Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RISKI ARYA DANDI

NIM : BCA 118 092

KELAS : B

TUGAS PERTEMUAN 12

BAB 18

1. Desentralisai dalam konteks organisasi adalah suatu sistem yang mendorong berbagai
manajer dalam suatu hierrarki berfikir dan bertindak secara independen sementara pada
saat yang sama merupakan bagian dari suatu tim filosofi manajemen yang mencoba untuk
mendorong pemikiran dan tindakan manajer yang independen tanpa mengorbankan
kebutuhan organisasional. Dengan demikian, desentralisasi merupakan penyeimbangan
antara independensi dari manajer dengan kebutuhan sebagai pemain tim.
2. Vancil (1980) membahas mengenai kondisi – kondisi pendahulu yang menciptakan
kebutuhan akan jenis – jenis perilaku manajerial. Hanya dengan memahami mengapa
perilaku – perilaku semacam itu dibutuhkan, adalah mungkin untuk memahami akan
kebutuhan desentralisasi. Lingkungan tugas biasanya digambarkan melalui tiga dimensi:
kelimpahan atau ketersediaan sumber daya yang langka, saling keterkaitan atau jumlah dan
pola dari hubungan dalam organisasi, dan konsentrasi atau tingkat sejauh mana kekuasaan,
wewenang, dan sumber daya tersebar dalam lingkungan tersebut. Karakteristik –
karakteristik ini menentukan tingkat konflik dan perubahan yang harus dihadapi oleh
organisasi utama. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat konflik dan perubahan dalam
lingkungan tugas, semakin besar kebutuhan suatu organisasi untuk mengembangkan
kapabilitas pemrosesan informasi khusus, mengembangkan kemampuan untuk memberi
respon dengan cepat, mendorong perilaku yang mau mengambil resiko dan inovatif dari
pihak anggota – anggotanya. Ditinjau dari perspektif ini, sekarang adalah mungkin untuk
melihat bahwa desentralisasi memungkinkan organisasi yang dihadapkan pada konflik dan
perubahan yang lebih besar untuk mengembangkan informasi khusus, merespon dengan
cepat, dan mendorong pengambilan resiko dan inovasi.
3. Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang lini produk. Hal ini
terutama untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan yang sangat
terdiversifikasi. Dalam kasus perusahaan dengan banyak produk, penghematan dalam biaya
koordinasi mengimbangi biaya duplikat fungsional yang diciptakan oleh divisionalisasi. Dilain
sisi perusahaan harus tetap meningkatkan labanya. Hal ini menjadi masalah bagi manajer
puncak yang harus mengambil kebijakan cepat dan tepat tetapi tidak mengetahui informasi
pasti yang dibutuhkan. Oleh karena itu, manajer puncak mendelegasikan pengambilan
keputusan ke manajer lini produk ( desentralisasi ).
4. a. Pembagian tugas/keputusan, yaitu jenis fungsional – divisional dari struktur organisasi
mencerminkanperbedaan pembagian tugas/keputusan dalam suatu organisasi. Struktur
fungsional membagi suatu organisasi sepanjang lini fungsi – fungsi utama seperti produksi,
pemasaran, keuangan, dan seterusnya. Struktur divisional biasanya membagi suatu
organisasi sepanjang lini produk. Hal ini terutama sesuai untuk perusahaan dengan banyak
produk atau perusahaan yang sangat terdiversifikasi.
b. Merencanakan Akuntabilitas Sumber Daya Langkah kedua dalam memilih suatu struktur
adalah merencanakan suatu sistem yang sesuai untuk akuntabilitas sumber daya pada
berbagai submit fungsional, produk, wilayah. Biasanya, suatu struktur akuntabilitas sumber
daya mengikuti logika dari distribusi fisik aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh
penciptaan sub-unit.
5. a. pemanfaatan bakat khusus
Kebutuhan untuk memanfaatkan atau memberdayakan bakat khusus dengansepenuhnya
mungkin menjelaskan mengapa aktivitas – aktivitas seperti hukum, komputer, dan akuntasi
desentralisasi.
b. Skala ekonomi
pemikiran lainnya yang dikenal mengenai pemanfaatan kapasitas adalah gagasaan mengenai
skala ekonomi. Ketika skala ekonomi tersedia, aktivitas cenderung dikelompokkan dan
disentralisasi guna mengeksploitasinya. Aktivitas, seperti manajemen kas dan pembelian
disentralisasikan karna tingkat bunga dan harga pembelian yang lebih baik tersedia ketika
organisasi melakukan transaksi dalam kuantitas yang lebih besar.
c. Keseragaman
