Anda di halaman 1dari 17

TUGAS RANGKUMAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


MODUL 4 & 5

Dibuat oleh:
Nama : Salsabila Dwi Agustina
NIM : 042024573
Kelas : III B Manajemen

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SALUT PRIMA BANGSA CIANJUR
2020
MODUL 4
APLIKASI SISTEM INFORMASI

KEGIATAN BELAJAR 1
APLIKASI SISTEM INFORMASI DI FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI

A. SISTEM-SISTEM INFORMASI FUNGSIONAL


Sistem-sistem informasi manajemen yang diterapkan di area fungsi-fungsi akuntansi,
produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia ini dikenal dengan nama sistem-
sistem informasi fungsional (functional information systems) atau sistem-sistem informasi
bsinis (business information systems) yang terdiri atas sistem informasi pemasaran, sistem
informasi pemanufakturan atau sistem informasi produksi, sistem informasi sumber daya
manusia, sistem informasi akuntansi, dan sistem informasi keuangan.

1. Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi (SIA) atau accounting information system (AIS) dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi yang mengubah data transaksi bisnis menjadi
informasi keuangan yang berguna pada pemakainya. Sistem informasi akuntansi
(SIMAK atau SIA) merupakan sistem informasi yang merekam dan melaporkan
transaksi bisnis, aliran dana dalam organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan.
Sistem informasi akuntansi (SIA) atau accounting information systems (AIS) adalah
penerapan sistem informasi ke sistem akuntansi manual. Sistem akuntansi manual
mempunyai beberapa sistem bagian (subsystems) yang berupa siklus-siklus akuntansi,
yaitu:
a. Siklus pendapatan (revenue cycle)
b. Siklus pengeluaran kas (expenditure cycle)
c. Siklus konversi (conversion cycle)
d. Siklus manajemen sumber daya manusia (human resource management cycle)
e. Siklus buku besar dan pelaporan keuangan (general ledger and financial reporting
cycle)

Siklus akuntansi merupakan prosedur yang juga berfungsi sebagi penghubung


(interface) antara fungsi-fungsi di organisasi. Sebagai penghubung, siklus-siklus
akuntansi akan membawa output dari suatu fungsi menjadi input ke fungsi lainnya,
termasuk fungsi akuntansi.
Melalui informasi yang dihasilkannya, sistem informasi akuntansi mempunyai tiga
tujuan utama sebagai berikut:

a. Mendukung operasi-operasi sehari-hari


b. Mendukung pengambilan keputusan manajemen
c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban.

2. Sistem Informasi Pemasaran (SIMPEM)


Sistem informasi pemasaran (SIMPEM) atau marketing information systems
(MKTIS) merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. Sistem
informasi pemasaran (SIMPEM) adalah sistem informasi yang mendukung
perencanaan, kontrol, dan pemrosesan transaksi yang dibutuhkan untuk penyelesaian
aktivitas pemasaran, seperti manajemen penjualan, advertising, dan promosi.
Sistem informasi pemasaran (SIMPEM) memberikan informasi kepada semua
tingkatan manajer di fungsi pemasaran. Informasi yang dihasilkakn oleh sistem
informasi pemasaran (SIMPEM) dapat dikelompokkan dalam lima macam kelompok
informasi, yaitu informasi mengenai tempat (place), produk (product), promosi
(promotion), harga (price), dan informasi terintegrasi dari keempatnya (integrating
mix).

3. Sistem Informasi Produksi (SIMPRO)


Sistem produksi terdiri atas dua macam, yaitu sistem produksi fisik dan sistem
informasinya. Sistem informasi fisik merupakan sistem fisik untuk mengendalikan
alat-alat produksi. Sistem ini disebut juga dengan nama sistem pengendalian produksi
atau production control systems (PCS). Sistem PCS ini berada di level operasi atau
level bawah. PCS terdiri atas CAD, CAM, Robot, dan CIM. Dengan terintegrasinya
sistem produksi fisik, hasil dari sistem produksi fisik daat masuk sebagai data di sistem
informasinya.
Berbeda dengan PCS, sistem informasi produksi menghasilkan informasi kepada
manajer-manajer di fungsi produksi. Sistem informasi pemanufakturan atau sistem
informasi produksi (SIMPRO) adalah sistem infromamsi yang mendukung
perencanaan, kontrol, dan penyelesaian proses manufaktur. Informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi produksi dapat dikelompokkan dalam informasi mengenai
proses produksi, sediaan, kualitas produksi dan biaya produksi.

4. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia


Sistem informasi sumber daya manusia (SIMSDM) adalah sistem informasi yang
mendukung aktivitas manajemen seperti, perekrutan, seleksi, penerimaan, penempatan
dan penilaian performa, pelatihan, serta pengembangan. Informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi sumber daya manusia dapat dikelompokkan dalam informasi
mengenai perencanaan tenaga kerja, pengolahan tenaga kerja, rekrutmen, benefit dan
lingkungan kerja.

5. Sistem Informasi Keuangan


Sistem informasi keuangan (SIMKEU) adalah sistem informasi yang mendukung
manajer keuangan dalam mengatur keuangan bisnis serta alokasi dan kontrol terhadap
sumber daya keuangan. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi keuangan
dapat dikelompokkan dalam informasi mengenai forecast keuangan, modal kerja,
investasi, pendanaan, budget modal dan anggaran dan pajak.

B. ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)


Enterprise resource palnning (ERP) adalah suatu perangkat lunak paket dengan
aplikasi yang terintegrasi untuk digunakan secara luas di organisasi. ERP termasuk
transaction processing system (TPS) ditambah dengan sistem-sistem informasi fungsional
yang terintegrasi.
Produk pertama SAP adalah aplikasi SAP R/2 yang dikeluarkan tahun 1979. Aplikasi
SAP R/2 dijalankan di komputer mainframe. R/2 berarti two-tiers, yaitu menggunakan
dua tingkatan dengan tingkatan pertama adalah dumb terminal dan tingkatan kedua adalah
mainframe dengan basis datanya. Aplikasi SAP R3 dijalankan di client server system. R/3
berarti three tiers, yaitu menggunakan tiga tingkatan denga tingkatan pertama adalah
client atau intelligent terminal, tingkatan kedua adalah application server (apps server
tempat prog-program aplikasinya dan tingkatan ketiga adalah database server tempat basis
datanya. Pada tahun 1999, SAP meluncurkan mySAP.com, yaitu versi SAP R/3 yang
digunakan secara komperehensif melalui aplikasi internet dengan menambahkan aplikasi
e-business, termasuk customer relationship management (CRM) dan supply chain
management (SCM).

KEGIATAN BELAJAR 2
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Manajemen dapat dibagi menjadi tiga level, yaitu level bawah (level operasional), level
menengah (level taktik) dan level atas (level strategi).

A. SISTEM INFORMASI PADA LEVEL BAWAH


Sistem-sistem informasi di level bawah atau di level operasi mendukung manajer
operasi untuk melakukan kegiatannya. Tujuan utama dari sistem informasi di level ini
adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin untuk keperlun mengontrol arus dari
transaksi yang terjadi disebut dengan transaction processing systems (TPS) dan process
control systems (PCS).

B. SISTEM INFORMASI PADA LEVEL MENENGAH


Sistem-sistem informasi di level menengah digunakan untuk pengendalian dan
pengambilan keputusan manajemen yang sifatnya setengah terstruktur (semi structured).
Sistem-sistem informasi ini adalah sistem pakar (SP) atau expert systems (ES), jaringan
neural buatan (JNB) atau artificial neural network (ANN), sistem penunjang keputusan
(SPK) atau decision support systems ( DSS) atau group support systems (GSS), serta
sistem informasi geografis (SIG) atau geographic information systems (GIS).

1. Sistem Pakar
Sistem pakar (SP) atau expert system (ES) adalah sistem informasi yang berisi dengan
pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem pakar ini
dapat berisi dengan pengetahuan (knowledge) dari satu atau lebih pakar. Pengetahuan dari
pakar di dalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar untuk menjawab
pertanyaan (konsultasi).
Sistem pakar mempunyai tiga komponen utama, yaitu user interface, inference
engine, dan knowledge base.

