Disusun :
DIAH LISTIYORINI
NIM.P07224423026
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
Dengan demikian stimulasi yang diberikan kepada anak dalam rangka
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan oleh
orang tua/keluarga sesuai dengan pembaian kelompok umur stimulasi anak
berikut ini :
No Periode Tumbuh Kelompok Umur Stimulasi
Kembang
1. Masa prenatal, janin dalam Masa prenatal
kandungan
2. Masa bayi 0 - 12 bulan Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan
3. Masa anak balita 12-60 bulan Umur 12-15 bulan
Umur 15-18 bulan
Umur 18-24 bulan
Umur 24-36 bulan
Umur 36-48 bulan
Umur 48-60 bulan
4. Masa prasekolah 60-72 bulan Umur 60-72 tahun
Pita ukur
tinggi dlm
centimeter
o Interpretasi:
Normal: - 2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
Kurus : - 2 SD s/d – 3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali: – 3 SD atau Gizi buruk
Gemuk: 2 SD atau Gizi lebih
o Intervensi:
Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Contoh:
Seorang anak laki-laki dengan panjang badan 71 Cm dan berat badan 6,8 Kg. Pada kolom
4. Pengukuran
panjang badan Lingkaran
anak laki-laki Kepala
71 Cm, apabila Anak
ditarik (LKA).
garis lurus ke kiri ternyata berat badan
6.8 Kg terletak pada kolom 6.0-6.9 Kg; kolom - 2 SD s/d – 3 SD; Interpretasinya anak
kurus.
o Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui
lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
o Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian
lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Cara mengukur lingkaran kepala :
Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala
yang menonjol, tarik agak kencang,
Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
Tanyakan tanggal lahir bayi / anak, hitung umur bayi / anak
Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur
dan jenis kelamin anak
Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang
12. Era Vuca
VUCA merupakan dunia yang kita hadapi saat ini, begitu sangat cepat,
tidak dapat diprediksi, dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dapat
dikendalikan, dimana kebenaran dan kenyataan sangat subjektif. Saat ini,
segala informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah sesuai dengan
kebutuhan dan harapan pengguna. pasti, mudahnya membuat dampak
kehidupan manusia, khususnya kehidupan anak masa kini. Anak-anak yang
hidup dan dikenal dengan istilah generasi digital atau digital negatif yang
hidup dan dikenal oleh perkembangan teknologi ini. Perkembangan teknologi
yang lebih pesat, Pengawasan anak-anak sangat penting untuk diterapkan
karena anak-anak telah terpapar banyak informasi. Sementara itu, seorang
anak harus mampu memilah dan memilih informasi yang sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Kecanggihan teknologi yang semakin meningkat
telah melahirkan fenomena VUCA. Anak Anda akan tumbuh di dunia yang
serba cepat, kompetitif, dan dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang tidak
terduga. Akibatnya, Anda harus mempersiapkan anak Anda dengan keahlian
teknologi serta mentalitas yang pantang menyerah agar dia dapat menghadapi
masa VUCA nanti (Utami, 2022).
Perkembangan teknologi dalam kehidupan ini tidak dapat kita pungkiri,
karena kemajuan teknologi akan berjalan seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi dihasilkan untuk membawa manfaat bagi
manusia, baik positif maupun negatif, serta cara baru dalam melakukan
aktivitas manusia. Beberapa orang tua sangat gembira dengan munculnya
generasi digital. Mereka menyadari manfaat dari era digital dan peningkatan
produktivitas yang dapat diperoleh. Beberapa orang tua bereaksi dengan
adanya kemajuan teknologi dengan rasa takut, khawatir, dan paranoid. Orang
tua pasangan ini hanya melihat sisi negatif dari kemajuan teknologi. Akan
tetapi banyak dampak negatif yang muncul dalam pemanfaatan geadget bagi
kalangan remaja, anak, bahkan balita. Anak akan lebih terfokus pada
gadgetnya dan mulai meninggalkan dunia bermain mereka. Anak akan lebih
individualis dan tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya. Meskipun
sebagian besar dari masyarakat memanfaatkan gadget untuk komunikasi
(Utami, 2022).
Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game online
merupakan fakta dari perkembangan teknologi, kurang peduli terhadap
lingkungan, kurang menjalin hubungan dengan orang tua, bahkan kurang
termotivasi untuk belajar akibat kemajuan teknologi. Hal ini terjadi karena
ketidakmampuan anak untuk memahami efek menguntungkan dan merugikan
dari penggunaan komputer, serta kurangnya pengawasan orang tua. Fakta
lainnya, teknologi internet berdampak pada perilaku dan kehidupan generasi
saat ini. Anak-anak zaman sekarang sudah tidak asing lagi dengan internet
yang dapat diakses melalui berbagai perangkat antara lain komputer, tablet,
smartphone, laptop, handphone, dan gadget lainnya. Banyak dari anak-anak
saat ini menggunakan kemajuan teknologi semata-mata untuk hiburan dan
berita, bukan sebagai alat belajar (Utami, 2022).
Smart Teknologi Parenting dalam membentuk karakter anak, ada juga
peneliti membahas tentang digital parenting sebagai wahana terapi untuk
menyumbuhkan dunia digital, peran teknologi Pendidikan dalam Internalisasi
Pendidikan Islam, dan juga ada yang mebmbahas tentang tantangan
Pendidikan tinggi menghadapi perkembangan teknologi digital dalam Era
VUCA dari beberapa penelitian terdahulu di atas terdapat beberapa persamaan
dari segi smart teknologi parenting bagaimana mendidik anak pada era digital
saat ini dengan berbagai perkembangan teknologi informasi yang ada dan ada
juga peneliti membahas dari segi pendidikan. Anak di era teknologi informasi,
perbedaan dari penelitian ini yaitu dari segi smart techno parenting dari segi
pendidikan teknologi anak di era VUCA. Konsep parenting yang menjadi
bagian dari Smart teknologi parenting merupakan sesuatu yang unik dan baru
untuk melatih anak-anak di era teknologi ini, apalagi dengan banyaknya anak
muda yang kecanduan produk teknologi seperti gadget, laptop, dan bentuk
media teknologi lainnya. Ada banyak penelitian tentang pengasuhan anak;
namun, focus pada studi ini pada upaya untuk mendidik dan membantu anak-
anak secara cerdas di era VUCA dengan kecanggihan dan kemajuan teknologi
untuk menjadikan teknologi sebagai alat pendidikan yang baik untuk anak-
anak (Utami, 2022).
Penelitian Universitas Phoenix menguraikan enam pendorong perubahan
dan mendeskripsikan pendorong ini sebagai “pergeseran yang mungkin
mengganggu membentuk kembali lanskap masa depan "(Davies, et al., p. 3).
Enam pendorong perubahan sebagai berikut:
1. Umur panjang yang ekstrim meningkatkan rentang hidup global
2. Bangkitnya mesin dan sistem pintar otomatisasi terintegrasi yang
ditingkatkan
3. Dunia komputasi peningkatan besar-besaran dalam sensor dan daya
pemrosesan
4. Ekologi media baru pengembangan bahasa baru untuk komunikasi
5. Organisasi superstructed membuat struktur skala ekstrim dengan
memanfaatkan sosial sumber daya koneksi yang sebelumnya tidak dapat
dicapai
6. Dunia yang terhubung secara global integrasi yang lebih besar melintasi
batas geografis (Ivan, 2021).
Dalam pemikiran yang berbeda, salah satu tantangan yang harus dihadapi
di dunia bisnis maupun pemerintah adalah VUCA world. VUCA yang
merupakan singkatan dari Volatility (bergejolak), Uncertainty
(ketidakpastian), Complexity (kompleks), dan Ambiguity (ketidakjelasan)
merupakan gambaran situasi di dunia bisnis di masa kini. Istilah ini awalnya
diciptakan oleh militer Amerika untuk menggambarkan situasi geo-politik saat
itu. Namun karena kesamaan makna, maka istilah VUCA kini diadopsi oleh
dunia bisnis dan sektor publik (Firman Syah dan Fahrani, 2019). Keterampilan
baru yang dibutuhkan untuk memimpin secara efektif di Dunia VUCA,
sebagaimana didefinisikan:
1. Naluri pembuat : Kemampuan untuk memanfaatkan dorongan batin untuk
membangun dan menumbuhkan sesuatu, juga terhubung dengan orang lain
dalam pembuatan.
2. Kejelasan : kemampuan untuk memahami kekacauan, untuk melihat
melalui kekacauan dan kontradiksi ke masa depan yang belum bisa dilihat
orang lain.
