda dari yang telah ada sekarang menyebabkan inefisiensi juga berakibat
ini, namun ternyata dalam realitas terbengkalainya pelayanan publik. Didasari
pelaksanaan Otonomi Daerah di Era oleh argumentasi tersebut maka
Reformasi dan Demokratisasi ini fenomena selayaknya dalam restrukturisasi birokrasi
- fenomena yang ditampilkan oleh yang dilakukan oleh pemerintah daerah
Pemerintah Daerah dalam maka hal tersebut perlu mendapat
merestrukturisasi dan atau pertimbangan yang proporsional, sehingga
mengembangkan organisasi organisasi birokrasi yang dibangun oleh
dilingkungannya masih seperti pada masa pemerintah daerah adalah merupakan
sebelumnya. Birokrasi Daerah masih saja sebuah organisasi birokrasi yang benar-
dibangun dengan gaya struktur lama dan benar sesuai dengan keinginan jaman.
cenderung justeru lebih besar dari masa Secara lebih luas dengan adanya
sebelumnya. Dengan adanya tampilan Restrukturisasi Birokrasi Pemerintah
yang demikian maka kehendak untuk Daerah sebenarnya adalah dalam kerangka
mewujudkan pemberdayaan rakyat akan pengembangan kepemerintahan yang baik
menemui persoalan, sebab sebagian besar (Good Governance). Restrukturisasi
dana pemerintah akan tersedot untuk Birokrasi Pemerintah Daerah dalam

38
Penerapan Aspek Kompetensi Administasi ……(Dadang Supriatna, S.Sos, M.Si)

kerangka Good Governance diharapkan distribusi jabatan inipun lebih banyak


akan menciptakan suatu penyelenggaraan dipengaruhi oleh like and dislike tanpa
Pemerintahan Daerah yang lebih mempertimbangkan latar belakang
akuntabel, transparan, responsive, terbuka, pendidikan, serta spesifikasi keahlian
efektif dan efisien, karena dengan aparat yang diberikan jabatannya.
penyelenggaraan Good Governance Penurunan kinerja aparatur dalam
memungkinkan semua elemen yang ada suatu organisasi umumnya dipengaruhi
yaitu negara, sektor swasta dan masyarakat oleh pola penempatan orang-orang yang
bisa terlibat secara proporsional dalam tidak sesuai dengan bidang keahliannya.
menentukan kebijakan publik yang dibuat Berkaitan dengan hal ini, Sitanggang (1997
dan akan diimplementasikan. : 139) mengemukakan bahwa orang-orang
Secara umum, dalam melakukan yang mempunyai keahlian spesialisasi
kebijakan restrukturisasi, pola inventarisasi adalah tenaga yang langka dan sangat
dan identifikasi kebutuhan dan diperlukan, tetapi bila ditempatkan pada
kemampuan daerah termasuk kemampuan lingkungan atau pekerjaan yang tidak
dan kesiapan aparatur yang diterapkan di sesuai dengan keahliannya maka hasil
daerah cenderung masih keliru, sehingga yang didapat dari tenaga tersebut
pada gilirannya mengakibatkan sejumlah sebenarnya tidak menguntungkan. Selain
daerah dalam menerapkan kebijakan ini ketepatan penataan keahlian menurut
tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bidang, juga perlu keserasian penempatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah keahlian menurut tingkatnya.
serta kebutuhan masyarakatnya.
Kekeliruan ini mempengaruhi C. Pengembangan Good Governance
proses penempatan aparatur yang tidak Dalam Restrukturisasi Birokrasi
sesuai dengan spesifikasi keahlian di Restrukturisasi Birokrasi dapat
bidangnya yang pada akhirnya berdampak diartikan sebagai sebuah proses redesain
pada kualitas kinerja penyelenggara atau penataan ulang terhadap tatanan
pemerintahan daerah dalam melayani birokrasi yang telah ada. Ketika terjadi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang dinamika pada lingkungan baik internal
menjadi sasaran pembangunan secara maupun eksternalnya maka birokrasi juga
umum. Kondisi ini, juga terjadi pada harus mengadaptasi dinamika tersebut
pemerintah pusat. Kesalahan dalam supaya dapat survive. Adaptasi terhadap
melakukan inventarisasi dan identifikasi dinamika yang terjadi menyebabkan
kebutuhan, kemampuan serta keahlian birokrasi harus tampil sesuai dengan
aparatur, mempengaruhi pola pembentukan realitas yang ada. Restrukturisasi atau
dan penyusunan struktur organisasi di penataan kembali organisasi birokrasi pada
berbagai kementerian. Hakekat hakekatnya adalah aktivitas untuk
pelaksanaan kebijakan restrukturisasi yang menyusun satuan organisasi birokrasi yang
semula dimaksudkan untuk akan diserahi bidang kerja, tugas atau
mengoptimalkan kinerja aparatur dalam fungsi tertentu.
memberikan pelayanan kepada Keberhasilan penataan organisasi
masyarakat, pada kenyatannya justru tergantung pada 2 hal yaitu penetapan
cenderung terfokus pada kebutuhan kebijakan perubahan struktur yang mampu
distribusi jabatan dimana keputusan mengantisipasi perubahan struktur di masa

