Anda di halaman 1dari 27

PENYELENGGARAAN PRODUK

BANK UMUM
POJK Nomor 13/POJK.03/2021

Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, perubahan perilaku nasabah,


dan kemunculan industri jasa keuangan baru, menuntut Bank untuk
bertransformasi dalam menciptakan inovasi melalui penyelenggaraan Produk Bank.

LATAR
BELAKANG Untuk mendukung inovasi perbankan, OJK melakukan revolusi pengaturan untuk
meningkatkan daya saing bank melalui proses perizinan yang lebih cepat dan
mengedepankan manajemen risiko.

PRODUK DASAR BANK PROSES PERIZINAN


POKOK
Meliputi kegiatan: Bank menyampaikan permohonan izin
Penghimpunan dana

PENGATURAN
atau pemberitahuan
Penyaluran dana
Sederhana lainnya yang ditetapkan OJK

PRODUK BANK LANJUTAN disertai dengan surat pernyataan

Produk Bank di luar Produk Bank Dasar


meliputi kegiatan:
secara daring melalui sistem perizinan
Berbasis TI
dan registrasi terintegrasi OJK
Berkaitan dengan sektor/ otoritas lain
Bersifat kompleks

PRODUK BANK PENCANTUMAN RPPB


Yang perlu dimuat dalam RPPB adalah
rencana penyelenggaraan produk bank dasar
baru dan produk baru lanjutan baru
Produk Bank Dasar Produk Bank Lanjutan
RPPB wajib disampaikan paling lambat akhir
Jenis produk Bank dasar di tetapkan oleh OJK bulan november sebelum tahun
penyelenggaraan produk Bank

Bank mencantumkan rencana RPPB dapat direvisi sebanyak 3 kali dalam


penyelenggaraan Produk Bank tahun berjalan paling lambat akhir bulan
baru dalam Rencana Maret, Juni, dan September
Penyelenggaraan Produk Bank
(RPPB)

PENGHENTIAN PRODUK BANK


PRODUK BANK BARU Penghentian Produk Bank dan kriteria
penghentian Produk Bank yang dilakukan
atas atas inisiasi Bank atau atas perintah
Produk Baru Bank meliputi:
OJK yang dapat berlaku secara permanen
Produk Bank dasar baru; dan/atau atau sementara.
Produk Bank lanjutan baru

MEKANISME PENYELENGGARAAN
PRODUK BANK BARU PELAPORAN
Dokumen terkait perizinan Dokumen terkait RPPB
dapat disampaikan melalui disampaikan melalui

SIPENA juga dapat digunakan apabila sistem atau


modul dalam SPRINT belum tersedia

PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN/ATAU


PEMENUHAN PRINSIP SYARIAH
Kewajiban penerapan Kewajiban penerapan
prinsip perlindungan prinsip syariah bagi
konsumen BUS dan UUS

MEKANISME
KEGIATAN PENYELENGGARAAN
YANG DILAKUKAN
KETENTUAN LAIN-LAIN UNTUK KEPENTINGAN BANK
Muatan yang dicantumkan Bank dalam
RBB adalah rencana strategis
SENDIRI
Untuk kegiatan bank untuk kepentingan bank
penyelenggaraan Produk Bank.
sendiri yang diatur dalam ketentuan khusus,
mekanisme penyelenggaraannya mengikuti

KETENTUAN PERALIHAN ketentuan dimaksud.

Untuk kegiatan yang mempengaruhi komposisi


Prosedur permohonan izin sebelum
kepemilikan dan/atau permodalan Bank wajib
POJK ini berlaku mengacu pada
memperoleh izin OJK
POJK yang berlaku pada saat Bank
mengajukan permohonan izin
Kegiatan selain poin 1 dan 2 wajib melaporkan
penyelenggaraan Produk Bank.
lapora realisasi pada saat pertama kali

POJK INITANGGAL
MULAI BERLAKU 3 BULAN
DIUNDANGKAN SEJAK
RINGKASAN
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 13/POJK.03/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN PRODUK BANK UMUM

1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi informasi, perubahan perilaku nasabah, dan
kemunculan industri jasa keuangan baru, menuntut Bank untuk bertransformasi
dalam menciptakan inovasi melalui penyelenggaraan Produk Bank. Untuk
mendukung hal tersebut, OJK melakukan revolusi pengaturan yang diharapkan
dapat lebih meningkatkan daya saing bank melalui proses perizinan yang lebih
cepat dan mengedepankan manajemen risiko melalui penerbitan POJK tentang
Penyelenggaraan Produk Bank Umum.

2. Pokok Pengaturan
POJK tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum ini terdiri dari 11 Bab,
dengan substansi pengaturan sebagai berikut:
A. BAB I – KETENTUAN UMUM
1. Produk Bank adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank dalam
bentuk penyelenggaraan produk, layanan, dan/atau jasa untuk
kepentingan nasabah.
2. Kewajiban penerapan manajemen risiko penyelenggaraan Produk Bank
secara efektif serta keharusan Bank dalam memastikan terciptanya
konvergensi penyelenggaraan Produk Bank.

