Anda di halaman 1dari 24

PENERAPAN STRATEGI

ANTI FRAUD BAGI


BANK UMUM
POJK No 39/POJK.03/2019

JENIS FRAUD "Bank wajib menyusun dan


menerapkan strategi anti
Fraud secara efektif"

Kecurangan Penipuan PILAR STRATEGI ANTI FRAUD

Pembocoran Pencegahan Deteksi


Penggelapan Aset
Informasi

Tindak Pidana Investigasi, Pemantauan, Evaluasi,


Tindakan Lain
Perbankan Pelaporan, Sanksi Tindak Lanjut

Dalam menyusun dan menerapkan


STRATEGI ANTI FRAUD DALAM strategi Anti Fraud, perlu memperhatikan:
ORGANISASI BANK

"Bank wajib membentuk unit


kerja/fungsi yang bertugas
menangani penerapan
strategi anti Fraud" Kondisi Lingkungan Kompleksitas
Intern & Ekstern Kegiatan Usaha

Pembentukan unit
kerja/fungsi disesuaikan
dengan ukuran dan
kompleksitas usaha Bank Jenis, Potensi, dan Kecukupan Sumber
Risiko Fraud Daya

PELAPORAN
Dalam hal terdapat
Menyesuaikan strategi perubahan strategi anti
anti Fraud dengan Fraud, menyampaikan
pedoman pada POJK perubahannya paling
paling lambat 3 bulan lambat 7 hari kerja setelah
Strategi Anti Fraud sejak POJK berlaku perubahan

Paling lambat tanggal


Semesteran untuk 15 bulan berikutnya
posisi akhir bulan Juni setelah akhir bulan
Laporan Penerapan dan Desember laporan
Strategi Anti Fraud

Fraud yang diperkirakan Paling lambat 3 hari


berdampak negatif secara kerja sejak Bank
Laporan Fraud signifikan termasuk yang mengetahui terjadinya
Berdampak Signifikan berpotensi menjadi perhatian Fraud
publik

Koreksi Laporan
PRESERVE THE VOICE Koreksi laporanTHE
REVIEW dilakukan
OF THE AUTHOR berdasarkan
AUTHOR'S REVISIONS
Dilakukan atas kesalahan
data dan/atau informasi
Discuss what the author wishes
dalam Laporan Penerapan
 to say before editing. 
Strategi Anti Fraud dan
Laporan
Do not rewriteFraud Berdampak
the story. 
Signifikan Temuan Bank Temuan OJK
Offer suggestions but allow the author
to come to the conclusions
and revisions herself.
Sanksi Administratif
Sanksi
Laporan Penurunan tingkat kesehatan Bank
Larangan menerbitkan
Teguran tertulis produk/aktivitas baru
Denda sebesar Rp1 juta per hari Pembekuan kegiatan usaha
kerja keterlambatan, maksimal Rp30 tertentu
juta Larangan sebagai pihak utama
Denda Rp100ribu per kesalahan Lembaga Jasa Keuangan
isian, maksimal Rp10juta
RINGKASAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Ketentuan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/POJK.03/2019


tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum

Berlaku: 19 Desember 2019

Ringkasan:
Pokok-pokok pengaturan dalam POJK ini adalah sebagai berikut:

1. POJK Nomor 39/POJK.03/2019 Tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi


Bank Umum mengatur mengenai kewajiban bagi Bank untuk menerapkan
strategi anti Fraud serta kewajiban pelaporan bagi Bank yang lebih komprehensif
agar memberikan nilai tambah.
2. Jenis perbuatan yang tergolong Fraud terdiri atas:
a. kecurangan;
b. penipuan;
c. penggelapan aset;
d. pembocoran informasi;
e. tindak pidana perbankan; dan
f. tindakan lain yang dapat dipersamakan dengan Fraud sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Penerapan strategi anti Fraud paling sedikit memuat 4 (empat) pilar yang terdiri
atas pencegahan; deteksi; investigasi, pelaporan, dan sanksi; serta pemantauan,
evaluasi, dan tindak lanjut.
4. Untuk mengendalikan risiko terjadinya Fraud, Bank wajib menerapkan
manajemen risiko sesuai dengan ketentuan, yaitu paling sedikit memuat
penguatan terhadap aspek:
a. pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b. kebijakan dan prosedur;
c. struktur organisasi dan pertanggungjawaban;
d. pengendalian dan pemantauan.
5. Bank wajib menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan:
a. strategi anti Fraud secara luring sesuai format dalam POJK (Lampiran I); dan
b. laporan dan/atau koreksi laporan penerapan strategi anti Fraud secara
daring yang terdiri atas:
1) laporan penerapan strategi anti Fraud (Lampiran II) semesteran paling
lambat pada tanggal 15 bulan berikutnya setelah akhir bulan laporan;
dan
2) laporan Fraud berdampak signifikan (Lampiran III) paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah Bank mengetahui terjadinya Fraud yang berdampak
signifikan.
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 39/POJK.03/2019
TENTANG PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD BAGI BANK UMUM

