Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT


BY. D USIA 5 BULAN DI UPTD PUSKESMAS AMPAH

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Prasekolah
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh :

Nama : Sri Wahyuni


NIM :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT


BY. D USIA 5 BULAN DI UPTD PUSKESMAS AMPAH

Disusun oleh :
Nama : Sri Wahyuni
NIM :
Kelas : Profesi Bidan Angkatan III

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di: Di UPTD Puskesmas Ampah NIP.

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di: Poltekkes Kemenkes Palangka Raya NIP.
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Sehat By. D Usia 5 Bulan Di UPTD Puskesmas Ampah”.
Dalam menyelesaikan laporan ini saya menyadari bahwa dalam penyajiannya tidak
lepas dari kekurangan baik dalam susunan kata, isi, maupun cara penyusunan. Hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan saya. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat diharapkan dengan tujuan untuk menyempurnakan laporan ini.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
(……..) selaku Pembimbing Institusi serta Ibu (……..) selaku pembimbing klinik yang sudah
membimbing saya dalam penyusunan laporan ini serta kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Semoga laporan ini dapat berguna bagi penyusun, pihak-pihak yang telah
membantu, dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya.

Ampah, Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh kembang merupakan proses yang berbeda tetapi keduanya tidak dapat
berdiri sendiri, terjadi secara simultan, saling berkaitan dan berkesinambungan dari masa
konsepsi hingga dewasa. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000
Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan,
termasuk perawakan pendek.Pada periode seribu hari pertama kehidupan ini, sangat
penting untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara berkala dan
tentu saja pemenuhan kebutuhan dasar anak yaitu nutrisi, kasih sayang, dan
stimulasi.Fase terpenting dalam perkembangan anak adalah ketika masa bayi dan balita
di bawah lima tahun. Periode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa penting
tumbuh kembang anak yang kemudian akan menjadi dasar dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Masa tersebut merupakan masa yang sangat sensitif dan
berlangsung sangat pendek (Amanda, 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal antara lain ras/etnik, keluarga, umur, jenis kelamin dan kelainan
kromosom. Sedang faktor eksternal meliputi faktor prenatal, faktor persalinan dan faktor
pasca persalinan.Salah satu dari faktor pasca persalinan yaitu faktor gizi.Unsur gizi
menjadi pengaruh yang dominan dalam pertumbuhan anak, terutama pada awal
kehidupan sampai umur 12 bulan.Pada anak usia dibawah satu tahun (bayi), pemenuhan
dan perkembangan seorang anak amat bergantung pada perawatan dan pengasuhan orang
tua dan pengasuhnya. Perawatan dan pengasuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang
utama diperlukan anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik dan optimal yang
terdiri dari kebutuhan pangan atau gizi, perawatan kesehatan dasar seperti imunisasi,
pemberian Air Susu Ibu (ASI), pemantauan berat badan secara teratur, tempat tinggal
yang layak, kebersihan, serta kebutuhan akan emosi atau kasih sayang, dan juga
kebutuhan akan mendapatkan rangsangan atau stimulasi mental yang baik. Faktor
terpenting yang harus dipenuhi untuk tumbuh kembang anak supaya optimal adalah
faktor pangan atau gizi.Pertumbuhan adalah perubahan besar dalam hal jumlah dan
ukuran pada tingkat sel, organ maupun individu. Gangguan pertumbuhan yang biasa
terjadi pada balita adalah obesitas atau gemuk dan wasting yang akan mengganggu
pertumbuhan anak saat dewasa kelak (Kemenkes, 2015).
Sebagai seorang bidan terkait dengan asuhan bayi baru lahir, pengetahuan,
keahlian dan kecakapan seorang bidan menjadi bagian yang menentukan dalam
mendukung usaha peningkatan derajat kesehatan bayi baru lahir, balita dan anak pra
sekolah yakni melalui peningkatan kualitas pelayanan (Kemenkes, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dilaksanakannya Asuhan Kebidanan pada bayi sehat pada By. D usia 5 bulan
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan wewenang
bidan.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan fisiologi holistik pada bayi
sehat pada By. D usia 5 bulan Di UPTD Puskesmas Ampah.
b. Untuk melakukan Evidence Based Midwifery asuhan kebidanan fisiologi
holistik pada bayi sehat pada By. D usia 5 bulan Di UPTD Puskesmas Ampah.
c. Untuk memberikan asuhan kebidanan fisiologi holistik pada bayi sehat pada
By.D usia 5 bulan Di UPTD Puskesmas Ampah.

C. Manfaat
1. Bagi Klien
Agar klien bisa menambah wawasan setiap diberikan konseling, edukasi dan
informasi dalam memberikan pelayanan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah agar mendapatkan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan evidence based practice.

