Anda di halaman 1dari 7

2.2.

Lingkungan Sebagai Faktor Penentu Desentralisasi


Lingkungan sebagai faktor penentu desentralisasi membahas mengenai kondisi-kondisi

pendahulu yang menciptakan kebutuhan akan jenis-jenis perilaku manajerial. Hanya dengan

memahami mengapa perilaku-perilaku semacam itu dibutuhkan, adalah mungkin untuk

memahami akan kebutuhan desentralisasi. Suatu pembahasan umum mengenai alasan-alasan

dibutuhkannya desentralisasi mencakup hal-hal sebagai berikut:


1. Desentaralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada keputusan-

keputusan strategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan-keputusan

operasi. Hal ini berarti penggunaan yang lebih baik atas aktu manajerial yang sangat

berharga.
2. Desentralisasi memungkin organisasi untuk memberikan respon secara cepat dan

efektif terhadap masalah (manajer lokal) memiliki informasi yang paling baik dan

oleh sebab itu, dapat memberikan respon yang lebih baik pada kebutuhan-kebutuhan

lokal.
3. Sistem yang tersentralisasi tidak mampu menangani semua informasi yang rumit

yang diperlukan untuk membuat keputusan yang optimal. Keputusan-keputusan yang

tersentralisasi mungkin lebih inferior dibandingkan dengan keputusan-keputusan yang

dibuat secara lokal dalam suatu sistem yang terdesentralisasi.


4. Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak masa

depan.
5. Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan

suatu alat motivasional yang kuat bagi para manajer.

Sementara kebanyakan dari pernyataan diatas pada dasarnya adalah benar,

pernyataan-pernyataan tersebut lebih merupakan konsekuensi dan bukan pendahulu dari

desentralisasi.

Landasan teoritis dan empiris yang paling komprehensif untuk memahami

desentralisasi diberikan oleh Chandler dalam dua karya besar. Pertama, Strategy and

Structure (1962), menyatakan bahwa struktur suatu perusahaan merupakan tanggapan suatu
strateginya. Sementara strategi bergantung pada dua elemen kunci lingkungan pasar dan

teknologi. Karya yang kedua, The Visible Hand (1977), menyediakan suatu survei historis

yang mendukung dalil diatas. Dalam studi ini, Chandler mengaitkan pengembangan dari

perusahaan divisional yang terdesentralisasi dengan perubahan dalam lingkungan dan

perubahan dalam teknologi.

Fitur utama dari struktur organisasi divisional bagi Chandler adalah desentralisasi.

Desentralisasi yang memungkinkan perusahaan mengatasi masalah-masalah koordinasi

dengan cara mendelegasikan keputusan-keputusan operasional ketingkat yang lebih rendah.


Tesis dasar Chandler mengenai hubungan antara lingkungan, strategi, dan struktur

diterima secara luas sebagai penjelasan dari desentralisasi dan telah menjadi dasar bagi

banyak riset berikutnya.


Pada umumnya, semakin tinggi tingkat konflik dan perubahan dalam lingkungan

tugas, semakin besar kebutuhan suatu organisasi untuk mengembangkan kapabilitas

pemrosesan informasi khusus, mengembangkan kemampuan untuk memberi respon dengan

cepat, mendorong perilaku yang mau mengambil resiko dan inovatif dari pihak anggota-

anggotanya. Metode untuk mencapai tujuan ini harus konsisten dengan nilai-nilai

dari komunitas yang lebih besar sehingga tersebut tidak membahayakan legitimasinya.

Ditinjau dari perspektif ini, sekarang adalah mungkin untuk melihat bahwa desentralisasi

memungkinkan organisasi yang dihadapkan pada konflik dan perubahan yang lebih besar

untuk mengembangkan informasi khusus, merespon dengan cepat, dan mendorong

pengambilan resiko dan inovasi. Desentralisasi dalam masyarakat barat memiliki fungsi

simbolis karena desentralisasi sesuai dengan nilai-nilai dari komunitas yang lebih besar.