39
JURNAL KONSTITUEN
VOL. 1 NO. 2, JUNI 2019 : 35 - 46

depan, dan partisipasi seluruh anggota digunakan ialah organisasi fungsional,


organisasi, kemampuan mengubah tingkah organisasi matriks, dan kepanitiaan
laku mereka, keterampilan dan sikap. atau adhocracy. Dengan menggunakan
Kegiatan mendesain struktur organisasi salah satu tipe organisasi tersebut,
menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, kinerjanya akan memuaskan, tingkat
siapa melapor kepada siapa, dan efisiensi, efektivitas, dan
mekanisme koordinasi yang formal serta produktivitasnya tinggi, mampu
pola interaksi yang akan diikuti. Oleh memberikan pelayanan dengan cepat,
karena itu, struktur organisasi sangat dan kepuasan kliennya terjamin;
penting bagi suatu organisasi agar d. Salah satu prinsip organisasi yang
mekanisme kerja dapat berjalan dengan harus dipahami adalah keseimbangan
baik. antara wewenang dan tanggung jawab.
Penyusunan struktur organisasi Hal ini berarti struktur apapun yang
menurut Siagian (2000:88) harus digunakan harus menjalin
memperhatikan 4 faktor pendekatan keseimbangan antara wewenang dan
situasional, yaitu : tanggung jawab yang mencerminkan
a. Struktur organisasi harus sesuai kebijakan pimpinan dalam
dengan tugas untuk menghilangkan menerapkan pola desentralisasi untuk
kesan bahwa organisasi terlalu besar pengambilan keputusan.
dan rumit. Struktur organisasi
dikaitkan dengan misi yang harus Pentingnya struktur organisasi
diemban, strategi yang ditetapkan, dikemukakan oleh Ancok (2001:25),
uraian tugas institusional dan personal, bahwa keunggulan kompetitif organisasi
tersedianya tenaga kerja yang antara lain ditentukan oleh struktur yang
memiliki pengetahuan dan ramping “lean dan mean” atau dalam
ketrampilan yang spesialistik, bahasa yang lain disebut “miskin struktur
dukungan anggaran, serta tersedianya kaya fungsi”. Hal ini sejalan dengan
sarana dan prasarana kerja; perspektif Osborn dan Gaebler, yaitu
b. Pengurangan jarak kekuasaan. dengan adanya pergeseran peran
Mengurangi jarak kekuasaan berarti pemerintah dari “rowing” mendayung ke
penciptaan organisasi yang datar, “steering” mengarahkan maka organisasi
peningkatan intensitas dan frekuensi birokrasi pemerintah juga harus mampu
komunikasi langsung antara atasan mengadaptasi hal tersebut. Oleh sebab itu
dan bawahan, pemberdayaan para restrukturisasi birokrasi haruslah mampu
bawahan, terutama dalam bentuk menghasilkan sebuah struktur yang
kesempatan turut terlibat aktif dalam ramping, fleksibel, responsive, dan efisien.
proses pengambilan keputusan, Sebuah proses redisain atau penataan ulang
penyeliaan yang simpatik, dan sistem terhadap tatanan Organisasi Birokrasi
penilaian kinerja bawahan yang Pemerintah daerah khususnya Perangkat
objektif; Daerah dilihat dengan indikator sebagai
c. Kemungkinan penggunaan tipe-tipe berikut : latar belakang atau yang
organisasi lain. Seperti diketahui, mendasari proses tersebut, bagaimana
berbagai tipe organisasi yang dapat proses restrukturisasi dilaksanakan, siapa

