TOPIK MODUL
Sesi 01 : Mengidentifikasi Pilar-pilar Tata Kelola
Sesi 02-03 : Menerapkan tugas dan tanggungjawab Direksi
Sesi 04 : Menerapkan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris
Sesi 05 : Menerapkan kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan
fungsi komite
Sesi 06 : Melakukan penanganan benturan kepentingan
Sesi 07-08 : Menerapkan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit
ekstern
Sesi 09 : Melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan
Sesi 10-12 : Menyusun laporan dan melakukan penilaian sendiri (self
assesment) terhadap penerapan Tata Kelola
Modul
Modul ini
ini hanya
hanya boleh
boleh digunakan
digunakan untuk
untuk
pelatihan dalam kerangka sertifikasi
pelatihan dalam kerangka sertifikasi
profesi
profesi BPR
BPR yang
yang diselenggarakan
diselenggarakan oleh
oleh
Perbarindo – LSP LKM Certif.
Perbarindo – LSP LKM Certif.
1
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01
MENGIDENTIFIKASI PILAR-PILAR
sesi 01 TATA KELOLA
2
SESI 01
MENGIDENTIFIKASI PILAR-PILAR TATA KELOLA
BPR wajib menerapkan tata kelola dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi.
IDENTIFIKASI KESENJANGAN
Identifikasi kesenjangan dilakukan pada hasil penilaian objektif terhadap indikator-indikator pada 11
faktor berikut:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. 6. Penerapan fungsi audit intern.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan 7. Penerapan fungsi audit ekstern.
Komisaris. 8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi pengendalian intern.
Komite. 9. Batas maksimum pemberian kredit.
4. Penanganan benturan kepentingan. 10.Rencana bisnis BPR.
5. Penerapan fungsi kepatuhan BPR. 11.Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, serta pelaporan internal.
4
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01
02-03 1.
2.
Memenuhi penerapan tata kelola.
Menyesuaikan pengelolaan dengan kewenangan dan
tanggung jawab yang diatur dalam anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan.
3. Menerapkan tata kelola pada setiap kegiatan usaha di
seluruh tingkatan atakebutuhan organisasi dan sumber
daya manusia untuk melaksanakan u jenjang organisasi.
4. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Direksi terkait
dengan tata kelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Direksi terkait
dengan tata kelola kepada Pemegang Saham dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
6. Menyampaikan setiap kebijakan yang bersifat strategis di
bidang kepegawaian kepada pegawai secara transparan.
5
SESI 02-03
MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
8
SESI 04
MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
9
SESI 04
MENERAPKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
10
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01
11
SESI 05
MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE
KETENTUAN PEMBENTUKAN KOMITE
❑ Dewan Komisaris wajib membentuk:
o Komite Pemantau Risiko Pengangkatan anggota Komite
o Komite Audit dilakukan oleh Direksi berdasarkan
Modal Inti
❑ Dewan Komisaris dapat membentuk: keputusan rapat Dewan Komisaris.
≥ 80 M
o Komite Remunerasi dan Nominasi
12
SESI 05
MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE
13
SESI 05
MENERAPKAN KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE
KOMITE AUDIT
1. Anggota Komite Audit, paling sedikit: Tugas & Tanggung Jawab
a. Seorang Komisaris Independen
1. Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan
b. Seorang Pihak Independen yang memiliki
Publik dan Kantor Akuntan Publik kpd Dewan
kompetensi dan/atau pengalaman di bidang
Komisaris utk disampaikan kpd RUPS.
keuangan atau akuntansi;
2. Menilai kecukupan pengendalian intern termasuk
c. Seorang Pihak Independen yang memiliki
kecukupan proses pelaporan keuangan.
kompetensi dan/atau pengalaman di bidang
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas
hukum atau perbankan.
perencanaan & pelaksanaan audit serta
2. Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit.
Independen.
4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
3. Mayoritas anggota Komite Audit terdiri dari
Komisaris.
Komisaris Independen & Pihak Independen.
4. Anggota Komite Audit hrs berintegritas baik.
5. Direksi dilarang menjadi anggota Komite Audit.
15
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01
BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis BPR dengan kepentingan ekonomis
pribadi pemilik, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait dengan BPR.
Identifikasi Benturan Kepentingan KEBIJAKAN, SISTEM & PROSEDUR
1. Pihak-pihak mana saja yang berpotensi Untuk menghindari pengambilan keputusan yang
menyebabkan benturan kepentingan? berpotensi merugikan BPR atau mengurangi
2. Hal apa saja yang dapat dikategorikan benturan keuntungan BPR, BPR harus memiliki dan
kepentingan yang dapat merugikan atau menerapkan kebijakan intern, sistem, dan
mengurangi keuntungan BPR? prosedur penyelesaian mengenai benturan
kepentingan meliputi:
a. penanganan benturan kepentingan yang
Pengungkapan Benturan Kepentingan mengikat setiap anggota Direksi, Dewan
Pengungkapan benturan kepentingan pada setiap Komisaris, dan pegawai BPR, antara lain tata
keputusan paling sedikit mencakup: cara pengambilan keputusan; dan
1. nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan b. administrasi pencatatan, dokumentasi, dan
kepentingan, pengungkapan benturan kepentingan dimaksud
2. nama dan jabatan pengambil keputusan dalam risalah rapat.
transaksi yang mengandung benturan PENYELESAIAN BENTURAN KEPENTINGAN
kepentingan,
3. jenis transaksi, Meliputi:
4. nilai transaksi, dan ❑ Identifikasi benturan kepentingan
5. keterangan. ❑ Perumusan dan penetapan tindakan penyelesaian
❑ Tindak lanjut penyelesaian
17 ❑ Monitoring hasil tindak lanjut penyelesaian
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01
07-08 1. Menetapkan
kepatuhan.
Direksi yang membawahkan fungsi
18
SESI 07-08
MENERAPKAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN
DAN AUDIT EKSTERN
FUNGSI KEPATUHAN
Fungsi kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat pencegahan
untuk:
❑ Memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh BPR telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan lainnya, serta
❑ Memastikan kepatuhan BPR terhadap komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas lain seperti Bank Indonesia (BI), Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK), dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Dalam rangka pelaksanaan tugas Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan, BPR
wajib menyampaikan laporan kepada OJK, yaitu:
❑ Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
❑ Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut pendapat
anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan telah menyimpang dari peraturan OJK
dan/atau peraturan perundang-undangan lain.
❑ Laporan penggantian sementara jabatan direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
21
SESI 07-08
MENERAPKAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN
DAN AUDIT EKSTERN
FUNGSI AUDIT INTERN
BPR wajib menerapkan fungsi audit intern Tugas & Tanggung Jawab SKAI/PEAI
secara efektif. 1. Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan
Struktur Organisasi: Komisaris dalam melakukan pengawasan
Modal inti ≥ 50M ➢ Satuan Kerja Audit Intern operasional BPR yang mencakup perencanaan,
Modal inti < 50M ➢ PE Audit Intern pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
2. Membuat analisis dan penilaian di bidang
Kepala SKAI atau PE Audit Intern diangkat dan keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan
diberhentikan oleh Direktur Utama dengan lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan
mempertimbangkan pendapat Dewan langsung dan analisis dokumen.
Komisaris. 3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk
memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
SKAI atau PE Audit Intern yang bertanggung penggunaan sumber daya dan dana.
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern 4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
Utama. semua tingkatan manajemen.
Wewenang, tugas, dan tanggung jawab SKAI atau PE Audit Intern harus dirumuskan dalam suatu dokumen
tertulis yang harus disetujui oleh Dewan Komisaris dan paling sedikit mencantumkan:
1) kedudukan SKAI atau PE Audit Intern;
2) kewenangan untuk melakukan akses terhadap catatan, karyawan, sumber daya, dan dana, serta aset
BPR lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit;
3) ruang lingkup kegiatan audit intern; dan
4) pernyataan bahwa Auditor Intern tidak boleh mempunyai wewenang atau tanggung jawab untuk
22 melaksanakan kegiatan operasional dari Auditee.
MODUL 19
MENERAPKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
K.64BPR00.019.01
MELAKSANAKAN TRANSPARANSI
KONDISI KEUANGAN DAN NON
sesi 09 KEUANGAN
1. Menyusun laporan pelaksanaan transparansi
kondisi keuangan dan non keuangan dengan
cakupan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Menyusun pelaporan intern dengan lengkap,
akurat,dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Menyampaikan kondisi keuangan dan non
keuangan kepada pihak-pihak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
23
SESI 09
MELAKSANAKAN TRANSPARANSI KONDISI
KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
BPR wajib melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sebagaimana diatur
dalam ketentuan yang mengatur mengenai transparansi kondisi keuangan BPR.
❑ BPR wajib menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana
diatur dalam ketentuan yang mengatur mengenai transparansi kondisi keuangan BPR.
❑ BPR wajib melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan/atau layanan dan
penggunaan data nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara
sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai:
1. Perlindungan konsumen sektor jasa keuangan dan
2. Transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
25
SESI 10-12
MENYUSUN LAPORAN DAN MELAKUKAN PENILAIAN
SENDIRI TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
Laporan penerapan tata kelola wajib disusun setiap akhir tahun yang paling sedikit harus memuat:
1. Transparansi penerapan tata kelola BPR
2. Hasil penilaian sendiri (self assessment) penerapan tata kelola dan kesimpulan umum hasil
penilaian penerapan tata kelola
26
SESI 10-12
MENYUSUN LAPORAN DAN MELAKUKAN PENILAIAN
SENDIRI TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
SELF ASSESSMENT
BPR wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola paling sedikit 1
(satu) kali dalam setahun. Hasil penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penerapan Tata Kelola.
FAKTOR PENILAIAN
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi Komite.
4. Penanganan benturan kepentingan.
5. Penerapan fungsi kepatuhan.
6. Penerapan fungsi audit intern.
7. Penerapan fungsi audit ekstern.
8. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern.
9. Batas maksimum pemberian kredit.
10. Rencana bisnis BPR.
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
27
SESI 10-12
MENYUSUN LAPORAN DAN MELAKUKAN PENILAIAN
SENDIRI TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
SELF ASSESSMENT
PERINGKAT KOMPOSIT
Hasil akhir penilaian sendiri (self assessment)
penerapan Tata Kelola bagi BPR berupa
Peringkat Komposit dengan rentang penilaian
sebagai berikut.
SELESAI
Terima kasih
Salam kompeten
29