B. BAB II – PRODUK BANK


1. Produk Bank dikelompokkan menjadi:
a. Produk Bank Dasar
Produk Bank dasar terdiri dari produk, layanan, dan/atau jasa yang
merupakan kegiatan penghimpunan dana, kegiatan penyaluran dana,
dan/atau kegiatan sederhana lain.
b. Produk Bank Lanjutan
Merupakan produk, layanan, dan/atau jasa selain Produk Bank dasar
yang:
1) berbasis Teknologi Informasi (TI);
2) berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan atau produk lembaga
jasa keuangan selain bank;
3) memerlukan persetujuan atau perizinan dari otoritas lain; dan/atau
4) bersifat kompleks.
OJK menetapkan Produk Bank dasar dalam Lampiran POJK. OJK dapat
menetapkan Produk Bank lanjutan menjadi Produk Bank dasar di
kemudian hari berdasarkan pertimbangan tertentu.

2. Bank mencantumkan rencana penyelenggaraan Produk Bank baru dalam


Rencana Penyelenggaraan Produk Bank (RPPB).
1/4
C. BAB III – PENGELOLAAN RISIKO PENYELENGGARAAN PRODUK BANK
1. Penerapan manajemen risiko, tata kelola, dan pengendalian internal atas
penyelenggaraan Produk Bank menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dengan penerapan manajemen risiko, tata kelola, dan pengendalian
internal secara umum.
2. Kewajiban Bank memiliki, menerapkan, dan melakukan kaji ulang serta
pengkinian kebijakan dan prosedur.
D. BAB IV – MEKANISME PENYELENGGARAAN PRODUK BANK BARU
Bab ini menjelaskan mekanisme penyelenggaraan Produk Bank baru yaitu:
1. Produk Bank dikategorikan sebagai Produk Bank baru, dalam hal
memenuhi kriteria:
a. tidak pernah diselenggarakan sebelumnya oleh Bank; atau
b. merupakan pengembangan dari Produk Bank yang mengakibatkan
adanya perubahan yang material terhadap peningkatan eksposur risiko
dari Produk Bank yang telah diselenggarakan sebelumnya.

2. Mekanisme penyelenggaran Produk Bank Dasar Baru


Bank menyampaikan laporan realisasi penyelenggaraan Produk Bank dasar
baru paling lama 5 (lima) hari kerja setelah penyelenggaraan.

3. Mekanisme penyelenggaran Produk Bank Lanjutan Baru


a. izin dengan melalui proyek uji coba terbatas (piloting review)
Bank melakukan piloting review sebelum mengajukan izin kepada OJK
dan dilakukan evaluasi dalam kegiatan proof of concept. OJK memproses
permohonan izin Bank paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah
Bank menyampaikan dokumen permohonan izin secara lengkap;
b. izin tanpa melalui piloting review
Berdasarkan pertimbangan tertentu, Bank dapat mengajukan izin
kepada OJK tanpa melakukan piloting review terlebih dahulu. OJK
memproses permohonan izin Bank paling lama 14 (empat belas) hari
kerja setelah Bank menyampaikan dokumen permohonan izin secara
lengkap; atau
c. izin dengan pemberitahuan (instant approval)*
Bank mengajukan izin melalui pemberitahuan kepada OJK. Apabila
dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah Bank menyampaikan
dokumen permohonan izin secara lengkap tidak terdapat tanggapan
lebih lanjut dari OJK, izin atas penyelenggaraan Produk Bank berlaku
secara efektif.

*) Mekanisme perizinan instant approval merupakan insentif bagi Bank


yang akan menyelenggarakan Produk Bank lanjutan baru berupa
pengembangan Produk Bank lanjutan yang berkaitan dengan kegiatan
berbasis TI, serta memenuhi persyaratan sebagai berikut:

2/4
1) memiliki penilaian kualitas penerapan manajemen risiko secara
komposit dengan Peringkat 1 (satu) atau Peringkat 2 (dua)
berdasarkan penilaian tingkat kesehatan Bank terakhir;
2) memiliki peringkat faktor Good Corporate Governance dengan
Peringkat 1 (satu) atau Peringkat 2 (dua) berdasarkan penilaian
tingkat kesehatan Bank terakhir; dan
3) memiliki infrastruktur TI serta manajemen pengelolaan TI yang
memadai.

E. BAB V– PENGHENTIAN PRODUK BANK


Bab ini antara lain mengatur mengenai dasar dilakukannya penghentian
Produk Bank dan kriteria penghentian Produk Bank yang dilakukan atas dasar
perintah OJK.