40
Penerapan Aspek Kompetensi Administasi ……(Dadang Supriatna, S.Sos, M.Si)

saja yang terlibat dalam proses tersebut kebijakan publik. Demokrasi menjadikan
dan kepentingan-kepentingan apa saja masyarakat tidak lagi sekedar objek yang
yang diakomodasi serta dominan dalam bisa dieksploitasi namun masyarakat akan
formulasinya. menjadi subjek.
Realitas penyelenggaraan Sesuai dengan perkembangan,
pemerintahan pada masa-masa sebelumnya maka sekarang ini paradigma Good
menempatkan birokrasi dalam kedudukan Governance menjadi suatu tuntutan dalam
yang sangat dominan. Dominannya penyelenggaraan pemerintahan. Good
kedudukan posisi birokrasi dalam Governance menuntut keseimbangan peran
penyelenggaraan pemerintahan merupakan antar semua unsur pendukungnya, yaitu
instrumen dari praktek pemerintahan yang Negara/pemerintah (birokrasi), sektor
otoriter. Ketika menempatkan birokrasi swasta dan masyarakat. Realitas sekarang
(pemerintah) dalam kedudukan yang ini menunjukan bahwa posisi masyarakat
berhadapan dengan masyarakat maka relatif sangat tidak seimbang (tidak
posisi masyarakat relatif sangat tidak berdaya) dibandingkan dengan posisi unsur
berdaya. Kondisi birokrasi yang tampil lainnya yaitu negara dan sektor swasta
dengan realitas yang demikian karena sebagai akibat dari praktek
birokrasi ditopang oleh resosis yang relatif penyelenggaraan pemerintah masa lalu.
berlebih apabila dibandingkan dengan Dengan diimplementasikannya
yang dimiliki oleh masyarakat. Struktur paket peraturan otonomi daerah yang baru,
birokrasi dibangun dan dikembangkan ke maka Pemerintah Daerah salah satunya
segala arah, baik secara vertikal maupun harus melakukan restrukturisasi terhadap
secara harizontal. Semua lini kehidupan birokrasinya. Keharusan Pemerintah
masyarakat hampir tidak ada yang steril Daerah untuk melakukan restrukturisasi
dari intervensi birokrasi. Kondisi ini selain terhadap birokrasi haruslah sejalan dengan
menciptakan ketidakberdayaan masyarakat perkembangan paradigma penyelenggaraan
juga akhirnya membuat masyarakat sangat pemerintahan yang baru yaitu harus
tergantung dengan birokrasi. mampu mewujudkan Good Governance
Ketika terjadi perubahan politik di khususnya ditingkat lokal. Realitas
tingkat nasional dengan bergulirnya masyarakat yang tidak berdaya sebagai
reformasi, maka ada kehendak untuk akibat dari kebijakan masa lalu, maka
memberdayakan masyarakat dan melalui restrukturisasi birokrasi,
mengurangi dominasi birokrasi. Keinginan Pemerintah Daerah harus mampu
tersebut merupakan cerminan dari menciptakan pemberdayaan masyarakat.
demokratisasi. Demokrasi menuntut Pemberdayaan masyarakat ini
penguatan pada sisi masyarakat dimaksudkan untuk dapat mencapai
dibandingkan dengan kesejajaran dengan unsur lain sebagai
birokrasi/pemerintah. Dengan adanya penopang terciptanya Good Governance,
demokrasi memungkinkan masyarakat yaitu negara/pemerintah (birokrasi) dan
dapat menentukan nasibnya sendiri yang sektor swasta yang selama ini lebih
selama ini tidak bisa didapatkannya. berdaya dari masyarakat.
Karena dengan demokrasi masyarakat akan Implementasi restrukturisasi
memiliki akses yang luas untuk masuk dan birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah
terlibat dalam arena proses pengambilan daerah dalam kerangka pengembangan