Kebutuhan akan keseragaman korporat dalam aktivitas – aktivitas tertentu merupakan
alasan penting lainnya untuk mendesentralisasikan aktivitas – aktivitas tersebut. Contohnya
adalah negosiasi – negosiasi serikat kerja karena kebijakan upah dan tunjangan untuk
seluruh organisasi harus seragam. Sistem akuntansi, yang harus sesuai baik dengan
kebutuhan pelaporan internal maupun eksternal, cenderung seragam karena alasan yang
sama.
d. Konsekuensi yang bertahan lama
Pertimbangan utamadalam mendelegasikan keputusan adalah sampai sejauh mana suatu
organisasi dapat menolerir kesalahan – kesalahan yang dibuat oleh para manajernya.
Kebebasan untuk gagal merupakan salah satu prasyarat penting bagi desentralisasi yang
efektif, khususnya jika suatu organisasi menginginkan pengambilan risiko oleh pihak sub-
unit.
e. Kerangka waktu
Salah satu alasa yang paling populer untuk melakukan desentralisasi adalah kerangka waktu
dalam keputusan mana yang harus diambil. Hal ini merupakan keluhan populer terhadap
birokrasi sentral yang lamban tidak membuat keputusan secara tepat waktu.
6. Struktur matriks ialah struktur organisasi yang memadukan garis wewenang vertikal dan
horizontal. Struktur matriks terjadi ketika pembentukan departemen produk di tindihkan
pada organisasi yang membentuk departemennya dilakukan secara fungsional. Struktur
matriks pada umumnya berkembang melalui empat tahap. Mula – mula perusahaan
diorganisasikan semata – mata sebagai sebuah struktur fungsional. Kemudian sebuah
kelompok kecil antar departemen dibentuk untuk dipekerjakan pada proyek penting
tertentu. Selanjutnya dibentuk lebih banyak kelompok lagi dan menjadi bagian perusahaan
yang penting dan integral. Terakhir, perusahaan menjadi matriks yang mapan. Dalam
matriks mapan, mager proyek dan manager fungsional mempunyai wewenang yang sama.
Sementara karyawan pindah dari satu kelompok ke kelompok lain tanpa terikat pada
departemen fungsional tertentu. Struktur organisasi matriks serig diterapkan pada suatu
pekerjaan yang merupakan proyek – proyek besar. Secara nyata terlihat bahwa untuk
menangani suatu proyek yang cukup besar dengan permasalahannya yang sangat kompleks,
diperlukan suatu upaya penyelesaian yang tepat, baik ditinjau dari segi waktu, tenaga
maupun biaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan informasi yang
tepat dan akurat sehingga untuk mencapai tujuannya dalam organisasi matriks wewenang
didelegasikan baik kebawah maupun mendatar. Pendelegasian wewenang ke bawah
tersebut disebut dengan desentralisasi.
7. Suatu organisasi administratif dalam adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada
tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi tersebut terdesentralisasi sejauh keputusan itu
di delegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif yang lebih
rendah, tetapi masih terdapat masalah mengenai keputusan – keputusan manakah yang
harus didesentralisasikan. Simon et al menggunakan istilah “ penting “ untuk menandai
keputusan – keputusan yang akan didelegasikan jika suatu perusahaan akan melakukan
desentalisasi.
Dalam mengukur sejauh mana organisasi telah melakukan desentralisasi adalah dengan
menggunakan evaluasi kinerja, ukuran – ukuran yang dapat digunakan adalah :
 Kontrolabilitas dianggap diinginkan karena kontrolabilitas mengeluarkan aspek –
aspek kinerja yang tidak dapat dikendalikan oleh seorang manajer dari pengukuran.
Dengan demikian, dikatakan bahwa tidak sesuai bagi unit – unit manufaktur untuk
dianggap bertanggung jawab atas tindakan – tindakan yang berasal dari unit
penjualan dan sebaliknya.
 Kelengkapan mengacu pada tingkat sejauh mana suatu ukuran dapat mencakup
semua dimensi kinerja yang relevan. Sebagai contoh, ukuran, seperti biaya atau laba
standar mungkin tidak mencakup usaha – usaha suatu unit untuk meningkatkan
pangsa pasar.
 Pemisahan aktivitas dan evaluasi dirancang untuk membedakan daya tarik ekonomi
dari suatu aktivitas dengan cara aktivitas tersebut dikelola. Sebagai contoh,
profitabilitas dari suatu bank cabang atau departement store terutama dapat
merupakan fungsi dari lokasinya dibandingkan dengan manajemennya.