F. BAB VI - PELAPORAN
Bab ini mengatur mengenai penyampaian dokumen kepada OJK antara lain
RPPB, permohonan izin atau pemberitahuan penyelenggaraan Produk Bank
lanjutan baru, laporan realisasi Produk Bank baru, serta laporan realisasi
penghentian Produk Bank. Permohonan izin atau pemberitahuan dan
penyampaian laporan dilakukan secara daring dengan memanfaatkan sistem
elektronik milik OJK.

G. BAB VII – PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN/ATAU PEMENUHAN PRINSIP


SYARIAH
1. Kewajiban penerapan prinsip perlindungan konsumen.
2. Kewajiban penerapan prinsip syariah bagi bank umum syariah dan unit
usaha syariah.

H. BAB VIII – MEKANISME PENYELENGGARAAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN


UNTUK KEPENTINGAN BANK SENDIRI
1. Kegiatan Bank untuk kepentingan Bank sendiri yang diatur dalam
ketentuan khusus dilakukan dengan mekanisme yang mengacu pada
ketentuan dimaksud.
2. Kegiatan Bank untuk kepentingan Bank sendiri yang dapat mempengaruhi
komposisi kepemilikan dan/atau permodalan Bank, wajib memperoleh izin
dari OJK.
3. Kegiatan Bank untuk kepentingan Bank sendiri selain poin 1) dan/atau
poin 2) dilaporkan pada saat Bank pertama kali melakukan kegiatan
dimaksud paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan.

I. BAB IX – KETENTUAN LAIN-LAIN


Muatan yang dicantumkan Bank dalam RBB adalah rencana strategis
penyelenggaraan Produk Bank.

3/4
J. BAB X – KETENTUAN PERALIHAN
Prosedur permohonan izin sebelum POJK Penyelenggaraan Produk Bank
Umum berlaku mengacu pada POJK yang berlaku pada saat Bank mengajukan
permohonan izin penyelenggaraan Produk Bank.

K. BAB XI - PENUTUP
Peraturan OJK ini mulai berlaku 3 (tiga) bulan sejak tanggal diundangkan.

-----∞-----

4/4
TANYA JAWAB
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 13/POJK.03/2021TENTANG
PENYELENGGARAAN PRODUK BANK UMUM

I. UMUM
1. Apa latar belakang penerbitan POJK ini?
Pesatnya perkembangan TI, perubahan perilaku dan ekspektasi nasabah atas
Produk Bank, dan kemunculan industri jasa keuangan baru mendorong bank
untuk bertransformasi serta senantiasa melakukan inovasi melalui
penyelenggaraan Produk Bank. Peningkatan kualitas Produk Bank serta
ketepatan dalam menjangkau pasar menjadi kunci dalam peningkatan daya saing
bank. Dalam penyelenggaraan Produk Bank, Bank diharapkan dapat menjadi
lebih dewasa dalam menilai risiko atas produk yang akan diselenggarakan,
sehingga Produk Bank yang diselenggarakan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan demikian, diperlukan dukungan dari OJK dalam proses penyelenggaraan
Produk Bank melalui proses perizinan yang lebih cepat, mudah, dan
mengedepankan manajemen risiko dalam penilaiannya melalui penerbitan POJK
tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum.

2. Apa saja hal-hal yang diatur dalam POJK ini?


POJK ini mengatur mengenai proses penyelenggaraan Produk Bank secara
komprehensif, dimulai dari perencanaan, perizinan, implementasi, pelaporan,
hingga penghentian Produk Bank. Pokok-pokok pengaturan dalam POJK ini
antara lain:
a. definisi dan klasifikasi Produk Bank;
b. kriteria Produk Bank yang memerlukan izin (yaitu Produk Bank baru);
c. penyampaian Rencana Penyelenggaraan Produk Bank (RPPB);
d. kewajiban penetapan kebijakan dan prosedur penyelenggaraan Produk Bank;
e. aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan Produk Bank;
f. mekanisme penyelenggaraan Produk Bank baru (proses perizinan yang
dilalui);
g. penghentian Produk Bank;
h. pelaporan;
i. pemenuhan prinsip perlindungan konsumen dan/atau prinsip syariah;
j. mekanisme penyelenggaraan kegiatan untuk kepentingan Bank sendiri; dan
k. peralihan.

II. PRODUK BANK

3. Dalam pengaturan sebelumnya terkait kegiatan usaha Bank, dikenal istilah


produk dan aktivitas Bank, sedangkan dalam POJK ini hanya digunakan satu
istilah yaitu Produk Bank. Bagaimana pengaturan terkait aktivitas Bank?
Dalam POJK ini, pendekatan yang digunakan untuk membedakan kegiatan usaha
yang dilakukan Bank adalah apakah suatu kegiatan usaha dilakukan untuk
kepentingan nasabah atau untuk kepentingan Bank sendiri. Dalam hal kegiatan
usaha dilakukan untuk kepentingan nasabah (baik berupa produk, layanan,
1/5
dan/atau jasa yang sebelumnya dikenal dengan istilah “aktivitas”) maka
dikategorikan sebagai Produk Bank.

