Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN RISIKO PERDAGANGAN VALUTA ASING

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ulangan Tengah Semester

Mata Kuliah Manajemen Resiko)

Oleh :

Kundita Muncar Pawestri

F3117028

D3 Manajemen Perdagangan / B

PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN PERDAGANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
A. Pengertian Valuta Asing

Valuta asing atau seringkali disebut dengan valas merupakan mata uang yang
diakui, dipakai, dan diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan
internasional. Seringkali valuta asing yang banyak dipakai adalah mata uang suatu
negara yang berfungsi cukup besar dalam sistem perekonomian disemua negara. Mata
uang dollar adalah contoh valuta asing yang sering dipakai diseluruh negara.

Valuta asing (valas) adalah bagian dari devisa suatu negara. Devisa
merupakan setiap kekayaan yang ada pada suatu negara yang berada di luar negeri
dengan wujud bisa berupa barang, jasa ataupun mata uang yang dipakai sebagai alat
perdagangan lintas negara.

Devisa suatu negara yang berupa mata uang ini yang biasa disebut dengan
istilah valuta asing. Pengertian lain dari valuta asing adalah suatu mekanisme yang
mana orang dapat mentransfer daya beli antar negara, mendapatkan atau meyediakan
kredit untuk transaksi perdagangan internasional dan meminimalkan kemungkinan
adanya resiko rugi diakibatkan terjadi fluktuasi kurs suatu mata uang. Sedangkan
pasar valuta asing (foreign exchange market, forex) merupakan jenis perdagangan
mata uang suatu negara kepada mata uang negara lainnya yang ada keterlibatan pasar
uang di seluruh dunia dan berlangsung selama 24 jam dengan terus
berkesinambungan.

B. JENIS-JENIS VALUTA ASING

Jenis valuta asing dibedakan menurut jenis dan bentuknya.

Menurut jenisnya :

 Valuta asing Fisik : uang asing dalam artian sebenarnya, yakni uang
asing dalam bentuk logam atau kertas

 Valuta asing non fisik : uang asing dalam bentuk uang giral atau surat-
surat berharga lain contohnya adalah cek, travelers, wesel dll.

Menurut bentuknya :

 Mata Uang Asing (Indonesia Rupiah, USD, Euro, SGD dan lain
sebagainya)
 Saldo Kredit (Saldo Kredit bank devisa di suatu negara)
 Surat Wesel Luar Negeri (Surat wesel aktivitas ekspor impor)
 Hak Penerimaan Pembayaran (dalam bentuk berbeda-beda pada suatu
negara)
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALUTA ASING
Terdapat beberapa faktor yan gmenjadi pengaruh kurs valuta asing antara lain sebagai
berikut:

 Perubahan dalam cita rasa masyarakat


 Perubahan harga dari barang ekspor
 Terjadinya kenaikan harga umum (inflasi)
 Perubahan dalam tingkat bunga
 Perkembangan ekonomi

D. PELAKU EKONOMI DALAM VALUTA ASING

Terdapat pelaku ekonomi yang ikut dalam pasar valuta asing, antara lain yakni:

 Dealer
Dealer atau market maker merupakan pihak yang membuat pasar mata uang
tertentu menjadi bergairah. Seringkali dealer akan menentukan tingka persediaan
pada mata uang tertentu. Dealer memperoleh keuntungan dari selisih harga jual
dan harga beli valuta asing. Seringkali yang menjadi dealer adalah seluruh Bank
di dunia.
 Individu maupun perusahaan
Individu atau perusahaan merupakan pihak swasta yang terlibat dalam transaksi
perdagangan valuta asing. Seringkali pelaku ini bertujuan untuk melancarkan
bisnisnya, seperti importir, eksportir, investor dan lain sebagainya.
 Arbitrator dan Spekulan
Arbitrator merupakan pihak ketiga dalam suatu perundingan yang dapat
memaksakan suatu kesepatakan untuk memperoleh keuntungan dengan
menggunakan perbedaan harga. Sedangkan Spekulan merupakan orang yang
menspekulasikan perubahan nilai mata uang tertentu untuk memperoleh
keuntungan dari perubahan atua fluktuasi harga umum. Arbitrator dan spekulan
ini berbuat atas kemauannya sendiri dan seringkali mereka tidak mempunyai
kewajiban untuk melayani pembeli dan tidak menjamin kelangsungan pasar.
 Pialang
Pialang merupakan pihak yang tugasnya memerantarai dalam pertemuan
penawaran (penjual) dan permintaan (pembeli) atas harga suatu mata uang
tertentu. Seringkali pialang mempunyai akses untuk dapat berkomunikasi dengan
dealer dan bank seluruh dunia.
 Bank Sentral
Bank sentral mempunyai perang sebagai pengontrol pasar. Bank sentral berusaha
melakukan pengendalian mata uang, inflasi, atau suku bunga. Bank sentral dapat
melakukan pengendalian keadaan ekonomi dengan memanfaatkan cadangan
devisanya.
 Pemerintah
Dengan menggunakan berbagai instrumen dalam negara, pemerintah ikut campur
dalam perdangan valuta asing. Yang bertujuan untuk mencari keuntungan
sebanyak-banyak demi menambah pendapatan nasional dan membayar hutang
luar negeri. Pendapatan dari pasar nantinya akan ditukarkan ke mata uang negara
tersebut.

E. FUNGSI VALUTA ASING


Adanya valas atau valuta asing, adalah:

 Sebagai Alat Tukar Internasional


Valuta asing memiliki fungsi sebagai alat tukar barang atau jasa antar satu negara
dengan negara lain. Ketika suatu negara (seperti Indonesia) hendak membeli barang
dari negara negara lain (seperti China), maka mata uang yang dipakai adalah mata
uang China, bukan mata uang negara Indonesia atau memakai valuta asing.
 Sebagai Alat Pembayaran Internasional
Valuta asing mempunyai fungsi sebagai alat pembayaran pada utang dari suatu negara
ke negara lain.
 Sebagai Pengendali Kurs Mata Uang
Kurs merupakan perbandingan nilai mata uang yang satu dengan mata uang yang lain.
Misalnya 1 dollar Amerika nilainya sama dengan 14.000 Rupiah. Kurs mata uang
suatu negara dapat menguat (nilai menjadi naik) atau melemah (nilai menjadi turun)
sesuai dengan kondisi negara tersebut, menjadikan dalam tersebut, valuta asing dapat
digunakan sebagai alat untuk pengendalian kurs mata uang negara.
 Sebagai Alat Untuk Memudahkan Perdagangan Internasional
Karena valuta asing dapat dijadikan alat tukar internasional, maka perdagangan
internasional akan semakin mudah dijalankan dengan menggunakan pasar valuta
asing ini.

F. MANAJEMEN RISIKO VALUTA ASING

Risiko valas yaitu risiko akibat adanya kemungkinan nilai mata uang yang
mendominasi aktifa/kekayaan perusahaan yang mendominasi perusahaan berfluktuasi
Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat
dipergunakan adalah dengan cara mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata
uang asing, maka dapat dilakukan“Hedging”.Hedging adalah suatu aktivitas lindung
nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing. Manfaat dari hedging
yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas, serta mengurangi
variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui
hedging.
Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction
exposure antara lain adalah :
 Forward Hedge
Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah
dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk
mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini
 futures hedge
Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang
berbeda adalah mekanismenya. Jika forward maka counte rparty adalah bank,
maka dalam futures mekanismenya adalah menggunakan. Kelemahan dari metode
ini adalah penggunaan marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa
tercipta mendapatkan keuntungan ataupun kerugian, dan jika margin tidak cukup
kuat, maka bisa terkena call margin.
 Money Market Hedge
Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun
piutang di masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. money
market hedge meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang
yang berbeda.
 Currency Option Hedge
Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak
jual sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan
lindung nilai. Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko
pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan
perusahaan untuk menanggung untung.

G. ANTISIPASI PERUSAHAAN DALAM MEMINIMALISIR KERUGIAN DAN


MEMPEROLEH KEUNTUNGAN
Suatu perusahaan mengambil beberapa keputusan guna melindungi aktivitas bisnisnya
dari kondisi fluktuatif yang mampu memberi dampak pada kerugian perusahaan yaitu:
1. Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang asing jika itu tidak
diperlukan
2. Menghindari pembelian barang baru walaupun harganya rendah, karena dalam
kondisi mata uang asing yang bersifat fluktuatif memungkinkan barang tersebut
kembali mengalami penurunan yang jauh lebih murah seiring dengan penurunan
nilai mata uang asing.
3. Jika ada barang digudang yang memiliki nilai jual tinggi dipasaran dan jumlah
barang tersebut dianggap tidak efektif. Dalam artian daripada tersimpan dalam
jumlah yang banyak di gudang sementara perusahaan membutuhkan dana, maka
ada baiknya barang tersebut dijual dan digantikan dengan yang lain namun
memiliki nilai jual tinggi.
4. Menggunakan mata uang dollar karena kestabilan dolar dibandingkan mata uang
lainnya di seluruh dunia.
5. seringnya dolar dipakai selama ini sebagai alat pembayaran setiap transaksi
perdagangan internasional
6. stabilitas ekonomi Amerika yang dianggap banyak pengamat memiliki tingkat
kestabilan yang lebih kuat dibanding banyak negara lain.
Kasus valuta asing
Dua Pelaku Penipuan Valuta Asing Senilai Rp20 Miliar Ditangkap

Baca selengkapnya di artikel "Dua Pelaku Penipuan Valuta Asing Senilai Rp20 Miliar
Ditangkap", https://tirto.id/dgGw

Pasutri pelaku penipuan bermodus penjualan valas ditangkap Polda Metro


Jaya. Total nilai penipuan yang dilakukan kedua tersangka diduga mencapai Rp20
miliar. Dua tersangka tindak pidana penipuan, pencucian uang dan penggelapan
bernama Lyana dan George ditangkap oleh Subdit II Fiskal, Moneter dan Devisa,
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro
Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyatakan pasangan tersebut melakukan penipuan
dengan modus menawarkan dan menjual valuta asing (valas) kepada korban dengan
janji selisih harga yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan tawaran bank.

“Mereka membujuk korban untuk membeli valas. Tapi setelah pelaku


menerima, tersangka tidak memberikan uang asing tersebut kepada korban,” kata
Argo di kantor Polda Metro Jaya, Jakarta pada Senin (11/2/2019). Argo mengatakan
uang korban dipakai pelaku untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Uang hasil
menipu itu juga mereka gunakan untuk membayar utang ke korban sebelumnya. "Jadi
mereka gali lubang, tutup lubang,” ujar Argo. Para korban berasal dari Tangerang
Selatan, Jakarta Barat, Medan, dan Surabaya. Pelaku beraksi sejak September 2018.
Pasutri itu pun menyetak sendiri nota pembayaran yang seolah-olah sudah terkirim.
Di antara korban penipuan itu juga rekan bisnis pelaku di luar negeri.

“Transaksi fiktif, bukti pembayaran dicetak memakai komputer pribadi untuk


menipu para korbannya. Total penipuan mencapai Rp20 miliar," kata Kasubdit II
Fiskal, Moneter dan Devisa, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Harun. Sejauh
ini, kepolisian sudah menerima laporan dari lima korban penipuan yang dilakukan
oleh dua pelaku itu. Lima korban itu, yakni Sandi (Rp2,3 miliar), Murni (Rp3,8
miliar), Yulia (Rp 700 juta), dan Heri (Rp5 miliar). Ada kemungkinan korban lain
yang belum melapor kepada polisi. Dalam kasus ini, barang bukti yang disita
kepolisian yakni beberapa lembar aplikasi setoran, transfer, kliring dan inkaso ke
beberapa rekening bank, satu lembar fotokopi tanda bukti setor ke rekening beberapa
bank, satu bundel print out percakapan melalui WhatsApp antara Lyana dengan
beberapa korban, serta enam lembar print out percakapan WhatsApp antara Money
Changer dengan Lyana.

Kedua tersangka dijerat Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP dengan
ancaman penjara paling lama empat tahun. Selain itu, mereka juga disangka
melanggar Pasal 49 ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf b UU No 7 Tahun 1992
tentang Tindak Pidana Perbankan sebagaimana telah diubah Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998. Ancaman hukumannya maksimal delapan tahun penjara dan denda
paling banyak Rp100 miliar. Kedua tersangka juga dijerat dengan Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan
ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda paling banyak Rp10 miliar.

Anda mungkin juga menyukai