1. Terdapat kewajiban bank untuk menyampaikan laporan kejadian Fraud


yang berdampak signifikan, apa yang dianggap kejadian Fraud yang
berdampak signifikan?
Kriteria kejadian Fraud berdampak signifikan diserahkan kepada kebijakan
masing-masing bank yang dituangkan dalam pedoman penerapan strategi anti
Fraud bank. Hal ini mempertimbangkan bahwa bank memiliki ukuran dan
kompleksitas yang berbeda, sehingga nilai ataupun kriteria signifikan antara
bank yang satu dengan bank lainnya tidak dapat disamakan.
2. Berapa lama pengalaman yang diperlukan oleh pimpinan unit kerja atau
pejabat yang membawahkan fungsi yang bertugas menangani penerapan
strategi anti Fraud?
Jangka waktu pengalaman yang diperlukan oleh pimpinan unit kerja atau
pejabat yang membawahkan fungsi yang bertugas menangani penerapan strategi
anti Fraud juga diserahkan oleh kebijakan masing-masing bank, mengingat
terdapat perbedaan ukuran dan kompleksitas antara bank yang satu dengan
bank lainnya serta risk appetite masing-masing bank. Namun demikian, dalam
menentukan memadai atau tidaknya pengalaman, bank perlu memperhatikan
bahwa pihak yang menjadi pimpinan unit kerja atau pejabat yang
membawahkan fungsi yang bertugas menangani penerapan strategi anti Fraud
tersebut setidaknya berpengalaman di bidang operasional, manajemen risiko,
kepatuhan, dan/atau audit bank.
3. Apakah bank wajib menyampaikan kembali pedoman penerapan strategi
anti Fraud walaupun bank sebelumnya telah memiliki pedoman dimaksud?
Sesuai dengan pengaturan pada POJK, terdapat penyempurnaan pada Lampiran
I yang menjadi rujukan dan standar minimum bagi bank dalam menyusun
pedoman penerapan strategi anti Fraud. Dalam hal sebelum diterbitkannya
POJK ini bank telah memiliki pedoman dengan isi yang telah memenuhi
pedoman sebagaimana Lampiran I, maka bank dapat menyampaikan pedoman
tersebut tanpa menyesuaikan kembali, mengingat bahwa pedoman penerapan
strategi anti Fraud bank telah memenuhi ketentuan dalam POJK. Namun
demikian, jika pedoman penerapan strategi anti Fraud yang dimiliki oleh bank
belum mematuhi pengaturan sebagaimana dalam POJK ini, maka bank wajib
menyesuaikan pedomannya dan menyampaikan kembali kepada OJK sesuai
batas waktu yang diatur dalam POJK ini.
4. Apakah bank dikenai sanksi administratif berupa denda jika menyampaikan
koreksi atas laporan penerapan strategi anti Fraud?
Pengenaan sanksi administratif berupa denda dikenakan dalam hal bank
melakukan koreksi dikarenakan terdapat kesalahan data dan/atau informasi
yang disampaikan dalamlaporan penerapan strategi anti Fraud dan/atau
laporan Fraud berdampak signifikan, sedangkan koreksi yang koreksi yang
merupakan pengkinian atas data dan/atau informasi yang disampaikan pada
laporan sebelumnya; dan/atau koreksi atas laporan yang sama dan/atau
laporan lain yang diakibatkan oleh adanya koreksi atas kesalahan data
dan/atau informasi pada laporan sebelumnya yang telah dikenai sanksi
administratif, tidak dikenai sanksi administratif berupa denda.
5. Apakah laporan Fraud berdampak signifikan disampaikan kembali dalam
laporan penerapan strategi anti Fraud?
Laporan Fraud berdampak signifikan disampaikan kembali dalam laporan
penerapan strategi anti Fraud pada periode dilaporkannya Fraud berdampak
signifikan tersebut, dengan informasi yang sudah dilengkapi sesuai dengan
format laporan penerapan strategi anti Fraud (semesteran) sebagaimana pada
Lampiran II.
Contoh:
Bank melaporkan Fraud berdampak signifikan pada 20 Februari 2020 dengan ID
kejadian Fraud AS0001. Dengan demikian bank juga menyampaikan kembali
Fraud berdampak signifikan tersebut dalam laporan penerapan strategi anti
Fraud posisi akhir bulan Juni 2020 dengan ID kejadian Fraud yang sama.
6. Dalam hal bank belum mengetahui pelaku Fraud, apakah bank tetap perlu
melaporkan kejadian Fraud tersebut?
Bank tetap wajib melaporkan kejadian Fraud walaupun pelaku Fraud belum
diketahui, dengan mencantumkan keterangan “unknown client” pada tabel
pelaku Fraud kolom nama pelaku. Dalam hal kedepannya informasi pelaku
diketahui, maka bank melakukan pengkinian pada laporan tersebut.
SOSIALISASI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG


PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD
BAGI BANK UMUM

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN


2019
LATAR BELAKANG PENYEMPURNAAN KETENTUAN

SEBI 13/28/DPNP (9 Desember 2011) perihal


Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum POJK Nomor
39/POJK.03/2019
(menginduk pada PBI tentang Penerapan
Penerapan Strategi Anti
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum)
Fraud Bagi Bank Umum

Memberikan kepastian dan kekuatan hukum melalui penyempurnaan ketentuan


dari SEBI menjadi POJK

Memudahkan penyampaian laporan oleh bank melalui Aplikasi Pelaporan


Online OJK (APOLO)

Meningkatkan kualitas data dan informasi terkait kejadian fraud untuk mendukung
analisis dan tindak lanjut oleh bank dan otoritas

2
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS


Menegaskan pihak yang bertanggung jawab terhadap penerapan strategi anti fraud (SAF) di Bank, yaitu Direksi
dan Dewan Komisaris.

UNIT KERJA/FUNGSI YG MENANGANI PENERAPAN SAF


Menambahkan kriteria/persyaratan pimpinan unit kerja/fungsi yang membawahkan SAF untuk peningkatan tata
kelola dan deteksi dini dalam penanganan fraud.
Unit kerja/fungsi yg menangani penerapan SAF bertanggungjawab kepada direktur utama.

PEDOMAN & PELAPORAN


Menyesuaikan tata cara penyampaian, format laporan, dan waktu penyampaian laporan.
Menambahkan aturan dalam penjelasan mengenai kapan Bank mengetahui terjadinya Fraud.

SANKSI
Menambahkan aturan pengenaan sanksi administratif untuk memberikan kekuatan hukum dalam pelaksanaan
eksekusi terhadap pelanggaran ketentuan.
Penerapan sanksi dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan jenis pelanggaran, berupa teguran tertulis
dan/atau pengenaan denda serta dimungkinkan pengenaan sanksi administratif lainnya pada tahap selanjutnya.
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

A Tanggung Jawab Direksi dan Dewan Komisaris


Ketentuan SEBI Ketentuan POJK
Dewan Komisaris dan Direksi Bank wajib Direksi dan Dewan Komisaris Bank wajib menerapkan SAF di Bank.
menumbuhkan budaya dan kepedulian anti Penerapan SAF dilakukan antara lain dengan cara :
Fraud pada seluruh jajaran organisasi Bank. 1. menumbuhkan kesadaran atas risiko;
2. kepedulian dan budaya anti Fraud pada seluruh jajaran organisasi Bank; dan
3. penandatanganan pakta integritas.

