Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB 2 : MEMAHAMI STRATEGI


Kasus 2-1 CISCO SYSTEMS (A) dan
Kasus 2-2 CISCO SYSTEMS (B)

Oleh :

M. SUPARDI

(C1C017073)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.

Dalam menyusun tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam menyusun materi ini tidak
lain berkat hasil dari diskusi kelompok dan teman lainnya, sehingga kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Memahami
Strategi Kasus Cisco Systems(A) dan (B)” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber informasi dan referensi.

Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan laporan kami dimasa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

jambi, 16 Februari 2020

Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap organisasi mempunyai satu atau lebih tujuan. Profitabilitas merupakan


tujuan yang penting, tetapi perusahaan juga harus mengadopsi tujuan melalui karyawan,
pemasok, pelanggan, dan masyarakat.

Pada awal tahun 2000, Cisco adalah pemimpin dunia dalam mneyediakan
hardware, software, dan jasa yang terkait untuk memungkinkan jaringan Internet.
Setelah didirikan tahun 1984 oleh para ahli komputer dari Stanford University,
perusahaan tumbuh menjadi perusahaan global yang mempekerjakan lebih dari 20.000
orang di 55 negara dan mempunyai nilai pasar $363 miliar.

Cisco melakukan banyak outsourcing dari manufakturnya. Peggunaan software


pengisian ulang dinamis berbasis Web yang memisahkan pesanan yang masuk, pemasok
memperoleh informasi tentang materi dan komponen apa yang harus mereka kirim ke
pabrik perakit dan kapan.

Dengan adanya kompleksitas produk Cisco, pelanggan memerlukan banyak


dukungan teknis pascapenjualan. Cisco menempatkan sebagian besar dari dukungan
teknisnya dan pengetahuan tentang troubleshooting pada Web.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan singkat diatas, maka rumusan masalah yang dapat
dipecahkan antara lain:

1. Mendeskripsikan penggunaan Internet oleh Cisco untuk membangun


keunggulan persaingannya.

2. Bagaimana sebuah perusahaan besar yang mapan (seperti General Motors)


menggunakan Internet sebagai senjata strategis? Apakah pelajaran Cisco dapat
digeneralisasikan?

3. Apakah pendapat Anda tentang cara yang digunakan Cisco untuk membiayai
inisiatif e-business-nya?

4. Apakah Anda beranggapan bahwa Cisco seharusnya memusatkan setiap aspek


dari proses inoveasinya?

5. Dapatkah Cisco mengukur usaha-usaha inovasinya? Mengikat kompensasi pada


usaha-usaha ini? Apabila ya, bagaimana?

C. TUJUAN

Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan penggunaan Internet oleh Cisco untuk membangun


keunggulan persaingannya.

2. Dapat mengetahui bagaimana perusahaan besar menggunakan Internet sebagai


senjata strategis dan mengetahui apakah pelajaran Cisco dapat digeneralisasikan.

3. Untuk mengetahui apakah pendapat Anda tentang cara yang digunakan Cisco
untuk membiayai inisiatif e-business-nya?

4. Untuk mengetahui apakah Anda beranggapan bahwa Cisco seharusnya


memusatkan setiap aspek dari proses inoveasinya?

5. Uutuk mengetahui dapatkah Cisco mengukur usaha-usaha inovasinya? Mengikat


kompensasi pada usaha-usaha ini? Apabila ya, bagaimana?
BAB II. PEMBAHASAN

Kasus 2-1 Cisco System (A)

1. Mendeskripsikan penggunaan Internet oleh Cisco untuk membangun


keunggulan persaingannya.

Cisco adalah perusahaan penyedia hardware dan software. Untuk mengembangkan


strategi bisnisnya, Cisco menggunakan web yang mereka kembangkan sendiri untuk
memudahkan kegiatan operasional perusahaan karena web yang mereka buat sangat
mudah untuk dimodifikasi dan dapat menampung data yang kompleks.

Dari penjelasan tentang Cisco bahwa sebagian besar pelanggan Cisco berasal dari
Amerika Selatan dan negara-negara lainnya. Oleh karena itu, dengan membuat web
untuk strategi perusahaan dan kegiatan operasional perusahaan, maka akan lebih mudah
bagi Cisco untuk bertransaksi dengan konsumen kapanpun dan dimanapun diseluruh
dunia. Proses transaksi pun akan lebih mudah dan lebih cepat serta tidak memerlukan
biaya yang tinggi.

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator keberhasilan Cisco dan untuk
mendukung tujuan ini, pelanggan dapat berkomunikasi, memesan dan
menspesifikasikan pesanannya lewat web sehingga Cisco dapat selalu memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan dan respon yang cepat. Selain itu,
pelanggan yang memerlukan dukungan teknis dan pengetahuan troubleshooting dapat
langsung melihat dari web.

Dengan menggunakan software pengisian ulang dinamis berbasis web, pemasok


memperoleh informasi tentang materi dan komponen apa yang harus mereka kirim ke
pabrik perakitan dan kapan. Pabrik perakitan juga menerima informasi relevan tentang
materi yang masuk, sampai, waktu untuk perakitan, kapan untuk melakukan tes dan
mengirim pesanan. Jadi, manajemen Cisco dapat selalu mengontrol perusahaan
dimanapun berada.

Untuk menjalankan aspek sumber daya manusia, Cisco dapat merekrut dan
menyaring karyawan lewat web sehingga biaya yang dikeluarkan Cisco dapat ditekan
dan diminimalisir. Segala informasi yang dibutuhkan karyawan mulai dari pelatihan
karyawan, tunjangan, kebijakan perusahaan, hingga rencana perjalanan dapat diperoleh
dari web.

Dengan menempatkan semua aspek kegiatan pada web maka perusahaan dapat
memperoleh informasi keuangan dan operasional secara real time dan cepat. Transaksi
dapat dilakukan setiap saat selama 24 jam dan laporan keuangan dapat selalu dilihat
setiap saat.

Jadi bisa disimpulkan jika sistem web merupakan salah satu strategi perusahaan
untuk bersaing dengan pesaingnya dan pelayanan konsumen dapat terlaksana dengan
memuaskan. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dapat dikurangi
sehingga menghasilkan laba yang maksimal.

2. Bagaimana sebuah perusahaan besar yang mapan (seperti General Motors)


menggunakan Internet sebagai senjata strategis? Apakah pelajaran Cisco
dapat digeneralisasikan?

Pelajaran dari Cisco ini dapat digeneralisasikan dan digunakan untuk semua
perusahaan besar seperti General Motors atau perusahaan lainnya. Namun sistem Cisco
ini juga harus disesuaikan dan diadaptasi dengan jenis bisnis, struktur bisnis, rantai
nilai, tujuan perusahaan hingga budaya perusahaan tersebut. Jadi, setiap perusahaan
akan memiliki web yang sesuai kebutuhan dan kapasitas perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, perancang sistem perlu mengetahui strategi organisasi untuk membuat web
yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya.

Cisco bisa dijadikan referensi untuk penggunaan internet sebagai senjata strategis.
Cisco merencanakan detil konfigurasi dengan software khusus untuk pelanggan yang
jauh letaknya pada jenis layar dalam spesifik sistem yang mereka inginkan.
Konfigurasi-sendiri oleh pelanggan menghasilkan 2 manfaat penting. Pertama, ada
penghematan besar dalam ongkos penjualan. Kedua, tidak seperti pada zaman
prajaringan(pra-Net). Cisco menganggap kompetensi intinya sendiri pada riset dan
pengembangan dan manajemen hubungan dengan pelanggan. Dengan penyebaran
operasi perusahaan sendiri dan secara global dan operasi pelanggannya, kedua kegiatan
ini tersebar menurut geografis. Cisco mengandalkan pada internet untuk mempermudah
kolaborasi R&D lintas-batas dan juga manajemen perkiraan pelanggan global.
Kasus 2-2 Cisco System (B)

1. Apakah pendapat Anda tentang cara yang digunakan Cisco untuk membiayai
inisiatif e-business-nya?

Cisco membiayai inisiatif e-business melalui department teknologi informasi (TI),


yang merupakan pusat biaya yang diakui secara akrual sebagai biaya overhead
administrasi. Departemen tersebut di biayai pada tahun 1993. Cisco mengambil langkah
untuk menyesuaikan tujuan-tujuan departemen TI dengan tujuan strategi perusahaan
sebagai keseluruhan. Mekanisme pendanaan yang ada berarti bahwa inisiatif bisnis
semuanya dievaluasi atas dasar pengurangan biaya, sering kali mengabaikan dampak
pada penjualan kepuasan pelanggan atau mengikat mempertahankan karyawan.
Menurut kami cara yang dilakukan Cisco itu salah karena kunci untuk memelihara
keunggulan dalam e-business adalah fokus yang kuat pada pelanggan, sedangkan Cisco
terlalu berfokus pada kecepatan dan efisiensi dengan melalaikan berfokus pada
pelanggan.

2. Apakah Anda beranggapan bahwa Cisco seharusnya memusatkan setiap


aspek dari proses inoveasinya?

Manakah dari tiga kemungkinan diatas yang tampak paling tepat (atau dapatkah Anda
menyarankan kemungkinan yang berbeda? Mengapa? Bagaimana Anda mendefinisikan
bagian khusus organinasi baru tersebut?Cisco telah melakukan otomasi proses
pembelian untuk pelanggannya dengan menulis customer software yang
mengintegrasikan sistem pembelian pelanggan dengan sistem manajemen order. Saat ini
Cisco memperluas fungsionalitas pada pelanggan dengan konsorium industri,
mengembangkan protokol dan platform yang akan menyederhanakan proses ini dan
meniadakan kebutuhan untuk menyesuaikan solusi. Menurut kami, Cisco belum
memusatkan aspek dari proses inovasi mereka, mereka masih saja memusatkan pada
pertumbuhan pendapatan dengan mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya tanpa
memikirkan kepuasan pelanggan secara menyeluruh. Inovasi yang muncul oleh staf
pelanggan biasanya mempengaruhi sistem keuangan dan manufaktur sehingga
terkadang staf pelanggan menjual inisiatif tersebut secara internal agar dapat
meningkatkan penjualan mereka. Cisco seharusnya memusatkan setiap aspek dari
proses inovasinya agar perusahaan dapat fokus dalam menjalankan proses inovasinya
tanpa pemikiran didalamnya harus terpecah dikarenakan menjalankan proses inovasi
yang lainnya. Jika Cisfo terfokus maka proses inovasi dapat berjalan dan menghasilkan
inovasi yang baik.Menurut kami, bagan khusus organisasi baru tersebut baik. Namun,
Cisco harus benar-benar memperhatikan fungsi-fungsi dan pelaku yang menjalani agar
dapat berjalan secara efektif, karena setiap pekerjaan harus dijalankan oleh personal
yang kompeten dan ahli dalam menjalankan tugasnya dan perusahaan tidak
mencampuradukkan pekerjaan.

3. Dapatkah Cisco mengukur usaha-usaha inovasinya? Mengikat kompensasi


pada usaha-usaha ini? Apabila ya, bagaimana?

Inovasi Cisco tentu dapat diukur, parameter pengukurannya melalui output yang terjadi.
Dalam uraian kasus dijelaskan bahwa inovasi-inovasi selalu muncul dan menghasilkan
peningkatan perusahaan dari segi kepercayaan konsumen terhadap Cisco. Jika
kepercayaan konsumen telah dimiliki iitu berarti strategi cisco yaitu fokus kepada
konsumen telah tercapai. Hal ini memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Cisco,
salah satunya adalah dari segi income. Jika income selalu mengalir, maka kompensasi
insentif yamg mengikat tidak akan menjadi suatu beban yang besar bagi Cisco. Dengan
adanya kompensasi juga akan memberikan pengaruh yang besar bagi para pegawai
Cisco, mereka pastinya akan semakin semangat dalam bekerja, selalu mendayagunakan
kemampuan maksimum mereka.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan internet dalam aktivitas bisnis
semakin sering dilakukan. Dengan semakin meningkatnya penggunaan internet (jumlah
pengguna internet di Indonesia telah mencapai 50 juta), semakin banyak pula pengguna
yang menggunakan media ini sebagai salah satu alternatif dalam melakukan
perbandingan produk, mencari referensi, dan pembelian. Terlebih lagi mobile marketing
semakin banyak diadaptasi oleh perusahaan dalam aktivitas bisnis.