Komponen Ciri-ciri Konteks Respons


Lingkungan Lingkungan Organisasi Organisasi
Tugas : Tersedianya sumber Konflik dalam kecepatan

(Penyedia sumber/ saling keterkaitan para hubungan-hubungan respons

Mitra pertukaran) aktor konsentrasi perubahan dalam informasi

Kekuasaan hubungan-hubungan spesialisasi

Pengambilan

risiko

informasi

Komunitas : Nilai-nilai & keyakinan hambata-hambatan model

(Faktor-faktor hukum, adat istiadat, pada perilaku pemerintah

hukum&Budaya/ mitos, cerita, dan

sumber-sumber upacara keagamaan

Keabsahan)

Gambar: Model Respons Lingkungan dari Desentralisasi

Gambar di atas menunjukkan bahwa karakteristik utama dari lingkungan tugas adalah

kelimpahan sumber daya, saling keterikatan dari aktor sosial,dan konsentrasi kekuasaan. Fitur

utama dari komunitas adalah sekelompok nilai dan kepercayaan yang dianutnya. Lingkungan

menentukan suatu konteks dari suatu organisasi. Penyedia sumber daya menentukan tingkat

konflik dan perubahan; serta sistem nilai mendefinisikan sekelompok batasan. Konteks pada

gilirannya akan menetukan perilaku yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisasi.

2.3. Memilih Suatu Struktur


Untuk menerapkan desentralisasi, suatu organisasi harus memilih struktur yang

sesuai, mengembangkan anggaran dasar, dan mengukur kinerja dari subunit-subunit yang

terdesentralisasi. Tidak ada satu pun struktur yang paling sesuai untuk desentralisasi. Untuk

memilih struktur dari sekian banyak struktur yang dapat meningkatkan desentralisasi adalah :

1. Pembagian Tugas/Keputusan

Jenis fungsional-divisional dari struktur organisasi mencerminkan dua cara

berbeda untuk membagi tugas/keputusan dalam suatu organisasi. Struktur fungsional

membagi suatu organisasi sepanjang lini fungsi-fungsi utama seperti produksi,

pemasaran, keuangan, dan seterusnya. Struktur tersebut adalah sesuai untuk

mengeksploitasi skala ekonomi karena orang-orang berspesialisasi dalam fungsi

tertentu. Struktur semacam itu terutama sesuai untuk organisasi yang memerlukan

pengembangan keahlian yang mendalam di suatu bidang teknis dan atau memiliki

produk yang sedikit dan serupa. Produsen komputer dan perusahaan penerbangan

adalah contoh-contoh yang baik dari perusahaan besar yang diatur secara fungsional.

Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang lini produk.

Hal ini terutama sesuai untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan

yang sangat terdiversifikasi.

Komplikasi tambahan dalam membagi tugas/keputusan pada kebanyakan

organisasi besar adalah penyebaran geografis dari unit-unitnya. Geografi menambah

masalah koordinasi, terutama ketika unit-unit tersebut melewati batas-batas Negara.

Perusahaan sekarang harus diatur berdasarkan wilayah, dimana setiap wilayah

memiliki organisasi fungsional atau produk yang lebih lanjut. Suatu masalah yang

sulit timbul ketika hanya ada beberapa produk saja dari banyak produk perusahaan

tersebtu yang dijual diberbagai wilayah. Dalam situasi semacam itu, organisasi
dihadapkan pada pilihan yang sulit antara menduplikasikan divisi produknya di semua

wilayah atau menggunakan divisi geografis untuk seluruh produknya.

2. Merencanakan Akuntabilitas Sumber Daya


Langkah kedua dalam memilih suatu struktur adalah merencanakan suatu

sistem yang sesuai untuk akuntabilitas sumber daya pada berbagai subunit fungsional,

produk, wilayah. Biasanya, suatu struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika

dari distribusi fisik aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh penciptaan subunit.

Empat jenis akuntansi sumber daya yang dikenal dalam literatur yang terdiri atas

pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.

Karena hubungan antara aktivitas/keputusan dan sumber daya yang digunakan

maka organisasi fungsional terutama menggunakan pusat pendapatan dan biaya.