3. Dilema Membalik : Kemampuan untuk mengubah dilema menjadi
keuntungan dan peluang.
4. Pembelajaran imersif : Kemampuan untuk belajar dari lingkungan asing
dengan cara orang pertama.
5. Bio-empati : Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang alam;
untuk mengerti, menghormati dan belajar dari Pola alam.
6. Depolarisasi konstruktif : Kemampuan untuk menenangkan situasi tegang
di mana komunikasi telah rusak, dan membawa orang-orang dari budaya
yang berbeda menuju keterlibatan yang konstruktif.
7. Transparansi yang tenang : Kemampuan untuk terbuka dan otentik tentang
apa yang penting tanpa mengiklankan diri sendiri.
8. Pembuatan prototipe cepat : Kemampuan untuk membuat inovasi versi
awal yang cepat dengan harapan bahwa kesuksesan di kemudian hari akan
membutuhkan kegagalan awal.
9. Pengorganisasian massa yang cerdas : Kemampuan untuk membuat, terlibat
dengan, dan memelihara jaringan perubahan yang bertujuan melalui
penggunaan media saat ini secara cerdas.
10. Berkreasi bersama : Kemampuan untuk menanam,
memelihara dan menumbuhkan aset bersama yang menguntungkan orang
lain dan mempertinggi persaingan (Ivan, 2021).
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Tanda Vital :
Tekanan darah: Tekanan darah normal yaitu tekanan sistolik dan
diastolik kurang dari presentil ke-90 untuk usia dan jenis kelamin.
Presentil Presentil
Kelompok Usia n Rerata
ke-90 ke- 95
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe mulai dari inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.
Inspeksi :
Kulit : Tidak ada oedema, tidak ada kelainan.
Kepala : Kulit kepala bersih, kontruksi rambut kuat, distribusi
rambut merata.
Wajah : Mata segaris denga telinga; hidung digaris tengah (Marmi,
2018)
Mata : Sklera jenih, konjungtiva jernih, iris berwarna merata dan
blateral, pupil bilateral dan reaktif terhadap cahaya, kornea
jernih, retina transparan.klopak mata tanpa ptosis dan
edeme (Marmi, 2018)
Telinga : Posisi telinga garis lurus terhadap mata (Marmi, 2018)
Hidung :Tidak ada sumbatan jalan nafas Posisinya garis tengah;
nares ada di kedua sisi (Marmi, 2018)
Mulut : lembab, simteris, mukosa mulut basah, tidak ada labio
schizis.
Leher :
- Tonsil : Tidak ada peradangan
- Faring : Tidak ada peradangan
- Vena Jugularis : Tidak ada bendungan
- Kel.Tiroid : Tidak ada pembesaran
- Kel.Getah Bening: Tidak ada pembesaran
Dada dan payudara : Elips, tidak ada retraksi dinding dada
Ekskursi dikedua sisi sama, tulang iga simetris
puting payudara jaraknya sejajar tanpa ada puting
tambahan, areola tegag dan tidak ada rabas (Marmi,
2018)
Abdomen : Tidak ada kembung
Genetalia eksterna: Pada perempuan: Labia mayora menutupi labia
minora, labia minora terbentuk sempurna, terdapat klitoris,
meatus uretra ada di depan vagina, genetalia dapat
dibedakan antara pria dan wanita, perineum halus (Marmi,
2018)
Pada laki-laki : penis lurus, meatus urnarius ditengah dan
diujung glans, testis dan skrotum penuh dan banyak ruage,
pigmentasi gelap (Marmi, 2018)
Anus : Tidak ada hemoroid, ada lubang anus di tengah
Ekstermitas : panjang proporsional terhadap satu sama lain,
ekstermitas bawah dan tubuh simetris, jari 10 dengan jarak
yang sama satu sama yang lain (Marmi, 2018).
3. Pemeriksaan Perkembangan
- Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
- Tes Daya Dengar (TDD)
- Tes Daya Lihat (TDL)
Jika terjadi penyimpanagan mental emosional (Deteksi dilakukan
atas indikasi) sebagai berikut :
- KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
- CHAT : Checklist for Autism in Toddlers
- GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Untuk perkembangan kognitif, waktu diam, relatif terhadap perilaku
gerakan lainnya, dikaitkan dengan dua dari tiga indikator
perkembangan kognitif dalam model regresi linier. Namun, sebagian
besar temuan nol diamati untuk perilaku gerakan lainnya dalam model
regresi linier (Kuzik et al., 2020).
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasikan.
1. Berikan KIE ibu dan/atau keluarga agar tetap memberikan stimulasi
mental kepada anak untuk tumbuh kembang anak.
Rasional : Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar
(pendidikan dan latihan pada anak balita, mengembangkan perkembangan
mental psikososial : kecerdasan, ketrampilan, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya (Soetjiningsih,
2019)
2. Berikan KIE ibu dan/atau keluarga tetap memberikan kebutuhan fisik
secara biomedis.
Rasional : Kebutuhan fisik biomedis merupakan kebutuhan dasar ;
imunisasi, pemberian ASI, penimbangan berat badan secara teratur,
pengobatan jika sakit, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi, yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2019)
Gizi ibu yang seimbang sebelum dan selama masa menyusui dapat
mempengaruhi status gizi ibu dan berat badan yang sehat, serta suplai bayi
dari beberapa nutrisi dengan ASI. Menyusui dikaitkan dengan banyak
manfaat dan secara universal direkomendasikan sebagai metode pemberian
makan bayi yang disukai. Dibandingkan dengan menyusui, pemberian
susu formula bayi konvensional menginduksi kenaikan berat badan rata-
rata yang lebih tinggi selama tahun pertama kehidupan dan seterusnya
(Koletzko et al., 2019).
3. Berikan KIE ibu dan/atau keluarga untuk memberikan kebutuhan
sosial/kasih sayang.
Rasional : Kebutuhan sosial/kasih sayang atau hubungan yang erat dan
mesra antara ibu dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, maupun psikososial.
(Soetjiningsih, 2019)
4. Berikan KIE kepada ibu dan/keluarga untuk selalu antisipasi keamanan &
keselamatan atau risiko cidera pada balita.
Rasional: Antisipasi keamanan dan keselamatan demi menghindari balita
dari hal-hal yang tidak diinginkan, orangtua harus memperhatikan hal-hal
seperti mengunci pintu, letak benda-benda tajam di tempat aman dll.
5. Beri KIE kepada ibu dan/atau untuk memberi kesempatan balita bermain
dan mencoba sesuatu yang baru, mengenali hobinya yang positif dan
selalu awasi balita.
Rasional : mengenali hobi anak sejak dini merupakan langkah yang bagus
untuk mengetahui potensi balita. hal ini juga merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan para orang tua, sehingga bisa segera memberikan
berbagai fasilitas yang berfungsi untuk mendukung apa yang menjadi hobi
balita. (Soetjiningsih, 2019).
6. Pemberian Suplemen zat besi dan asam folat pada usai 12-35 bulan
Rasional : Di Nepal, suplemen zat besi dan asam folat prenatal efektif
dalam menghasilkan efek hilir positif pada kinerja fungsi kognitif dan
eksekutif anak usia sekolah,63 tetapi suplemen zat besi dan asam folat
pada anak usia 12-35 bulan tidak efek.64 Studi adopsi menunjukkan
bahwa setelah usia 2 tahun, anak-anak yang sangat tidak beruntung kurang
sensitif terhadap perbaikan kontekstual dibandingkan anak-anak yang
lebih muda.59 Singkatnya, periode antara konsepsi dan usia 2 tahun.
(1.000 hari) sensitif terhadap efek nutrisi pada pertumbuhan anak, kognisi,
dan pencapaian sekolah selanjutnya.65 Kemiskinan dikaitkan dengan
keterlambatan perkembangan sebelum 12 bulan, dengan peningkatan
defisit hingga 5 tahun,41 menggambarkan bahwa periode sensitif untuk
kesulitan ekonomi berlangsung setidaknya hingga usia 5 tahun. Ilmu saraf
tambahan dan penelitian perkembangan anak diperlukan untuk memahami
waktu intervensi yang optimal (Black et al., 2019).
7. Menilai pengetahuan tentang tingkat perkembangan dan kompetensi
sosial-emosional menggunakan P-SECI
Rasional : P-SECI memiliki sejumlah kegunaan potensial dalam situasi
praktis. Itu tidak dirancang sebagai instrumen diagnostik dalam arti
menyesuaikan pengaturan medis tetapi dapat memberikan informasi
bahwa banyak praktisi di pengaturan anak usia dini, sekolah dan rumah
atau lingkungan klinis mungkin berguna karena mudah dan cepat untuk
dikelola. Pengetahuan tentang tingkat perkembangan dan kompetensi
sosial-emosional anak dapat membantu orang tua, guru, dan petugas
penitipan anak dalam memahami perilaku anak dengan anak lain atau
orang dewasa dan juga menemukan cara untuk membantu mereka melalui
pembentukan dan intervensi awal. Ini juga membantu orang tua dan guru
dalam memahami anak-anak yang berisiko mengalami masalah adaptif
dan akademik di masa depan dan merencanakan program intervensi untuk
mencegah masalah perilaku di masa depan di sekolah atau di kemudian
hari (Im et al., 2019).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani M, Bambang W 2019. Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikro Zinc
pada pertumbuhan balita).Jakarta : Kencana
Britto Pia, 2016. Science and Effective Interventions to Promote Early Childhood
Development. International Jurnal : diakses pada tanggal 01 Desember 2022
Fazrin, I., Widiana, D., Trianti, I., Baba, K., Amalia, M., & Smaut, M. (2018).
Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Anak di Paud
Lab School UNPGRI Kediri. Journal of Community Engagement in Health,
1(2), 267967. https://doi.org/10.30994/jceh.v1i2.8
Marmi. 2018. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika
Megan Y. Roberts, 2019. Parent-Implemented Communication Treatment for
Infants and Toddlers With Hearing Loss: A Randomized Pilot Trial.
International Jurnal : diakses pada tanggal 01 Desember 2022
Tristanti, I., Indanah, I., & Prasetyo, T. I. (2020). Kejadian Gangguan Pemusatan
Perhatian Dan Hiperaktivitas (Gpph) Pada Anak Pra Sekolah Di Rsud Dr
Loekmonohadi Kudus. Indonesia Jurnal Kebidanan, 4(1), 23.
https://doi.org/10.26751/ijb.v4i1.1001
Vallotton Claire, Mastergeorge Ann, et al, 2017. Parenting Supports for Early
Vocabulary Development: Specific Effects of Sensitivity and Stimulation
through Infancy. International Jurnal : diakses pada tanggal 01 Desember 2022
Wong, D.L. 2017. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Alih Bahasa Monica
Ester Editor Sari Kurnianingsih edisi 4. Jakarta : EGC.
Fazrin, I., Widiana, D., Trianti, I., Baba, K., Amalia, M., & Smaut, M. (2018).
Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Anak di Paud
Lab School UNPGRI Kediri. Journal of Community Engagement in Health,
1(2), 267967. https://doi.org/10.30994/jceh.v1i2.8
Im, G. W., Jiar, Y. K., & Talib, R. B. (2019). Development of preschool social
emotional inventory for preschoolers: A preliminary study. International
Journal of Evaluation and Research in Education, 8(1), 158–164.
https://doi.org/10.11591/ijere.v8i1.17798
Koletzko, B., Godfrey, K. M., Poston, L., Szajewska, H., Van Goudoever, J. B.,
De Waard, M., Brands, B., Grivell, R. M., Deussen, A. R., Dodd, J. M.,
Patro-Golab, B., & Zalewski, B. M. (2019). Nutrition during pregnancy,
lactation and early childhood and its implications for maternal and long-term
child health: The early nutrition project recommendations. Annals of
Nutrition and Metabolism, 74(2), 93–106. https://doi.org/10.1159/000496471
Kuzik, N., Naylor, P. J., Spence, J. C., & Carson, V. (2020). Movement
behaviours and physical, cognitive, and social-emotional development in
preschool-aged children: Cross-sectional associations using compositional
analyses. PLoS ONE, 15(8 August), 1–16.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0237945
Tristanti, I., Indanah, I., & Prasetyo, T. I. (2020). Kejadian Gangguan Pemusatan
Perhatian Dan Hiperaktivitas (Gpph) Pada Anak Pra Sekolah Di Rsud Dr
Loekmonohadi Kudus. Indonesia Jurnal Kebidanan, 4(1), 23.
https://doi.org/10.26751/ijb.v4i1.1001