B Unit Kerja/Fungsi yang Menangani Penerapan SAF


Ketentuan SEBI Ketentuan POJK
Unit kerja atau fungsi yang bertugas Unit kerja atau fungsi yang bertugas menangani penerapan SAF bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
menangani penerapan SAF
Penjelasan:
bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama. Pembentukan unit kerja atau fungsi yang bertugas menangani penerapan strategi anti Fraud dalam organisasi
Bank disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha Bank serta harus disertai dengan
wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
Unit kerja atau fungsi yang menangani penerapan strategi anti Fraud dapat dirangkap oleh unit kerja atau
fungsi lain yang tidak menangani operasional, keuangan, dan akuntansi sehingga Bank tidak perlu
membentuk unit kerja atau fungsi baru.
Belum diatur. Pimpinan unit kerja atau pejabat yang membawahkan fungsi yang bertugas menangani penerapan SAF
harus memiliki:
a. sertifikat keahlian di bidang anti Fraud; dan/atau
b. pengalaman yang memadai di bidang perbankan atau perbankan syariah.
*Pengalaman yang memadai di bidang perbankan atau perbankan syariah, antara lain terkait dengan
operasional, manajemen risiko, kepatuhan, dan/atau audit Bank.
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN
C PEDOMAN & LAPORAN

Bank wajib
menyampaikan

Laporan dan/atau koreksi Laporan dan/atau koreksi


Strategi Anti Fraud laporan penerapan strategi laporan Fraud berdampak
anti Fraud signifikan

Mengacu pada Mengacu pada Mengacu pada


Lampiran I POJK Lampiran II POJK Lampiran III POJK

 Bank wajib melakukan koreksi atas kesalahan data


dan/atau informasi dalam laporan penerapan strategi
anti Fraud dan laporan Fraud berdampak signifikan yang
telah disampaikan kepada OJK.
 Koreksi atas kesalahan data dan/atau informasi
dilakukan berdasarkan temuan Bank dan/atau temuan
OJK.

5
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

STRATEGI ANTI FRAUD

No Pengaturan Ketentuan SEBI Ketentuan POJK


1 Pedoman Mengacu pada Lampiran I SEBI Mengacu pada Lampiran I POJK, dengan
beberapa penyesuaian.

2 Batas waktu penyampaian Paling lambat 6 (enam) bulan sejak Paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
berlakunya SEBI berlakunya POJK.

3 Batas waktu penyampaian dalam hal - Paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
terdapat perubahan terhadap perubahan dilakukan.
Strategi Anti Fraud yang telah
disampaikan kepada OJK

4 Cara penyampaian Luring (offline) disampaikan kepada Luring (offline) disampaikan kepada
pengawas. pengawas.

6
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

LAPORAN PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD

No Pengaturan Ketentuan SEBI Ketentuan POJK


1 Template dan Pedoman Mengacu pada Lampiran II SEBI Mengacu pada Lampiran II POJK (Laporan
Penerapan Strategi Anti Fraud), dengan
penyesuaian template, terdiri atas:
• Tabel Kejadian Fraud:
 Kejadian Fraud dengan Pelaku Intern,
 Kejadian Fraud dengan Pelaku Ekstern,
 Kejadian Fraud dengan Pelaku Intern
dan Ekstern
• Tabel Pelaku Fraud
2 Periode Penyampaian Setiap semester untuk posisi akhir Setiap semester untuk posisi akhir bulan Juni
bulan Juni dan akhir bulan Desember. dan akhir bulan Desember.

3 Batas waktu penyampaian Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja Paling lambat pada tanggal 15 bulan
setelah akhir bulan laporan. berikutnya setelah akhir bulan laporan.

4 Cara penyampaian Luring (offline) disampaikan kepada Daring (online) disampaikan melalui sistem
pengawas. pelaporan OJK (APOLO).

7
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

Template Laporan Penerapan Strategi Anti Fraud

Tabel Kejadian Fraud

Tabel Pelaku Fraud

8
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

LAPORAN FRAUD BERDAMPAK SIGNIFIKAN

Memuat kejadian Fraud yang diperkirakan berdampak negatif secara signifikan terhadap Bank dan/atau nasabah termasuk
yang berpotensi menjadi perhatian publik, antara lain akumulasi dari beberapa kejadian Fraud yang saling berhubungan yang
dapat berupa modus, pelaku, dan waktu kejadian yang sama dengan lokasi kejadian Fraud yang berbeda.

