65-71
ISSN 1411-1438 cetak / ISSN 2338-8234 secara online
Abstrak
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah yang terdiri dari ukuran, usia, status, populasi, jumlah
unit kerja (SKPD), belanja pegawai dan leverage pada kemandirian keuangan daerah serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi (GDP)
dan Indeks Pembangunan manusia (IPM) di kabupaten atau kota di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 1003
laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013. Sampel dipilih berdasarkan metode
purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran, usia,
status, populasi, jumlah SKPD, dan memiliki pengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah. belanja
pegawai memiliki efek positif dan signifikan pada kemandirian keuangan daerah. kemandirian keuangan daerah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia.
Kata kunci: pemerintah daerah, kemandirian finansial, produt domestik bruto, indeks pembangunan manusia.
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kabupaten PAD jawab kepada rakyat sebagai pemilih dan juga kepada pemerintah
rata-rata atau kota di Indonesia setiap tahun meningkat. Namun, pusat. Agen akan mencoba untuk meyakinkan kepala sekolah
peningkatan PAD masih jauh di bawah kabupaten atau kota DAU. dengan cara tertentu karena kewajibannya untuk menyenangkan
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan kabupaten pemerintah untuk kemerdekaan rakyat.
atau kota di Indonesia masih tinggi untuk pemerintah pusat. Di
Tabel 1
The rata-rata PAD dan DAU di Indonesia Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam Jutaan
Rupiah)
65
66 JURNAL MANAJEMEN DAN Kewirausahaan, VOL.19, NO. 2, September 2017: 65 - 71
jumlah SKPD berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah H 8: Keuangan Kemerdekaan pemerintah daerah memiliki
daerah. Hasil penelitian Kuncahyono ini (2015) menunjukkan efek positif pada pertumbuhan ekonomi.
Pengeluaran Karyawan pengetahuan dan standar hidup yang layak. daerah otonom berarti
wilayah tersebut mampu membiayai kegiatan sendiri pemerintahan,
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 pembangunan daerah dan pelayanan kepada masyarakat yang akan
tentang penyusunan Rencana Kementerian Anggaran / lembaga, menciptakan pembangunan manusia. Tingkat keberhasilan
pengeluaran karyawan kompensasi baik secara tunai maupun pembangunan manusia sebagai tujuan pembangunan daerah dapat
dalam bentuk apapun yang ditetapkan oleh undang-undang dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia. Semakin
diberikan kepada pegawai pemerintah. belanja pegawai termasuk independen daerah, diharapkan untuk memiliki masyarakat yang lebih
biaya operasional, pemeliharaan jumlah infrastructure.The publik sejahtera. Indeks Pembangunan Manusia dapat digunakan untuk
pengeluaran karyawan untuk meningkatkan kinerja produktivitas mengukur kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Berdasarkan
karyawan dan meningkatkan pelayanan publik lokal. Berdasarkan analisis di atas, dapat dikembangkan hipotesis:
analisis di atas, dapat dikembangkan hipotesis:
H 6: belanja pegawai memiliki efek positif pada H 9: Keuangan Kemerdekaan pemerintah daerah memiliki
kemandirian keuangan pemerintah daerah. efek positif pada Indeks Pembangunan Manusia.
Pengaruh
Metode penelitian
Leverage mengacu utang perusahaan. Dalam entitas sektor
publik, terutama pemerintah daerah, rasio leverage digunakan untuk Mencicipi
mengukur rasio antara utang untuk ekuitas. pemerintah daerah yang
memiliki utang besar akan menyebabkan kemandirian keuangan Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dan
pemerintah daerah menjadi rendah. Menurut Hadi (2010), rasio diolah dari laporan keuangan pemerintah daerah. Pemilihan sampel
leverage daerah tergantung pada sumber pendanaan eksternal. yang digunakan purposive sampling dengan kriteria pemilihan
Penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2010) menunjukkan bahwa ada sampel adalah: (1) kabupaten atau kota di Indonesia yang
hubungan antara leverage dengan kemandirian keuangan daerah. menyediakan semua data yang diperlukan dari tahun 2009-2013
Berdasarkan analisis di atas, dapat dikembangkan hipotesis: yang telah diterbitkan, (2) kabupaten atau kota di Indonesia, yang
memiliki aktif website. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
ekonomi dihitung dari perubahan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) atas dan nilai belanja pegawai
tabel 3
Statistik deskriptif
Hasil dan Diskusi Setelah pengujian model struktural atau model dalam,
hasilnya ditampilkan pada Tabel 5 dan Gambar 1. Berdasarkan
Perhitungan Goodness of Fit Model Nilai (batin hasil pengujian hipotesis terhadap ukuran pemerintah daerah
Model) kemandirian keuangan daerah, hal itu menunjukkan bahwa nilai
koefisien jalur adalah nilai positif dari 0,219 dan p- nilai <0,001 atau
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
lebih kecil dari standar yang ditetapkan p- Nilai (≤ 5%). Hasil
perhitungan nilai kebaikan model fit (model inner), dan hipotesis
pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti bahwa
pengujian menggunakan Partial analisis Least Square (PLS).
ukuran pemerintah daerah yang dilihat dari total aset. Maka
Evaluasi nilai kebaikan model fit berfungsi untuk menentukan
pemerintah daerah mampu memberdayakan wilayah tersebut. Hasil
kesesuaian model yang digunakan dalam penelitian ditampilkan
penelitian ini konsisten dengan penelitian dari Imawan dan
pada Tabel 4.
Wahyudin (2013) dan Kuncahyono (2015) yang menunjukkan
bahwa ukuran pemerintah daerah berpengaruh positif signifikan
tabel 4 terhadap kemandirian finansial.
Goodness of Fit Model
tabel 5
Hipotesis Hasil Pengujian
Hipotesis Hubungan Variabel Jalur Koefisien p-Nilai Signifikan / Tidak Signifikan Hasil
H1 UKU • KKD 0,219 <0,001 Penting diterima
H2 UMR • KKD 0,059 0.031 * Penting diterima
H3 STS • KKD 0,367 <0,001 Penting diterima
H4 JMP • KKD 0,362 <0,001 Penting diterima
H5 JMS • KKD 0,099 <0,001 Penting diterima
H6 BLP • KKD 0.004 0.455 Tidak signifikan Ditolak
H7 LVE • KKD 0,052 0.048 * Penting Ditolak
H8 KKD • PED - 0,099 <0,001 Penting Ditolak
H9 KKD • IPM 0,234 <0,001 Penting diterima
Signifikan pada p- nilai ≤ 5%
status pemerintah daerah memiliki dampak positif dan signifikan nilai koefisien jalur adalah nilai positif dari
terhadap kemandirian keuangan daerah. Hasil penelitian ini 0,099 dan p- nilai <0,001 atau lebih kecil dari standar yang
konsisten dengan penelitian Kuncahyono ini (2015) yang ditetapkan p- Nilai (≤ 5%). Kelima hasil uji hipotesis dapat
menunjukkan bahwa status pemerintah daerah memiliki dampak disimpulkan bahwa jumlah SKPD memiliki dampak positif yang
positif dan signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah. signifikan pada kemandirian keuangan daerah. Hal ini konsisten
dengan penelitian Kuncahyono ini (2015) yang menunjukkan
Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat, jumlah penduduk bahwa jumlah SKPD memiliki pengaruh positif dan signifikan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian terhadap kemandirian keuangan daerah.
keuangan kabupaten atau kota di Indonesia. Hasil uji hipotesis
menunjukkan nilai koefisien jalur dari 0,362 dan p- nilai <0,001, Berdasarkan hasil uji hipotesis keenam, beban tenaga
yang berarti bahwa nomor memiliki pengaruh positif dan berpengaruh positif dan signifikan pada kemandirian
signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah. keuangan kabupaten atau kota di Indonesia. Keenam
hipotesis bahwa belanja pegawai berpengaruh positif
Berdasarkan hasil uji statistik jumlah SKPD kemandirian terhadap kemandirian keuangan daerah ditolak. uji hipotesis
keuangan daerah, hal itu menunjukkan bahwa menunjukkan
70 JURNAL MANAJEMEN DAN Kewirausahaan, VOL.19, NO. 2, September 2017: 65 - 71
nilai koefisien jalur sebesar 0,004 dan p- nilai 0,455. Ini berbeda tive dan dampak signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah.
dari penelitian dari Kuncahyono (2015) dan Darwis (2015) yang belanja pegawai berpengaruh positif dan signifikan pada kemandirian
menunjukkan bahwa belanja pegawai berpengaruh negatif dan keuangan lokal sementara kemandirian keuangan daerah berpengaruh
signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah. negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. kemandirian
keuangan daerah berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia. Hal ini diharapkan dapat digunakan sebagai patokan untuk
Berdasarkan hasil uji hipotesis ketujuh, leverage
memaksimalkan potensi dari karakteristik yang dimiliki oleh pemerintah
berpengaruh positif terhadap independensi keuangan kabupaten
kabupaten atau kota di Indonesia. Salah satu cara untuk memaksimalkan
atau kota di Indonesia. uji hipotesis menunjukkan nilai koefisien
itu adalah dengan meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka
jalur 0,052 dan p- nilai 0,048, yang berarti bahwa leverage
mengurangi ketergantungan pada pemerintah pusat. Keterbatasan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian keuangan
penelitian ini hanya menggunakan data dari tahun 2009-2013 tahun. Hal
daerah. Hasilnya adalah konsisten dengan penelitian Hadi (2010) ini disebabkan fakta bahwa tahun 2014 dan 2015 data yang belum
dan Susanto, Eliza dan Murtini (2015), yang menunjukkan bahwa tersedia sepenuhnya. Dengan menggunakan data pengamatan yang lebih
efek leverage pada kemandirian finansial. Namun, hasil penelitian baru dapat memberikan lebih pembaruan karakteristik pemerintah daerah,
ini tidak mendukung penelitian Imawan (2013) yang menunjukkan kemandirian finansial, pertumbuhan ekonomi, dan Indeks Pembangunan
bahwa leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada Manusia. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah tahun
kemandirian keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan pengamatan untuk tahun-tahun terakhir sehingga dapat memperoleh hasil
bahwa semakin tinggi leverage, pemerintah menjadi lebih mandiri. terbaru pada karakteristik pemerintah daerah, kemandirian finansial,
Ini mungkin terjadi karena pemerintah daerah baik pada pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia.
