43
44 Bagus Riyono
Model sekali jadi artinya struktur yang karakteristik pekerjaan, salah satu yang
dibentuk sudah dipertimbangkan penting adalah tingkat spesialisasinya.
masak-masak dengan memperhitungkan Dalam istilah populer hal ini disebut
segala kemungkinan, kemudian sebagai Division of Labor.
diputuskan dan tidak diubah lagi. Model Keputusan ke dua yang perlu
berkembang akan lebih cepat diputuskan dilakukan adalah membagi kewenangan
tetapi keputusan tersebut tidaklah dalam jabatan-jabatan yang telah
bersifat tetap. Dengan mempertimbang- dibentuk. Kewenangan dapat diartikan
kan perubahan situasi dan kondisi sebagai hak untuk mengambil keputusan
lingkungan serta perubahan kebutuhan, tanpa menunggu petunjuk dari atasan
struktur yang sudah dibentuk dapat dan untuk memerintah pihak lain yang
diubah sewaktu-waktu sesuai sudah ditentukan. Hak untuk mengambil
kebutuhan. Namun demikian, isi dari keputusan dimiliki oleh semua jabatan,
keputusan itu kurang lebih akan sama, sedangkan hak untuk memerintah pihak
walaupun prosesnya bisa berbeda-beda lain hanya dimiliki oleh posisi manager
(Gibson, 1993). atau supervisor. Istilah yang sering dipakai
Ada empat macam keputusan yang adalah Authority Delegation.
harus diambil ketika manajemen akan Keputusan berikutnya yang harus
melakukan desain organisasi. Keempat diambil adalah cara mengelompokkan
keputusan tersebut pada akhirnya akan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Hal ini
membentuk suatu struktur organisasi. merupakan sejenis klasifikasi pekerjaan
Dua keputusan yang pertama akan yang dapat menghasilkan kelompok
mencakup pekerjaan individual yang pekerjaan yang homogen atau
berkisar pada aktivitas dan kewenangan, sebaliknya bisa juga memunculkan
sedangkan dua keputusan berikutnya kelompok pekerjaan yang heterogen.
akan mencakup kelompok pekerjaan atau Dalam disiplin ilmu organisasi, aktivitas
departemen. ini disebut Departmentalization.
Pertama, manajemen perlu Akhirnya hal keempat yang
memutuskan bagaimana membagi dijadikan pertimbangan dalam
pekerjaan yang kompleks menjadi membentuk struktur organisasi adalah
pekerjaan-pekerjaan yang lebih simpel besarnya satu kelompok kerja yang
atau lebih kecil. Aktivitas total dari suatu diinginkan, atau banyaknya anggota
organisasi yang kompleks perlu dipecah- yang proporsional untuk dikelola oleh
pecah ke dalam aktivitas-aktivitas kecil seorang supervisor. Ukuran ini disebut span
yang saling terkait. Hasil dari keputusan of control yang perlu ditentukan apakah
ini akan berupa pekerjaan dan tanggung akan banyak atau sedikit, tergantung
jawab yang khusus, atau sering disebut kebutuhan dan kondisi yang ada.
spesialisasi. Dari sekian banyak
High Low
Specialization Specialization
Division of
Wide Centralized
Labor
Span of Authority
Control Delegation
Departmen-
Narrow Decentralized
talization
Homogeneous Heterogeneous
Di samping itu, ada hal lain yang Mutual adjustment adalah mekanisme
juga tidak kalah penting dalam koordinasi melalui proses komunikasi
mendesain sebuah organisasi, yaitu informal yang sederhana. Pada kondisi
bagaimana membentuk mekanisme ini para pelaku atau pekerja saling
koordinasi antarbagian yang muncul berkomunikasi untuk mengkoordinir
setelah dilakukannya division of labor. pekerjaan mereka bersama. Karena
Mekanisme koordinasi ini menurut sifatnya yang sederhana maka
Mintzberg (1993) ada lima macam, yaitu mekanisme ini sering terjadi pada
(1) mutual adjustment, (2) direct supervision, organisasi yang sederhana pula. Namun
(3) standardization of process, (4) demikian, proses yang sederhana ini
standardization of skills, dan (5) akan muncul kembali ketika sebuah
standardization of output. Mekanisme organisasi sudah sedemikian kompleks,
koordinasi ini akan menjelaskan tetapi membutuhkan keputusan yang
bagaimana suatu organisasi bekerja. cepat. Misalnya, ketika NASA akan
meluncurkan pesawat luar angkasa, para
mekanisme direct supervision tersebut, proses kerja dari operating core, sedangkan
middle line managers juga memiliki tugas pada tingkat menengah mereka
untuk membangun network antara melakukan standardisasi ketrampilan
sesama middle line manager karena terhadap middle line manager. Terakhir,
kebanyakan tugas mereka interdependen pada tingkat atas mereka bisa berperan
satu sama lain. Mereka juga bertanggung sebagai desainer dari sistem atau proses
jawab untuk memformulasikan strategi perencanaan strategis, atau menyusun
untuk unit kerja mereka, walaupun harus sistem keuangan yang bisa mengontrol
tetap sejalan dengan strategi organisasi pencapaian tujuan dari unit-unit kerja
secara keseluruhan. Semakin ke bawah yang pokok.
tugas middle line managers ini akan semakin Walaupun tugas mereka berkisar
konkret dan semakin fokus pada alur pada proses standardisasi, tetapi
kerja dari operating core. mekanisme koordinasi mereka lebih
Technostructure adalah bagian dari banyak dengan mutual adjustment. Mereka
organisasi yang berperan sebagai analis lebih banyak terlibat dengan bagian-
beserta stafnya, yang pekerjaannya akan bagian lain dari organisasi melalui
mempengaruhi pekerjaan bagian lain hubungan informal, seperti layaknya
dari organisasi tersebut. Mereka adalah konsultan internal dari organisasi
orang-orang yang merancang, tersebut.
merencanakan, dan melatih orang untuk Support staff adalah bagian dari
menjalankan operating core dari organisasi, organisasi yang relatif mandiri
tetapi mereka sendiri tidak dibandingkan bagian-bagian yang lain.
melakukannya secara langsung. Mereka berfungsi sebagai support yang
Technostructure menjamin kualitas tidak langsung terhadap kehidupan
pekerjaan operating core melalui organisasi tersebut. Termasuk dalam
standardisasi, baik proses, output, support staff antara lain bagian kafetaria,
maupun skills. Posisi mereka sering bagian legal counsel, public relation, atau
disebut dengan istilah analis, yang bisa bagian hubungan industrial. Masing-
digolongkan menjadi tiga, yaitu: work- masing berperan penting bagi
study analyst, yang melakukan kehidupan organisasi, tetapi tidak
standardisasi proses kerja, planning and langsung berhubungan dengan bisnis
control analyst, yang melakukan utama dari organisasi tersebut. Peran
standardisasi output, dan personnel support staff, seperti halnya technostructure,
analys,t yang melakukan standardisasi tersebar mulai pada tingkat bawah
skills (misal dengan pelatihan-pelatihan). (seperti kafetaria) sampai dengan tingkat
Technostructure ini bisa berada pada atas (legal counsel atau public relation).
tingkat bawah sampai atas. Pada tingkat Karena variasi fungsi yang begitu
bawah mereka melakukan standardisasi banyak, tidak mudah untuk menentukan
bureaucracy. Usia dan besarnya organisasi dalam hal unity of command. Dalam model
juga menjadi pendorong dibentuknya ini, alur komunikasi dan pengambilan
divisi, karena semakin besar sebuah keputusan sangat fleksibel dan informal.
organisasi maka perlu diversifikasi. Itulah sebabnya adhocracy lebih berfokus
Salah satu resiko dalam divisionalized pada inovasi, bukan standardisasi.
form adalah kecenderungan untuk Kondisi lingkungan yang
tersentralisasinya kekuasaan baik pada membutuhkan model adhocracy ini adalah
level divisi maupun pada kantor pusat. lingkungan yang kompleks dan dinamis.
Sehingga dalam organisasi yang besar,
bahkan raksasa tersebut kekuasaan yang Daftar Pustaka
begitu besar hanya berada di tangan
beberapa orang saja. Cummings, T. G. and Worley, C. G. 1997.
Adhocracy memiliki karakteristik Organization Development and Change.
sebagai berikut: sebuah struktur yang Cincinnati, Ohio: South-Western
sangat organik dengan minimal College Publishing.
formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang
tinggi berdasar pendidikan formal; para Drucker, Peter F. 2001. The Organization of
spesialis akan memiliki “rumah”, yaitu The Future. Hesselbein, F., Goldsmith,
departemen fungsional, tetapi mereka M., dan Beckhard, R. (Eds.). Jakarta:
bekerja pada tim-tim kecil yang The Drucker Fondation/ Elexmedia
mengerjakan proyek-proyek khusus Komputindo.
yang fokus pada pasar tertentu; banyak
menggunakan alat-alat atau mekanisme French, W.L., Bell, Jr., Cecil H., and
penghubung untuk melakukan Zawacki, Robert A. 2000. Organization
koordinasi yang bersifat mutual adjustment Development and Transformation. Boston:
di antara dan di dalam tim-tim tersebut. McGraw-Hill.
Sebuah tim dapat terdiri dari berbagai
macam ahli dan sekaligus pejabat Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., & Donnelly,
Jr., J.H. 1993. Organization: Behavior,
struktural, dan mendapatkan
kewenangan pada ruang lingkup Structure, Processes. Boston: Irwin
tertentu tergantung tugasnya (selective McGraw-Hill.
decentralization).
Mintzberg, Henry. 1993. Structure in Fives:
Adhocracy ini memungkinkan inovasi
Designing Effective Organization. New
dengan minimnya standardisasi dalam
Jersey: Prentice Hall.
bekerja. Model ini juga merupakan model
struktur yang paling jauh dari prinsip
manajemen klasik dari Henry Fayol
maupun Frederick Taylor, terutama
Psikologi Pemaafan
Latifah T. Wardhati & Faturochman
57
58 Latifah T. Wardhani & Faturochman
tatakala rasa sakit hati tersebut selalu kan dalam hubungan interpersonal
bersifat pribadi, tidak adil dan merupakan hasil interaksi yang
mendalam (Smedes, 1984). Merupakan kompleks. Beberapa penelitian
hal yang bijaksana untuk tidak menunjukkan memaafkan berhubungan
mengubah semua rasa sakit hati menjadi dengan kebahagian psikologis
krisis pemberian maaf Ada tiga contoh (Karremans dkk, 2003), empati
rasa sakit akibat ketidakadilan yang (McCullough dkk, 1997; Zecbmeister dan
cukup mendalam sehingga membawa Romero, 2002; Macaskil dkk, 2002),
seeorang ke dalam krisis pemberian maaf. permohonan maaf dan perspective taking
Ketiga hal itu meliputi ketidaksetiaan, (Takaku, 2001), atribusi dan penilaian
pengkhianatan, dan kebrutalan. kekejaman orang yang menyakiti
Seseorang yang tidak memenuhi janji (McCullough dkk, 2003). Pada sisi lain,
kesetiaan melanggar hubungan yang memaafkan merupakan terapi yang
berdasarkan janji dan kepercayaan, efektif dalam beberapa kasus klinis
hubungan tidak bisa diteruskan lagi seperti pelecehan seksual dalam keluarga
kecuali kalau kesalahan itu diperbaiki. (Freedmen dan Enrigbt, 1996) dan aborsi
Setiap hubungan antarmanusia yang (Coyle dan Enright, 1997). Hasil
dijalin berdasarkan kepercayaan juga penelitian juga menunjukkan bahwa
akan rusak oleh pengkhianatan. Untuk memaafkan tergantung pada kebahagian
menjadi kekasih atau sahabat setelah psikologis (Karremans dkk., 2003) dan
melakukan pengkhianatan merupakan permohonan maaf dari pihak yang salah
hal yang sulit. Perbuatan brutal seperti (Takaku, 2001).
penganiayaan, pemerkosaan dengan Berikut ini dijelaskan secara lebih rinci
kekerasan, penghinaan yang kejam, beberapa faktor yang berpengaruh
menghadang seseorang pada tahap krisis terhadap pemberian maaf seperti yang
pemberian maaf yang paling dikemukakan oleh beberapa ahli yang
menyakitkan hati. Memaafkan orang disebutkan di atas.
yang melakukan perbuatan brutal a. Empati
mungkin membuat para pelaku itu Empati adalah kemampuan seseorang
menjadi manusiawi, tetapi ini hanyalah untuk ikut merasakan perasaan atau
sebagian dari solusinya. Dalam pengalaman orang lain. Kemampuan
kehidupan sosial orang-orang yang untuk empati ini erat kaitannya
melakukan tindak kekerasan seperti dengan pengambilalihan peran.
menyiksa atau membunuh orang lain Melalui empati terhadap pihak yang
membutuhkan lebih daripada sekedar menyakiti, seseorang dapat
maaf agar mereka tidak lagi melakukan memahami perasaan pihak yang
tindak kejahatan serupa. menyakiti merasa bersalah dan
Munculnya kemampuan memaaf- tertekan akibat perilaku yang
Moordiningsih
Penulis adalah staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta dengan bidang spesifikasi kajian pada Psikologi Pengambilan Keputusan,
Psikologi Islami, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Selain aktif menulis,
penulis juga menjadi konsultasn pada Biro Konsultasi dan Pemeriksaan Psikologis
pada universitas yang sama.
Bagus Riyono
Penulis adalah staf pengajar di Fakultas Psikologi UGM bidang Psikologi Industri
dan Organisasi. Pada saat ini sedang menempuh program Doktor Psikologi dengan
konsentrasi studi tentang Teori Motivasi. Penulis telah menerbitkan dua buku yang
berjudul “Psikologi Kepemimpinan” bersama Emi Zulaifah, dan “Isu-Isu
Kontemporer dalam Psikologi Industri dan Organisasi”
Latifah T. Wardhani
Penulis lulus S1 dari Fakultas Ilmu Budaya dan S2 dari Program Magister Sains
Psikologi UGM. Saat ini dia menjadi pekerja mandiri dan banyak mengkaji
persoalan-persoalan sosial-psikologis.
Faturochman
Penulis saat ini menjadi sekretaris Senat Akademik Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Dia aktif menulis diberbagai media massa, jurnal ilmiah, dan telah
menghasilkan beberapa buku.