No Pengaturan Ketentuan SEBI Ketentuan POJK

1 Pedoman Tidak terdapat template, namun diatur laporan Mengacu pada Lampiran III POJK, dengan template
paling kurang memuat nama pelaku, bentuk pelaporan khusus.
penyimpangan/jenis Fraud, tempat kejadian,
informasi singkat mengenai modus, dan indikasi
kerugian.

2 Periode Penyampaian Insidentil Insidentil

3 Batas waktu penyampaian 3 (tiga) hari kerja setelah Bank mengetahui 3 (tiga) hari kerja setelah Bank mengetahui terjadinya
terjadinya Fraud Fraud.
Bank mengetahui terjadinya Fraud setelah terdapat
bukti awal yang diyakini sebagai kejadian Fraud dan
diketahui oleh direktur Utama.

4 Cara penyampaian Luring (offline) disampaikan kepada pengawas. Daring (online) disampaikan melalui sistem pelaporan
OJK (APOLO).

9
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

Template Laporan Fraud Berdampak Signifikan

Tabel Kejadian Fraud

Tabel Pelaku Fraud

10
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN
STRUKTUR DATA LAPORAN – INFORMASI KEJADIAN FRAUD
Laporan Penerapan SAF
Laporan Fraud Format Pengisian
(Semesteran)
Berdampak
Informasi Kejadian Fraud Ket
Pelaku Signifikan
Pelaku Pelaku Format Format
Intern & (Insidentil) Sandi
Intern Ekstern Ditentukan Bebas
Ekstern
Kej adi an Fraud Menurut √ √ √ √ √ - - di s aj i kan berurutan s bb:
Pel aku - kej adi an fraud dengan pel aku i ntern
- kej adi an fraud dengan pel aku eks tern
- kej adi an fraud dengan pel aku i ntern &
eks tern
ID Kej adi an Fraud √ √ √ √ - √ -

Jeni s Fraud √ √ √ √ √ - - pi l i h s al ah s atu, di beri keterangan j i ka


memi l i h "Ti ndakan Lai n"

Akti vi tas Terkai t Fraud √ √ √ √ √ - - pi l i h s al ah s atu, di beri keterangan j i ka


memi l i h Akti vi tas Lai n Lai n"

Des kri ps i Fraud/Modus √ √ √ √ - - √ pal i ng banyak 4000 karakter, di l engkapi fi l e


Operandi pdf

Lokas i Fraud & Keterangan √ √ √ √ √ - -


Lokas i Fraud

Di vi s i atau Uni t Kerj a √ √ √ √ - - √


Terj adi nya Fraud

Pi hak yang Di rugi kan √ √ √ - √ - -

Waktu Fraud Terj adi dan √ √ √ √ - √ -


Di ketahui

Juml ah Kerugi an √ √ √ √ - √ - - Laporan Penerapan SAF: kerugi an ri i l ,


kerugi an potens i al , kerugi an s etel ah
pengembal i an
- Laporan Fraud berdampak s i gni fi kan:
kerugi an potens i al
Kel emahan Penyebab √ √ √ - √ - - j i ka l ebi h dari s atu di i s i pada bari s
Fraud beri kutnya dgn ID Fraud yang s ama. di beri
keterangan (format bebas ) j i ka memi l i h
"Kel emahan Lai n"
Ti ndakan Untuk √ √ √ - √ - - j i ka l ebi h dari s atu di i s i pada bari s
Penanganan Fraud beri kutnya dgn ID Fraud yang s ama. di beri
keterangan (format bebas ) j i ka memi l i h
"Ti ndakan Lai n"
Ti ndakan Perbai kan Untuk √ √ √ - √ - - j i ka l ebi h dari s atu di i s i pada bari s
Pencegahan Fraud beri kutnya dgn ID Fraud yang s ama.
Keterangan di i s i des kri ps i ti ndakan
perbai kan (format bebas ).
Ti ndak Lanj ut Bank - - - √ - - √ pal i ng banyak 4000 karakter