4. Apakah terdapat guideline terkait detail Produk Bank dasar dan Produk Bank
lanjutan?
Dalam POJK, jenis Produk Bank dasar bagi Bank umum konvensional maupun
Bank umum syariah telah dicantumkan dalam Lampiran POJK. Dengan demikian,
Produk Bank selain yang telah dicantumkan dalam Lampiran POJK merupakan
Produk Bank lanjutan. Mengingat perkembangan Produk Bank di pasar terjadi
secara cepat, maka OJK dapat menetapkan Produk Bank lanjutan menjadi Produk
Bank dasar di kemudian hari berdasarkan pertimbangan tertentu.

5. Apakah terdapat perbedaan antara kodifikasi yang sebelumnya ada dalam


SEOJK Nomor 36/SEOJK.03/2015 tentang Produk dan Aktivitas Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan daftar produk dasar yang ada dalam
POJK ini?
Daftar Produk Bank dasar bagi BUS dan UUS yang ada dalam POJK ini
merupakan penyempurnaan dari kodifikasi yang telah ada sebelumnya.
Selanjutnya BUS dan UUS menggunakan daftar Produk Bank tersebut sebagai
dasar penentuan proses perizinan Produk Bank baru ke OJK.

6. Apakah perbedaan Layanan Perbankan Digital dengan Layanan Keuangan


Digital yang disebutkan dalam POJK ini?
Yang dimaksud dengan Layanan Perbankan Digital adalah Layanan Perbankan
Elektronik yang dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data
nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah, dan sesuai
dengan kebutuhan (customer experience), serta dapat dilakukan secara mandiri
sepenuhnya oleh nasabah, dengan memperhatikan aspek pengamanan.
Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 12/POJK.03/2018 tentang Penyelenggaraan Layanan
Perbankan Digital oleh Bank Umum (POJK Layanan Perbankan Digital).
Layanan Keuangan Digital adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan
keuangan yang dilakukan oleh Penerbit melalui kerja sama dengan pihak ketiga
serta menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis mobile maupun
berbasis web untuk keuangan inklusif. Penyelenggaraan Layanan Keuangan
Digital diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang
Uang Elektronik.

7. Bagaimana mekanisme pengukuran atau penilaian atas materialitas


peningkatan eksposur risiko dari pengembangan produk bank?
Mengingat tingginya variasi atas Produk Bank, maka Bank menentukan antara
lain kriteria, parameter, dan metode penilaian risiko atas Produk Bank yang
dimiliki atau direncanakan oleh Bank sesuai dengan karakteristik dan
kemampuan manajemen risiko bank serta kompleksitas dari Produk Bank
dimaksud. Kriteria, parameter, dan metode penilaian risiko dimaksud kemudian
dapat digunakan oleh Bank dalam menentukan suatu produk termasuk dalam
kriteria Produk Bank baru atau tidak. Dalam praktiknya, Bank dapat melakukan
konsultasi dengan pengawas Bank masing-masing untuk menetapkan dan
2/5
menyepakati kriteria, parameter, dan metode penilaian yang sudah disusun
sehingga antara Bank dan pengawas juga dapat memiliki pemahaman yang sama.

8. Apa perbedaan muatan Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan RPPB dan
bagaimana mekanisme penyampaiannya dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan Produk Bank Baru?
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Produk Bank baru, Bank
menyampaikan 2 (dua) dokumen, yaitu RBB yang memuat uraian fokus
penyelenggaraan Produk Bank baru yang bersifat strategis untuk 1 (satu) tahun
ke depan. Penjabaran secara detail yang sebelumnya disampaikan dalam RBB,
saat POJK ini berlaku, menjadi disampaikan melalui RPPB dengan penambahan
informasi berupa mekanisme penyelenggaraan Produk Bank baru yang akan
dilalui.
Batas waktu penyampaian RBB dan RPPB yaitu pada akhir bulan November
sebelum tahun rencana penyelenggaraan Produk Bank. Meskipun memiliki batas
waktu yang sama, RBB dan RPPB merupakan dokumen yang berbeda.

9. Bagaimana mekanisme pelaporan Produk Bank baru dalam Rencana


Penyelenggaran Produk Bank (RPPB) bagi UUS?
Bagi UUS, RPPB disusun sebagai bagian tersendiri yang disajikan sebagai
lampiran yang merupakan satu kesatuan dari RPPB BUK induknya.

10. Apakah UUS yang menerbitkan Produk Bank baru yang sebelumnya telah
diterbitkan oleh BUK dapat langsung menerbitkan Produk Bank baru tersebut
dengan penambahan prinsip syariah?
Tidak, Produk Bank baru yang termasuk dalam kriteria tidak pernah
diselenggarakan sebelumnya oleh UUS yaitu Produk Bank yang telah
diselenggarakan oleh BUK induknya namun belum pernah diselenggarakan oleh
UUS. Berdasarkan atas hal tersebut, maka apabila UUS akan menerbitkan Produk
Bank baru maka tetap mengikuti proses perizinan penerbitan Produk Bank baru
sebagaimana diatur dalam POJK ini.