3. Bagi Lahan
Dapat meningkatkan peran serta, kinerja dan pelayanan kebidanan, dalam
melaksanakan upaya promotif dan preventif dalam memberikan pelayanan pada
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah agar mendapatkan pelayanan asuhan
kebidanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan evidence
based practice.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Asuhan Kebidanan yang diterapkan pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah.
a) Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir
Adalah periode adaptasi terhadap kehidupan keluar rahim.Periode mi dapat
berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem
tubuh bayi.Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada sistern pernapasan dan
sirkulasi, sistem kemampuan mengatur suhu, dan dalam kernampuan mengambil dan
menggunakan glukosa (Marmi, 2012).
Adaptasi bayi baru lahir dipengaruhi oleh riwayat antepartum ibu dan bayi
baru lahir misalnya terpapar zat toksik. sikap ihu terhadap kehamilannya dan
pengalarnan pengasuhan bayi, riwayat intraparturn ibu dan bayi baru lahir, misalnya
lama persalinan, tipe analgesik atau anestesi intrapartum, kapasitas fisiologis bayi
baru lahir untuk melakukan transisi dan kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin, Kemampuan petugas kesehatan dalam mcngkaji dan merespon masalah
dengan tepat pada saat terjadi (Muslihatun, 2018).
Beberapa adaptasi yang terjadi sebagai berikut (Muslihatun, 2018).:
a. Perubahan system pernapasan
Paru berasal dari benih yang tumbuh di rahim, yang bercabang-cabang dan
beranting menjadi struktur pohon bronkus. Proses mi berlanjut dan kelahiran
hingga sekitar usia 8 tahun ketika jumlah bronkiol dan alveol sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan gerakan pcrnapasan pada trimester
II dan III. Ketidakmatangan paru terutama akan mengurangi peluang
kelangsungan hidup bayi haru lahir sebelum usia 24 rninggu. Keadaan mi karena
keterbatasan permukaan alveoli, ketidakmatangan sistem kapiler paru dan tidak
mencukupinya jumlah surfaktan.
b. Perubahan system sirkulasi
Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua
pertukaran gas dan ekskresi sisa metaholik.Dengan pelepasan placenta pada saat
lahir, sistem sirkulasi hayi harus melakukan penyesuaian mayor guna
mengalihkan darah yang tidak mengandung oksigen menuju paru untuk
direoksigenasi.Hal ini melibatkan beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh
penjepitan tali pusat dan juga oleh penurunan resistensi bantalan vaskular paru.
Selama kehidupan janin hanya sekitar 10% curahjantung dialirkan menuju paru
melalui arteri pulmonalis.Dengan ekspansi paru dan penurunan resistensi vaskular
paru, hampir semua curah jantung dikirim menuju paru.Darah yang berisi oksigen
menuju kejantung dan paru meningkatkan tekanan di dalam atrium kiri.Pada saat
yang hampir bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena darah berhenti
mengalir melewati tali pusat.Akibatnya, terjadi penutupan fungsional foramen
ovale.
c. System thermoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan lingkungan. Saat bayi masuk ruang bersalin
masuk Iingkungan Iebih dingin.suhu dingin menyehabkan air ketuban menguap
lewat kulit. sehingga mendinginkan darah bayi. Pada Iingkungan yang
dingin.terjadi pembentukan suhu tanpa mekanisme rnenggigil merupakan jalan
utarna bayi yang kedinginan untuk mendapalkan panas tubuh. Pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merujuk pada penggunaan lemak coklat untuk
produksi panas.Timbunan lemak coklat terdapat pada seluruh tuhuh, mampu
meningkatkan panas sebesar 100%.Untuk membakar lemak cokiat bayi
membutuhkan glukosa guna mendapaikan energi yang menguhah lemak menjadi
panas.Lemak cokiat tidak dapat diproduksi ulang olch bayi baru lahir. Cadangan
lemak cokiat akan habis dalam waktu singkat karena stress dingin. Semakin lama
usia kehamilan. semakin banyak persediaan lemak coklat pada bayi. Bayi yang
kedinginan akan mengalami hipoglikerni, hipoksia dan asidosis. Pencegahan
kehilangan panas nienjadi prioritas utarna dun hidan wajib meminimalkan
kehilangan panas pada bayi baru lahir.
d. System gastro intestinal
Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulal menghisap dan menelan
Reflek gumoh dan batuk yang matang sudah mulai terbentuk. Dengan baik pada
saat lahir.Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan makanan
terbatas, hubungan esofagus bawah dan lambung belum sempurna sehingga
mudah gumoh terutama bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi cukup bulan. Kapasitas lambung akan
bertambah bersamaan dengan tambah umur. Usus bayi masih belum matang
sehingga tidak mampu melindungi din dan zat berbahaya.kolon bayi baru lahir
kurang efisien dalam mempertahankan air dibanding dewasa sehingga bahaya
diare menjadi serius pada bayi baru lahir.
e. System imunologi
Sistem irunitas bayi baru lahir, rnasih belum matang sehingga rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi.Sistem imunitas yang matang menycbabkan
kekebalan alami dan buatan. Kekebalan alami terdiri dan struktur tubuh yang
mencegah dan meminimalkan infeksi, beberapa contoh kekebalan alami:
1) Perlindungan oleh kulit membran mukosa
2) Fungsi saringan saluran napas
3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4) Perlindungan kirnia oleh asam lambung.
f. Perubahan system ginjal
Ginjal sangat pelting dalam kehidupan janin.kapasitasnya kecil hingga
setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan dan tidak berbau.
Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bekas membrane mukosa dan udara
asam akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat
menimbulkan warna merah jambu pada urine, namun hal ini tidak penting.Tingkat
filtrasi glomerolus rendah dan kemampuan reabsorbsi tubular terbatas.Bayi tidak
mampu mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan.juga tidak
dapat mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi rendah dalam darah. Urine
dibuang dengan cara rnengosongkan kandung kemih secara reflek. Urine pertama
dibuang saat lahir dan dalam 24 jam , dan akan semakin sering dengan banyak
cairan.

b) Konsep Pencegahan Infeksi


Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan herlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme harus diwaspadai
karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan cairan tubuh misalnya virus
HIV.Hepatitis B dan Hepatitis C. Sebelum menangani BBL. pastikan penolong
persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi (Desidel, 2014).
Prinsip rnencegah penyebaran infeksi:
a. Berikan perawatan rutin kepada bayl baru lahir
b. Pertimbangkan setiap orang berpotensi menularkan infeksi
c. Cuci tangan atau gunakan pernbersih tangan
d. Pakai pakaian pelindung dan sarung tangan.
e. Gunakan teknik aseptik.
f. Pegang instrumen tajam dengan hati-hati dan bersihkan dan jika perlu sterilkan
atau desinfeksi instrumen dan peralatan. Bersihkan unit perawatan khusus bayi
baru lahir secara rutin dan buang sampah.
g. Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah infeksi nasokornial.
(Desidel, 2014).

c) Rawat Gabung
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dirnana ibu dan bayi yang bani
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar
atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya, hal ini merupakan waktu
yang balk bagi ibu dan bayi saling herhubungan dan dapat memberikan kesempatan
bagi keduanya untuk pemberian ASI. Jenis rawat gabung terbagi menjadi 2 yaitu:
rawat gabung continue dimana bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam dan
rawat gabung parsial dimana ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam
seharinya, misalnya pagi bersama ibu sementara malam hanya dirawat di kamar bayi
(Moersintowati dkk, 2018).
Tujuan dan rawat gabung adalah:
a. Memberikan bantuan emosional: agar ibu dapat memberikan kasih sayang
sepenuhnya pada bayi dan memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk
mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi
b. Penggunaan ASI: Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapat kolostrum ASI dan
produksi ASI akan sernakin hanyak jika diberikan sesering rnungkin
c. Mencegah terjadinya infeksi silang
d. Dapat dimanfaatkan untuk pendidikan kesehatan pada ibu
e. Memberikan stimulasi mental dalam tumbuh kembang pada bayi
(Kemenkes, 2015).
d) Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
a. Kebutuhan Personal Hygiene
1) Neonatus (0 -28 hari)
Dalam menjaga kebersihan bayi baru lahir sebenarnya tidak perlu
dengan langsung di mandikan.karena sebaiknya bagi hayi haru lahir di
anjurkan untuk memandikan bayi setelah 6 jam bayi dilahirkan. Hal mi
dilakukan agar bayi tidak kehilangan panas yang berlebihan, tujuannya agar
bayi tidak hipotermi. Karena sebelum 6 jam pasca kelahiran suhhu tubuh bayi
sangatlah labil. Bayi masih perlu heradaptasi dengan suhu di sekitarnya.
Setelah 6 jam kelahiran bayi di mandikan agar terlihat labih bersih dan segar.
Sebanyak 2 kali dalam sehari (Anhari 2015).
2) Bayi (29 hari- 1 tahun)
Seorang bayi yang berusia kurang dan 1 tahun memiliki suhu tubuh
yang lebih stabil dan tidak mudah hilang seperti bayi baru lahir.Kehangatan
yang didapat seorang bayi sangatiah penting. Bayi yang mendapat kehangatan
cukup sangat merasa nyaman dan tenang karena yang di butuhkan bayi adalah
kenyamanan baik itu dalam kebersihan akan tubuhnya maupun kehangatan
yang didapat.
Bayi dimandikan dua kali sehari.Bayi yang telah berusia 1 tahun tidak
harus di mandikan dengan air hangat tapi dapat di mandikan dengan air hiasa
karena mi dilakukan untuk melakukan adaptasi dengan Iingkungan sekitar.
Bayi yang telah di mandikan dengan air biasa akan terbiasa dengan suhu tubuh
yang tidak selalu hangat sehingga bayi dapat melakukan adaptasi dan
mendapatkan kekebalan tubuh baik itu dalam kehilangan suhu tubuh maupun
dengan Iingkungan (Anhari 2015).
3) Balita (1 - 3 tahun)
Memhersihkan tubuh dengan cara mandi adalah hal yang wajib bagi
balita. Setiap bangun dan tidurnya di pagi hari balita selalu di mandikan dan
pada sore hari setelah bayi melakukan aktivitas di siang hari.Mandi sudah
menjadi rutinitas bagi balita.Selain memandikan balita, membersihkan ketika
balita itu BAB maupun BAK juga menjadi hal penting.Karena jika tidak
segera membersihkannya maka balita dapat terkena iritasi pada daerah
genetalia.Di anjurkan bagi orangtua untuk selalu menjadi kebersihan balitanya
(Anhari 2015).
4) Anak prasekolah (4 - 6 tahun)
Kebutuhan personal hygiene pada anak prasekolah sama seperti anak
balita. Karena pada anak prasekolah membutuhkan kebersihan yang serupa
hanya kebutuhannya lebih banyak lagi yaitu mandi dua kali sehari,
membersihkan BAB dan BAK, menyikat gigi, cuci muka dan cuci tangan.
Mandi pada pagi dan sore hari, mencuci tangan sesaat akan makan, menyikat
gigi pagi, sore dan sebelum tidur. Kebutuhan ini diperlukan oleh anak
prasekolah dan dapat menjadi kebiasaan jika dilakukan terus menerus dan di
biasakan oleh orangtua.Sehingga kebersihan anak dapat terjaga (Anhari 2015).
b. Pakaian
1) Neonatus
Seorang bayi yang berumur usia 0 — 28 han memiliki kebutuhan
tersendiri seperti pakaian yang berupa popok. kain bedong, dan baju bayi.
Semua ini harus di dapat oleh seorang bayi.Kebutuhan mi bisa termasuk
kebutuhan primer karena setiap orang harus mendapatkannya.Perbedaan
antara bayi yang masih berumur di bawah 28 hari adalah bayi ini perlu banyak
pakaian cadangan karna bayi perlu mengganti pakaiannya tidak tergantung
waktu.
2) Bayi
Bayi usia 1 lahun berbeda kebutuhan dengan bayi usia 1 bulan kebawah.
Bayi di bawah satu tahun tidak perlu memakai bedong karena saat bayi yang
telah aktif bergerak di anjurkan untuk memperluas ruang geraknya.
Suasana yang nyaman, arnan.tentrarn dan rurnah yang harus di dapat
bayi dan orang tua juga termasuk kehutuhan terpenting bagi bayi itu sendiri.
Saat dingin bayi akan mendapatkan kehangatan dan rumah yang terpunuhi
kebutuhannya. Lingkungan yang baik juga tidak kalah terpenting.Karena dan
lingkunganlah seorang anak dapat turnbuh dengan baik dan dan lingkungan
yang baiklah seorang anak bisa membangun karakter yang baik pula.
3) Balita
Seorang balita dalam berpakaian memerlukan banyak pakaian karena
saat balita anak mulai merangkak, mengesot.danmerayap Ia akan selalu
mengotori pakaiannya. Karena dan itulah sering kali bagi balita untuk
mengotori pakaian yang Ia gunakan. Sehingga di anjurkan hagi orangtua untuk
selalu menjaga kebersihan dengan mengganti pakaian sang anakjika kotor.
Tidak menunggu waktu mandi.tetapi setelah balita mengotori pakaian itu
maka diharuskan untuk mengganti dengan pakaian yang bersih.
4) Anak Pra sekolah
Pada usia 4 tahun ke atas biasanya anak sudah bisa memilih pakaian
yang ia suka. Anak seusia mi memiliki pakaian favorit atau pakaian yang
paling ia sukai. Anak prasekolah merniliki beragam macam pakaian seperti
pakaian bermain, pakaian tidur, pakaian pesta, pakaian bepergian dan lain
sebagainya.
c. Perumahan
Suasana yang nyaman, aman, tentram dan rumah yang harus di dapat bayi
dan orang tua juga termasuk kebutuhan terpenting bagi bayi itu sendiri. Saat dingin
bayi akan mendapatkan kehangatan dan rumah yang terpunuhi kebutuhannya.
Kebersihan rumah juga tidak kalah terpenting.Karena di rumah seorang anak dapat
berkembang sesuai keadaan rumah itu.
1) Lingkungan Yang Baik
Terhidar dan pencemaran udara seperti asap rokok, debu, sampah
adalah hal yang harus dijaga dan diperhatikan. Lingkungan yang baik akan
membawa sisi yang positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena
pada lingkungna yang buruk terdapat zat-zat kimia yang dapat mengharnbat
pertumbuhan dan perkembangan mulai dan neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah.
a) Sanitasi
(1) Neonatus
Neonatus masih sangat mernerlukan bantuan orang tua dalam
mengkontrol kebutuhan sanitasitasinya seperti kebersihan air yang
digunakan untuk memandikan bayi, kebersihan udara yang segar dan
sehat untuk asupan oksigen yang maksimal.
(2) Bayi
Bayi rnasih membutuhkan bantuan orang tua, karena dalarn usia
bayi belum bisa membedakan mana yang balk dan mana yang buruk.
Bayi hanya bisa rnenyukai apa yang ia suka dan tidak memilih baik
dan buruknya.
(3) Balita
Balita ada yang sudah bisa membedakan baik dan buruk.Namun,
tidak sedetail orang dewasa dalam memilih hal yang baik.Seperti
memilih minuman yang baik untuk kesehatan, balita tidak bisa untuk
memilih hal seperti itu.Balita hanya bisa memilih sesuatu yang enak
dan tidak.Tidak memilih kebersihan dan kandungan dalam minuman
itu baik atau tidaknya.
(4) Anak Pra Sekolah
Anak sudah banyak mengerti keadaan sanitasi yang baik bahkan
anak sudah dapat membedakan tentang pencemaran udara seperti asap
rokok, sarnpah dan lain-lain.
d. Kebutuhan Psikologi
Asih merupakan kebutuhan terhadap emosi, asih merupakan ikatan yang
serasi dan selaras antara ibu dan anak, diperlukan pada tahun pertama kehidupan
sejak dalam kandungan untuk menjamin mantapnya tumbuh kembang fisik, mental
dan psikososial anak.Asihmerupakan bagaimana mempercayakan dan mengasihi
untuk memberikan rasa aman kepada anak.Lebih kepada ikatan emosional yang
terjadi antara anak dan orang tua.Kadang selalu bertindak selaku teman dan kadang
juga orang tua yang protektif.Kelembutan dan kasih sayang adalah kunci untuk
mendapatkan hati anak sehingga mereka tidak segan untuk bercerita (Anhari 2015).

5. Pertumbuhan dan perkembangan


Anak merniliki satu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sarnpai herakhirnya masa remaja.Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa.Anak bukan dewasa kecil.Anak menunjukan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usiannya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sehagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan
terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berheda dengan pertumbuhan.
Perkembangan merupakan hash interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya, rnisalnya perkembangan system neurornuskuler (Anhari
2015).
Proses tumbuh kembang anak mernpunyai cici—ciri yang saling berkaitan.
Ciri-ciri tersehut adalah sehagi berikut (Kemenkes, 2015):
a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut
saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sehelum
Ia melewati tahapan sehelumnya. Sehagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena ituperkembangan awal mi merupakan masa kritis karena akan
menetukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan.
Perkembangan fisik mern[unyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
masing-masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.Anak sehat,
bertambah urnur, bertambah berat badan dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut dua hukum tetap, yaitu:
i. Perkembangan terjadi terlebih dahulu didaerah kepala, kernudian menuju
kearah kaudal/ anggota tubuh (pola sefalokaudal).
ii. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak dasar) lalu
herkembang ke bagian distal seperti jan-jan yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksirnodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap terebut tidak bias menjadi terbalik. misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kota. anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Pada umumnya anak merniliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
yang merupakan hasil interaksi banyak factor yang mempengaruhipertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun factor-faktor tersebut antara lain (Kemenkes, 2015):
a. Faktor dalam (internal) yang hcrpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1) Ras/entik atau hangsa
Anak yang dilahirkan dan ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
heredieter ras bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek
gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4) Jenis kelarnin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan herkembang lebih cepat daripada
laki-laki.Tetapi setelah melewati masa pubertas.pertumbuhan anak laki-laki
akan lebih cepat.
5) Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi cirri kahsnya. Ada bebrapa kelainan genetic yang berpengaruh
pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umurnnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan pada
sindroma Down’s Sindroma Turner’s.
b. Faktor luar (eksternal)
1) Faktor Prenatal
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutarna dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanis
Posisi petus yang abnormal bias menyebabkan kelainan congenital seperti
clubfoot.
c) Toksinlzat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat
menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.
d) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kelainan kogential mata, kelainan jantung.
e) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes) dapat menyebabkan kelainan pada
janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan
jantung congenital.
f) Kelainan irnunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antarajanin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah
merah janin, kemudian melalui plasenta masuk peredaran darah janin dan
akan menyebabkan hernolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubenemia dan kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
g) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan fungsi pertumbuhan terganggu.
c. Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti taraurna kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
d. Faktor pascasalin
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2) Penyakit kronis kelainan congenital
Tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fasis dan kirnia
Lingkungan sering disehut melicu adalah tcmpat anak tersehut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb. mercuri. rokok dli)
mempunyai dampak yang negative terhadap pertumbuhan anak.
4) Psikologis
Huhungan anak dengan orang disekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hamhatan didalam pertumbuhan dan perkembangannya.
5) Endokrin
Gangguan hormone, misalnya penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.
6) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
Iingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghamhat pertumbuhan
anak.
7) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
8) Stimulasi
Perkembangan memerlukan ransangan/stimulasi khususnya dalarn keluarga.
misalnya penyediaan alat mainan. sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
9) Obat-obatan
Pemakalan kortikosteroid jangka laina akan rnenghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf
yang menyebabkkan terharnbatnya produksi hormone pertumbuhan
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sarnpai dewasa. Tumbuh kembang
anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka
periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut (Kemenkes, 2015):
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa ml
dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sarnpai umur kehamilan 2 minggu.
2) Masa ernbrio. sejak umur kehamilan 2 rninggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organism, terjadi
diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk system organ dalarn
tubuh.
3) Masa janin/fetus. sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan.
Masa ini terdiri dan 2 periode yaitu:
Masa fetus dm1 yaitu sejak umur keharnilan 9 minggu sarnpai trimester ke —
2 kehidupan intra uterin. Pada masa mi terjadi percepatan pertumbuhan.
pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai
berfungsi.
4) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir keharnilan. Pada maa mi pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsif ungsi. Terjadi transfer
imunoglobil G (Ig G) dan darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak
esensial sen omega 3 (docosa hexsanic acid) dan omega 6 (arachidonic acid)
pada otak dan retina.
b. Mas bayi (infancy) umur 0-11 bulan
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu:
1) Masa neonatal. umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa mi tcrjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi
organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:
a) Masa neonatal di, umur 0-7 hari
b) Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari
c. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)
Pada masa mi, kecepatan pertumbuhan mulal menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta
fungsi ereksi. Pertumbuhan daras yang bcrlangsung pada masa balita akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Setelah lahir terutarna pada 3 tahun pertarna kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut
serabut saraf dan cahang-cahangnya, sehingga terhentuk jaringan syaraf dan otak
yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubunganh ubungan antar sd syaraf mi
akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dan kemampuan belajar
berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan
d. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan)
Pada masa mi, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya
keterampilan dan proses berpikir. Memasuki masa prasckolah, anak rnulai
menunjukan keinginanya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa mi, selain Iingkungan didalam rumah maka Iingkungan diluar
rumah mulai diperkenalkan.Anak rnulai senang bermain diluar rumah. Anak
mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang rnenghabiskan sebagian besar
waktu anak hermain diluar rumah dengan cara membawa anak ke tamant aman
bermain, taman-tarnan kota.

B. Teori Evidence Based Midwifery Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
a) Pijat Bayi Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan.
Salah satu mekanisme dasar pijat bayi adalah aktivitas Nervus Vagus
meningkatkan volume ASI yaitu penyerapan makanan menjadi lebih baik karena
peningkatan Aktivitas Nervus Vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan
lebih sering menyusu pada ibunya. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak
diproduksi jika semakin banyak diminta. selain itu, ibu yang memijat bayinya akan
merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI.

b) Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Stimulasi Psikososial dengan


Perkembangan Bayi Berumur 6 – 12 Bulan.
Kandungan ASI sangat penting bagi perkembangan sel otak yang dapat
mempengaruhi perkembangan psikomotorik bayi.Air Susu Ibu merupakan faktor
lingkungan dan kebutuhan asuh yang mengandung nutrisi terbaik bagi bayi karena
ASI mengandung semua zat gizi dengan jumlah dan komposisi yang ideal serta sifat
ASI yang sangat mudah diserap oleh tubuh bayi sangat bermanfaat untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal serta melindungi terhadap
berbagai penyakit.Sama halnya stimulasi psikososial, anak dapat mengendalikan dan
mengkoordinasikan otot serta melibatkan perasaan emosi dan pikiran sehingga
mempengaruhi kemampuan dasar perkembangan bayi.stimulasi psikososial
merupakan faktor lingkungan psikososial dan kebutuhan asah untuk menunjang
perkembangan bayi, dimana stimulasi psikososial adalah cikal bakal proses
pembelajaran anak melalui pendidikan dan pelatihan dalam bentuk aktivitas bermain.
Melalui stimulasi psikososial, anak dapat mengendalikan dan mengkoordinasikan otot
- ototnya serta melibatkan perasaan emosi dan pikiran sehingga anak mendapat
berbagai pengalaman hidup.

c) Asuhan Nutrisi dan Stimulasi dengan Status Pertumbuhan dan Perkembangan


Balita Usia 12–36 Bulan.
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap status pertumbuhan dan perkembangan
balita. Ibu yang memasak sayuran sampai terlalu matang, begitu juga dengan
pengolahan daging atau ikan dimasak sampai sangat kering dan dihangatkan
berulang-ulang dapat mengurangi kandungan gizi yang terdapat dalam makanan
sehingga asupan nutrisi yang didapat oleh balita akan berkurang. Selain pola asuh
makan, pemberian stimulasi oleh ibu sangatlah penting.Rangsangan stimuli berguna
dalam pertumbuhan dan perkembangan organ-organ. Rangsangan yang diberikan oleh
ibu akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan kognitif, visual, verbal, serta mental anak.

d) Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Balita (Asuh, Asah, Dan Asih) Dengan
Perkembangan Balita Yang Berstatus BGM (Bawah Garis Merah)
Pemenuhan kebutuhan dasar balita (asuh, asah, dan asih) mempunyai hubungan
dengan perkembangan balita yang berstatus BGM, namun perkembangan balita yang
berstatus BGM tidak hanya dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar balita.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak diantaranya usia pengasuh,
tingkat pendidikan pengasuh, pekerjaan pengasuh, usia anak, jenis kelamin anak, dan
posisi anak dalam keluarga.

e) Tentang Deteksi Dini Perkembangan Balita Dengan Metode DDST II di


Posyandu
DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes
ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit),
dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.Penilaian DDST ini menilai
perkembangan anak dalam empat sektor, yaitu penilaian terhadap personal sosial,
motorik halus, bahasa, dan motorik kasar.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Sehat By. D Usia 5 Bulan Di UPTD Puskesmas
Ampah.
B. Pelaksanaan Asuhan
Hari/ tanggal : Senin, 06/12/2021
Pukul : 10.00 wib
Tempat :
Pengkaji : Sri Wahyuni
C. Identitas Pasien
Nama Bayi :
Umur :
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama Ibu : Nama Ayah :
Umur : Umur :
Suku : Suku :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
- Ibu mengatakan ingin memeriksakan tumbuh kembang bayinya.
- Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif dan ASI eksklusif.
- Ibu mengatakan bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar.
b. Data Obyektif
K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis
1. Tanda Vital : N : 120 x/m, R: 46 x/m, S : 36,5oc
2. Antropometri : BB : 6.800 gram (Gizi Baik), TB : 68 Cm (Normal)
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Wajah : Simetris, tidak ada oedema, tidak pucat.
b. Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
c. Leher : Simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak
terdapat pembesaran vena jugularis
d. Dada : Simestris, tidak terdapat bunyi wheezing, tidak ada bunyi
ronchi, retraksi dinding dada normal
e. Abdomen : Teraba lunak dan datar tidak ada pembengkakan tidak
kembung
f. Ekstremitas Atas : Simetris, telapak tangan tidak pucat, kuku tidak
pucat
g. Ekstremitas : Bawah : Simetris, tidak oedema
2. Interprestasi Data
Diagnosa : By. D usia 5 bulan dengan bayi sehat
Masalah : Tidak ada keluhan
Kebutuhan : KIE tentang pentingnya pemeriksaan tumbuh kembang
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Intervensi
a. Jelaskan hasil pemeriksaan
Rasional : Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan hak pasien atas
informasi merupakan suatu yang paling awal dibutuhkan oleh pasien saat
berada dirumah sakit dan pasien mengerti tentang proses asuhan,
pemeriksaan fisik, prodesur, dan tindakan (Fakhrina, Dara. 2018)
b. Inform consent
Rasional : Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.585/Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik,
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan informed consent atau persetujuan
tindakan medik adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut (sumber : Wandira, ayu. 2019.
Persetujuan Tindakan Medik (Informed Concent) Dalam Pelayanan
Kontrasepsi. Dinamika jurnal ilmiah ilmu hukum vol 25 no 11 tahun 2019)
c. Jelaskan kepada ibu tujuan pengkajian tumbuh kembang pada bayi
Rasional : orang tua dapat mengetahui dan mengerti manfaat dari
pemeriksaan yang dilakukan.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
d. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksan bahwa keadaan bayinya sehat, dan
tumbuh kembangnya normal.
Rasional : bayi tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
usianya.
Evaluasi : ibu mengerti keadaan bayinya.
e. Anjurkan ibu tetap melanjutkan stimulasi pada bayi sesuai usia.
Rasional : bayi tumbuh kembang secara optimal.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan.
f. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Rasional : Kandungan ASI sangat penting bagi perkembangan sel otak yang
dapat mempengaruhi perkembangan psikomotorik bayi. Air Susu Ibu
merupakan faktor lingkungan dan kebutuhan asuh yang mengandung nutrisi
terbaik bagi bayi karena ASI mengandung semua zat gizi dengan jumlah dan
komposisi yang ideal serta sifat ASI yang sangat mudah diserap oleh tubuh
bayi sangat bermanfaat untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang optimal serta melindungi terhadap berbagai penyakit.Sama halnya
stimulasi psikososial, anak dapat mengendalikan dan mengkoordinasikan
otot serta melibatkan perasaan emosi dan pikiran sehingga mempengaruhi
kemampuan dasar perkembangan bayi.stimulasi psikososial merupakan
faktor lingkungan psikososial dan kebutuhan asah untuk menunjang
perkembangan bayi, dimana stimulasi psikososial adalah cikal bakal proses
pembelajaran anak melalui pendidikan dan pelatihan dalam bentuk aktivitas
bermain. Melalui stimulasi psikososial, anak dapat mengendalikan dan
mengkoordinasikan otot – ototnya serta melibatkan perasaan emosi dan
pikiran sehingga anak mendapat berbagai pengalaman hidup (Trya Mia
Intani, 2019).
Evaluasi : ibu bersedia memberika ASI secara ekslusif untuk bayinya.
g. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan tumbuh kembang bayinya secara
rutin sesuai usia, untuk mendeteksi dini bagaimana tumbuh kembang
bayinya.
Rasional : DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.DDST
memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang
baik.Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan
menunjukkan validitas yang tinggi.Penilaian DDST ini menilai
perkembangan anak dalam empat sektor, yaitu penilaian terhadap personal
sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar (Ni Wayan Wiwin
Asthiningsih, 2014).
Evaluasi : ibu bersedia untuk rutin memeriksakan tumbuh kembang bayinya.
h. Anjurkan ibu untuk mengimunisasi bayinya secara rutin sesuai usia.
Rasional : imunisasi adalah pemberian vaksin untuk membantu tubuh
meningkatkan antibodi terhadap berbagai penyakit (Riyadi, 2019).
valuasi : ibu bersedia mengimunisasi bayinya secara rutin.
i. Lakukan dokumentasi kebidanan
Rasional : dokumentasi merupakan suatu catatan otentik dalam pemberian
asuhan kebidanan ytang dapat dijadikan barang bukti untuk melihat kualitas
asuhan sebagai aspek legal suatu asuhan sila ada persoalan hokum (Pitriani
dan Andruyani, 2021)
Evaluasi : dokumentasi telah dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 13 Desember 2021 pukul 10.00 WIB data subjektif yang diperoleh
meliputi Ibu mengatakan ingin memeriksakan tumbuh kembang bayinya, bayinya bergerak
aktif dan ASI eksklusif dan sudah mendapatkan imunisasi dasar. By. D berusia 5 bulan jenis
kelamin laki-laki, hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal, TTV normal, BB : 6.800
gram, TB : 68 cm. Asuhan yang diberikan melakukan komunikasi terapeutik, menjelaskan
hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu tetap melanjutkan stimulasi pada bayi sesuai usia,
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menganjurkan ibu untuk
memeriksakan tumbuh kembang bayinya secara rutin sesuai usia, untuk mendeteksi dini
bagaimana tumbuh kembang bayinya, serta menganjurkan ibu untuk mengimunisasi bayinya
secara rutin sesuai usia, dokumentasi.
Hal tersebut menunjukkan tidak ada kesenjangan teori dan praktik. Dalam melakukan
asuhan kebidanan pada By. D Di UPTD Puskesmas Ampah tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek hampir semua sama menurut teori dan standar pelayanan yang digunakan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan By. D usia 5 bulan dengan keadaan sehat telah dilakukan dengan
cukup baik. Asuhan pada By. D telah dilakukan sebagaimana mestinya dengan
pendekatan manajemen kebidanan pendokuementasian menggunakan metode SOAP.

B. Saran

1. Bagi Ibu
Diharapkan ibu dapat memahami dan melaksanakan asuhan yang diberikan pada
bayinya.
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur untuk meningkatkan
dan mengembangkan mutu pembelajaran dalam asuhan kebidanan berdasarkan
evidence based midwifery pada neonatus, bayi balita dan anak pra sekolah.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan berdasarkan evidence based midwifery pada pada
neonatus, bayi balita dan anak pra sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Amanda Williamson, Kenda Crozier. 2014. Asuhan Neonatus. Jakarta: Penerbit EGC.
Desidel, Zuchroh Hasan, Rully Hevriani, Yan Sartika. 2014. Buku Ajar Asuhan
Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: Penerbit EGC.
Anhari E dkk, 2015.Pemberian makanan untuk bayi dasar-dasar fisiologis. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Arifah, N., Rahmawati, I., & Dewi, E. I. (2013).Hubungan pemenuhan kebutuhan dasar balita
(asuh, asah, dan asih) dengan perkembangan balita yang berstatus BGM (bawah
garis merah) di Desa Sukojember Kecamatan Jelbuk Kabupaten
Jember. IKESMA, 9(2).
Asthiningsih, N. W. W., & Muflihatin, S. K. (2018).Deteksi dini perkembangan balita dengan
metode DDST II di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Juanda
Samarinda. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(2), 367-374.
Desidel, Zuchroh Hasan, Rully Hevriani, Yan Sartika. 2014. Buku Ajar Asuhan Neonatus,
Bayi dan Balita. Jakarta: Penerbit EGC.
Harahap, N. R. (2019). Pijat Bayi Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal
Kesehatan Prima, 13(2), 99-107.
Harahap, N. R. (2019). Pijat Bayi Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal
Kesehatan Prima, 13(2), 99-107.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.2012. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi Pertama.
Jakarta: Sagung Seto.
Intani, T. M., Syafrita, Y., & Chundrayetti, E. (2019).Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
dan Stimulasi Psikososial dengan Perkembangan Bayi Berumur 6-12
Bulan. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1S), 7-13.
Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Imunisasi. Cetakan 2. Jakarta:Pusdiklatnakes.
Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Cetakan 2. Jakarta:Pusdiklatnakes.
Marmi,S.St.,Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moersintowati B, dkk, 2018. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, ed. I. Jakarta: Sagung
Seto
Munir, Z., Yulisyowati, Y., & Virana, H. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dalam
Menstimulasi Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Usia Pra Sekolah. Jurnal
Keperawatan Profesional, 7(1).
Muslihatun, Wati Nur. 2018. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jogyakarta: Fitramaya. J.
Ulfah, E., Rahayuningsih, S. E., Herman, H., Susiarno, H., Gurnida, D. A., Gamayani, U., &
Sukandar, H. (2018). Asuhan nutrisi dan stimulasi dengan status pertumbuhan
dan perkembangan balita usia 12–36 bulan. GMHC, 6(1), 12-20.
Yuniati, E. (2018). Puzzle mempengaruhi perkembangan motorik halus anak usia prasekolah
Di TK At Taqwa Mekarsari Cimahi. Jurnal Kesehatan, 11(2), 65-74.

Anda mungkin juga menyukai