41
JURNAL KONSTITUEN
VOL. 1 NO. 2, JUNI 2019 : 35 - 46

Good Governace di tingkat lokal, maka digunakan oleh birokrasi bisa transfer
restrukturisasi tersebut haruslah mampu untuk peningkatan pemberdayaan
menciptakan sebuah Birokrasi Pemerintah masyarakat.
Daerah yang tampil dengan performa yang Kompetensi administrasi dari
baru. Tampilan Birokrasi Pemerintah Birokrasi Pemerintah Daerah akan
Daerah haruslah tidak lagi seperti masa memungkinkan organisasi tersebut
sebelumnya, yaitu sebuah Birokrasi memiliki kompetensi lembaga dan
Pemerintah Daerah yang besar dan banyak kompetensi personil. Kompetensi diartikan
memerlukan resosis, namun harus eksis sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk
dengan ramping namun kaya fungsi. menentukan/memutuskan sesuatu.
Apabila Birokrasi Pemerintah Daerah bisa Kompetensi individu/personil pendekatan
tampil dengan performa baru yang “lean ini menitikberatkan pada keunggulan
and mean” maka kehendak untuk seseorang khususnya dilihat dari
memberdayakan rakyat akan dapat knowledge dan skillnya.
diwujudkan. Karena resosis yang selama Sesuai dengan perspektif diatas,
ini dipakai untuk birokrasi bisa digunakan maka dalam kontek restrukturisasi
untuk memberdayakan masyarakat. birokrasi yang dilaksanakan oleh
Dengan berdayanya masyarakat maka akan Pemerintah Daerah, organisasi birokrasi
ada keseimbangan peran dari semua unsur harus memiliki kompetensi baik dari sisi
penopang Good Governance. Adanya kelembagaan maupun dari sisi personil.
keseimbangan peran antar unsur penopang Kompetensi kelembagaan dimaksudkan
Good Governance akan dapat mewujudkan sebagai kemampuan atau kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik. yang dimiliki oleh lembaga/organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi secara
D. Penerapan Aspek Kompetensi efektif dan efisien. Kompetensi
Administasi, Transparansi dan kelembagaan ini mengandung makna
Efesiensi Terhadap Restrukturisasi bahwa organisasi yang dibentuk benar-
Birokrasi Pemerintahan Daerah benar memiliki kewenangan dan
Sesuai dengan aspek pemerintahan kemampuan untuk melaksanakan tugas
dari Good Governance sebagai mana yang pokok dan fungsinya secara efektif dan
diuraikan terdahulu, maka tampilan efisien. Kompetensi kelembagaan
Birokrasi Pemerintah Daerah yang dimaksudkan untuk menghindari adanya
akomodatif terhadap pengembangan duplikasi pelaksanaan tugas (overlap antar
“Good Governance“ hanya mungkin lembaga yang ada) karena dengan adanya
tercipta jika birokrasi tersebut telah kompetensi lembaga maka setiap lembaga
mampu merubah dirinya menjadi sebuah akan memiliki karakteristik yang berbeda
organisasi yang dapat meningkatkan dengan lembaga lainnya dalam
kompetensi administrasi, transparansi dan menjalankan aktivitasnya untuk mencapai
efisiensi dalam diri birokrasi itu sendiri. efektivitas dan efisiensi dari tujuan
Tampilan birokrasi yang demikian akan organisasi.
mampu banyak mengurangi penggunaan Tidak adanya duplikasi antar
resosis yang selama ini dipergunakannya. organisasi mensyaratkan dibangunnya
Sehingga resosis yang selama ini sebuah organisasi birokrasi yang ramping.