III. MEKANISME PENYELENGGARAAN PRODUK BANK BARU

11. Dalam proyek uji coba terbatas, apakah Bank diperkenankan untuk
melakukan uji coba terbatas dengan nasabah? Berapa lama jangka waktu yang
diperkenankan?
Dalam melaksanakan proyek uji coba terbatas, Bank dapat menetapkan target uji
baik dari sisi pelaku, jumlah, wilayah, dan lain sebagainya sesuai dengan
kebutuhan Bank dan setiap risiko dari penggunaan target uji sudah
diperhitungkan dengan baik. Dalam hal Bank melibatkan nasabah, maka Bank
wajib memberitahukan dan meminta persetujuan kepada nasabah atas produk
yang sedang diujicobakan. Di sisi lain, aspek perlindungan konsumen juga
menjadi hal yang wajib diperhatikan oleh Bank bagi nasabah yang menjadi target
uji coba, termasuk apabila terdapat kerugian yang timbul atas proyek uji coba
dimaksud.

3/5
Terkait dengan jangka waktu, Bank dapat menetapkannya sesuai dengan
kebutuhan bank dan tentunya didukung dengan alasan yang mendasari dan
sesuai dengan kompleksitas dari Produk Bank yang akan diujicobakan.
Dalam proyek uji coba terbatas ini, Bank bertanggung jawab penuh atas segala
risiko yang mungkin timbul selama masa uji coba terbatas.

12. Dalam penyelenggaraan Produk Bank Lanjutan, apakah seluruhnya wajib


dilakukan proyek uji coba terbatas sebelum mengajukan permohonan izin?
Produk Bank lanjutan yang memerlukan izin yaitu Produk Bank lanjutan yang
memenuhi kriteria Produk Bank baru. Untuk memperoleh izin atas Produk Bank
lanjutan baru, Bank melakukan proyek uji coba terbatas. Namun, Bank dapat
mengajukan permohonan izin tanpa melalui proyek uji coba terbatas berdasarkan
pertimbangan tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 13 POJK. Di sisi lain,
apabila Bank memenuhi kriteria tertentu, untuk pengembangan Produk Bank
lanjutan baru yang berkaitan dengan kegiatan berbasis TI, Bank dapat
mengajukan izin melalui mekanisme instant approval.
Dalam menentukan proses perizinan yang dilalui, Bank perlu melakukan
penilaian secara matang atas masing-masing Produk Bank lanjutan baru yang
dituangkan dalam RPPB. Dengan demikian, baik Bank maupun Pengawas dapat
memiliki gambaran yang jelas atas perizinan yang akan dilalui, maupun proses uji
coba terbatas atas Produk Bank lanjutan baru apa saja yang akan dilakukan oleh
Bank dalam tahun berjalan.

13. Pada salah satu mekanisme perizinan untuk penyelenggaraan pengembangan


Produk Bank yang berkaitan dengan kegiatan berbasis TI, terdapat
mekanisme perizinan insentif berupa instant approval sepanjang memenuhi
kriteria memiliki penilaian KPMR dan GCG tertentu dan memiliki
infrastruktur TI serta manajemen pengelolaan infrastruktur TI yang
memadai. Bagi Bank yang akan menyelenggarakan Layanan Perbankan
Digital, apakah persyaratan terkait penilaian profil risiko menjadi tidak
berlaku?
Persyaratan dalam POJK untuk insentif instant approval tidak menggugurkan
kewajiban Bank untuk memenuhi persyaratan Bank penyelenggara Layanan
Perbankan Digital sebagaimana diatur dalam POJK Layanan Perbankan Digital.
Persyaratan yang diatur dalam POJK Layanan Perbankan Digital tetap wajib
dipenuhi, sedangkan kriteria “penilaian KPMR dan GCG tertentu dan memiliki
infrastruktur TI serta manajemen pengelolaan infrastruktur TI yang memadai” yang
diatur dalam POJK ini digunakan untuk menilai apakah suatu Bank dapat
menerima insentif perizinan berupa instant approval.

4/5
IV. LAINNYA

14. Dalam POJK ini diatur bahwa dalam rangka perlindungan konsumen, Bank
diwajibkan memiliki fungsi dan mekanisme penanganan setiap pertanyaan
dan/atau pengaduan dari nasabah yang beroperasi selama 24 (dua puluh
empat) jam dalam sehari. Bagaimana penerapan ketentuan ini bagi Unit Usaha
Syariah (UUS)?
Bagi UUS, fungsi dan infrastruktur penanganan pertanyaan dan/atau pengaduan
dari nasabah dapat digabungkan bersama dengan Bank konvensional induknya.

