Anda di halaman 1dari 29

MODUL 19

MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN


K.64BPR00.019.01
Slide presentasi ini digunakan untuk penyajian virtual training, materi selengkapnya terdapat dalam modul pelatihan.

TOPIK MODUL
Sesi 01 : Mengidentifikasi Pilar-pilar Tata Kelola
Sesi 02-03 : Menerapkan tugas dan tanggungjawab Direksi
Sesi 04 : Menerapkan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris
Sesi 05 : Menerapkan kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan
fungsi komite
Sesi 06 : Melakukan penanganan benturan kepentingan
Sesi 07-08 : Menerapkan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit
ekstern
Sesi 09 : Melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan
Sesi 10-12 : Menyusun laporan dan melakukan penilaian sendiri (self
assesment) terhadap penerapan Tata Kelola
Modul
Modul ini
ini hanya
hanya boleh
boleh digunakan
digunakan untuk
untuk
pelatihan dalam kerangka sertifikasi
pelatihan dalam kerangka sertifikasi
profesi
profesi BPR
BPR yang
yang diselenggarakan
diselenggarakan oleh
oleh
Perbarindo – LSP LKM Certif.
Perbarindo – LSP LKM Certif.
1
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MENGIDENTIFIKASI PILAR-PILAR
sesi 01 TATA KELOLA

1. Mengidentifikasi ketentuan mengenai tata


kelola bagi BPR.
2. Menginventarisasi kesenjangan penerapan tata
kelola bagi BPR.

2
SESI 01
MENGIDENTIFIKASI PILAR-PILAR TATA KELOLA

BPR wajib menerapkan tata kelola dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi.

TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA


1. Meningkatkan kinerja perusahaan. 1. Keterbukaan (Transparency)
2. Melindungi pemangku kepentingan 2. Akuntabilitas (Accountability)
(stakeholders).
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
4. Independensi (Independency)
perundang-undangan, serta nilai-nilai etika
yang berlaku umum pada perbankan. 5. Kewajaran (Fairness)

CAKUPAN PENERAPAN TATA KELOLA


Penerapan tata kelola paling sedikit harus diwujudkan dalam bentuk:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
4. Penanganan benturan kepentingan;
Peraturan OJK nomor
5. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern; 4/POJK.03/2015 tentang
6. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; Penerapan Tata Kelola
7. Batas maksimum pemberian kredit; bagi Bank Perkreditan
8. Rencana bisnis; Rakyat.
Berlaku sejak 1 April 2015.
9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
3
SESI 01
MENGIDENTIFIKASI PILAR-PILAR TATA KELOLA

KEPATUHAN PENERAPAN TATA KELOLA PENINGKATAN KUALITAS PENERAPAN


TATA KELOLA
Penerapan tata kelola BPR wajib dilaksanakan dalam
setiap kegiatan usahanya dan pada setiap tingkatan Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
atau jenjang organisasinya. penerapan tata kelola, BPR secara berkala wajib
Dalam menerapkan prinsip keterbukaan, BPR melakukan penilaian sendiri (self assessment)
diwajibkan menyampaikan laporan penerapan tata secara komprehensif terhadap kecukupan penerapan
kelola kepada: tata kelola.
1. Otoritas Jasa Keuangan Penilaian tersebut meliputi:
2. Asosiasi BPR di Indonesia 1. Struktur dan infrastruktur tata kelola
3. Kantor media atau majalah ekonomi dan 2. Proses penerapan tata kelola
keuangan 3. Hasil penerapan tata kelola

IDENTIFIKASI KESENJANGAN
Identifikasi kesenjangan dilakukan pada hasil penilaian objektif terhadap indikator-indikator pada 11
faktor berikut:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. 6. Penerapan fungsi audit intern.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan 7. Penerapan fungsi audit ekstern.
Komisaris. 8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi pengendalian intern.
Komite. 9. Batas maksimum pemberian kredit.
4. Penanganan benturan kepentingan. 10.Rencana bisnis BPR.
5. Penerapan fungsi kepatuhan BPR. 11.Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, serta pelaporan internal.
4
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG


sesi JAWAB DIREKSI

02-03 1.
2.
Memenuhi penerapan tata kelola.
Menyesuaikan pengelolaan dengan kewenangan dan
tanggung jawab yang diatur dalam anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan.
3. Menerapkan tata kelola pada setiap kegiatan usaha di
seluruh tingkatan atakebutuhan organisasi dan sumber
daya manusia untuk melaksanakan u jenjang organisasi.
4. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Direksi terkait
dengan tata kelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Direksi terkait
dengan tata kelola kepada Pemegang Saham dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
6. Menyampaikan setiap kebijakan yang bersifat strategis di
bidang kepegawaian kepada pegawai secara transparan.
5
SESI 02-03
MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

PEMENUHAN JUMLAH DIREKSI


BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50 miliar: BPR dengan modal inti Rp 50 miliar atau lebih:
❑ Minimal 2 Direksi ❑ Minimal 3 Direksi
❑ Salah satunya menjalankan fungsi kepatuhan ❑ Salah satunya adalah Direktur Kepatuhan

TUGAS & TANGGUNG JAWAB DIREKSI


1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.
2. Mengelola BPR sesuai dg kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BPR
dan peraturan perundang-undangan.
3. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa
Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.
4. Menerapkan tata kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
5. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya:
a. pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional,
dan kegiatan penunjang operasional; dan
b. penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap
unit kerja lain.
6. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
7. Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.
8. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
6
SESI 02-03
MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

LARANGAN BAGI DIREKSI


1. Menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi,
keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR.
2. Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi
dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya
yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS
KEBIJAKAN STRATEGIS KEPEGAWAIAN
dengan memperhatikan kewajaran dan/atau
kesesuaian dengan peraturan perundang- Kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang
undangan. kepegawaian wajib diungkapkan kepada pegawai,
3. Anggota Direksi dilarang merangkap jabatan pada antara lain mengenai:
Bank dan/atau perusahaan lain, kecuali sebagai: 1. Sistem rekrutmen
a. pengurus asosiasi industri BPR; dan/atau 2. Sistem promosi dan demosi
b. pengurus lembaga pendidikan dalam rangka 3. Sistem remunerasi
peningkatan kompetensi sumber daya manusia 4. Program pengembangan pegawai
BPR dan sepanjang tidak mengganggu 5. Mekanisme pemberhentian pegawai
pelaksanaan tugas sebagai anggota Direksi BPR.
PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA
Direksi wajib memiliki dan melaksanakan pedoman
dan tata tertib kerja anggota Direksi, yang paling
sedikit terdiri dari:
1. Etika kerja
2. Waktu kerja
3. Peraturan rapat
7
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG


JAWAB DEWAN KOMISARIS
sesi 04 1. Memastikan tata kelola telah diterapkan pada
setiap kegiatan usaha di seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi.
2. Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
oleh Direksi.
3. Memastikan temuan audit dan rekomendasi dari
audit intern, audit ekstern, Dewan Komisaris
dan/atau pihak otoritas telah ditindaklanjuti.
4. Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

8
SESI 04
MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

JUMLAH ANGGOTA DEWAN KOMISARIS


BPR dengan modal inti paling kurang Rp 50 miliar: BPR dengan modal inti kurang Rp50 Miliar:
1. Minimal 3 anggota Dewan Komisaris 1. Minimal 2 anggota Dewan Komisaris
2. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling banyak 2. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling banyak
sama dengan jumlah Direksi. sama dengan jumlah Direksi
▪ Minimal satu Komisaris Independen, bagi BPR yang memiliki modal inti ≥ Rp 50 miliar sd ˂ Rp 80 miliar
▪ Komisaris Independen paling sedikit 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris, bagi BPR yang memiliki modal inti ≥ Rp 80
miliar
❑ Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan
TUGAS & TANGGUNG JAWAB
Komisaris:
Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas dan o Wajib mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan strategis BPR.
tanggungjawabnya secara independen.
o Dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan, kecuali:
❑ Memastikan terselenggaranya penerapan tata ▪ Penyediaan dana kepada pihak terkait.
kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh ▪ Melakukan reviu atas suatu transaksi dalam rangka
tingkatan atau jenjang organisasi. pelaksanaan pengawasan.
❑ Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti ▪ Hal-hal lain yg ditetapkan dalam peraturan perundang-
temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja undangan.
atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap ❑ Dewan Komisaris wajib memberitahukan
pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, o pelanggaran peraturan perundang-undangan di
hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas bidang keuangan dan perbankan; dan/atau
Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya. o keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
❑ Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan membahayakan kelangsungan usaha BPR;
tugas dan tanggung jawab Direksi serta Kepada OJK selambat-lambatnya 10 hari sejak
memberikan nasihat kepada Direksi. ditemukannya pelanggaran/keadaan tersebut di atas.

9
SESI 04
MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

❑ Dewan Komisaris wajib memiliki dan


melaksanakan Pedoman & Tata Tertib kerja
PEDOMAN DAN TATA Dewan Komisaris, yang paling sedikit terdiri dari:
TERTIB KERJA o Etika kerja
o Waktu kerja
o Peraturan rapat
❑ Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara optimal.

❑ Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan


paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan,
mengenai: PERATURAN RAPAT
a. Rencana bisnis BPR;
b. Isu-isu strategis BPR;
c. Evaluasi/penetapan kebijakan strategis;
d. Evaluasi realisasi rencana bisnis BPR.
❑ Rapat penetapan rencana bisnis BPR wajib
diadakan minimal 1 kali setahun dan dihadiri
langsung oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

10
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN


PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
sesi 05 KOMITE
1. Menetapkan persyaratan independensi dan
kompetensi anggota Komite sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Menetapkan tugas dan tanggung jawab Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi
dan Nominasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Menyelenggarakan rapat komite sesuai dengan
pedoman dan tata tertib yang telah ditetapkan.

11
SESI 05
MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE
KETENTUAN PEMBENTUKAN KOMITE
❑ Dewan Komisaris wajib membentuk:
o Komite Pemantau Risiko Pengangkatan anggota Komite
o Komite Audit dilakukan oleh Direksi berdasarkan
Modal Inti
❑ Dewan Komisaris dapat membentuk: keputusan rapat Dewan Komisaris.
≥ 80 M
o Komite Remunerasi dan Nominasi

KETENTUAN RAPAT KOMITE


1. Rapat Komite diselenggarakan sesuai dengan pedoman dan tata tertib yang telah ditetapkan.
2. Rapat Komite Audit atau Komite Pemantau Risiko dilaksanakan apabila dihadiri oleh mayoritas anggota
Komite termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Independen.
3. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi harus dihadiri oleh mayoritas anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi, termasuk seorang Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif.
4. Pengambilan keputusan rapat Komite dilakukan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
5. Dalam hal mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan rapat dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
6. Hasil rapat Komite wajib dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan secara baik.
7. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam rapat Komite wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat
beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.

12
SESI 05
MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE

KOMITE PEMANTAU RISIKO


1. Anggota Komite Pemantau Risiko, paling Tugas & Tanggung Jawab
sedikit:
a. Seorang Komisaris Independen; ❑ Memberikan rekomendasi kepada Dewan
b. Seorang Pihak Independen yang Komisaris.
memiliki kompetensi dan/atau ❑ Dalam rangka memberikan rekomendasi
pengalaman di bidang keuangan; dan tersebut, maka Komite Pemantau Risiko
c. Seorang Pihak Independen yang paling sedikit melakukan:
memiliki kompetensi dan/atau
1. Evaluasi tentang kesesuaian antara
pengalaman di bidang manajemen risiko
kebijakan manajemen risiko dengan
2. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh
pelaksanaan kebijakan tersebut;
seorang Komisaris Independen.
3. Mayoritas anggota Komite Pemantau Risiko 2. Pemantauan dan evaluasi
terdiri dari Komisaris Independen dan pelaksanaan tugas Komite
Pihak Independen. Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
4. Anggota Komite Pemantau Risiko harus Manajemen Risiko.
berintegritas baik.
5. Direksi dilarang menjadi anggota Komite
Pemantau Risiko.

13
SESI 05
MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE

KOMITE AUDIT
1. Anggota Komite Audit, paling sedikit: Tugas & Tanggung Jawab
a. Seorang Komisaris Independen
1. Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan
b. Seorang Pihak Independen yang memiliki
Publik dan Kantor Akuntan Publik kpd Dewan
kompetensi dan/atau pengalaman di bidang
Komisaris utk disampaikan kpd RUPS.
keuangan atau akuntansi;
2. Menilai kecukupan pengendalian intern termasuk
c. Seorang Pihak Independen yang memiliki
kecukupan proses pelaporan keuangan.
kompetensi dan/atau pengalaman di bidang
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas
hukum atau perbankan.
perencanaan & pelaksanaan audit serta
2. Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit.
Independen.
4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
3. Mayoritas anggota Komite Audit terdiri dari
Komisaris.
Komisaris Independen & Pihak Independen.
4. Anggota Komite Audit hrs berintegritas baik.
5. Direksi dilarang menjadi anggota Komite Audit.

Dalam rangka melaksanakan tugas untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan


Komisaris, Komite Audit paling sedikit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
1. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;
2. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit;
3. Kesesuaian laporan keuangan dg standar akuntansi yg berlaku;
4. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI atau PEAI,
akuntan publik, dan hasil pengawasan Dewan Komisaris, OJK, dan/atau otoritas
14 lain.
SESI 05
MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI


1. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
Tugas & Tanggung Jawab
paling sedikit:
a. Seorang Komisaris Independen ❑ Melakukan evaluasi dan rekomendasi terkait
kebijakan remunerasi; dan
b. Seorang Komisaris ❑ Melakukan penyusunan dan pemberian
c. Seorang Pejabat Eksekutif rekomendasi terkait kebijakan nominasi.
❑ Dalam rangka melakukan evaluasi dan
2. Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai memberikan rekomendasi kepada Dewan
oleh seorang Komisaris Independen Komisaris, Komite Remunerasi dan Nominasi
paling sedikit melakukan pemantauan dan
3. Direksi dilarang menjadi anggota Komite
evaluasi terhadap:
Remunerasi dan Nominasi
1. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
2. Prestasi kerja individual;
Seorang Ketua Komite
hanya dapat merangkap 3. Kewajaran dengan peer group; dan
sebagai ketua pada satu 4. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka
komite lainnya.
panjang BPR.

15
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MELAKUKAN PENANGANAN BENTURAN


KEPENTINGAN
sesi 06 1. Mengidentifikasi potensi terjadinya benturan
kepentingan.
2. Menyusun mekanisme dan prosedur penyelesaian
benturan kepentingan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Menetapkan mekanisme dan prosedur
penyelesaian benturan kepentingan.
4. Mengidentifikasi penyebab terjadinya benturan
kepentingan.
5. Menyelesaikan benturan kepentingan yang terjadi
mengacu pada mekanisme dan prosedur yang
telah ditetapkan.
16
SESI 06
MELAKUKAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis BPR dengan kepentingan ekonomis
pribadi pemilik, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait dengan BPR.
Identifikasi Benturan Kepentingan KEBIJAKAN, SISTEM & PROSEDUR
1. Pihak-pihak mana saja yang berpotensi Untuk menghindari pengambilan keputusan yang
menyebabkan benturan kepentingan? berpotensi merugikan BPR atau mengurangi
2. Hal apa saja yang dapat dikategorikan benturan keuntungan BPR, BPR harus memiliki dan
kepentingan yang dapat merugikan atau menerapkan kebijakan intern, sistem, dan
mengurangi keuntungan BPR? prosedur penyelesaian mengenai benturan
kepentingan meliputi:
a. penanganan benturan kepentingan yang
Pengungkapan Benturan Kepentingan mengikat setiap anggota Direksi, Dewan
Pengungkapan benturan kepentingan pada setiap Komisaris, dan pegawai BPR, antara lain tata
keputusan paling sedikit mencakup: cara pengambilan keputusan; dan
1. nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan b. administrasi pencatatan, dokumentasi, dan
kepentingan, pengungkapan benturan kepentingan dimaksud
2. nama dan jabatan pengambil keputusan dalam risalah rapat.
transaksi yang mengandung benturan PENYELESAIAN BENTURAN KEPENTINGAN
kepentingan,
3. jenis transaksi, Meliputi:
4. nilai transaksi, dan ❑ Identifikasi benturan kepentingan
5. keterangan. ❑ Perumusan dan penetapan tindakan penyelesaian
❑ Tindak lanjut penyelesaian
17 ❑ Monitoring hasil tindak lanjut penyelesaian
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MENERAPKAN FUNGSI KEPATUHAN,


sesi AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

07-08 1. Menetapkan
kepatuhan.
Direksi yang membawahkan fungsi

2. Membentuk satuan kerja atau fungsi yang menangani


kepatuhan dan audit intern.
3. Menetapkan pedoman kerja, sistem, dan prosedur bagi
satuan kerja yang menangani fungsi kepatuhan.
4. Menetapkan pedoman kerja, sistem, dan prosedur bagi
satuan kerja yang menangani fungsi audit intern.
5. Menetapkan mekanisme dan prosedur penyampaian
laporan oleh satuan kerja atau fungsi audit intern dan
Kantor Akuntan Publik dalam rangka penerapan fungsi
audit ekstern.

18
SESI 07-08
MENERAPKAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN
DAN AUDIT EKSTERN
FUNGSI KEPATUHAN
Fungsi kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat pencegahan
untuk:
❑ Memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh BPR telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan lainnya, serta
❑ Memastikan kepatuhan BPR terhadap komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas lain seperti Bank Indonesia (BI), Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK), dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Menetapkan Direksi Kepatuhan


Dalam rangka memastikan kepatuhan, BPR wajib memiliki anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan.
❑ BPR modal inti kurang dari Rp 50 miliar ❑ BPR modal inti paling sedikit Rp 50 miliar
a. Tidak menangani penyaluran dana. a. Tidak merangkap sbg Direktur Utama.
b. Memahami peraturan OJK dan b. Tidak membawahkan bidang
peraturan perundang-undangan lain operasional penghimpunan dan
yang berkaitan dengan perbankan. penyaluran dana.
c. Memahami peraturan OJK dan
peraturan perundang-undangan lain
yang berkaitan dengan perbankan.
19 d. Mampu bekerja secara independen.
SESI 07-08
MENERAPKAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN
DAN AUDIT EKSTERN
FUNGSI KEPATUHAN

Jika Direktur Kepatuhan Berhalangan:


1. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan berhalangan sementara
sehingga tidak dapat menjalankan tugas jabatannya selama lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja
berturut-turut, pelaksanaan tugas yang bersangkutan wajib digantikan sementara oleh anggota
Direksi lain sampai dengan anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dapat
menjalankan tugas jabatannya kembali.
2. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan berhalangan tetap,
mengundurkan diri, atau habis masa jabatannya, BPR wajib mengangkat pengganti anggota
Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.
3. Selama proses penggantian anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan, BPR wajib
menunjuk anggota Direksi lain untuk sementara melaksanakan tugas sebagai anggota Direksi
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
4. Anggota Direksi yang melaksanakan tugas sementara untuk membawahkan fungsi kepatuhan,
baik karena berhalangan sementara maupun berhalangan tetap harus memenuhi persyaratan
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
5. Dalam hal tidak terdapat anggota Direksi lain sebagaimana dimaksud pada angka 4, anggota
Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dapat dirangkap sementara oleh anggota Direksi
lainnya.
6. BPR wajib melaporkan penggantian sementara jabatan Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
20
SESI 07-08
MENERAPKAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN
DAN AUDIT EKSTERN
FUNGSI KEPATUHAN

Satuan Kerja / PE Kepatuhan


Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Satuan kerja kepatuhan dan Pejabat Eksekutif
anggota Direksi yang membawahkan fungsi bertanggung jawab langsung kepada anggota
kepatuhan, BPR wajib: Direksi yang membawahkan fungsi
❑ Membentuk Satuan Kerja Kepatuhan kepatuhan. Satuan kerja kepatuhan atau
(bagi BPR yang memiliki modal inti paling Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
sedikit Rp 50 miliar) kepatuhan wajib:
❑ Menunjuk Pejabat Eksekutif Fungsi menyusun dan/atau mengkinikan
Kepatuhan (bagi BPR yang memiliki modal pedoman kerja, sistem, dan prosedur
inti kurang dari Rp 50 miliar) kepatuhan.

Dalam rangka pelaksanaan tugas Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan, BPR
wajib menyampaikan laporan kepada OJK, yaitu:
❑ Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
❑ Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut pendapat
anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan telah menyimpang dari peraturan OJK
dan/atau peraturan perundang-undangan lain.
❑ Laporan penggantian sementara jabatan direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

21
SESI 07-08
MENERAPKAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN
DAN AUDIT EKSTERN
FUNGSI AUDIT INTERN

BPR wajib menerapkan fungsi audit intern Tugas & Tanggung Jawab SKAI/PEAI
secara efektif. 1. Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan
Struktur Organisasi: Komisaris dalam melakukan pengawasan
Modal inti ≥ 50M ➢ Satuan Kerja Audit Intern operasional BPR yang mencakup perencanaan,
Modal inti < 50M ➢ PE Audit Intern pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
2. Membuat analisis dan penilaian di bidang
Kepala SKAI atau PE Audit Intern diangkat dan keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan
diberhentikan oleh Direktur Utama dengan lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan
mempertimbangkan pendapat Dewan langsung dan analisis dokumen.
Komisaris. 3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk
memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
SKAI atau PE Audit Intern yang bertanggung penggunaan sumber daya dan dana.
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern 4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
Utama. semua tingkatan manajemen.

Wewenang, tugas, dan tanggung jawab SKAI atau PE Audit Intern harus dirumuskan dalam suatu dokumen
tertulis yang harus disetujui oleh Dewan Komisaris dan paling sedikit mencantumkan:
1) kedudukan SKAI atau PE Audit Intern;
2) kewenangan untuk melakukan akses terhadap catatan, karyawan, sumber daya, dan dana, serta aset
BPR lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit;
3) ruang lingkup kegiatan audit intern; dan
4) pernyataan bahwa Auditor Intern tidak boleh mempunyai wewenang atau tanggung jawab untuk
22 melaksanakan kegiatan operasional dari Auditee.
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MELAKSANAKAN TRANSPARANSI
KONDISI KEUANGAN DAN NON
sesi 09 KEUANGAN
1. Menyusun laporan pelaksanaan transparansi
kondisi keuangan dan non keuangan dengan
cakupan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Menyusun pelaporan intern dengan lengkap,
akurat,dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Menyampaikan kondisi keuangan dan non
keuangan kepada pihak-pihak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

23
SESI 09
MELAKSANAKAN TRANSPARANSI KONDISI
KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

BPR wajib melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sebagaimana diatur
dalam ketentuan yang mengatur mengenai transparansi kondisi keuangan BPR.
❑ BPR wajib menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana
diatur dalam ketentuan yang mengatur mengenai transparansi kondisi keuangan BPR.
❑ BPR wajib melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan/atau layanan dan
penggunaan data nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara
sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai:
1. Perlindungan konsumen sektor jasa keuangan dan
2. Transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.

Laporan keuangan yang wajib disampaikan kepada Otoritas


Jasa Keuangan untuk pemenuhan aspek transparansi:
1. Laporan Keuangan Publikasi, yang mencakup:
▪ Laporan keuangan
▪ Kualitas aset produktif dan rasio keuangan
▪ Susunan pengurus dan Komposisi pemegang saham
2. Laporan Tahunan, yang mencakup:
▪ Informasi umum
▪ Laporan keuangan
▪ Opini akuntan publik atas laporan keuangan tahunan (apabila
ada)
▪ Seluruh aspek transparansi dan informasi
24
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

MENYUSUN LAPORAN DAN


sesi MELAKUKAN PENILAIAN SENDIRI
TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
10-12 1. Menyusun laporan penerapan tata kelola sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

1. Melakukan penilaian sendiri (self assesment) atas


penerapan tata kelola sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

25
SESI 10-12
MENYUSUN LAPORAN DAN MELAKUKAN PENILAIAN
SENDIRI TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

Laporan penerapan tata kelola wajib disusun setiap akhir tahun yang paling sedikit harus memuat:
1. Transparansi penerapan tata kelola BPR
2. Hasil penilaian sendiri (self assessment) penerapan tata kelola dan kesimpulan umum hasil
penilaian penerapan tata kelola

TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA


1. Pengungkapan penerapan tata kelola 6. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas
2. Kepemilikan saham Direksi lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris
3. Hubungan keuangan dan/atau hubungan yang ditetapkan berdasarkan RUPS
keluarga anggota Direksi dengan anggota 7. Rasio gaji
Direksi lain, Dewan Komisaris dan/atau 8. Frekuensi rapat Dewan Komisaris
Pemegang Saham BPR 9. Jumlah penyimpangan intern (internal
4. Kepemilikan saham anggota Dewan fraud)
Komisaris 10. Permasalahan hukum yang dihadapi BPR
5. Hubungan keuangan dan/atau hubungan 11. Transaksi yang mengandung benturan
keluarga anggota Dewan Komisaris kepentingan
dengan anggota Dewan Komisaris lain, 12. Pemberian dana untuk kegiatan sosial
Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR ataupun politik

26
SESI 10-12
MENYUSUN LAPORAN DAN MELAKUKAN PENILAIAN
SENDIRI TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
SELF ASSESSMENT

BPR wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola paling sedikit 1
(satu) kali dalam setahun. Hasil penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penerapan Tata Kelola.

FAKTOR PENILAIAN
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi Komite.
4. Penanganan benturan kepentingan.
5. Penerapan fungsi kepatuhan.
6. Penerapan fungsi audit intern.
7. Penerapan fungsi audit ekstern.
8. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern.
9. Batas maksimum pemberian kredit.
10. Rencana bisnis BPR.
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

27
SESI 10-12
MENYUSUN LAPORAN DAN MELAKUKAN PENILAIAN
SENDIRI TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
SELF ASSESSMENT

PERINGKAT KOMPOSIT
Hasil akhir penilaian sendiri (self assessment)
penerapan Tata Kelola bagi BPR berupa
Peringkat Komposit dengan rentang penilaian
sebagai berikut.

KESIMPULAN PENILAIAN TATA KELOLA


Berdasarkan kertas kerja penilaian penerapan
tata kelola, BPR membuat kesimpulan umum
hasil penilaian penerapan tata kelola yang
menggambarkan pemenuhan kecukupan
seluruh faktor penilaian penerapan tata kelola,
paling sedikit meliputi:
a. Nilai komposit dan peringkat komposit.
b. Kelemahan dan penyebabnya, rencana
tindak (action plan) yang merupakan
tindakan korektif (corrective action) serta
target waktu pelaksanaannya.
c. Kekuatan penerapan tata kelola.
28
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01

SELESAI

Terima kasih
Salam kompeten
29

Anda mungkin juga menyukai