Referensi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ternyata
kemandirian keuangan daerah berpengaruh signifikan dan negatif Astuti, W. (2015). Pengaruh kinerja keuangan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien jalur adalah nilai analisis pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada
negatif dari 0,099 dan p- pengangguran dan kemiskinan. Stieb BANK, 6 ( 1), 1-18. Chairany,
nilai <0,001 atau lebih kecil dari standar yang ditetapkan M. (2010). Analisis Jangka Waktu Penduduk
p- Nilai (≤ 5%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat yang lebih tinggi
dari pertumbuhan ekonomi tidak langsung mempengaruhi peningkatan
Kecamatan Padang Bolak PADA Tahun 2012.
Tugas Akhir. Universitas Sumatera Utara, Medan.
kemandirian keuangan daerah. Hal ini dapat terjadi karena pemerintah
Darwis, ETR (2015). Pengaruh belanja modal Dan
kabupaten tidak memaksimalkan potensi mereka. Ini tidak mendukung
penelitian dari Hamzah (2008) dan Astuti (2015) yang menunjukkan
belanja pegawai Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan
bahwa rasio kemandirian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Daerah PADA kabupaten / kota Provinsi Sumatera Barat. Karya
pertumbuhan ekonomi. Namun, itu konsisten dengan penelitian dari
Ilmiah. Universitas Negeri Padang, Padang.
Apriana dan Suryanto (2010) dan Tahar dan Zakhiya (2011) yang
menunjukkan bahwa otonomi daerah tidak berpengaruh signifikan Hadi, W. (2010). Pengaruh Likuiditas Dan Leverage ter-
terhadap pertumbuhan ekonomi. hadap Daerah Kemandirian (Studi Terhadap Laporan
Keuangan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2007 di
Wilayah Provinsi Aceh), Jurnal telaah & Riset Akuntansi, 3 ( 1),
Berdasarkan hasil uji hipotesis kesembilan, keuangan 29-51.
lokal kemerdekaan memiliki positif dan Halim, A. (2007). Akuntansi Keuangan Daerah. Janine
berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hasil karta: Salemba Empat. Hamzah, A. (2008). Analisa costs
uji hipotesis menunjukkan nilai koefisien jalur dari 0,234 dan p- nilai kos Keuangan ter-
<0,001. Hal ini konsisten dengan penelitian dari Hidayahwati (2011) hadap pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan
dan Amalia dan Nice (2014) yang menunjukkan bahwa kemandirian Kemiskinan: Pendekatan analisis Jalur (Studi PADA 29
keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur periode
Pembangunan Manusia. 2001-2006).
Tugas Akhir. Universitas Trunojoyo. Imawan, R. &
Wahyudin, A. (2013). Analisis ke-
Kesimpulan dan Implikasi mandirian Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Ukuran, usia, status, populasi, jumlah SKPD, dan Tahun Anggaran 2010-2012. Analisis Akuntansi
leverage dari pemerintah daerah memiliki posi- Journal, 3 ( 2), 147-155.
Siregar: Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Kebebasan Finansial 71
Jensen, MC & Meckling, WH (1976). teori Susanto, ED & Murtini, H. (2015). Karakteristik pe-
perusahaan: perilaku manajerial, lembaga dan struktur merintah Daerah Pendorong Kemandirian Keuangan
kepemilikan. Jurnal Ekonomi Keuangan, 3 ( 4), 305-360. Daerah di Jawa Tengah. Analisis Akuntansi Journal, 4 ( 4),
1-9.
Kuncahyono, H. (2015). Pengaruh karakteristik Tahar, A. & Zakhiya, M. (2011). Pengaruh penda-
Pemerintah Daerah Terhadap Kemandirian Keuangan PADA patan asli daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap
Pemerintah Daerah di Jawa Timur. Tesis. Universitas Sebelas Kemandirian Daerah Dan pertumbuhan Daerah Ekonomi.
Maret. Poerwadarminta. (2006). Kamus Sales manager bahasa Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 ( 1), 88-99.
Indo
nesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Santoso, DP
(2015). Pengaruh karakteristik pe-
merintah Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(Studi empiris: Pemerintah Daerah Kabupaten / kota di
Propinsi Jawa Timur).
Tesis. Universitas Sebelas Maret.