15. Dengan adanya POJK ini, apakah Produk Bank yang sudah memperoleh izin
sebelumnya harus dimintakan izin ulang?
Produk yang sudah memperoleh izin sebelum POJK ini berlaku tidak perlu
diajukan izin ulang. Izin atas produk dimaksud tetap berlaku.

16. Mengapa pemberlakuan POJK ini 3 (tiga) bulan sejak POJK diundangkan?
Jangka waktu 3 (tiga) bulan tersebut dimaksudkan agar industri dapat
mempersiapkan mekanisme internal di masing-masing Bank dengan proses
perizinan yang baru ini.

17. Bagaimana proses perizinan bagi Bank yang telah mengajukan permohonan
perizinan sebelum diundangkannya POJK ini?
Prosedur permohonan izin sebelum POJK Penyelenggaraan Produk Bank Umum
berlaku mengacu pada POJK yang berlaku pada saat Bank mengajukan
permohonan izin penyelenggaraan Produk Bank.

5/5
SOSIALISASI
POJK NOMOR 13/POJK.03/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN PRODUK
BANK UMUM

Jakarta, 1 September 2021


Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan
Photo by fauxels from Pexels
2

LATAR BELAKANG Pesatnya Adaptasi Arah perizinan


Perubahan Perilaku
Perkembangan TI & Ekspektasi Masyarakat berbasis risiko
Masyarakat terhadap Pandemi sesuai UU
Covid-19 Cipta Kerja

Mendorong

TUJUAN Transformasi Perbankan


Memasuki Era Bank 4.0
Arah Kebijakan OJK 2021-2025
Akselerasi Transformasi Digital

Amandemen
POJK

1
Reklasifikasi Produk Bank Dasar &
LANGKAH Produk Bank Produk Bank Lanjutan

PENCAPAIAN
2 Redesain Proses
Perizinan Produk Bank
Hanya Lapor,
Piloting Review, & Instant Approval
3

STRUKTUR POJK PENYELENGGARAAN PRODUK BANK UMUM


BAB I BAB II BAB III BAB IV
Ketentuan Umum Produk Bank Pengelolaan Risiko Mekanisme
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Produk
Produk Bank Bank Baru

BAB V BAB VI BAB VII BAB VIII


Penghentian Produk Pelaporan Perlindungan Konsumen Mekanisme
Bank dan/atau Pemenuhan Penyelenggaraan Kegiatan
Prinsip Syariah yang Dilakukan untuk
Kepentingan Bank Sendiri

BAB IX BAB X BAB XI LAMPIRAN


Ketentuan Lain-lain Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup 4 (empat) bagian
4
BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3

Rencana Konvergensi
Produk Bank Umum
Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Produk Bank (RPPB) Produk Bank
adalah kegiatan usaha yang adalah dokumen yang  Bank wajib menerapkan Bank harus memastikan
dilakukan oleh Bank dalam menjabarkan rencana manajemen risiko secara terciptanya konvergensi
bentuk penyelenggaraan penyelenggaraan Produk efektif dalam penyelenggaraan Produk
produk, layanan, dan/atau Bank baru untuk jangka penyelenggaraan Produk Bank, yaitu kondisi dimana
jasa untuk kepentingan waktu 1 (satu) tahun yang Bank. setiap pihak, fungsi, atau
nasabah. dimuat dalam rencana bisnis  Produk Bank proses dalam
bank. diselenggarakan dengan penyelenggaraan Produk
memperhatikan Bank terkoordinasi dengan
kesesuaian dengan baik sehingga
strategi, Rencana Bisnis penyelenggaraan Produk
Bank, dan ketentuan Bank dapat
peraturan perundang- dipertanggungjawabkan.
undangan.
5
BAB II PRODUK BANK

Produk Bank Dasar Produk Bank Lanjutan


Meliputi kegiatan: Produk Bank di luar Produk
 penghimpunan dana Bank Dasar meliputi kegiatan:
 penyaluran dana  berbasis TI
 sederhana lainnya  berkaitan dengan sektor/
Pasal 4 yang ditetapkan OJK. otoritas lain
Kategori  bersifat kompleks

Produk Bank
Daftar Produk Bank Dasar tercantum dalam:
Lampiran I POJK – bagi Bank Umum Konvensional
Lampiran II POJK – bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah (UUS)

OJK berdasarkan pertimbangan tertentu dapat


menetapkan Produk Bank lanjutan menjadi Produk
Bank dasar.
6
BAB II PRODUK BANK (2)

Bank harus mencantumkan rencana penyelenggaraan Produk Bank baru


dalam RPPB*. Produk Bank baru meliputi:
a. Produk Bank dasar baru; dan/atau
b. Produk Bank lanjutan baru
* Jika tidak ada, Bank tetap mengirimkan RPPB Nihil

Pasal 5 Kriteria Produk Bank Baru


 tidak pernah diselenggarakan sebelumnya oleh Bank;
Pencantuman atau
Daftar Produk  merupakan pengembangan dari Produk Bank yang
Bank Baru dalam mengakibatkan adanya perubahan yang material
terhadap peningkatan eksposur risiko dari Produk Bank
RPPB yang telah diselenggarakan sebelumnya.