Demikian pula, karena divisi pada umumnya menggabungkan pemasaran dan

produksi dibawah seorang manajer, maka divisi-divisi tersebut diatur sebagai pusat

laba atau investasi. Pusat laba atau investasi adalah unit ekonomi dasar dalam bisnis

manapun dan manajemen oleh karena itu berkepentingan untuk menilai

kelangungan hidup ekonomisnya. Dengan demikian, sumber daya yang

diidentifikasikan dengan suatu unit yang tidak berkaitan dengan kemampuan seorang

manajer untuk membuat keputusan tentang sumber daya tersebut.

2.4. Pengembangan Anggaran Dasar

Pengembangan anggaran dasar adalah sekelompok aturan dan prinsip operasi yang

mengatur hubungan antara subunit dengan kantor pusat (KP) dan antara satu subunit dengan

subunit yang lain.


2.4.1. Pendelegasian Aktivitas

Persyaratan penting dari desentralisasi adalah penentuan aktivitas yang sebaiknya

didelegasikan kepada subunit dan aktivitas yang sebaiknya dikendalikan secara sentral.

Dalam teori, sistem yang terdesentralisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas yang

dapat dipisahkan kepada subunit, dengan hanya sedikit atau tidak ada sama sekali peran dari

manajemen sentral. Teori dari produsen atomistis dalam ekonomi pasar dengan persaingan

sempurna mendekati model ini. Jika pasar semacam itu ada dalam praktiknya, yang jarang

sekali terjadi, maka peran dari otoritas pusat akan menjadi sekadar peran dari seorang wasit

atau sebuah payung. Kebanyakan bisnis tidak bisa mendekati tingkat desentralisasi semacam

ini. Hal itu disebabkan karena manajemen pusat dari aktivitas tertentu biasanya lebih efisien

dibandingkan palaksanakan secara terpisah oleh subunit. Misalnya saja, layanan hukum akan

lebih ekonomis jika dilaksanakan secara sentral dan bukan oleh subunit bisnis yang terpisah.

2.4.2 Menetapkan Norma-norma Keperilakuan

Anggaran dasar harus mengikuti pembagian aktivitas dengan menyatakan norma-

norma keperilakuan yang diharapkan oleh kantor pusat dari para manajer subunit dalam

melaksanakan aktivitas-aktivitas ini. Sebagai contoh, sementara unit-unit mungkin bebas

untuk membuat keputusan-keputusan mengenai produk, kantor pusat mungkin mengharapkan

agar keputusan semacam itu didasarkan pada pertimbangan terhadap profitabilitas jangka

panjang. Tersedia beberapa opsi untuk mengomunikasikan norma-norma keperilakuan yang

diinginkan. Norma-norma keperilakuan yang paling penting adalah sosialisasi, spesialisasi,

standardisasi, dan formalisasi. Semua metode ini menyediakan suatu cara dengan mana

kantor pusat dapat mengomunikasikan keinginan atau situasi strukturnya sehingga keputusan

dan tindakan yang diambil oleh subunit sesuai dengan norma-norma perilaku yang dapat

diterima.
2.4.3. Klarifikasi Hubungan Antarunit

Anggaran dasar yang baik juga memeberikan peraturan-peraturan dasar untuk

mengelola pertukaran antar unit. Pertukaran ini adalah perlu ketika subunit-subunit saling

bergantung satu sama lain untuk input atau output. Tingkat ketergantungan bervariasi dari

tinggi dalam perusahaan yang terintegrasi secara vertikal sampai rendah dalam konglomerasi

yang terdiversifikasi. Beberapa dari saling ketergantungan tersebut ada dikebanyakan

organisasi. Hal ini menciptakan kebutuhan untuk mengelola hubungan antarunit tersebut

dengan cara dimana baik unit individual maupun organisasi dapat mencapai tujuannya.

Desentralisasi menigkatkan bahaya di mana subunit hanya memaksimalkan tujuannya sendiri

dengan mengorbankan organisasi dengan cara memungkinkan manajer subunit untuk

bertindak secara independen.

Anda mungkin juga menyukai