BAB 19

1. PADU kecil untuk usaha kecil atau tertutup dan PADU besar untuk perusahaan besar.
Terdapat perbedaan yang nyata antara kebutuhan pengguna informasi dari usaha besar dan
kecil. Menurut FASB ( Financial Accounting Board ) No. 14 mengenai pelaporan keuangan
untuk segmen perusahaan bisnis, bahwa pengguna utama laporan keuangan perusahaan
besar ( publik ) adalah para analis keuangan dan pemegang saham publik, sementara
laporan keuangan perusahaan kecil dan atau yang dikelola secara tertutup biasanya
diarahkan pada pemilik sekaligus manajer serta pada bankir atau kreditor lainnya.
2. Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perusahaan dari satu prinsip atau metode yang
berlaku umum ke prinsip atau metode lainnya. Perubahan akuntansi tersebut memberikan
pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Perubahan ini dapat
mengurangi komprabilitas dan konsistensi informasi dari laporan tersebut. Dalam setiap
perubahan tersebut kauntan harus berpedoman pada sifat kualitatif yang utama yaitu
kegunaan akuntansi. Para akuntan harus menentukan apakah alasan perubahan akuntansi
tersebut tepat, dan bagaimana melaporkan perubahan tersebut agar laporan keuangan
dapat dimengerti.
3. PABU atau prinsip akuntansi berterima umum adalah suatu kerangka pedoman operasional
yang terdiri dari standar akuntansi dan sumber – sumber lain yang di dukung berlakunya
secara resmi ( yuridis ), teoritis, dan praktis. Sebagai pedoman operasional PABU akan
menjadi kriteria untuk menentukan apakah Laporan Keuangan telah menyajikan informasi
keuangan dengan baik, benar, jujur. Atau secara teknis disebut menyajikan secara wajar
( present fairly ). PABU seperti kerangka konseptual yang berfungsi sebagai semacam
konstitusi hanya memuat konsep – konsep umum yang secara keseluruhan dapat dianggap
sebagai ‘ konstitusi akuntansi ‘ di suatu negara. Pedoman dapat ditentukan secara resmi
oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi ( accounting standards ).
4. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional ( PPN )/ Bappenas menyebut penguatan
sistem kesehatan nasional akan menjadi salah satu major project dalam Rencana Kerja
Pemerintah ( RKP ) 2021. Apalagi setelah pandemi virus corona ( COVID-19 ) melandda
berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia pada tahun ini. Adapun fokus penguatan
sistem kesehatan nasional di 2021 yang pertama adalah penguatan gerakan masyarakat
hidup sehat sebagai langkah promotif dan preventif melalui kegiatan peningkatan perilaku
untuk pengurangan risiko penyakit tidak menular, penguatan fungsi puskesmas, dan
peningkatan imunisasi. Kedua, penguatan ketahanan kesehatan yaitu kemampuan untuk
mencegah, mendeteksi, dan juga merespons melalui memperkuat pos pintu masuk atau
kantor kesehatan pelabuhan, sistem penguatan dini, surveilans penyakit realtime, kapasitas
dan jejaring laboratorium, kesiapan SDM, dan protokol dan tata laksana resspon cepat, serta
perluasan kesehatan. Ketiga penguatan sumber daya melalui pemenuhan fasilitas dan alat
kesehatan sesuai kelas dan sistem rujukan, pemenuhan dokter dan sembilan jenis tenaga
kesehatan di puskesmas, pemenuhan vaksin dan obat, dukungan insentif bagi industri
farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai