Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRESENTASI MATAKULIAH ORGANISASI ( MODUL 7 )

Disusun oleh : kelompok 7


1. Diah Kusuma Wardani (021642918)
2. Tryan Pangastuti (021643128)
3. Anissa Aizatul Ummah (030251475)
SENTRALISASI

KB. 1 Definisi Sentralisasi


Sentralisasi menunjukkan tingkatan yang dipusatkan dalam atau dikonsentrasikan dalam
organisasi.
Konsentrasi pada tingkatan hierarki yang tinggi menunjukkan tingkat sentralisasi yang
tinggi , pada tingkatan hierarki yang rendah dianggap menunjukkan tingkat sentralisasi yang
rendah atau lebih popular dengan istilah desentralisasi.

Berikut ini pemahaman pembahasan mengenai sentralisasi , seperti dibawah ini


1. Sentralisasi hanya berkaitan dengan otoritas formal dalam organisasi.
2. Kebijakan perusahaan bisa membatasi desentralisasi.
3. Sentralisasi sering kali diartikan sebagai pengambilan keputusan yang
dikonsentrasikan disatu titik.
4. Teknologi informasi yang terus menerus memantau keputusan keputusan yang
bersifat desentralistik
5. Pengendalian input informasi oleh bawahan bisa membuat pengambilan keputusan
yang sentralistik menjadi bersifat desentralistik

Derajat atau tingat konsentrasi yang diberikan kepada pemegang otoritas resmi, baik
berupa individu,unit, bagian ataupun tingakatan hierarki(tingkatan tertinggi dalam
organisasi) untuk memiliki kebebasan dalam menentukan keputusan sesuatu dan yang
rendah dalam organisasi memberikan masukan (input) terhadap tugas yang harus
mereka kerjakan.
Yang menunjukkan berbagai permasalahan mengenai pengertian sentralisasi, seperti
permasalahan sentralisasi ada lima , yaitu :

1. Definisi yang diberikan menyatakan bahwa sentralisasi hanyalah berkaitan dengan


struktur resmi (formal) organisasi, dan sama sekali tidak berkaitan dengan
organisasi informal.
2. Sentralisasi dinyatakan mengatur kebebasan suatu posisi dalam mengambil
keputusan.
3. Sentralisasi dinyatakan sebagai konsentrasi pengambilan keputusan pada satu
titik.
4. Corak pengelolaan informasi yang dijalankan dalam suatu organisasi bisa
meningkatkan kemampuan pimpinan puncak untuk melakukan suatu keputusan.
5. Seluruh informasi yang disampaikan dari satu pihak kesatu pihak lain yang perlu
diinterprestasikan oleh pihak yang menerima agar bisa dipahami

A. OTORITAS
- Otoritas adalah hak atau kewenangan untuk bertindak atau memerintahkan pihak lain
agar bertindak, ,menuju tercapainya tujuan suatu organisasi.
- Terdapat dua corak otoritas, yaitu otoritas lini dan otoritas staf.
- Otoritas lini menunjukkan otoritas yang dimiliki seorang atasan terhadap seluruh
kegiatan dari bawahannya.
- Sementara otoritas staf sifatnya bebas.
- Para pemegang otoritas staf boleh memberikan saran kepada para pemegang posisi
lini. Tetapi mereka tidak memiliki kewenangan untuk membuat saran mereka menjadi
kegiatan yang nyata, karena mereka tidak memiliki otoritas terhadap para bawahan
yang bertugas menjalankan kegiatan.
- Contoh:
Seorang penasehat hukum memberikan saran kepada pemegang otoritas lini atau staf
membantu atasannya untuk mempelajari sebuah laporan.
Kedua contoh ini menunjukkan bagaimana otoritas staf digunakan.

B. RANTAI KOMANDO
- Gambar tersebut menunjukkan skema organisasi sebuah perusahaan manufaktur yang
membuat 4 jenis produk, yaitu produk A,B,C,D.
- Skema ini memperlihatkan hubungan otoritas dalam suatu organisasi.
- Rantai komando ini menunjukkan saling hubungan antara seorang atasan dengan para
bawahannya, yang dimulai pada posisi Puncak organisasi, kemudian menyebar dan
membesar pada setiap tingkatan hierarki yang lebih rendah.
- Sebagai contoh skema di atas ini menunjukkan bahwa pimpinan puncak organisasi
yaitu Direktur Utama yang memiliki 3 bawahan langsung yaitu 3 orang pimpinan
direktorat (yang biasa disebut direktur) yaitu Direktur Umum, Direktur Produksi, dan
Direktur Pemasaran.
- Direktur umum memiliki 2 bawahan langsung yaitu para pimpinan bagian yakni
Kepal Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM).
- Direktur Produksi mempunyai memiliki 3 bawahan langsung yaitu Kepala Bagian
Produksi, Kepala Bagian Logistic, dan Kepala bagian Penelitian dan Pengembangan
(Litbang).
- Direktur Pemasaran memiliki 2 bawahan langsung yaitu Kepala Bagian
Pemasarandan Kepala bagian Ekspedisi.

