Usulan Perbarindo
1
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
2
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
3
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
4
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
5
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
kemampuan infrastruktur
lainnya.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas
2 Selain memperhatikan faktor-faktor sebagaimana Cukup jelas.
dimaksud pada ayat (1), BPRS harus menyusun
Rencana Bisnis dengan memperhatikan prinsip
syariah.
4 1 Direksi wajib melaksanakan Rencana Bisnis secara Rencana Bisnis dilaksanakan
efektif. secara efektif apabila antara
realisasi dan Rencana Bisnis
terdapat;
a. perbedaan yang tidak
material; atau
b. perbedaan yang material,
namun BPR dan BPRS
telah melakukan upaya
maksimal untuk
memenuhinya disertai
dengan penjelasan yang
memadai dan dapat
diterima (reasonable).
2 Direksi wajib mengomunikasikan Rencana Bisnis Huruf a
kepada: Komunikasi dengan
6
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
Huruf b
Komunikasi Rencana Bisnis
kepada seluruh jenjang
organisasi pada BPR dan
BPRS dilakukan dengan
tujuan agar kebijakan dan
pelaksanaan oleh setiap
pihak yang terlibat dalam
operasionalisasi Rencana
Bisnis sejalan dengan visi
dan misi BPR dan BPRS.
5 Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap Cukup jelas.
pelaksanaan Rencana Bisnis.
7
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
8
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
9
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
10
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
efisiensi.
7 Target jangka menengah sebagaimana dimaksud pada Dalam hal belum terdapat Lihat Matriks Usulan Perbarindo
ayat (1) huruf c bagi BPR atau BPRS adalah target ketentuan khusus yang Berdasarkan BPRKU
kegiatan usaha selama 3 (tiga) tahun ke depan, antara mengatur mengenai
lain mencakup upaya penguatan permodalan, serta penerapan tata kelola BPRS
penerapan tata kelola dan manajemen risiko BPR yang dan manajemen risiko BPRS,
mengacu pada ketentuan mengenai tata kelola dan target penerapan tata kelola
manajemen risiko bagi BPR atau BPRS. dan manajemen risiko
mengacu pada ketentuan
mengenai penilaian tingkat
kesehatan BPRS.
8 Strategi bisnis dan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Huruf a Pasal 6 Huruf b (salah rujukan)
Pasal 5 huruf b paling kurang meliputi: Visi dan Misi BPR atau
a. visi dan misi BPR atau BPRS; BPRS disusun dan Lihat Matriks Usulan Perbarindo
b. arah kebijakan BPR atau BPRS; disampaikan oleh BPR atau Berdasarkan BPRKU
c. kebijakan tata kelola dan manajemen risiko; BPRS setiap periode 5
d. analisis posisi BPR atau BPRS dalam kelompok usaha tahun sekali sepanjang
yang sama berdasarkan aset, dan/atau lokasi; tidak terdapat perubahan.
e. realisasi pemberian kredit atau pembiayaan kepada Huruf b Lihat Matriks Usulan Perbarindo
debitur menurut jenis usaha yang mencakup usaha Arah kebijakan BPR atau Berdasarkan BPRKU
mikro, kecil dan menengah; dan BPRS dijelaskan dalam
f. strategi pengembangan bisnis. jangka pendek untuk
periode 1 (satu) tahun,
jangkamenengah untuk
periode 3 (tiga) tahun, dan
rencana strategi
11
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
pengembangan jangka
panjang untuk periode 5
(lima) tahun mencakup
informasi umum kebijakan
BPR atau BPRS yang
ditetapkan oleh
manajemen dalam
pengembangan usaha BPR
atau BPRS di waktu yang
akan datang.
Huruf c
Uraian mengenai kebijakan Lihat Matriks Usulan Perbarindo
tata kelola dan manajemen Berdasarkan BPRKU
risiko BPR atau BPRS
meliputi informasi
mengenai langkah-langkah
dalam menerapkan
manajemen risiko dan
kebijakan dalam
melaksanakan tata kelola,
termasuk kebijakan
remunerasi yang
mencakup pemberian gaji,
bonus dan fasilitas lain.
Dalam hal belum terdapat
ketentuan khusus yang
mengatur mengenai
12
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
14
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
15
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
10 1 Target rasio-rasio dan pos-pos tertentu lainnya Huruf a Lihat Matriks Usulan Perbarindo
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d paling Target rasio keuangan Berdasarkan BPRKU
sedikit meliputi: pokok meliputi rasio-rasio
a. target rasio keuangan pokok; dan yang paling kurang dapat
b. target pos-pos tertentu lainnya. memberikan informasi
untuk penilaian kondisi
permodalan, kualitas aset,
rentabilitas dan likuiditas
yang mengacu pada
ketentuan mengenai
Penilaian Tingkat
Kesehatan BPR atau BPRS.
16
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
2 BPR atau BPRS yang memiliki modal inti kurang dari Cukup jelas. BPR atau BPRS yang memiliki modal
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib inti kurang dari Rp50.000.000.000,00
menyampaikan target rasio keuangan pokok dan (lima puluh miliar rupiah) wajib
target pos-pos tertentu lainnya sebagaimana menyampaikan target rasio
dimaksud pada ayat (1) untuk posisi aktual pada akhir keuangan pokok dan target pos-pos
bulan September pada tahun penyusunan Rencana tertentu lainnya sebagaimana
Bisnis BPR atau BPRS, target akhir bulan Desember dimaksud pada ayat (1) untuk posisi
pada tahun penyusunan Rencana Bisnis BPR atau BPRS aktual pada akhir bulan Oktober
dan target 1 tahun ke depan yang disajikan secara pada tahun penyusunan Rencana
semesteran. Bisnis BPR atau BPRS, target akhir
bulan Desember pada tahun
penyusunan Rencana Bisnis BPR atau
BPRS dan target 1 tahun ke depan
yang disajikan secara semesteran.
3 BPR atau BPRS yang memiliki modal inti paling sedikit Cukup jelas. BPR atau BPRS yang memiliki modal
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar) wajib inti paling sedikit
menyampaikan target rasio keuangan pokok dan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
target pos-pos tertentu lainnya sebagaimana miliar) wajib menyampaikan target
dimaksud pada ayat (1) untuk posisi aktual pada akhir rasio keuangan pokok dan target pos-
bulan September pada tahun penyusunan Rencana pos tertentu lainnya sebagaimana
Bisnis BPR atau BPRS, target akhir bulan Desember dimaksud pada ayat (1) untuk posisi
pada tahun penyusunan Rencana Bisnis BPR atau aktual pada akhir bulan Oktober
BPRS, target 1 (satu) tahun ke depan yang disajikan pada tahun penyusunan Rencana
secara semesteran, dan target akhir tahun kedua dan Bisnis BPR atau BPRS, target akhir
ketiga yang disajikan secara tahunan. bulan Desember pada tahun
penyusunan Rencana Bisnis BPR atau
17
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
18
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
prioritas dalam pemberian kredit atau Huruf b Lihat Matriks Usulan Perbarindo
pembiayaan; Bagi BPR, penempatan pada Berdasarkan BPRKU
e. rencana penyaluran kredit atau pembiayaan bank lain dalam bentuk:
berdasarkan jenis penggunaan; 1. giro, deposito
f. rencana penyaluran pembiayaan berdasarkan berjangka sertifikat
akad bagi BPRS deposito, dan/atau
g. rencana penyaluran kredit atau pembiayaan tabungan pada bank
berdasarkan jenis usaha debitur yang umum dan/atau bank
mencakup usaha mikro, usaha kecil dan usaha umum syariah;
menengah. dan/atau
2. deposito berjangka,
dan/atau tabungan
pada BPR dan/atau
BPRS.
Bagi BPRS, penempatan
pada bank lain dalam
bentuk:
1. giro dan/atau
tabungan pada bank
umum konvensional;
2. giro, tabungan,
deposito, dan/atau
sertifikat deposito
syariah pada bank
umum syariah, dan
unit usaha syariah;
dan/atau
19
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
3. tabungan dan/atau
deposito pada BPRS
lain.
Huruf c Lihat Matriks Usulan Perbarindo
Debitur inti merupakan Berdasarkan BPRKU
debitur individual atau
debitur grup yang masuk
dalam kategori 25 (dua
puluh lima) debitur
terbesar pada BPR atau
BPRS di luar pihak terkait.
Huruf d Lihat Matriks Usulan Perbarindo
Yang dimaksud dengan Berdasarkan BPRKU
sektor ekonomi yang
menjadi prioritas dalam
pemberian kredit atau
pembiayaan BPR atau BPRS
adalah 5 (lima) sektor
ekonomi dengan
persentase pemberian
kredit atau pembiayaan
terbesar.
Huruf e Lihat Matriks Usulan Perbarindo
Cukup jelas. Berdasarkan BPRKU
21
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
2 BPR atau BPRS yang belum memenuhi kewajiban Cukup jelas. Lihat Matriks Usulan Perbarindo
pemenuhan modal inti minimum sebagaimana diatur Berdasarkan BPRKU
dalam ketentuan mengenai kewajiban penyediaan BPR atau BPRS yang belum
modal minimum dan pemenuhan modal inti minimum memenuhi kewajiban pemenuhan
BPR atau BPRS, wajib menyampaikan rencana modal inti minimum sebagaimana
pemenuhan modal inti minimum sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk posisi aktual kewajiban penyediaan modal
pada akhir bulan September pada tahun penyusunan minimum dan pemenuhan modal inti
Rencana Bisnis BPR atau BPRS, proyeksi akhir bulan minimum BPR atau BPRS, wajib
Desember pada tahun penyusunan Rencana Bisnis BPR menyampaikan rencana pemenuhan
atau BPRS, proyeksi 1 tahun ke depan yang disajikan modal inti minimum sebagaimana
secara semesteran, dan proyeksi akhir tahun kedua, dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk
ketiga, keempat, dan kelima yang disajikan secara posisi aktual pada akhir bulan
tahunan. Oktober pada tahun penyusunan
Rencana Bisnis BPR atau BPRS,
proyeksi akhir bulan Desember pada
22
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
23
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
pengembangan teknologi
informasi yang mendukung
sistem informasi
manajemen dan pelaporan
kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan pihak terkait
lainnya.
Huruf c Lihat Matriks Usulan Perbarindo
Termasuk dalam rencana Berdasarkan BPRKU
pengembangan sumber
daya manusia adalah
rencana kebutuhan
pendidikan dan pelatihan
sumber daya
manusia, termasuk
rencana biaya/anggaran
pendidikan dan pelatihan
sebagaimana diatur dalam
ketentuan yang berlaku.
pemborongan pekerjaan
dan/atau melalui
perjanjian penyediaan jasa
tenaga kerja. Termasuk
rencana penggunaan
tenaga kerja alih daya
adalah rencana
penggunaan tenaga kerja
di luar tenaga kerja tetap,
yang meliputi jumlah
maupun bidang kerja
penugasan.
15 1 Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru untuk BPR Penyampaian pelaksanaan Lihat Matriks Usulan Perbarindo
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf i paling kegiatan usaha baru Berdasarkan BPRKU
sedikit meliputi: mengacu pada ketentuan
a. rencana pelaksanaan kegiatan usaha yang mengenai Kegiatan Usaha
memerlukan persetujuan OJK; dan dan Wilayah Jaringan Kantor
b. rencana pelaksanaan kegiatan usaha yang harus BPR Berdasarkan Modal Inti.
dilaporkan kepada OJK.
2 Rencana penerbitan produk dan pelaksanaan aktivitas Huruf a Lihat Matriks Usulan Perbarindo
baru untuk BPRS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Rencana penerbitan Berdasarkan BPRKU
huruf i paling sedikit meliputi: produk baru yang perlu
a. rencana penerbitan produk baru; dan dimuat dalam Rencana
b. rencana pelaksanaan aktivitas baru. Bisnis mengacu pada
ketentuan mengenai
produk dan aktivitas Bank
25
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
26
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a sampai dengan huruf j di atas. antara lain langkah-langkah
penyelesaian kredit atau
pembiayaan bermasalah
(termasuk dengan cara AYDA
dan/atau hapus buku),
penyelesaian AYDA dan hapus
buku, serta laporan BPR atau
BPRS sebagai Penyelenggara
Layanan Keuangan Tanpa
Kantor dalam Rangka
Keuangan Inklusif (Laku
Pandai).
18 1 BPR dan BPRS wajib menyampaikan Rencana Bisnis Cukup jelas. BPR dan BPRS wajib menyampaikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Otoritas Rencana Bisnis sebagaimana
Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan dimaksud dalam Pasal 2 kepada
November sebelum tahun Rencana Bisnis dimulai. Otoritas Jasa Keuangan paling lambat
pada tanggal 15 Desember sebelum
tahun Rencana Bisnis dimulai
2 Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta BPR dan BPRS Cukup jelas.
untuk melakukan presentasi atau penjelasan yang
menyeluruh mengenai Rencana Bisnis yang
disampaikan BPR dan BPRS, apabila diperlukan
27
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
19 1 Otoritas Jasa Keuangan berwenang meminta BPR dan Cukup jelas. Tanggapan terhadap poin b
BPRS untuk melakukan penyesuaian terhadap Rencana Penilaian tidak wajar, bisa
Bisnis yang disampaikan oleh BPR dan BPRS, apabila: menyebabkan multitafsir dan harus
a. Rencana Bisnis dinilai belum memenuhi cakupan ada indikator yang jelas dan terukur.
Rencana Bisnis sebagaimana diatur dalam Untuk itu, poin ini diusulkan untuk
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini; dan/atau dihilangkan atau diberikan kriteria
b. proyeksi, target atau rencana yang disampaikan yang rinci
dalam Rencana Bisnis dinilai tidak wajar.
2 BPR dan BPRS wajib menyampaikan penyesuaian Cukup jelas. BPR dan BPRS wajib menyampaikan
terhadap Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud pada penyesuaian terhadap Rencana Bisnis
ayat (1) kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
20 (dua puluh) hari kerja setelah tanggal surat dari kepada Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan. paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah tanggal surat dari
Otoritas Jasa Keuangan
20 1 BPR dan BPRS hanya dapat melakukan perubahan Perubahan rencana bisnis
terhadap Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud yank disampaikan oleh BPR
dalam Pasal 2, apabila: dan BPRS disertai dengan
a. terdapat faktor eksternal dan internal yang secara alasan perubahan secara
signifikan mempengaruhi operasional BPR dan tertulis.
BPRS; dan/atau Huruf a
b. terdapat faktor yang secara signifikan Cukup jelas.
mempengaruhi kinerja BPR dan BPRS, berdasarkan Huruf b
pertimbangan Otoritas Jasa Keuangan. Faktor yang secara
signifikan mempengaruhi
kinerja BPR dan BPRS
28
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
Rencana Bisnis.
31
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
32
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
33
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
34
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
35
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
BAB IV SANKSI
28 1 BPR dan BPRS yang terlambat menyampaikan: Cukup jelas. Tambahan untuk poin c
a. Rencana Bisnis atau penyesuaiannya Laporan Pengawasan Rencana Bisnis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
atau ayat (2); 25 ayat (2), masing-masing dikenakan
b. Laporan Realisasi Rencana Bisnis sebagaimana sanksi kewajiban membayar sebesar
dimaksud dalam Pasal 25 ayat(1); atau Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah)
c. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis per hari kerja keterlambatan dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat denda maksimal sebesar Rp
(2), masing-masing dikenakan sanksi kewajiban 3.000.000,- (tiga juta rupiah).
membayar sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu
rupiah) per hari kerja keterlambatan
2 BPR dan BPRS yang tidak menyampaikan Rencana Cukup jelas. BPR dan BPRS yang tidak
Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3) menyampaikan Rencana Bisnis
atau laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
ayat (3) masing-masing dikenakan sanksi kewajiban 24 ayat (3) atau laporan sebagaimana
membayar sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3)
masing-masing dikenakan sanksi
kewajiban membayar sebesar Rp
3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
3 BPR dan BPRS yang menyampaikan penyesuaian Cukup jelas.
Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
36
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
37
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
Poin d
Sanksi ini terlalu berat. Untuk itu,
poin d diusulkan untuk dihilangkan.
30 1 BPR dan BPRS untuk pertama kali menyampaikan Cukup jelas. Agar BPR/BPRS dapat
Rencana Bisnis kepada Otoritas Jasa Keuangan paling mempersiapkan dengan baik, maka
lambat pada akhir bulan November 2016 untuk perlu ada jeda yang cukup Untuk itu
Rencana Bisnis tahun 2017 dengan mengacu pada diusulkan menjadi :
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. BPR dan BPRS untuk pertama kali
menyampaikan Rencana Bisnis
kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat pada tanggal
15 Desember 2017 untuk Rencana
Bisnis tahun 2018 dengan mengacu
pada Peraturan Otoritas Jasa
38
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
Keuangan ini.
2 BPR dan BPRS untuk pertama kali menyampaikan Cukup jelas. Menyesuaikan dengan ayat 1, maka
Laporan Realisasi Rencana Bisnis kepada Otoritas Jasa ayat 2 menjadi :
Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir BPR dan BPRS untuk pertama kali
bulan Juni 2017 menyampaikan Laporan Realisasi
Rencana Bisnis kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat 1 (satu)
bulan setelah akhir bulan Juni 2018
3 BPR dan BPRS untuk pertama kali menyampaikan Cukup jelas. BPR dan BPRS untuk pertama kali
Laporan Pengawasan Rencana Bisnis kepada Otoritas menyampaikan Laporan Pengawasan
Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua) bulan setelah Rencana Bisnis kepada Otoritas Jasa
akhir bulan Juni 2017. Keuangan paling lambat 2 (dua)
bulan setelah akhir bulan Juni 2018
31 Selain menyampaikan Rencana Bisnis, Laporan Realisasi Cukup jelas. Pasal ini mewajibkan BPR dan BPRS
Rencana Bisnis, dan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis untuk membuat dua laporan RBB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, BPR dan BPRS tetap dengan menggunakan format yang
wajib menyampaikan Rencana Kerja dan Laporan Pelaksanaan berbeda. Tentu hal ini sangat
Rencana Kerja BPR sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan membebani BPR dan BPRS karena
Direksi Bank Indonesia Nomor 31/60/KEPDIR tanggal 9 Juli pengguna dan penerimannya sama
1998 tentang Rencana Kerja dan Laporan Pelaksanaan Rencana yaitu OJK. Untuk itu, agar BPR dan
Kerja Bank Perkreditan Rakyat. BPRS fokus mempersiapkan RBB,
sebaiknya hanya menggunakan satu
format saja mengacu pada RPOJK
RBB BPR dan BPRS. Sehingga pasal ini
diusulkan untuk dihilangkan.
39
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
34 Ketentuan lebih lanjut dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Cukup jelas.
ini akan ditetapkan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
35 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor Cukup jelas. Surat Keputusan Direksi Bank
31/60/KEPDIR tentang Rencana Kerja dan Laporan Indonesia Nomor 31/60/KEPDIR
Pelaksanaan Rencana Kerja Bank Pekreditan Rakyat tentang Rencana Kerja dan Laporan
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 30 Pelaksanaan Rencana Kerja Bank
November 2018, kecuali untuk Pasal 8, Pasal 9, Pasal Pekreditan Rakyat dicabut dan
10, dan Pasal 11. dinyatakan tidak berlaku pada
tanggal 30 November 2017, kecuali
untuk Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan
Pasal 11.
40
Pasal Ayat Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penjelasan Usulan Perbarindo
2 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor Cukup jelas. Surat Keputusan Direksi Bank
31/60/KEPDIR tentang Rencana Kerja dan Laporan Indonesia Nomor 31/60/KEPDIR
Pelaksanaan Rencana Kerja Bank Pekreditan Rakyat tentang Rencana Kerja dan Laporan
untuk Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11 dicabut Pelaksanaan Rencana Kerja Bank
dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Februari Pekreditan Rakyat untuk Pasal 8,
2019. Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
pada akhir Februari 2018
36 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada saat
diundangkan.
41