2. Jaringan Neural Artifisial (JNA)


Jaringan neural artifisial (artificial neural network) merupakan jaringan neural
buatan yang mencoba meniru jaringan neural manusia. Perancangan dari jaringan
neural artifisial diilhami dengan struktur dari otak manusia.
Jaringan neural artifisial berbeda dengan sistem pakar dalam beberapa hal. Jaringan
neural artifisial mempunyai intelegensi yang dapat belajar dan berpikir layaknya otak
manusia, sehingga dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan untuk
perbaikan-perbaikan proses selanjutnya.
Jaringan neural artifisial mulai banyak diterapkan di aplikasi bisnis. Beberapa riset
bisnis menunjukkan bahwa prediksi dengan menggunakan perangkat lunak jaringan
neural artifisial hasilnya lebih tepat dibandingkan dengan prediksi cara konvensional.

3. Sistem Penunjang Keputusan


Sistem penunjang keputusan (SPK) atau decision support systems (DSS)
didefinisikan sebagai suatu sistem informasi untuk membantu manajer level menengah
utk proses pengambilan keputusan setengah terstruktur (semi structured) supaya lebih
efektif dengan menggunakan model-model analitis dan data yang tersedia.
Tujuan dari SPK (sistem penunjang keputusan) sebagai berikut:
1) Membantu manajer mengambil keputusan setengah tersruktur yang dihadapi oleh
manajer level menengah.
2) Membantu atau mendukung manajemen mengambil keputusan bukan
menggantikannya.
3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajemen bukan untuk
meningkatkan efisiensi.
Sistem penunjang keputusan (SPK) mempunyai tiga komponen utama, yaitu
dialog management, model management, dan data management.

4. Sistem Penunjang Keputusan Grup (SPKG)


Sistem penunjang keputusan grup (SPKG) atau group decision-support system
(GDSS) adalah SPK yang digunakan oleh beberapa pengambil keputusan bersama-
sama secara grup.

5. Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem informasi geografis atau geographic information systems adalah sistem
informasi yang menggunakan bentuk peta secara geografis.

C. SISTEM INFORMASI PADA LEVEL ATAS

Sistem informasi eksekutif (SIE) atau executive information system (EIS) adalah sistem
informasi yang digunakan oleh manajer tingkat atas untuk membantu pemecahan masalah
tidak terstruktur (unstructured). SIE mempunyai karakteristik yang khusus. Karakteristik
dari SIE sebagai berikut.
1. Dirancang untuk eksekutif puncak.
2. Menggunakan data internal dan eksternal.
3. Untuk pemecahan tidak terstruktur.
4. Membantu perencanaan dan perumusan strategis.
5. Digunakan secara online oleh eksekutif.
6. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menyaring data.
7. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menggali data sampai data terkecil
(drill down).
8. Harus mudah digunakan.
9. Menggunakan teks, grafik, dan table yang mudah dicerna.
Sistem informasi eksekutif (SIE) sama dengan sistem penunjang eksekutif (SPE) atau
executive support system (ESS). Walaupun SPE dan SIE adalah sama, ada yang
membedakannya. Perbedaanya adalah SIE tidak menggunakan sistem otomatisasi kantor,
sedangkan SPE menggunakannya

D. SISTEM OTOMATIS KANTOR

Sistem informasi yang menghubungkan tiga level manajemen adalah sistem otomatisasi
kantor (SOK) atau office automation system (AOS). Sistem otomatisasi kantor (SOK) atau
office automation system (OAS). Didefinisiskan oleh O’Brien (1996) sebagai sistem
informasi berbasis telekomunikasi yang mengumpulkan memproses, meyeimpan dan
mendistribusikan pesan-pesan, dokumen-dokumen dan komuniksi elektronik lainnya di a
ntara individual, grup-grup kerja dan organisasi-organisasi.
KEGIATAN BELAJAR 3
APLIKASI SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

Sistem teknologi informasi sekarang digunakan sebagai senjata kompetisi (competitive


weapon) yang ampuh untuk memenangkan persaingan. Sistem informasi untuk keunggulan
kompetisi (competitive advantage) seperti ini disebut dengan sistem informasi strategis (SIS)
atau strategic information system.

A. SISTEM INFORMASI STRATEGIS

Tiga strategi umum biasanya perusahaan menerapkan untuk menghadapi persaingan-


persaingannya, menurut porter (1985), adalah cost leadership, differentiation dan focus.
Strategi-strategi lainnya, yaitu innovation, alliance dan growth.

1. Cost Leadership Strategy


Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat mencapai posisi
sebagai produsen dengan biaya terendah dalam industry, yaitu dengan cara:
a. Menurunkan secara drastic biaya proses bisnis dengan melakukan rekayasa proses
bisnis (business process reengineering),
b. Menurunkan biaya dari pemasok, dan,
c. Menurunkan biaya ke pelanggan

2. Differentiation Strategy
Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat menyediakan
produk atau jasa yang berbeda atau unik dengan nilai yang lebih besar kepada
pelanggan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, yaitu dengan cara menggunakan
teknologi informasi untuk membuat produk atau jasa yang berbeda dan menggunakan
teknologi informasi untuk mengurangi keuntungan diferensiasi dari pesaing.

3. Focus Strategy
Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat membantu
perusahaan memfokuskan pada produk atau jasa khusus di suatu niche khusus dalam
organisasi.

4. Innovation Strategy
Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat menemukan cara
khusus dalam berbisnis, yaitu dengan menyediakan produk atau jasa inovasi terbaru
yang belum dikatakan oleh pesaing-pesaingnya, yaitu dengan cara:

a. Membuat market baru dengan melibatkan teknologi informasi, misalnya Merril


Lynch bekerja sama dengan Bank One untuk menghasilkan produk inovasi baru
yang dikenal dengan nama cash management account (CMA);
b. Membuat cara baru mejual produk dan jasa yang melibatkan teknologi informasi,
misalnya McKesson Drug Corp, American Hospital Supply Company (AHSC) dan
American Airline.

5. Alliance Strategy
Suatu informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat membuat hubungan
kerja sama yang menguntungkan (information partnership) dengan pemasok,
perusahaan lain dan bahkan dengan pesaing-pesaingnya, yaitu dengan cara
menggunakan sistem informasi antar organisasi untuk menghubungkan sistem-sistem
informasi perusahaan lain.

6. Growth Strategy
Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika membantu
mengembangkan dan mendiversifikasi pasar. Contoh perusahaan yang melakukan
strategi ini adalah Citicorp yang menggunakan ATM pertama kali di kota New York
untuk mendapatkan banyak nasabah baru.

7. Quality Strategy
Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi jika dapat membantu
meningkatkan kualitas dari produk dan jasa, yaitu dengan cara:

a. Menggunakan robot, CAM atau CIM untuk meningkatkan kualitas produk;


b. Menggunakan teknologi informasi untuk peningkatan berkelanjutan (continuous
improvement) dari produk, contoh perusahaan yang menerapkan ini adalah
Caterpillar Company (CAT).

B. SISTEM INFORMASI ANTAR ORGANISASI

Strategic information system juga menghubungkan antara perusahaan dengan pemasok


dan perusahaan dengan pelanggan secara online.
Contohnya, di industri penerbangan, yaitu perusahaan-perusahaan penerbangan, agen-
agen perjalanan, dan konsumen dihubungkan dengan suatu jaringan sistem pemesanan
tiket pesawat terbang (airline reservation system). Di industri perbankan, bank-bank yang
dihubungkan dengan nasabah menggunakan ATM.

Cara utama untuk menarik teknologi informasi ke luar sampai ke pemasok atau
pelanggan, yaitu dengan cara mengembangkan suatu sstem yang disebut interorganization
systems (IOS). Suatu IOS adalah sistem pengolahan data dan komunikasi data yang
melibatkan dua atau lebih organisasi. Tipe umum dari IOS yang menggunakan teknologi
yang standar adalah disebut dengan electronic data interface (EDI), yaitu suatu
penggunaan sistem komputer yang standar di beberapa organisasi terpisah untuk dapat
mengirimkan data secara elektronik lewat dokumen-dokumen bisnis.
Penerapan EDI mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:

1. Mempercepat kegiatan bisnis


2. Pengurangan modal kerja yang dibutuhkan
3. Penghematan biaya
4. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok.
MODUL 5
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

KEGIATAN BELAJAR 1
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

A. TAHAPAN-TAHAPAN DI SDLC

Metode siklus hidup pengembangan sistem atau System Development Life Cycle (SDLC)
mempunyai beberapa tahapan, yaitu :

1. Analisis Sistem (System Analysis)


Adalah tahap dianalisis system. Tahap ini dilakukan oleh analis system. Analis system
adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan system secara professional.
Tahap ini terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
a. Studi Pendahuluan
Studi tentang tentang jenis, ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek
pengembangan STI, akan diperoleh hasil pemahaman sistem secara awal, perkiraan
biaya yg dibutuhkan, dan waktu yg diperlukan untuk pengembangan sistem.
b. Studi Kelayakan
Terdiri dari lima macam kelayakan yg disebut TELOS (yaitu studi kelayakan
Teknologi, Ekonomi, Legal, Kelayakan Operasi dan studi kelayakan Sosial )
c. Mengidentifikasi Permasalahan dan Kebutuhan informasi Pemakai
Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab masalahnya
( sumber dari permasalahan yg harus diperbaiki). Setelah diketahui
permasalahannya, selanjutnya adalah memahami sistem yg ada untuk mendapatkan
data dan menganalisa permasalahannya. Memahami sistem yg ada dapat dilakukan
dengan melakukan penelitian untuk mendapatkan data tentang sistem yg ada.
d. Menganalisis Hasil Penelitian
Menganalisis hasil penelitian terdiri dari menganalisis kelemahan sistem yg lama
dan menganalisa kebutuhan informasi pemakai.
2. Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
a. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai
secara logika.
b. Memberikan gambaran yg jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram computer dan ahli2 teknik lainnya.

3. Implementasi Sistem
Implementasi system adalah tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan.
Kegiatan dalam implentasi sistem adalah:
a. Mempersiapkan rencana implementasi
b. Melakukan kegiatan implementasi, yaitu : memilih dan melatih personil, memilih
dan mempersiapkan tempar dan lokasi sistem, mengetes sistem, melakukan konversi
sistem.
c. Menindak lanjuti implementasi.
Implementasi system juga merupakan proses mengganti atau meninggalkan system
yang lama dengan system yang baru. Untuk mengganti system yang lamam dengan
system yang baru, diperlukan suatu pendekatan atau strategi supaya berhasil.
Pendekatan atau strategi konversi yang ada sebagai berikut:
1) Konversi pararel
Pendekatan atau strategi konversi pararel (parallel conversion) dilakukan dengan
mengoperasikan system yang baru bersama-sama dengan system yang lama
selama satu periode waktu tertentu.

2) Konversi pilot
Pendekatan atau strategi konversi pilot (pilot conversion) atau pendekatan
konversi lokasi (location conversion) dilakukan bertahap pada suatu lokasi
sebagai suatu percontohan dan jika berhasil dilanjutkan ke lokasi yang lainnya.

3) Konversi bertahap
Pendekatan atau strategi konversi bertahap (phasing conversion, stepped
conversion, staged conversion, phase-inconversion atau phased cut-over
conversion) dilakukan dengan menerapkan masing-masing modul dari system
secara bertahap dan urut.
4) Konversi langsung
Pendekatan atau strategi konversi langsung (direct conversion, direct cutover,
cold turkey conversion, atau abrupt cutover) dilakukan dengan mengganti system
yang lama langsung dengan system yang baru.

4. Operasi dan Perawatan Sistem


System perlu dirawat karena beberapa hal berikut.
a. System mengandung kesalahan yang dulunya belum terdeteksi sehingga kesalahan-
kesalahan system perlu diperbaiki
b. System mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai
system
c. System mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar
d. System perlu ditingkatkan.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE SDLC

Kelebihan metode SDLC:


1. Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman
mengembangkan sistem
2. Memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem
dianalisis dan dirancang secara keseluruhan sebelum diimplementasikan.

Kekurangan metode SDLC:

1. Hanya menyediakan tahapan-tahapan, tetapi tidak


menyediakan metodologi untuk mengembangkan sistem sehingga harus digabungkan
dengan metodologi yang ada, yaitu metodologi pengembangan sistem terstruktur
misalnya.
2. Hasil dari SDLC sangat tergantung dari hasil di tahap
analisis sehingga jika terdapat kesalahan analisis, akan terbawa terus dengan hasil
sistem yang kurang memuaskan.
3. Dibutuhkan waktu yang lama untuk
mengembangkannya karena sistem harus dikembangkan sampai selesai semua terlebih
dahulu.
4. Dibutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan
dengan metode lainnya.
5. Hasil dari sistem tidak luwes untuk dimodifikasi karena
perlu dilakukan analisis kembali.

KEGIATAN BELAJAR 2
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TERSTRUKTUR

A. CARA PENGEMBANGAN SISTEM

1. Cara Atas Turun


Cara pertama yang disarankan oleh pendekatan terstruktur adalah cara atas turun.
Cara atas turun (top down) berlawanan dengan cara bawah naik (bottom up). Cara atas
turun dimulai dari atas, yaitu kebutuhan informasi pemakai dan turun sampai ke data
untuk memenuhi kebutuhan ini. Cara bawah naik dimulai dari bawah, yaitu dari
ketersediaan data naik hingga informasi yang dibutuhkan ke pemakai.

2. Cara Dekomposisi
Cara kedua yang disarankan oleh pendekatan terstruktur adalah cara dekomposisi.
Cara dekomposisi (decomposition approach) atau disebut juga dengan cara moduler
(modul air approach) memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian sistem
yang disebut dengan modul-modul yang lebih sederhana.
Kebaikan cara ini adalah (a) membuat sistem yang rumit menjadi mudah dipahami
dalalm bentuk-bentuk modul yang lebih sederhana, (b) dapat dilakukan pembagian
kerja mengembangkan sistem sesuai dengan modul-modulnya, (c) sebagai dokumentasi
yang baik untuk memahami sistem, serta (d) menyediakan jejak audit dan proses
menemukan kesalahan sistem yang baik jika sistem mempunyai beberapa kesalahan
yang akan diperbaiki.
B. ALAT-ALAT PENGEMBANGAN SISTEM

1. Alat-alat Komunikasi di Tahap Analisis


a. Bagan alir sistem dan bagan alir dokumen
Bagan alir sistem digunakan untuk menggambarkan proses dari sistem yang lama
atau sistem baru yang diusulkan. Bagan alir sistem juga menunjukkan arus dari
dokumen-dokumen yang ada di organisasi sehingga disebut juga dengan nama bagan
alir dokumen (document flow chart).

b. Diagram Arus Data


Proses dari sistem yang lama dan yang baru dapat juga digambarkan dengan
diagram arus data (DFD). Diagram arus data (DAD) lebih menunjukkan data yang
mengalir dari satu entitas ke entitas yang lain. DAD mencoba untuk menggambarkan
sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan top level) dan memecah-
mecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dalam bentuk modul-modul
(disebut dengan lower level).

c. Kamus Data
Data yang mengalir di diagram arus data perlu dijelaskan detailnya. Alat kamus
data (KD) dapat digunakan untuk maksud ini. Kamus data (KD) atau data dictionary
(DD) adalah katalog fakta tentang data yang mengalir di sistem.

2. Alat-alat Komunikasi di Tahap Perancangan


a. Bagan alir program
Bagan alir program selanjutnya dapat digunakan untuk menggambarkan proses
dari program dari modul-modul yang ada di bagan terstruktur. Bagan alir program
(program flow chart) adalah bagan alir yang menunjukkan logaritma dari proses
program.

b. Bagan terstruktur
Bagan terstruktur (structured chart) digunakan untuk mendefinisikan dan
mengilustrasikan hubuungan elemen data dan elemen kontrol antar modul-modul
sistem secara berjenjang.
c. Tabel keputusan
Tabel keputusan (decision table) adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu
untuk menyelesaikan logika penyelesaian kondisi dalam program.

d. Pseudo code
Pseudo berarti imitasi atau mirip, sedangkan code berarti kode program sehingga
pseudo code dapat diartikan sebagai kode yang mirip dengan intruksi kode program
komputer. Pseudo code berbasis pada statesmen-statesmen dari bahasa program
yang akan digunakan oleh pemrogram.
Variasi lain dari pseudo code adalah structure english. Perbedannya adalah jika
pseudo code berbasis pada statesmen kode program, structured English berbasis
pada Bahasa Inggris.

Anda mungkin juga menyukai