Anda di halaman 1dari 27

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGELOLAAN USAHA
UNIT SIMPAN PINJAM

KSU “SEHATI “ PUNDU


Badan Hukum No : 112/BH/KDK-154/XIX

DESA PUNDU
KECAMATAN CEMPAGA HULU
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

PlannpLANi
DAFTAR ISI
Daftar Isi..........................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Dasar Hukum.......................................................................................................
B. Struktur Organisasi..............................................................................................
Bab II SOP PEMBERIAN PINJAMAN..........................................................................
2.1. Definisi..............................................................................................................
2.2. Permohonan Pinjaman.......................................................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur..................................................................................
2.3. Pencairan Pinjaman...........................................................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur..................................................................................
2.4. Pembayaran Angsuran.......................................................................................
Pembayaran Angsuran secara Tunai..................................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur..................................................................................
Pembayaran Angsuran secara Pemindahbukuan................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur..................................................................................
2.5. Pelunasan Pinjaman..........................................................................................
Pelunasan Pinjaman Sesuai Tenor.....................................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur..................................................................................
Pelunasan Pinjaman Dipercepat.........................................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur..................................................................................
2.6. Perhitungan Bunga Pinjaman.............................................................................
Bab III SOP PENAGIHAN KEPADA PIHAK PEMINJAM................................................
3.1. Definisi..............................................................................................................
3.2. Penagihan Kepada Pihak Peminjam....................................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur..................................................................................
Bab IV SOP PENYELESAIAN PIUTANG BERMASALAH…............................................
4.1. Definisi..............................................................................................................
4.2. Penyelesaian Piutang Macet...............................................................................
A. Flowchart.......................................................................................................
B. Uraian Tahap Prosedur...........................................................................

Concept by Glory H. Baron


1
KOPERASI “SEHATI “PUNDU
Jalan Tjilik Riwut Km.41 Desa Pundu Kec Cempaga Hulu Kotim
Telepon : 081348557009

BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.


2. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 10/Per/M.KUKM/IX/2015 Tahun 2015
tentang Kelembagaan Koperasi;
3. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah republik
Indonesia.Nomor 02 /per/m.kukm/ ii /2017 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
15/per/m.kukm/ix/2015 tentang usaha simpan pinjam oleh koperasi.
4. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia. Nomor 06/per/m.kukm/ v /2017 tentang penerapan prinsip
mengenali pengguna jasa bagi koperasi yang melakukan kegiatan
usaha simpan pinjam.
5. Peraturan Menteri Koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik
Indonesia Nomor 09 tahun 2018 tentag penyelenggaraan dan
pembinaan perkoperasian.
6. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah republik
indonesia Nomor 11/per/m.kukm/xii/2017 tentag pelaksanaan
kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi.
7. Anggaran Dasar Koperasi Sehati Pundu, termasuk anggaran rumah tangga
dan peraturan khusus .

B. Struktur Organisasi

KETUA KOPERASI

Pengawas USP

MANAGER USP
Bag Pendanaan dan Pemutus
Kredit

Bagian Penagihan dan Bagian


Adm/Sekretaris Keuangan/Bendahara

2
BAB II
SOP PENYALURAN PINJAMAN

2.1 DEFINISI

a. Pinjaman adalah penyediaan dana oleh USP Koperasi Sehati Pundu kepada
anggota yang harus dikembalikan sesuai dengan yang diperjanjikan.
b. Batas Maksimum Pemberian Pinjaman (BMPP) adalah presentase
maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal USP
c. Pencairan Pinjaman adalah setiap transaksi pembayaran dan/atau
pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman dengan menggunakan
kredit yang telah disetujui oleh Manajemen USP.
d. Angsuran adalah pembayaran sejumlah uang secara periodik sebagai
pemenuhan kewajiban pembayaran pinjaman yang besarnya telah
ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung
pada lamanya jangka waktu pinjaman.
e. Pelunasan Pinjaman adalah dipenuhinya seluruh kewajiban utang anggota
terhadap USP KSU Sehati Pundu yang berakibat hapusnya ikatan
perjanjian pinjaman.
f. Kartu Pinjaman adalah kartu yang dibuat oleh USP Koperasi Sehati Pundu
dan dipegang oleh masing-masing nasabah peminjam, yang digunakan
untuk mencatat seluruh transaksi mutasi debit dan kredit rekening
pinjaman nasabah.
g. Buku Mutasi Pinjaman adalah buku yang dipegang oleh USP Sehati Pundu
untuk mencatat seluruh transaksi mutasi debit dan kredit per nasabah
peminjam.

Concept by Glory H. Baron


2.2 Permohonan Pinjaman

A. Flowchart

Pengurus(Sekretaris) USP Manager USP/Yang Berwenang

Concept by Glory H. Baron


B. Uraian Tahapan Prosedur
1. Calon nasabah datang ke kantor USP dan menyerahkan dokumen
permohonan pinjaman kepada Pengurus USP
a. Dokumen calon nasabah perorangan/kelompok adalah :

1) Form permohonan pinjaman yang telah diisi dan ditandatangani;


2) Kartu identitas seperti fotocopy KTP (calon nasabah dan suami/istri
calon nasabah) atau kartu identitas lainnya;
3) Fotocopy Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku serta harus
dicocokkan dengan aslinya;
4) Fotocopy surat nikah (jika sudah menikah dan dianggap perlu);
5) Bukti kepemilikan agunan, seperti KTA, sertifikat tanah, BPKB
kendaraan,dll (jika ada/jika diperlukan);
6) Fotocopy KTP pemilik agunan, jika agunan bukan dimiliki calon
nasabah peminjam dan agunan tersebut barang tidak bergerak (jika
ada dan diperlukan);

b. Dokumen calon nasabah badan usaha adalah :

1) Form permohonan pinjaman yang telah diisi dan ditandatangani;


2) Kartu identitas seperti fotocopy KTP masing-masing pengurus yang
masih berlaku;
3) Fotocopy AD/ART badan usaha;
4) Fotocopy NPWP badan usaha (jika ada/jika diperlukan);
5) Fotocopy SIUP, SITU, TDP atau Surat keterangan usaha dari
Desa/Kelurahan;(jika ada/ diperlukan)
6) Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir (jika ada/jika diperlukan);
7) Fotocopy kepemilikan agunan, seperti sertifikat tanah, BPKB
kendaraan,dll (jika ada dan diperlukan);
8) Fotocopy KTP pemilik agunan, jika agunan bukan dimiliki calon
nasabah peminjam dan agunan tersebut barang tidak bergerak (jika
ada); dan
9) Fotocopy PBB (apabila diperlukan).

2. Dokumen permohonan pinjaman diterima oleh Sekretaris USP


3. Sekretaris USP memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pinjaman.
Pada proses ini, petugas memeriksa kelengkapan dokumen dan
kesesuaiannya terhadap persyaratan untuk menjadi nasabah pinjaman.
Persyaratan calon nasabah perorangan/kelompok/badan usaha adalah
1) WNI cakap hukum khusus untuk nasabah perorangan/kelompok;
2) Usia calon nasabah minimal 17 tahun atau sudah menikah, apabila
calon nasabah masih dalam usia pengampuan, maka yang mengadakan
perjanjian adalah orang tua dari calon nasabah tersebut khusus untuk
nasabah perorangan/kelompok; dan
3) Merupakan Anggota Koperasi/Calon Anggota Koperasi Sehati
4) Domisili calon nasabah peminjam sesuai dengan cakupan wilayah usaha
USP atau memiliki tempat kerja dan usaha dan hubungan kerja dalam
wilayah usaha USP KSU SEHATI
Apabila dokumen-dokumen yang dilampirkan tidak memenuhi kelengkapan
dokumen, maka Sekretaris/Bag Administrasi Kredit meminta calon nasabah
untuk memenuhi kelengkapan dokumen.
Apabila dokumen telah memenuhi dan telah sesuai dengan persyaratan,
maka dokumen permohonan pinjaman diserahkan kepada Manager USP .

Concept by Glory H. Baron


4. Manager USP menerima dokumen permohonan pinjaman.
Manager USP melakukan review kembali terhadap dokumen permohonan
pinjaman dengan memperhatikan:
1) Kondisi umum lapangan usaha yang akan diberikan pinjaman; dan
2) Keberlanjutan usaha nasabah berdasarkan kondisi pasar.
5. Manager USP memberikan persetujuan untuk melakukan kunjungan kepada
calon nasabah.
Apabila berdasarkan hasil review Manager USP ternyata terdapat hal-hal yang
dianggap berisiko dalam pemberian pinjaman dengan memperhatikan 3 (tiga)
poin pada angka 4, maka Manager USP dapat menolak permohonan pinjaman
dan tidak melakukan kunjungan.
Jika dokumen yang permohonan pinjaman telah dianggap sesuai dan hal-hal
tersebut diatas telah terpenuhi, maka Manager USP memberikan persetujuan
untuk melakukan kunjungan.
Setelah diberikan persetujuan, Manager USP memerintahkan petugas atau
melakukan sendiri kunjungan kepada calon nasabah.
6. Petugas/ Manager USP melakukan kunjungan kepada calon nasabah dengan
tujuan untuk memperoleh informasi:
a. Kesesuaian data/dokumen permohonan pinjaman dengan kondisi di
lapangan.
b. Nilai 5C dari calon nasabah yaitu:
1) Character adalah sifat dan watak dari calon nasabah, baik dalam
kehidupan pribadi maupun lingkungan usahanya. Penilaian Character
merupakan penilaian terhadap kejujuran, kepatuhan akan janji, serta
kemauan untuk membayar kembali hutang-hutangnya. Informasi yang
perlu diperoleh adalah:
a) Bagaimana kehidupan beragama calon nasabah?
b) Bagaimana gaya hidup calon nasabah?
c) Apakah calon nasabah memiliki pengalaman dalam berhutang?
d) Apakah calon nasabah memiliki catatan kriminal?
e) Bagaimana tanggapan lingkungan terhadap calon nasabah?
f) Bagaimana etos kerja calon nasabah?
2) Capacity adalah kemampuan yang dimiliki oleh calon nasabah untuk
dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.
Informasi yang perlu diperoleh adalah:
a) Bagaimana pengalaman calon nasabah dalam menjalankan usaha;
b) Bagaimana pengetahuan calon nasabah dalam usaha yang
sedang/akan dijalaninya;
c) Apa yang dilakukan oleh calon nasabah terhadap hasil keuntungan
yang telah diperoleh dari kegiatan usahanya?
d) Apakah calon nasabah memiliki sumber pendapatan lainnya?
3) Capital adalah dana yang dimiliki oleh calon nasabah untuk
menjalankan kelangsungan usahanya. Penilaian terhadap capital adalah
mengetahui keadaan permodalaan, sumber-sumber dana, dan
penggunaannya. Informasi yang perlu diperoleh adalah:
a) Berapa modal yang sudah berhasil terkumpul selama calon nasabah
menjalankan kegiatan usaha?
b) Bagaimana kemampuan calon nasabah dalam mengelola modal yang
sudah diperoleh?
4) Condition adalah keadaan sosial ekonomi dalam keadaan saat ini atau
yang akan datang yang mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya

Concept by Glory H. Baron


usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dimaksud untuk melihat sejauh
mana kondisi ekonomi berpengaruh kepada usaha calon nasabah dan
bagaimana calon nasabah mengatasinya. Informasi yang perlu diperoleh
adalah:
a) Bagaimana kondisi permintaan pasar terhadap berang/jasa yang
ditawarkan oleh calon nasabah?
b) Bagaimana gambaran keberlanjutan usaha calon nasabah?
5) Collateral adalah barang atau agunan kas yang diserahkan calon
nasabah sebagai agunan pinjaman yang akan diterimanya. Tujuannya
untuk mengetahui sejauh mana resiko yang diperoleh oleh Manager USP
apabila nasabah pinjaman yang dilayani tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran angsuran pinjamannya kepada USP KSU Sehati.
Informasi yang perlu diperoleh adalah:
a) Apakah data agunan telah sesuai dengan kondisi di lapangan?
b) Bagaimana status kepemilikan agunan tersebut?
c) Apakah terdapat sengketa kepemilikan agunan yang diberikan oleh
calon nasabah?
Dalam rangka pemberdayaan anggota, Manager USP dapat menetapkan
kebijakan untuk tidak meminta collateral dalam pemberian pinjaman.
c. Perlu dilakukan penggalian informasi dalam hal terdapat adanya
keterkaitan antara calon nasabah peminjam dengan kelompok usaha
sejenis yang telah dibiayai oleh USP, apakah calon nasabah peminjam
masuk dalam kelompok usaha tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah calon nasabah tersebut telah melampaui nilai BMPP
(Batas Maksimum Pemberian Pinjaman).

Apabila calon nasabah mengajukan permohonan pinjaman dengan


menggunakan agunan kas atau sudah dikenal sehari hari, maka tidak perlu
dilakukan kunjungan terhadap calon nasabah tersebut.

7. Sekretaris melakukan analisis kelayakan pemberian pinjaman atas dokumen


yang disampaikan dan laporan hasil kunjungan. Hasil analisisnya diserahkan
kepada Manager USP .
Tahapan yang dilakukan oleh Sekretaris dalam menganalisis permohonan
pinjaman tersebut adalah:

a. Melakukan analisis terhadap permohonan pinjaman calon nasabah


berdasarkan data hasil kunjungan.
Analisis terhadap permohonan pinjaman dilakukan melalui pendekatan 5C
sesuai pada angka 6 huruf b.
Untuk menghitung kemampuan calon nasabah untuk membayar angsuran,
maka dapat dilakukan dengan cara:
Menghitung:

Penerimaan:
- Penerimaan Rp....................

Pengeluaran:
- Upah tenaga kerja Rp.......
- Listrik, Telp, Air Rp.......
- Pajak/Retribusi Rp.......
- Biaya rumah tangga Rp.......
- ....... Rp.......

Concept by Glory H. Baron


- Lain-lain Rp.......
Jumlah Pengeluaran Rp...................... -

Pendapatan (neto) Rp.......................


Pendapatan sampingan (neto) Rp....................... +
Jumlah Rugi/Laba Rp.......................

Kemampuan membayar: max 75% x Laba Rp.......................

b. Menentukan penilaian terhadap agunan calon nasabah (jika ada).


 Pinjaman yang wajib memiliki agunan adalah pinjaman dengan jumlah
tertentu. (disesuaikan dengan kebijakan internal USP)
 Penilaian terhadap barang agunan dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu,
nilai pasar wajar dan nilai likuiditas.
 Nilai pasar wajar adalah nilai atau harga suatu barang agunan yang
berlaku dipasar pada saat penilaian dilakukan.
 Nilai likuiditas adalah nilai/harga perkiraan terhadap agunan apabila
akan dijual secara cepat.

Nilai likuiditas diperoleh dari:


1) Untuk tanah, maksimal sebesar 80% dari nilai pasar wajar.
2) Untuk bangunan, maksimal sebesar 70% dari nilai pasar wajar.
3) Untuk kendaraan bermotor maksimal 70% dari nilai pasar wajar.
4) Untuk mesin-mesin maksimal 70% dari nilai pasar wajar.
5) Untuk barang dagangan dan hasil pertanian maksimal 70% dari nilai
pasar wajar.
6) Untuk alat-alat rumah tangga, adalah maksimal sebesar 50% dari
nilai pasar wajar.
7) Untuk agunan kas (berupa tabungan/deposito), disesuaikan dengan
pertimbangan Manager USP.

Dengan mengetahui nilai likuiditas dari agunan yang diberikan oleh


calon nasabah, maka dapat dijadikan pertimbangan besarnya nilai
pinjaman yang akan diberikan kepada calon nasabah tersebut.
c. Memastikan bahwa USP tidak melanggar ketentuan BMPP sesuai dengan
ketentuan, yaitu:

1) Penyediaan dana kepada 1 (satu) nasabah peminjam ditetapkan paling


tinggi 5% (lima persen) dari modal USP.
2) Penyediaan dana kepada 1 (satu) nasabah kelompok pinjaman
ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh persen) dari modal USP.

Petugas perlu memastikan apakah calon nasabah:


1) Tergabung dalam suatu kelompok usaha yang telah dibiayai oleh USP ;
dan/atau
2) Apakah nasabah tersebut memiliki keterkaitan dengan nasabah lain
dalam bentuk suatu kelompok usaha sejenis.

Apabila diperoleh informasi bahwa calon nasabah memiliki keterkaitan


dengan kelompok usaha sejenis yang telah dibiayai oleh USP, maka perlu
diperhatikan besarnya pinjaman tidak melanggar ketentuan BMPP.
Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa calon nasabah layak untuk
diberikan pinjaman, nilai agunan mencukupi, dan tidak ada pelanggaran
terhadap nilai BMPP, maka petugas memberikan rekomendasi persetujan
terhadap permohonan pinjaman tersebut dan menyerahkan dokumen
permohonan serta hasil analisis kepada Manager USP

Concept by Glory H. Baron


Petugas kemudian memberikan usulan rekomendasi beserta hasil analisis
kepada Manager USP. Usulan rekomendasi memuat antara lain:
 Besar suku bunga yang akan dikenakan kepada nasabah.
 Besar plafon pinjaman yang diperkenankan setelah mempertimbangkan
kemampuan membayar, penilaian agunan, dan BMPP.
 Tenor atau jangka waktu pinjaman.
 Besaran dan periode angsuran.
8. Manager USP menerima dokumen permohonan dan hasil analisis dari
Sekretaris.
9. Manager USP melakukan review terhadap hasil analisis kelayakan pemberian
pinjaman.
 Apabila menurut pertimbangan Manager USP permohonan tersebut dinilai
layak, maka Manager USP memberikan persetujuan terhadap permohonan
pinjaman.
 Apabila menurut pertimbangan Manager USP permohonan tersebut dinilai
tidak atau belum layak, maka Manager USP dapat menolak atau meminta
sekretaris menyesuaikan perhitungan pinjaman (contoh: penyesuaian
tenor atau plafon pinjaman).
 Apabila diperlukan, Manager USP dan/atau petugas dapat melakukan
kunjungan kepada calon nasabah.
10.Manager USP memberikan persetujuan atas permohonan pinjaman.
Kewenangan untuk memberikan persetujuan atas permohonan pinjaman
dibedakan berdasarkan jumlah nominal sesuai ketentuan internal.

Concept by Glory H. Baron


2.3 Pencairan Pinjaman
A. Flowchart

Manager USP

Concept by Glory H. Baron


B. Uraian Tahapan Prosedur
1. Manager USP menyerahkan dokumen permohonan pinjaman kepada
Bendahara untuk dilakukan Pencairan Dana.
2. Bendahara menerima dokumen permohonan pinjaman dari Manager USP
dan melakukan konfirmasi realisasi pinjaman, antara lain:
a. Profil Nasabah harus sesuai dengan yang ada di dokumen permohonan
pinjaman.
b. Jumlah pinjaman sesuai dengan permohonan pinjaman yang
diajukan/disetujui untuk diterima oleh nasabah.
c. Kesediaan nasabah untuk melanjutkan melakukan pencairan
pinjaman.
3. Nasabah memberikan konfirmasi terhadap 3 (tiga) hal pada angka 2 diatas.
4. Sekretaris mempersiapkan Dokumen Pencairan Pinjaman, berupa:
a. Dokumen Administrasi dan Keuangan seperti kuitansi dengan jumlah
pinjaman yang telah disetujui oleh Manager USP, dan tanda
persetujuan untuk mematuhi ketentuan pembayaran angsuran bagi
calon nasabah;
b. Surat Perjanjian Akad Kredit; dan
c. Surat Tanda Terima Penyerahan Agunan (jika ada).
5. Nasabah melakukan penandatanganan akad kredit, dengan detail kegiatan
sebagai berikut:
a. Penandatanganan dokumen administrasi dan keuangan, berupa :
1) Kuitansi dengan jumlah pinjaman yang telah disetujui oleh Manager
USP.
b. Penandatanganan Surat Perjanjian Akad Kredit;
c. Penandatanganan surat tanda terima penyerahan agunan dalam
rangkap 2, (satu untuk nasabah dan sisanya untuk petugas sebagai
arsip); dan
6. Sekretaris menyimpan fisik agunan yang telah diserahkan nasabah kepada
petugas pada saat penandatanganan Surat Perjanjian Akad Kredit.
7. Bendahara melakukan proses pencairan dana dan kemudian dibuatkan
Kartu Pinjaman Nasabah.
Setelah Pencairan Pinjaman, petugas melakukan, memutakhirkan Kartu
Pinjaman, menyerahkan Kartu Pinjaman Nasabah kepada nasabah, dan
melakukan pemutakhiran pada Buku Mutasi Pinjaman. Petugas kemudian
menatausahakan dokumen pinjaman dan pencairan.

Concept by Glory H. Baron


2.4 Pembayaran Angsuran
 Pembayaran angsuran secara tunai
A. Flowchart

Manager USP

B. Uraian Tahapan Prosedur


1. Nasabah menemui Petugas di bagian keuangan dan administrasi atau
pengurus dan menyerahkan uang angsuran dan buku Mutasi pinjaman
2. Petugas melakukan beberapa prosedur sebagai berikut:
a. Menghitung uang angsuran dan mencocokkan dengan besar
angsuran yang seharusnya.
b. Memutakhirkan dan memberikan paraf pada Kartu Pinjaman sesuai
periode angsuran.
c. Memutakhirkan data pada Buku Mutasi Pinjaman.
d. Menyerahkan Buku Mutasi Pinjaman kepada Nasabah.
e. Uang angsuran disimpan oleh Petugas dan diserahkan kepada
Bendahara setiap jam tutup kantor bersamaan dengan penyerahan
Concept by Glory H. Baron
Buku Mutasi Pinjaman.
f. Menatausahakan dokumen pembayaran angsuran.
3. Manager USP melakukan beberapa prosedur sebagai berikut:
a. Menerima dan menghitung total uang angsuran nasabah serta
mencocokkannya dengan Buku Mutasi Pinjaman.
b. Memberi paraf pada Buku Mutasi Pinjaman apabila telah sesuai
dengan jumlah nominal uang yang diterima.
c. Menyimpan uang angsuran ke dalam brankas yang tersimpan di
ruangan.

 Pembayaran angsuran secara pemindahbukuan


A. Flowchart

Manager USP

B. Uraian Tahapan Prosedur


a. Nasabah meminta petugas di bagian keuangan dan administrasi untuk
melakukan pendebitan rekening tabungan untuk pembayaran angsuran
pinjaman.
Concept by Glory H. Baron
Permintaan pendebitan rekening tabungan dapat dilakukan secara
tertulis ataupun lisan. Permintaan pendebitan harus disertai
penyerahan Buku/Kartu Tabungan dan Kartu Pinjaman nasabah
kepada petugas.
b. Petugas melakukan beberapa prosedur sebagai berikut:
a. Melakukan pendebitan rekening tabungan nasabah melalui
pemutakhiran buku/kartu tabungan.
b. Memutakhirkan dan memaraf Kartu Pinjaman sesuai periode
angsuran.
c. Memutakhirkan Buku Mutasi Pinjaman dan Buku Mutasi Tabungan.
d. Menyerahkan kembali Buku/Kartu Tabungan dan Kartu Pinjaman
kepada Nasabah.
e. Menyerahkan Buku Mutasi Pinjaman dan Buku Mutasi Tabungan
kepada Manager USP setiap jam tutup kantor.
f. Menatausahakan dokumen pembayaran angsuran.
c. Manager USP memastikan jumlah angsuran yang didebit pada Buku
Mutasi Tabungan telah sesuai dengan jumlah yang terdapat pada Buku
Mutasi Pinjaman. Apabila sesuai, Manager USP membubuhkan paraf
Buku Mutasi Pinjaman dan Buku Mutasi Simpanan.

Concept by Glory H. Baron


2.5 Pelunasan Pinjaman
 Pelunasan Pinjaman Sesuai Tenor
A. Flowchart

Manager USP

Concept by Glory H. Baron


B. Uraian Tahapan Prosedur
1. Nasabah membayar angsuran sesuai SOP Pembayaran Angsuran.
2. Nasabah menyetorkan uang untuk pembayaran pelunasan pinjaman
terakhir disertai penyerahan kartu pinjaman.
3. Petugas bagian keuangan dan administrasi memeriksa kartu pinjaman
nasabah dan membandingkannya dengan buku mutasi pinjaman guna
memastikan jumlah sisa pinjaman dari nasabah. Petugas memberikan
pernyataan/cap lunas pada kartu pinjaman dan buku mutasi
pinjaman.
4. Petugas meneruskan konsep surat keterangan lunas, surat tanda
terima pengembalian agunan, kartu pinjaman nasabah, dan buku
mutasi pinjaman kepada Manager USP untuk mendapatkan
persetujuan.
5. Manager USP:
a. memeriksa jumlah sisa pinjaman nasabah di kartu pinjaman dan
buku mutasi pinjaman;
b. memastikan jumlah uang pelunasan telah disetor oleh nasabah;
c. menandatangani surat keterangan lunas dan surat tanda terima
pengembalian agunan
d. mengambil agunan untuk diserahkan kepada petugas.
6. Petugas:
a. memberi nomor surat dan dicatatkan dalam buku administrasi
pelunasan pinjaman nasabah dan buku penyerahan agunan.
b. menyerahkan surat keterangan lunas dan mengembalikan agunan
beserta surat kuasa menjual agunan kepada nasabah.
Dalam hal terdapat pengikatan agunan, petugas melakukan proses
pelepasan agunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. menatausahakan dokumen pelunasan pinjaman.

Concept by Glory H. Baron


 Pelunasan Pinjaman Dipercepat
A. Flowchart
B. Uraian Tahapan Prosedur
1. Nasabah menyerahkan kartu pinjaman dan surat pengajuan pelunasan
dipercepat kepada petugas bagian keuangan dan administrasi (surat
ditujukan kepada Manager USP).
2. Petugas:
a. memeriksa kartu pinjaman nasabah dan membandingkannya
dengan buku mutasi pinjaman guna memastikan jumlah sisa
pinjaman nasabah.
b. menghitung jumlah denda atau penalti
c. meneruskan dokumen pelunasan pinjaman dipercepat kepada
Manager USP berupa surat permohonan pelunasan dipercepat,
kartu pinjaman nasabah, dan hasil perhitungan sisa pinjaman serta
penalti yang dikenakan kepada nasabah.
3. Manager USP memeriksa:
a. surat permohonan pelunasan pinjaman dipercepat
b. jumlah sisa pinjaman nasabah di kartu pinjaman dan buku mutasi
pinjaman;
c. besarnya penalti yang dikenakan terhadap pelunasan pinjaman
dipercepat.
Apabila disetujui, Manager USP memberikan paraf tanda persetujuan
pada surat permohonan pelunasan pinjaman dipercepat.
Dalam hal ditolak, Manager USP mengembalikan dokumen dan
meminta petugas untuk menginformasikan kepada nasabah.
4. Petugas mempersiapkan:
a. konsep surat keterangan lunas
b. konsep surat tanda terima pengembalian agunan
dan meminta nasabah untuk melakukan pembayaran sejumlah sisa
pinjaman ditambah denda/penalti
5. Nasabah melakukan pembayaran sisa pinjaman dan denda/penalti.
6. Petugas:
a. melakukan pemutakhiran data dan cap lunas pada kartu pinjaman
dan buku mutasi pinjaman.
b. menyerahkan dokumen pelunasan pinjaman dan pengembalian
agunan kepada Manager USP.
c. menyerahkan uang pelunasan pinjaman kepada Manager USP setiap
jam tutup kantor
7. Manager USP menandatangani surat keterangan lunas dan surat tanda
terima pengembalian agunan serta mengambil agunan pada brankas

Concept by Glory H. Baron


untuk diserahkan kepada petugas.
8. Petugas:
a. Mencatatkan data pelunasan pinjaman dalam buku administrasi
pelunasan nasabah.
b. menyerahkan surat keterangan lunas dan mengembalikan agunan
beserta surat kuasa menjual agunan kepada nasabah.
Dalam hal terdapat pengikatan agunan, petugas melakukan proses
pelepasan agunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
c. menatausahakan dokumen pelunasan pinjaman.

2.6. Perhitungan Bunga Pinjaman


Dalam memberikan bunga pinjaman kepada nasabah, USP dapat menentukan
besarnya bunga pinjaman yang wajar. Perhitungan suku bunga yang sehat
perlu mempertimbangkan beberapa komponen antara lain:

1. Biaya Dana;
2. Biaya Operasional;
3. Cadangan Resiko; dan
4. Tingkat Keuntungan yg diharapkan.

Contoh:

USP memiliki biaya bunga per bulan sebesar Rp250.000,- . Total simpanan
yang dihimpun oleh USP sebesar Rp50.000.000,- . Total biaya USP (diluar
biaya dana) per bulan sebesar Rp200.000,- dan total pinjaman yang disalurkan
oleh USP sebesar Rp40.000.000,- . Dalam memberikan pinjaman USP tersebut
memberikan cadangan resiko sebesar 0,5 % dalam setiap pinjaman dan tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh USP adalah 0,25 % pada setiap pinjaman.
Berapa tingkat suku bunga yang dibebankan kepada nasabah peminjam USP
tersebut ?

a. Biaya Dana (BD):


biayabunga per bulan
BD= x 100 %
total simpanan LKM

250.000
BD= x 100 %
50.000 .000

BD=0,5 %

b. Biaya Operasional (BO):

total biaya (diluar biayadana)


BO= x 100 %
total aset produktif

200.000
BO= x 100 %
40.000 .000

Concept by Glory H. Baron


BO=0,50 %

Sehingga,
– Biaya Dana = 0,50 %
– Biaya Operasional = 0,50 %
– Cadangan Resiko = 0,50 %
– Tingkat Keuntungan yg diharapkan = 0,25 %
______________+
Suku bunga pinjaman/bulan = 1,75 %
Keterangan: besarnya suku bunga pinjaman perlu pula mempertimbangkan
tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.

Concept by Glory H. Baron


BAB III
SOP PENAGIHAN KEPADA PIHAK PEMINJAM

3.1 Definisi
1. Penagihan Pinjaman atau Pembiayaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
USP untuk memperoleh kembali kewajiban pembayaran angsuran pokok
dan bunga Pinjaman atau Pembiayaan yang seharusnya dibayarkan oleh
debitur dengan cara-cara yang telah ditetapkan oleh Koperasi Sehati .
2. Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan
bunga/imbal hasil oleh debitur. Kolektibilitas suatu Pinjaman atau
Pembiayaan dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu lancar, diragukan,
dan macet.

3.2 Penagihan Kepada Pihak Peminjam


A. Flowchart

Concept by Glory H. Baron


Bagian Penagihan ; Admistrasi dan Keuangan Manager USP

B. Uraian Tahapan Prosedur

1. Petugas di bagian penagihan melakukan identifikasi pinjaman dengan


kolektibilitas lancar, diragukan, dan macet, sesuai dengan kriteria
kolektibilitas pada USP
2. Petugas melakukan tindakan yang berbeda untuk setiap kolektibilitas.
a. Untuk pinjaman dengan kolektibilitas lancar, bagian penagihan hanya
membantu mengingatkan peminjam.
b. Untuk pinjaman dengan kolektibilitas diragukan, bagian penagihan
melaksanakan upaya penagihan.
c. Untuk pinjaman dengan kolektibilitas macet, bagian penagihan
melaksanakan prosedur penyelesaian piutang macet.
3. Manager USP memberikan surat tugas kepada bagian penagihan.
4. Petugas melaksanakan penagihan untuk pinjaman dengan kolektibilitas
diragukan melalui surat peringatan dan upaya penagihan.

Concept by Glory H. Baron


5. Petugas memberikan peringatan secara lisan maupun surat peringatan
kepada peminjam dengan kolektibilitas diragukan,
a. Untuk pinjaman dengan tenor sampai dengan satu tahun
1) Untuk pinjaman harian, mingguan
 Surat peringatan I diterbitkan paling lambat satu minggu setelah
kolektibilitas pinjaman ditetapkan sebagai pinjaman diragukan
dan berlaku satu bulan sejak tanggal surat ditandatangani.

 Surat peringatan II diterbitkan paling lambat satu minggu setelah


berakhirnya masa berlaku surat peringatan I dan berlaku satu
bulan sejak tanggal surat ditandatangani, apabila surat
peringatan I tidak diindahkan.

 Surat peringatan III diterbitkan paling lambat satu minggu setelah


berakhirnya masa berlaku surat peringatan II dan berlaku satu
bulan sejak tanggal surat ditandatangani, apabila surat
peringatan II tidak diindahkan.

2) Untuk pinjaman bulanan/lapanan/musiman/tani


 Surat peringatan I diterbitkan paling lambat satu minggu setelah
kolektibilitas pinjaman ditetapkan sebagai pinjaman diragukan
dan berlaku dua bulan sejak tanggal surat ditandatangani.

 Surat peringatan II diterbitkan paling lambat satu minggu setelah


berakhirnya masa berlaku surat peringatan I dan berlaku dua
bulan sejak tanggal surat ditandatangani, apabila surat
peringatan I tidak diindahkan.

 Surat peringatan III diterbitkan paling lambat satu minggu setelah


berakhirnya masa berlaku surat peringatan II dan berlaku dua
bulan sejak tanggal surat ditandatangani, apabila surat
peringatan II tidak diindahkan.
b. Untuk pinjaman dengan jangka waktu lebih dari satu tahun
 Surat peringatan I diterbitkan paling lambat satu minggu setelah
kolektibilitas pinjaman ditetapkan sebagai pinjaman diragukan
dan berlaku dua bulan sejak tanggal surat ditandatangani.

BAB IV
SOP PENYELESAIAN PIUTANG BERMASALAH
4.1 Definisi
1 Penyelesaian Piutang Macet adalah upaya penyelesaian Piutang bermasalah
yang dilakukan oleh USP terhadap peminjam yang memiliki pinjaman dengan
kolektibilitas macet, yang dilakukan baik secara damai maupun melalui
saluran hukum untuk penyelesaian Pinjaman atau Pembiayaannya.
2Restrukturisasi Pinjaman adalah upaya perbaikan yang dilakukan USP dalam
kegiatan perkreditan/pembiayaan terhadap peminjam dengan kolektibilitas
“macet”.
4.2 Penyelesaian Piutang Macet
A. Flowchart

Concept by Glory H. Baron


Bagian Administrasi dan Keuangan Manager USP

B. Uraian Tahapan Prosedur


1. Petugas di Bagian Administrasi dan Keuangan membuat rencana kerja
penyelesaian piutang macet yang berisi nama peminjam dan jumlah
tunggakan.
2. Petugas menyerahkan rencana kerja penyelesaian piutang macet kepada
Manager USP.
3. Manager USP menugaskan bagian penagihan untuk melaksanakan
negosiasi dengan peminjam.
4. Petugas mengirimkan surat pemberitahuan kepada peminjam terkait
pinjaman macet dan melaksanakan negosiasi terkait penyelesaian piutang
macet

Concept by Glory H. Baron


5. Petugas menuangkan berita acara hasil negosiasi dan menyampaikan
kepada Manager USP.
6. Manager USP memberikan keputusan penyelesaian piutang macet.
Penyelesaian piutang macet ditempuh dengan salah satu atau beberapa
alternatif sebagai berikut :
a. Restrukturisasi pinjaman
1) Penurunan suku bunga
2) Perpanjangan jangka waktu pinjaman
3) Pengurangan tunggakan bunga pinjaman
4) Pengurangan tunggakan pokok pinjaman
5) Penambahan fasilitas pinjaman
b. Penjualan agunan
c. Melelang agunan melalui jasa pihak ketiga
d. Penghapusbukuan
7. Dalam hal keputusan penyelesaian piutang macet adalah restrukturisasi,
bagian penagihan menyusun addendum perjanjian kredit sesuai dengan
keputusan Manager USP dan menyampaikan kepada peminjam.
8. Dalam hal restrukturisasi berhasil dan peminjam melakukan pembayaran
angsuran dan/atau pelunasan sesuai dengan addendum perjanjian kredit,
bagian administrasi melaksanakan prosedur pembayaran angsuran
dan/atau pelunasan pinjaman, dan bagian penagihan mengubah
kolektibilitas.
9. Apabila peminjam gagal memenuhi kewajiban sesuai yang tercantum pada
addendum perjanjian kredit, USP dapat melakukan langkah penjualan
agunan, melelang agunan, atau menghapusbukukan pinjaman sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan kebijakan internal USP.
10.Petugas melakukan monitoring dan menatausahakan seluruh dokumen
terkait penyelesaian piutang macet tersebut.

Demikian Standar Prosedur Operasional USP ini untuk dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya

Tanggal 20 Oktober 2021

KOPERASI SERBA USAHA “SEHATI”


Ketua Sekretaris

A.YURNALIS Y.SALA, SE ULFAH PEBIASTUTI, ST

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI


Concept by Glory H. Baron
BADAN PENGAWAS KSU SEHATI
KETUA

DRS. FILMAN DJUDAE

Concept by Glory H. Baron

Anda mungkin juga menyukai