- Kepala Bagian Produksi memiliki 6 bawahan langsung yaitu para pimpinan seksi
yang terdiri dari
1. Kepala Seksi Produk A
2. Kepala Seksi Produk B
3. Kepala Seksi Produk C
4. Kepala Seksi Produk D
5. Kepala Seksi Perencanaan dan Pengendalian
6. Kepala Seksi Pengawasan Mutu

C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SENTRALISASI


- Tugas para manajer, apapun posisinya dalam organisasi adalah membuat keputusan.
Manajer tertentu membuat keputusan mengenai target atau sasaran organisasi,
manajer yang lain membuat keputusan mengenai anggran, sumber daya manusia, cara
melaksanakan kegiatan, cara meningkatkan efektifitas unit yang dikelola dan berbagai
jenis keputusan lainnya.
- Pengambilan keputusan biasanya dinyatakan sebagai penetapan pilihan alternatif.
Setelah mengembangkan dan mengevaluasi paling sedikit dua alternatif, pengambilan
keputusan, kemudian memilih pilihan yang dianggap lebih baik.
- Awalnya informasi mengenai situasi perlu dikumpulkan oleh bawahan sebagai
masukan bagi pengambil keputusan.
- Berdasarkan saran yang diperoleh, pengambilan keputusan kemudian menetapkan
pilihan keputusan. Dalam keadaan sebenarnya, proses pemilihan sudah terjadi pada
saat informasi dikumpulkan, diartikan dan disaring sebelum disampaikannya kepada
pengambil keputusan.
- Pemilihan alternatif keputusan, kemudian dilakukan yang sesungguhnya merupakan
perwujudan niat ataupun kehendak para pengambil keputusan.
- Pengambilan keputusan bisa menjadi sangat sentralik apabila pengambil keputusan
mengontrol seluruh langkah dari keseluruhan proses itu, yaitu dari mulai
mengumpulkan informasi mengenai situasi hingga keputusan diambil.
- Apabila ada pihak lain yang terlibat dalam mengendalikan langkah langkah tersebut
maka prosesnya menjadi lebih desentralik.
- Desentralisasi yang paling besar tejadi apabila hanya pengambil keputusan yang
memiliki kewenangan untuk menetapkan piliham alternatif keputusan.
- Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengambil keputusan bukan hanya
merupakan proses pemilihan alternatif. Kerumitan yang terjadi dan kemungkinan
keterlibatkan berbagai pihak dalam berbagai langkah yang terjadi dalam proses
pengambilan keputusan menyebabkan pendefinisian maupun derajat sentralisasi
dalam sebuah organisasi menjadi tidak mudah dilakukan.

MODUL 7 KB 2
Pentingnya Derajat Sentralisasi yang Sesuai
Organisasi merupakan suatu sistem yang melakukan pengumpulan informasi dan juga
sistem yang melakuakan pengambilan keputusan. Organisasi berusaha mencapai tujuannya
dengan cara mengkoordinasi kegitaan kelompok – kelompok yang terdapat dalam organisasi.
pengambilan keputusan dan pengolahan informasi memegang peran yang sangat penting
dalam melakukan koordinasi.
Setiap manajer hanya mampu mengelola informasi hingga jumlah tertentu .melewati
batas tersebut,masukan informasi berikutnya akan terbuang tanpa dimanfaatkan. Untuk
mencegah agar batas tersebut tidak terlampui maka sebagian pengambilan keputusan perlu
dipindahkan kepada pihak lain. Dengan demikian ,pengambilan keputusan yang semula
terkonsentrasi pada seseorang menjadi menyebar. Pemindahan atau penyebaran pengambilan
keputusan tersebut merupakan desentralisasi
 Alasan yang menyebabkan organisasi perlu melakukan desentralisasi

1. Organisasi perlu mampu bereaksi secara cepat terhadap perubahan


kondisi,terutama pada fungsi ataupun bagian ,di mana perubahan itu terjadi.
2. Desentralisasi memberikan peluang untuk bertindak secara cepat karena
organiosasi tidak perlu memproses informasi tingkatan hierarki vertikal yang
membutuhkan waktu.
3. Reaksi atau tindakan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan cukup
dilakukan oleh unit atau bagian yang terdekat terhadap perubahan.

 Manfaat Desentralisasi

1. Desentralisasi mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan informasi yang


berlebihan pada tingkatan hierarki yang tinggi dalam organisasi.
2. Desentralisasi memberikan peluang untuk memberikan masukan informasi yang
lebih terperinci berkaitan dengan suatu permasalahan.
3. Memberikan kemampuan bereaksi secara lebih cepat terhadap informasi yang
baru.
4. Mampu meningkatkan motivasi karyawan.
5. Bisa digunakan sebagai perangkat atau alat untuk melatih para manajer agar
memiliki kemampuan yang baik dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan alasan dan manfaat desentralisasi dapat ditarik kesimpulan bahwa derajat
desntralisasi yang tinggi maupun yang rendah masing – masing mungkin dibutuhkan
walaupun pada situasi atau kondisi yang berbeda. Faktor situasi akan menentukan derajat
sentralisasi yang sesuai. Oleh karena itu,perlu diidentifikasi cara yang paling efektif untuk
mengambil keputusan dalam suatu organisasi sehingga juga bisa diusahakan derajat
sentralisasi yang sesuai.

A. HUBUNGAN SENTRALISASI , KOMPLEKSITAS, DAN FORMALISASI

1. Sentralisasi dengan kompleksitas


Desentralisasi biasanya terpaksa terjadi karena organisasi memiliki derajat
kompleksitas yang tinggi .
Sebagai contoh .meningkatnya jumlah tenaga spesialis dalam sebuah
organisasi berarti bertambahnya tingkat keahlian ataupun kemampuan untuk
mengambil keputusan sehingga pengambilan keputusan bisa dipercayakan kepada
tingkatan hierarki yang lebih rendah.selain itu ,semakin banyak karyawan yang
mengikuti pendidikan profesional maka para karyawan profesional tersebut bisa
ditingkatkan perannya dalam pengambilan keputusan walaupun mereka
menempati tingkatan hierarki yang relatif rendah .dengan demikian terjadi
desntralisasi pengambilan keputusan dalam organisasi.
Sebaliknya, pengamatan di lapangan juga menemukan bahwa semakin tinggi
derajat sentralisasi dalam pengambilan keputusan maka semakin kecil peluang
bagi jabatan yang ada dalam organisasi untuk diisi oleh tenaga profesional .
Kesimpulan bahwa derajat kompleksitas yang tinggi biasanya diikuti oleh
meningkatnya desentralisasi dalam organisasi.
2. Sentralisasi dengan Formalisasi
Kejelasan hubungan antara sentralisasi dengan formalisasi masih perlu
dipertanyakan.awalnya, tidak ditemukan hubungan yang jelas antara sentralisasi
dengan formalisasi. Berbagai penelitian ternyata menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif antara kedua komponen tersebut, yaitu ditemukan bahwa
organisasi dengan formalisasi yang tinggi ternyata biasanya bersifat desentralistik.

Di pihak lain ,pada organisasi yang banyak anggotanya merupakan tenaga


profesional biasanya akan ditemukan formalisasi yang rendah dan desentralisasi.
Berbagai penelitian ternyata mengkonfirmasi hubungan tersebut. Selain itu,
minat utama tenaga profesional biasanya berkaitan dengan pekerjaan mereka
secara teknis dan bukan terhadap pengambilan keputusan yang bersifat strategis.
Ini akan memunculkan tingkat formalisasi yang rendah dan berpasangan dengan
sentralisasi.

B. PENUTUP
Sentralisasi merupakan komponen yang paling mengundang permasalahan
dibanding dua komponen utama struktur organisasi lainnya ,yaitu kompleksitas dan
formalisasi. Sentralisasi didefinisikan sebagai derajat atau tingkat konsentrasi yang
diberikan kepada pemegang otoritas resmi, baik berupa individu ,unit, bagian ataupun
tingkatan hierarki ( biasanya tingkatan hierarki yang posisinya lebih tinggi dalam
organisasi ) untuk memiliki kebebasan dalam menetapkan pilihan keputusan sehingga
karyawan dari tingkatan yang lebih rendah dalam organisasi hanya memiliki
kesempatan yang minimal untuk memberikan masukan ( input) terhadap tugas yang
harus mereka kerjakan .
5 langkah Proses pengambilan keputusan :
1. Pengumpulan informasi
2. Mengartiakan dan memproses informasi yang telah dikumpulkan untuk
memberikan saran kepada pengambil keputusan mengenai apa yang sebaiknya
dipilih sebagai keputusan
3. Pengambilan keputusan menetapkan pilihan keputusan
4. Meresmikan keputusan yang diambil
5. Melaksanakan keputusan
Pengambilan keputusan menjadi sangat sentralistik apabila pengambil
keputusan mengendalikan sendiri kelima langkah kegiatan tersebut
Kesimpulan ,berbagai pembuktian di lapangan secara jelasmenunjukkan
bahwa terdapat hubungan bersifat negatif antara sentralisasi dengan
kompleksitas .tetapi korelasi antara sentralisasi dengan formalisasi tidak jelas.
Juga ditemukan bahwa jenis karyawan dan jenis keputusan akan berpengaruh
terhadap hubungan antara komponen- komponen struktur organisasi.
 Tenaga kerja dengan keterampilan terbatas ternyata lebih sesuai untuk
diatur dengan formalisasi maupun sentralisasi yang tinggi.
 Tenaga profesional justru lebih sesuai untuk dikelola dengan tingkat
formalisasi yang rendah (kecuali untuk keputusan yang berkaitan
dengan pengelolaan karyawan ), dan dengan tingkat sentralisasi yang
rendah (kecuali yang berkaitan dengan keputusan – keputusan yang
bersifat strategis )

Anda mungkin juga menyukai