Indikasi ini menunjukan website semakin penting. Kini, website seringkali


menjadi titik singgung pertama antara konsumen dengan perusahaan. Karena
kemudahannya, media internet seringkali menjadi pengalaman pertama konsumen
dalam “mengonsumsi” atau memperoleh informasi dan kesan mengenai bisnis. Konten
atau isi yang buruk akan menjadi faktor utama yang mendorong orang keluar dari web
atau malah justru bertahan.

Untuk itu ada dua kiat dasar yang perlu diingat oleh setiap pengembang web agar dapat
membangun reputasi baik di dunia maya:

a. Memberikan sesuatu yang menarik minat calon pengakses. Topik sebaiknya


serelevan mungkin dengan kebutuhan dan minat pengakses. Web boleh
menyertakan informasi lainnya, namun hanya bersifat suplemen atau tambahan

b. Sebisa mungkin dorong pengakses untuk melakukan respon atau mengambil


tindakan setelah mengakses web. Apakah itu “bookmarks”, melakukan
pendaftaran akun (bila ada), melakukan pembelian, dll. Oleh karena itu pembuat
web sebaiknya membuat web sepraktis mungkin, perancangan web sedapat
mungkin tidak terlalu kompleks untuk digunakan dan semua tahap untuk
mengakses atau memproses dibuat sesingkat mungkin.

Mungkin akan menarik bila kita mengambil beberapa contoh yang menarik.
Pertama, langkah Hotel Marriot yang memanfaatkan blog untuk melakukan promosi
hotel. CEO Marriott, Bill Marriott benar-benar memanfaatkan blog untuk
memperkenalkan dan memberi pengalaman menarik bagi konsumen dalam web. Bill
berusaha “memanusiakan” perusahaan dengan cara menuliskan pengalaman pribadinya,
apa yang ia lihat pada hotel-hotel Marriott di seluruh dunia, dan juga berbagi filosofi
bisnis yang ia anut. Tulisan ini dibuat dengan baik, dan setiap postingan ia selalu
menulis “I’m Bill Marriott and thanks for helping me keep Marriott on the move.”
Memang baru-baru ini ia memberitahukan akan turun dari jajaran direksi namun tetap
berusaha terlibat dengan operasional perusahaan. Akan menarik bagi kita untuk
menyimak penerusnya, Arne Sorensen menangani hal ini.

Tidak hanya hotel, ternyata pemain industri otomotif pun memanfaatkan blog
dalam usaha komunikasi perusahaan. General Motors mengisi konten blognya dengan
berbagai topik yang menarik mulai dari mobil konsep, acara pameran mobil, foto mobil
terbaik, dan seputar bisnis otomotif. Blog ini pun tidak diisi oleh sembarang orang,
karyawan yang ada di level menengah dan atas pun ikut berkontribusi dalam blog.
Tujuannya kurang lebih serupa dengan apa yang dilakukan oleh Marriott yaitu ingin
memanusiakan web perusahaan.

Kedua perusahaan ini jelas menunjukan keseriusan dalam membangun web


perusahaan. Web sebaiknya tidak diisi dengan konten-konten yang tidak menarik
dengan persepsi hal ini hanya tambahan. Investasi menggunakan penulis atau tim
penulis yang baik mungkin perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi semakin
banyaknya web dan pengguna yang memanfaatkan media internet di era New Wave
Marketing.

Anda mungkin juga menyukai