1. Apakah yang anda ketahui mengenai desentralisasi dalam konteks organisasi bisnis?
Menurut H.A. Simon, suatu organisasi administratif dalam adalah tersentralisasi
sejauh keputusan dibuat pada tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi tersebut;
tedesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada
tingkatan wewenang eksekutif yang lebih rendah. Desentralisasi dalam konteks
organisasi adalah suatu sistem yang mendorong berbagai manajer dalam suatu
hierarki berfikir dan bertindak secara independen sementara pada saat yang sama
merupakan bagian dari suatu tim filosofi manajemen yang mencoba untuk
mendorong pemikiran dan tindakan manajer yang independen tanpa mengorbankan
kebutuhan organisaional. Dengan demikian, desentralisasi merupakan
penyeimbangan antara independensi dari manajer dengan kebutuhan sebagai
pemain tim. Desentralisasi juga bertujuan untuk mengembangkan seorang manajer
“yang mempunyai keyakinan untuk bertindak sendiri pada beberapa kesempatan,
kebijakan untuk mencari nasihat pada kesempatan yang lain, dan akal sehat untuk
membedakan satu kesempatan dengan kesempatan yang lain”
Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang lini produk. Hal ini
terutama sesuai untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan yang
sangat terdiversifikasi. Dalam kasus perusahaan dengan banyak produk,
penghematan dalam biaya koordinasi mengimbangi biaya duplikat fungsional yang
diciptakan oleh divisionalisasi. Dilain sisi perusahaan harus tetap meningkatkan
labanya. Hal ini menjadi masalah bagi manajer puncak yang harus mengambil
kebijakan cepat dan tepat tetapi tidak mengetahui informasi pasti yang dibutuhkan.
Oleh karena itu manajer puncak mendelegasikan pengambilan keputusan ke manajer
lini produk (desentralisasi), karna keputusan dapat dilakukan lebih cepat oleh pihak-
pihak yang lebih dekat dengan aktivitas tersebut dibandingkan dengan pengambilan
keputusan oleh manajer yang lebih tinggi yang tidak terlibat secara langsung dengan
kegiatan-kegiatan itu.
6. Apa yang anda ketahui mengenai istilah struktur matriks? Bagaimana hal ini
berpengaruh terhadap desentralisasi?
Struktur matriks ialah struktur organisasi yang memadukan garis wewenang vertikal
dan horizontal . Struktur matriks terjadi ketika pembentukan departemen produk di
tindihkan pada organisasi yang membentuk departemennya dilakukan seecara
fungsional. Struktur matriks pada umumnya berkembang melalui 4 tahap. Mula-mula
perusahaan diorganisasikan semata-mata sebagai sebuah stuktur fungsional.
Kemudian sebuah kelompok kecil antar departemen dibentuk untuk diperkerjakan
pada proyek penting tertentu. Selanjutnya dibentuk lebih banyak kelompok lagi dan
menjadi bagian perusahaan yang penting dan integral. Terakhir, perusaahan menjadi
matriks yang mapan. Dalam matriks mapan, mager proyek dan manager fungsional
mempunyai wewenang yang sama. Sementara karyawan pindah dari satu kelompok
ke kelompok lain tanpa terikat pada departemen fungsional tertentu.
Struktur organisasi matriks sering diterapkan pada suatu pekerjaan yang merupakan
proyek-proyek besar. Secara nyata terlihat bahwa untuk menangani suatu proyek
yang cukup besar dengan permasalahannya yang sangat kompleks, diperlukan suatu
upaya penyelesaian yang tepat, baik ditinjau dari segi waktu, tenaga maupun biaya
yang dibutuhkan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan informasi yang tepat
dan akurat sehingga untuk mencapai tujuannya, dalam organisasi matriks wewenang
di delegasikan baik kebawah maupun mendatar. Pendegasian wewenang ke bawah
tersebut disebut dengan desentralisasi.
Fakta-fakta non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan pengalaman. Faktor non teknis
seperti aspek-aspek perilaku individu yang dinilai dapat mempengaruhi audit
judgment yaitu: gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman,
pengetahuan.
Gender merupakan salah satu faktor yang dinilai mempengaruhi audit
judgment. Gender dalam hal ini tidak hanya diartikan perbedaan biologis
antara laki-laki dan perempuan, tetapi lebih dilihat dari segi sosial dan cara
mereka dalam menghadapi dan memproses informasi yang diterima untuk
melaksanakan pekerjaan dan membuat keputusan. Dalam hal memberikan
judgment, auditor selalu dihadapkan pada informasi yang nantinya akan
diproses dan melahirkan audit judgment.
Tekanan ketaatan juga diduga memiliki andil dalam mempengaruhi judgment
auditor. Auditor akan merasa berada dalam tekanan ketaatan pada saat
mendapat perintah dari atasan ataupun permintaan klien untuk melakukan
apa yang mereka inginkan yang mungkin bertentangan dengan standar dan
etika profesi auditor. Auditor yang merasa berada dibawah tekanan akan
menunjukkan perilaku dysfunctional dengan menyetujui melakukan
kesalahan ataupun pelanggaran etika, termasuk dalam pembuatan judgment.
Kompleksitas tugas. Dengan kerumitan dan kompleksnya suatu pekerjaan
dapat mendorong seseorang untuk melakukan kesalahan-kesalahan dalam
pekerjaannya. Dalam bidang audit, kesalahan-kesalahan dapat terjadi pada
saat mendapatkan, memproses dan mengevaluasi informasi. Kesalahan-
kesalahan tersebut akan mengakibatkan tidak tepatnya keputusan maupun
judgment auditor.
Pengalaman dinilai memiliki manfaat atau pengaruh yang besar terhadap
penilaian kinerja auditor. Pengalaman sangat erat kaitannya dengan
pengetahuan, karena pengalaman seseorang yang bertambah akan
meningkatkan pengetahuannya juga. Semakin berpengalaman seorang
auditor dalam bidangnya, maka auditor dinilai mempunyai pengetahuan lebih
dalam mengidentifikasi bukti atau informasi yang relevan dan tidak relevan
untuk mendukung penugasan auditnya termasuk dalam pembuatan audit
judgment-nya.
Hubungan yang akrab dengan karyawan dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa
auditor berada di pihak mereka. Dengan begitu, auditor dapat meyakinkan
manajemen bahwa tujuan audit adalah untuk mengembangkan desain guna
membantu memperbaiki operasi. Kedekatan ini juga menghasilkan posisi evaluatif
yang memungkinkan karyawan untuk menerima atau menolak auditor, di mana hal
tersebut akan berdampak pada tingkat kebebasan auditor.
Kunci keberhasilan dari audit internal sehingga audit internal dapat memberikan
dampak yang positif bagi organisasi adalah perencanaan audit yang dibuat oleh
auditor. Perencanaan audit internal yang tepat pada sasarannya akan memberikan
banyak kontribusi positif bagi organisasi.
Audit pada saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi, khususnya
aspek-aspek yang terkait dengan proses pengambilan keputusan dan aktivitas-
aktivitas auditor dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan.
Terdapat banyak hal yang dapat dipertimbangkan sebagai data pendukung dalam
pengambilan keputusan yang mengarah pada aspek keperilakuan auditor. Audit
internal mengevaluasi aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang sehingga terdapat
hubungan pribadi antara orang yang dievaluasi dengan orang yang mengevaluasi
dengan para auditor. Hubungan antara kedua kelompok yang menjadi subjek konflik
atau subjek sinergi saling berkaitan. Audit internal seharusnya menguasai hubungan
interpersonal dalam menawarkan penilaian terhadap keduanya dalam usaha audit.
Dengan mengetahui aktivitas interpersonal, auditor dapat menilai hubungan positif
dan diharapkan untuk berhasil dalam praktiknya.