Bank wajib memiliki mekanisme pengukuran atau penilaian atas


materialitas peningkatan eksposur risiko dari pengembangan Produk Bank.
7
BAB III PENGELOLAAN RISIKO
PENYELENGGARAAN PRODUK BANK

Bank memastikan penerapan manajemen risiko, tata kelola, dan pengendalian


internal atas penyelenggaraan Produk Bank menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan penerapan manajemen risiko, tata kelola, dan pengendalian
Pasal 6 internal secara umum.

Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis untuk mengelola
risiko yang melekat pada Produk Bank, paling sedikit meliputi:
 sistem, prosedur, & kewenangan;
 identifikasi seluruh risiko yang melekat;
 metode pengukuran & pemantauan risiko;
 metode pencatatan akuntansi;
Pasal 7  analisis aspek hukum; dan
 transparansi informasi kepada nasabah.
Kebijakan &
Prosedur Bank wajib:
a. menerapkan kebijakan dan prosedur secara konsisten dan berkesinambungan;
serta
b. melakukan kaji ulang dan pengkinian kebijakan dan prosedur secara berkala.
8
BAB III PENGELOLAAN RISIKO
PENYELENGGARAAN PRODUK BANK (2)
Kesesuaian dengan
Kebutuhan ketentuan peraturan
nasabah perundang-undangan.

Pasal 8

Kecukupan Hal yang Perlu Edukasi


modal Diperhatikan nasabah

Kesiapan
infrastruktur Kesiapan SDM
pendukung
9
BAB IV MEKANISME PENYELENGGARAAN
PRODUK BANK BARU
Produk Bank Submit Laporan Realisasi
max. 5 HK setelah penyelenggaraan
Dasar Baru

Izin dengan Review


Proyek Uji Coba
Y
Terbatas
(Piloting Review)
Produk Bank Uji Coba
max. 14 HK setelah
Terbatas
Pasal 9-14 Lanjutan dapat/perlu permohonan izin
Baru dilakukan?
Izin tanpa Piloting
Alur Review
Penyelenggaraan N max. 14 HK setelah
permohonan izin

Produk Bank
INSENTIF
Baru Produk Bank Izin dengan
Lanjutan Baru
KPMR min 2, Y Pemberitahuan
GCG min 2,
Pengembangan IT memadai? (Instant Approval)
Kegiatan Berbasis TI max. 10 HK setelah
pemberitahuan
10
BAB IV MEKANISME PENYELENGGARAAN
PRODUK BANK BARU (2)
Mekanisme Penyelenggaraan Produk Bank Lanjutan Baru
A. Izin dengan Piloting Review Insentif Perizinan Produk Bank Lanjutan Baru
Max. Max. C. Instant Approval untuk Pengembangan Kegiatan Berbasis TI**)
5HK Soft Launching 14 HK
& Max.
Proof of Concept oleh 10 HK
Proses
OJK OJK Proses
Rencana Permohonan Penyelenggaraan
Piloting Izin Produk Pemberitahuan OJK Penyelenggaraan
Bank Produk
Izin OJK berlaku efektif apabila tidak terdapat tanggapan setelah 10 HK
B. Izin tanpa Piloting Review *)
Max. Syarat Bank Penerima Insentif
14 HK
 Penilaian KPMR komposit 1 atau 2, periode penilaian TKS terakhir;
Proses  Penilaian GCG komposit 1 atau 2, periode penilaian TKS terakhir; dan
Permohonan OJK Penyelenggaraan  Memiliki infrastruktur TI dan manajemen infrastruktur TI memadai.
Izin Produk

*) Apabila terkait produk LJK non-bank, pelaksanaan program pemerintah, dan terdapat pembuktian dari Bank, kegiatan uji coba terbatas tidak
perlu dilakukan.
**) OJK berwenang untuk meminta Bank melakukan proses perizinan dengan atau tanpa piloting review.
 Dalam proof of concept, OJK juga dapat menilai aspek market of conduct.
 Bank harus menyelenggarakan Produk Bank lanjutan baru max. 6 (enam) bulan sejak memperoleh izin dari OJK.
11
BAB V PENGHENTIAN PRODUK BANK

Inisiasi Masa Berlaku


Pasal 17
Atas inisiatif Bank
Penghentian
Produk Bank
Sementara
Atas Perintah OJK
Permanen