42
Penerapan Aspek Kompetensi Administasi ……(Dadang Supriatna, S.Sos, M.Si)

Dengan bangunan organisasi birokrasi yang menyebabkan birokrasi tidak lagi


yang demikian maka resosis untuk bisa seenaknya menggunakan resosis yang
birokrasi juga akan mengalami pengecilan. ada. Dengan demikian maka resosis yang
Sedangkan kompetensi personil diartikan digunakan birokrasi khususnya untuk
sebagai kemampuan dan karakteristik yang kepentingan subjektif birokrat dapat
dimiliki personil berupa pengetahuan dan dikendalikan menuju kearah yang semakin
keterampilan yang dijadikan dasar dalam mengecil.
penempatan/promosi pada jabatan–jabatan Sesuai dengan perspektif di atas,
yang tersedia dalam jajaran organisasi maka secara lebih spesifik Transparansi
birokrasi hasil proses restrukturisasi. diartikan sebagai keterbukaan yang
Dengan ada kompetensi personil di jajaran dimiliki oleh organisasi dalam
organisasi birokrasi pemerintah daerah implementasi kebijakan publik, dimana
maka penggunaan resosis untuk keperluan rakyat secara leluasa dapat memperoleh
birokrasi akan mengalami pengecilan, informasi dan mengetahui secara jelas
karena profesionalisme birokrat dapat tentang proses perumusan dan
diwujudkan. Kemampuan personil dalam implementasi kebijakan publik.
menjalakan tugas dengan baik (wujud dari Dasar utama restrukturisasi
profesionalisme) akan mengurangi birokrasi perangkat daerah dalam bentuk
penggunaan biaya-biaya yang tidak suatu organisasi adalah adanya urusan
semestinya. pemerintahan yang menjadi kewenangan
Berdasarkan perspektif tersebut di daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan
atas, maka yang dimaksud Kompetensi urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa
Administrasi, yaitu yang meliputi setiap penanganan urusan pemerintahan
kompetensi lembaga dan kompetensi harus dibentuk ke dalam organisasi
individu adalah kemampuan dan tersendiri. Tapi harusnya memperhatikan
karekteristik organisasi dan personil aspek kompetensi administrasi dan
dalam mengemban tugas pokok dan efesiensi guna mewujudkan penerapan
fungsinya. Konsep ini akan dilihat dengan good governance pada tiap satuan kerja
indikator sebagai berikut : kesesuaian perangkat daerah. Dengan perubahan
antara misi organisasi dengan tugas pokok terminologi pembagian urusan pemerintah
dan fungsi organisasi, kejelasan tugas yang bersifat konkuren berdasarkan
pokok dan fungsi antar organisasi, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
persyaratan rekruitmen pegawai pada maka dalam implementasi kelembagaan
suatu organisasi, persyaratan promosi setidaknya terwadahi fungsi-fungsi
pegawai pada jabatan tertentu di pemerintahan tersebut pada masing-masing
organisasi. tingkatan pemerintahan
Transparansi memungkinkan Berdasarkan hal tersebut di atas,
masyarakat dapat mengontrol birokrasi pelaksanaan restrukturisasi birokrasi
dalam menjalankan aktivitasnya. Adanya Pemerintah daerah dapat dipolakan sebagai
kontrol yang ketat dari masyarakat inilah berikut:

43
JURNAL KONSTITUEN
VOL. 1 NO. 2, JUNI 2019 : 35 - 46

Gambar
Penerapan Aspek Kompetensi Administasi, Transparansi dan Efesiensi Terhadap
Birokrasi Pemerintahan Daerah

BIROKRASI RESTRUKTURISASI PENERAPAN GOOD


PEMERINTAHAN GOVERNANCE
ASPEK:
KOMPETENSI ADMINISTRASI
TRANSPARANSI
EFESIENSI

KEMANDIRIAN
PEMERINTAH
DAERAH

Dari gambaran tersebut dapat implementasi dari kewajiban untuk terbuka


dijelaskan bahwa dengan dikeluarkannya yang dimiliki oleh organisasi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun tugas pokok dan fungsi.
2007 tentang Pedoman Organisasi Sedangkan efisiensi dimaksudkan
Perangkat Daerah akan menuntut bahwa restrukturisasi birokrasi yang
dilakukannya restrukturisasi birokrasi dilaksanakan Pemerintah Daerah harus
perangkat daerah dan apabila dilakukan mampu menghasilkan sebuah organisasi
penataan struktur organisasi maka akan birokrasi yang lebih sederhana, ramping
membawa implikasi pada kemandirian namun kaya fungsi sehingga aspek
organisasi Pemerintah daerah. Dalam efisiensi khususnya dalam penggunaan
proses restrukturisasi, birokrasi dana publik untuk keperluan birokrasi
pemerintahan daerah juga memperhatikan menjadi lebih baik (efisien). Mengenai
penerapan good governance dalam tiap pentingnya penyederhanaan lembaga dan
satuan kerja perangkat daerah guna menuju efisiensi dalam kerangka Good
kemandirian pemerintah daerah. Governance Nisjar dalam Widodo
Konsep Transparansi atau (2001:56) menyebutkan bahwa penerapan
keterbukaan organisasi yang ada di jajaran prinsip - prinsip “Good Governace”,
birokrasi Pemerintah Daerah dari hasil pemerintah harus … menciptakan struktur
proses restrukturisasi birokrasi, akan kelembagaan bagi berkembangnya
dilihat dengan indikator sebagai berikut : partisipasi masyarakat, … dengan
kewajiban untuk terbuka yang ada dalam demikian perlu ada perampingan birokrasi
tugas pokok dan fungsi organisasi dan atau corak pemerintah. Karena birokrasi

44
Penerapan Aspek Kompetensi Administasi ……(Dadang Supriatna, S.Sos, M.Si)

adalah lembaga implementasi kebijakan belum banyak mengarah pada


publik maka dalam kegiatan pelaksanaan pengembangan Good Governance.
kebijakan publik harus dilakukan secara Restrukturisasi birokrasi yang
efisien (Widodo, 2001:56). Efisiensi dilaksanakan belum dalam kerangka
merupakan penggunaan waktu yang mengakomodasi terjadinya peningkatan
sesingkat-singkatnya dengan biaya yang kompetensi administrasi, peningkatan
semurah-murahnya dalam memberikan transparansi maupun peningkatan efisiensi
pelayanan (Dwiyanto dkk, 2002:49). dari Birokrasi Pemerintah Daerah dalam
Perspektif tersebut menunjukkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan.
efisiensi dapat dilihat dari dua dimensi Dalam rangka menciptakan good
yaitu dimensi biaya/dana dan dimensi governance dalam penyelenggaran
waktu. pemerintahan, maka proses restrukturisasi
di Jajaran Birokrasi Pemerintah Daerah
E. Penutup perlu memperhatikan prinsip Miskin
Struktur Kaya Fungsi sehingga perlu
Secara umum proses restrukturisasi dilakukan regrouping/penyatuan atau
Satuan Kerja Organisasi Pemerintah penghapusan terhadap lembaga–lembaga
Daerah sesuai dengan Peraturan yang telah ada dan dianggap menyebabkan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang ketidakefisienan dalam penggunaan dana
berdasarkan potensi yang dimiliki, yaitu APBD untuk keperluan birokrasi.
meliputi : Luas wilayah, jumlah Penduduk Sedangkan dalam rangka mewujudkan
dan jumlah APBD. Selain itu proses efisiensi pelayanan kepada masyarakat
penetapan besaran organisasi perangkat maka semua jajaran organisasi birokrasi
daerah telah berpedoman pada yang ada perlu melakukan perbaikan dan
perumpunan bidang yang diwadahi oleh beberapa reorientasi sesuai dengan unsur-
dinas atau badan. Restrukturisasi Birokrasi unsur good governance.
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. & Muchiri, M.K. 2001, The organization of the future: Reckoning with the digital
economy. Jurnal Siasat Bisnis, Vol.2, no.6 Jakarta
Bennis,Warren and Mische, Michael, 1999, Organisasi Abad 21 (Reinventing melalui
Reengineering), Terjemahan ; Irma Andriani Rachmayanti, PT. Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta
Dwiyanto, Agus dkk, 2002, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, PSKK-UGM,
Yogyakarta.

45
JURNAL KONSTITUEN
VOL. 1 NO. 2, JUNI 2019 : 35 - 46

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741)
Siagian Sondang P., 1987, Organisasi Kepemimpinsn dan Perilaku Administrasi, Gunung
Agung, Jakarta
____________., 2000, Manajemen Abab 21, Bina Aksara, Jakarta.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Widodo, Joko., 2001, Good Governance : Telaah dari Dimensi : Akuntabilitas dan Kontrol
Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Insan Cedekia, Surabaya.

46

Anda mungkin juga menyukai