* √ = harus diisi 11
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN
STRUKTUR DATA LAPORAN – INFORMASI PELAKU FRAUD
Laporan Penerapan
Laporan Fraud Format Pengisian
SAF (Semesteran)
Berdampak
Informasi Pelaku Fraud Ket
Signifikan
Pelaku Pelaku Format Format
(Insidentil) Sandi
Intern Ekstern Ditentukan Bebas
ID Kej adi an Fraud √ √ √ - √ - di i s i s es uai dengan ID kej adi an Fraud yang
mel i batkan pel aku ters ebut

Intern/Eks tern √ √ √ √ - -
Nama √ √ √ - - √ s es uai dengan dokumen i denti tas
Jeni s Identi tas √ √ √ √ - -
Nomor Identi tas √ √ √ - √ -
Jeni s Kel ami n √ √ √ √ - - - s es uai dengan dokumen i denti tas
- harus di i s i j i ka pel aku i ntern dan pel aku
eks tern yang di ketahui

Al amat Identi tas √ √ √ - √ - - s es uai dengan dokumen i denti tas


- harus di i s i j i ka pel aku i ntern dan pel aku
eks tern yang di ketahui

Al amat Domi s i l i √ √ √ - √ - harus di i s i j i ka pel aku i ntern dan pel aku


eks tern yang di ketahui
Tempat Lahi r √ √ √ - √ - s es uai dokumen i denti tas
- harus di i s i j i ka pel aku i ntern dan pel aku
eks tern yang di ketahui

Tanggal Lahi r √ √ √ - √ - - s es uai dokumen i denti tas


- harus di i s i j i ka pel aku i ntern dan pel aku
eks tern yang di ketahui

Status Pel aku √ √ - √ - - harus di i s i j i ka pel aku i ntern dan pel aku
eks tern yang di ketahui

Jabatan Pel aku (pada s aat √ - √ √ - - harus di i s i j i ka pel aku i ntern


fraud terj adi dan pada
s aat fraud di ketahui )
Keterangan Pel aku - √ √ √ - - harus di i s i j i ka pel aku eks tern
Pengenaan s anks i √ √ - - - √ di i s i s es uai dengan ti ndakan untuk
penanganan fraud pada kej adi an fraud
(format bebas )

* √ = harus diisi 12
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN

Dalam hal penyampaian laporan dan/atau koreksi laporan secara daring melalui sistem pelaporan OJK
belum dapat dilakukan, Bank wajib menyampaikan laporan dan/atau koreksi laporan secara luring.

Penyampaian laporan dan/atau koreksi secara luring yaitu penyampaian laporan yang dilakukan dengan
menyampaikan rekaman data laporan kepada OJK, antara lain dalam bentuk compact disc atau flashdisk.

13
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN
D SANKSI

Dikenakan sanksi administratif sesuai PBI 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum sebagaimana diubah dengan PBI 11/25/PBI/2009 (telah dicabut oleh POJK No.18/POJK.03/2016
SE BI tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum), yaitu:
a. sanksi administratif sesuai Pasal 34, dan
b. untuk pelanggaran penyampaian strategi dan laporan, dikenakan pula sanksi kewajiban membayar
sesuai Pasal 33.

Pengaturan sanksi dilakukan per BAB di POJK dan penerapan sanksi dilakukan secara bertahap, berupa
POJK teguran tertulis dan/atau pengenaan denda serta dimungkinkan pengenaan sanksi administratif lainnya
pada tahap selanjutnya (penurunan TKS, larangan penerbitan produk/melaksanakan aktivitas baru,
pembekuan kegiatan usaha tertentu, larangan menjadi pihak utama LJK).

Pengenaan sanksi denda sbb:


• Bank yang tidak menyampaikan pedoman dan laporan dikenai sanksi administratif berupa teguran
tertulis dan denda Rp1.000.000,00 per hari kerja, maksimal denda Rp30.000.000,00.
• Bank yang telah dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis dan denda maksimal dan belum
menyampaikan pedoman/laporan, tetap wajib menyampaikan pedoman/laporan.
• Koreksi atas kesalahan data dan/atau informasi dalam laporan yang disampaikan dikenai sanksi
administratif berupa teguran tertulis dan denda Rp100.000,00 per kesalahan isian, maksimal
Rp10.000.000,00 per laporan

14
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN
D SANKSI (PENGECUALIAN)

Sanksi administratif berupa teguran tertulis dan denda dikecualikan terhadap:


a. koreksi yang merupakan pengkinian atas data dan/atau informasi yang disampaikan pada laporan
sebelumnya; dan/atau
b. koreksi atas laporan yang sama dan/atau laporan lain yang diakibatkan oleh adanya koreksi atas
kesalahan data dan/atau informasi pada laporan sebelumnya yang telah dikenai sanksi administratif.
Penjelasan
Huruf a
Koreksi yang merupakan pengkinian yaitu koreksi terhadap kejadian Fraud yang telah dilaporkan pada
laporan sebelumnya.
Contoh:
Bank “X” menyampaikan laporan penerapan strategi anti Fraud posisi akhir bulan Juni 2020 pada tanggal
5 Juli 2020 yang memuat kejadian Fraud dengan pelaku ekstern, namun belum mengisi field “Jenis
Identitas”, “Nomor Identitas”, dan “Jumlah Kerugian (Recovery)”. Pada tanggal 20 Juli 2020 Bank “X”
menyampaikan koreksi laporan dimaksud yang telah dilengkapi dengan data dan informasi “Jenis
Identitas”, “Nomor Identitas”, dan “Jumlah Kerugian (Recovery)”. Atas koreksi ini meskipun disampaikan
melampaui batas waktu pelaporan tanggal 15 Juli 2020 namun Bank “X” tidak dikenai sanksi administratif
berupa teguran tertulis dan denda karena kejadian Fraud telah dilaporkan pada tanggal 5 Juli 2020
sehingga koreksi dikategorikan sebagai pengkinian.

15
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN
D SANKSI (PENGECUALIAN)

Sanksi administratif berupa teguran tertulis dan denda dikecualikan terhadap:


a. koreksi yang merupakan pengkinian atas data dan/atau informasi yang disampaikan pada laporan
sebelumnya; dan/atau
b. koreksi atas laporan yang sama dan/atau laporan lain yang diakibatkan oleh adanya koreksi atas
kesalahan data dan/atau informasi pada laporan sebelumnya yang telah dikenai sanksi administratif.
Penjelasan
Huruf b
Contoh:
Bank “X” melaporkan kejadian Fraud yang terjadi pada kantor pusat dalam laporan Fraud berdampak
signifikan pada tanggal 25 Juni 2020. Kejadian Fraud berdampak signifikan tersebut juga disampaikan
dalam laporan penerapan strategi anti Fraud posisi akhir bulan Juni 2020.
Berdasarkan temuan Pengawas Bank pada tanggal 20 Juli 2020, diketahui bahwa kejadian Fraud
berdampak signifikan selain terjadi pada kantor pusat juga terjadi pada kantor cabang dan telah diketahui
oleh Bank “X” pada tanggal 22 Juni 2020. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank “X” diperintahkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan koreksi pada laporan Fraud berdampak signifikan serta Bank
dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis dan denda. Selain menyampaikan koreksi laporan
Fraud berdampak signifikan, Bank juga menyampaikan koreksi terhadap laporan penerapan strategi anti
Fraud posisi akhir bulan Juni 2020.
Atas koreksi terhadap laporan penerapan strategi anti Fraud posisi akhir bulan Juni 2020 tersebut, Bank
“X” dikecualikan dari sanksi administratif berupa teguran tertulis dan denda karena Bank telah dikenai
sanksi administratif berupa teguran tertulis dan denda atas koreksi pada laporan Fraud berdampak
signifikan.
16
POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN KETENTUAN
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 20
Pertanggungjawaban Bank atas kerugian nasabah atau pihak lain
yang timbul akibat kesalahan dan/atau kelalaian Direksi, Dewan
Komisaris, pegawai, dan/atau pihak ketiga yang bekerja untuk
kepentingan Bank dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Penjelasan
Peraturan perundang-undangan antara lain ketentuan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai perlindungan konsumen sektor
jasa keuangan.
Pertanggungjawaban Bank tidak menghilangkan hak Bank untuk
meminta pertanggungjawaban kepada pelaku Fraud.

17
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
TENTANG PENERAPAN STRATEGI ANTI
FRAUD BAGI BANK UMUM

Mulai berlaku pada tanggal


1 Januari 2020
TERIMAKASIH

19

Anda mungkin juga menyukai