Pasal 18 Pasal 21

Tindak Lanjut Perintah Penghentian Produk Bank mencantumkan Produk


Penghentian Bank: Bank yang dihentikan selama
Produk Bank a. menghentikan penawaran, penjualan dan/atau tahun berjalan ( jika ada).
dalam laporan realisasi
perjanjian atau transaksi baru atas Produk Bank;
b. menyampaikan informasi kepada nasabah penghentian Produk Bank
atas penghentian Produk Bank; dan secara triwulanan untuk posisi
c. menyampaikan rencana tindak kepada OJK bulan Maret, Juni, September,
atas penghentian Produk Bank max. 1 bulan & Desember.
sejak Bank diperintahkan untuk menghentikan max. tanggal 15
penyelenggaraan Produk Bank dan (lima belas) M+1.
mengimplementasikan rencana tindak.
12
BAB VI PELAPORAN

Jenis Laporan Media Penyampaian


Aplikasi Pelaporan Online OJK –
1. RPPB & Perubahannya a)
Laporan Tidak Terstruktur (SIPENA)
2. Permohonan Izin Produk Bank
Sistem Perizinan dan
Lanjutan Baru
Registrasi Terintegrasi
3. Laporan Realisasi Produk Bank (SPRINT)
Dasar Baru
Pasal 19 - 24 4. Laporan Realisasi Produk Bank atau
Lanjutan Baru SIPENA
Penyampaian 5. Laporan Penghentian Produk (dalam hal sistem/modul belum tersedia)
Bank
Laporan /
Permohonan 6. LRPTI dan Perubahannya b)
Mengacu POJK MRTI
Izin a) RPPB dapat direvisi paling banyak 3 kali, disampaikan paling lambat akhir bulan Maret, Juni, dan
September tahun berjalan.
b) LRPTI terkait pengembangan TI atas rencana penyelenggaraan Produk Bank lanjutan berupa

kegiatan berbasis TI dapat direvisi paling banyak 3 kali, disampaikan paling lambat akhir bulan Maret,
Juni, dan September tahun berjalan.
13
BAB VII PERLINDUNGAN KONSUMEN
DAN/ATAU PEMENUHAN PRINSIP SYARIAH

Pasal 26 Pasal 27

Bank wajib menerapkan prinsip Bank umum syariah dan unit usaha syariah
perlindungan konsumen sesuai dengan wajib menerapkan Prinsip Syariah dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan. menyelenggarakan Produk Bank, yang
didukung dengan:
Bank wajib memiliki fungsi dan a. Fatwa DSN-MUI dan
mekanisme penanganan setiap pertanyaan b. Opini DPS Bank.
dan/atau pengaduan dari nasabah yang
beroperasi selama 24 jam dalam sehari.
14
BAB VIII MEKANISME PENYELENGGARAAN KEGIATAN YANG
DILAKUKAN BANK UNTUK KEPENTINGAN BANK SENDIRI
Mekanisme:

Cakupan Kegiatan untuk


1 Mengikuti Ketentuan Khusus
Kepentingan Bank Sendiri: Contoh:
 Penyelenggaraan Sekuritisasi Aset
 kegiatan terkait penerapan  Penyertaan Modal
manajemen risiko;
 kegiatan terkait pelaksanaan Wajib Memperoleh Izin
strategi penempatan dana; 2 Pemrosesan Izin OJK maks. 14 HK
dan/atau
 kegiatan lainnya pendukung Apabila kegiatan Bank dapat mempengaruhi
komposisi kepemilikan dan/atau permodalan
kelangsungan bisnis Bank.
Pasal 29-31 Bank.
Contoh: Penerbitan surat utang
Penyelenggaraan
Kegiatan untuk Menyampaikan Laporan Realisasi
Kepentingan Bank 3 max. 5 HK setelah realisasi pertama kali
Sendiri Contoh:
Penyampaian permohonan izin dan  Pinjaman yang diterima
laporan realisasi dilakukan melalui  Pembelian/penjualan surat berharga
SPRINT atau SIPENA dalam hal  Penempatan pada BI
sistem/modul belum tersedia  Penempatan pada bank lain
15
BAB IX – XI LAIN-LAIN, PERALIHAN, PENUTUP

Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 38

Acuan Proses Penyampaian RPPB Periode Berlakunya


Muatan RBB 2022 Pertama Kali POJK
Perizinan
Berisi rencana strategis Pengajuan permohonan Disampaikan bersamaan Berlaku 3 (tiga) bulan
sesuai SEOJK RBB izin yang telah diajukan dengan RBB 2022 paling setelah diundangkan.
sebelum POJK ini berlaku, lambat akhir bulan
mengacu pada POJK yang November 2021.
diacu.
Prosedur penyelenggaraan
Produk Bank setelah POJK
berlaku, mengacu pada
POJK ini
16
AKSES POJK

Available online

www.ojk.go.id
POJK 13/POJK.03/2021
tentang
Penyelenggaraan
Produk Bank Umum

https://sikepo.ojk.go.id
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai