Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS,BAYI BARU

LAHIR,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHANAK SEHAT

Disusun oleh:
Isnaini Awaliyah
NIM. P07224316020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan limpahan berkahnya, saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi baru lahir, Balita dan anak pra sekolah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing institusi,
pembimbing klinik, dan semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Samarinda, November 2018

Isnaini Awaliyah
NIM. P07224316020

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling
pesat dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Masa ini tidak terulang
sehingga disebut window of opportunity untuk menciptakan anak sehat dan cerdas.
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan balita sangat berguna untuk
mengetahui apakah balita tumbuh dan berkembang secara normal atau tidak.
Balita adalah bayi yang berada pada rentang usia 0-5 tahun. Pada usia ini otak
anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah masa
keemasan (the golden ege) dan pada masa ini harus mendapatkan stimulasi secara
menyeluruh baik kesehatan, gizi, pengasuhan dan pendidikan. Istilah ini sudah
sering di dengar dan di pahami oleh semua orang tua, karena mereka
menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, tapi sedikit yang
memanfaatkan peluang ini, karena mereka merasa pertumbuhan anak adalah
proses alami yang akan terjadi dengan sendirinya tanpa dengan interprestasi orang
tua atau siapapun.
Salah satu contoh faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan balita
adalah gizi balita. Intervensi kesehatan dan gizi harus diberikan secara optimal
pada masa balita ini untuk menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
anak. Salah satu indikator gizi yang paling sensitif adalah kenaikan berat badan.
Seorang anak dapat dikatakan memiliki gizi baik dan pertumbuhan normal apabila
pertambahan umur diikuti dengan pertambahan berat badan sesuai standar
(Sedyaningsih, 2011).
Diperkirakan masih terdapat sekitar 1,7 juta balita terancam gizi buruk yang
keberadaannya tersebar di pelosok-pelosok Indonesia. Jumlah balita di Indonesia
menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun
2007 mencapai 17,2% dengan laju pertumbuhan penduduk 2,7% per
tahun. United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan Indonesia berada
di peringkat kelima dunia untuk negara dengan jumlah anak yang terhambat

3
pertumbuhannya paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita (Depkes
RI, 2007).
Di beberapa provinsi seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama Bulan
Januari hingga Oktober 2009 tercatat lebih dari 600 kasus gizi buruk yang pada
umumnya menimpa balita dan 31 kasus di antaranya mengakibatkan kematian
pada balita (Rio, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, sudah menjadi salah satu tugas penting bagi tenaga
kesehatan untuk mengurangi kasus gizi buruk yang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan balita yang bahkan dapat menyebabkan kematian
apabila semakin parah. Sehingga tenaga kesehatan harus berupaya dalam
menangani hal ini agar dapat menciptakan balita-balita Indonesia yang sehat
untuk dipersiapkan dalam tahapan tumbuh kembang selanjutnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan kebidanan pada balita sehat yang menggunakan
pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut
Varney dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori balita sehat
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada balita sehat
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sehat dengan pendekatan
Varney
1) Melakukan pengkajian pada klien
2) Menginterprestasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosa/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan segera
5) Merencanakan asuhan kebidanan
6) Melaksanakan asuhan tindakan pada klien
7) Mengevaluasi hasil dari suatu tindakan pada klien

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori Tumbuh Kembang Balita Sehat


1. Definisi balita
Balita adalah bayi dan anak yang berusia lima tahun kebawah (Hanum
Marimbi, 2010). Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak
yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya (Supartini,
2004).
2. Usia Perkembangan Balita
a. Usia Bayi (0-1 tahun)
Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang primitive dengan
kekebalan pasif yang didapat dari ibunya selama dalam kandungan.
Pada saat bayi kontak dengan antigen yang berbeda ia akan
memperoleh antibodinya sendiri. Imunisasi diberikan untuk kekebalan
terhadap penyakit yang dapat membahayakan bayi berhubungan
secara alamiah (Lewer, 1996 dalam Supartini, 2004).
b. Usia toddler (1-3 tahun)
Secara fungsional biologis masa umur 6 bulan hingga 2-3 tahun
adalah rawan. Masa itu tantangan karena konsumsi zat makanan yang
kurang, disertai minuman buatan yang encer dan terkontaminasi
kuman menyebabkan diare dan marasmus. Selain itu dapat juga
terjadi sindrom kwashiorkor karena penghentian ASI mendadak dan
pemberian makanan padat yang kurang memadai (Jelife, 1989 dalam
Supartini, 2004).
Imunisasi pasif yang diperoleh melalui ASI akan menurun dan
kontak dengan lingkungan akan makin bertambah secara cepat dan
menetap tinggi selama tahun kedua dan ketiga kehidupan. Infeksi dan
diet adekuat kan tidak banyak berpengaruh pada status gizi yang
cukup baik (Akre, 1994 dalam Supartini, 2004).
Bagi anak dengan gizi kurang, setiap tahapan infeksi akan
berlangsung lama dan akan berpengaruh yang cukup besar pada
kesehatan, petumbuhan dan perkembangan. Anak 1-3 tahun

5
membutuhkan kalori kurang lebih 100 kkal/kg BB dan bahan
makanan lain yang mengandung berbagai zat gizi (Supartini, 2004).
3. Pertumbuhan dan perkembangan balita
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang
sifatnya berbada, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.Sedangkan pengertian mengenai apa
yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per defenisi
adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingakat sel, organ maupun
inidividu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang, dan
keseimbangan metabolik (refensi kalsium dan nitrogen tubuh).
(Soetjiningsih, 2012)
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Di sini menyangkut adanya referensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
dengan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
(Soetjiningsih, 2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan
pematangan fungsi organ/ individu. walaupun demikian,kedua peristiwa
itu terjadi secara sinkron pada setiap individu. Sedangakan untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologisnya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan prilaku. (Soetjiningsih, 2012)
Proses yang unik dan hasil yang berbeda-beda yang memberikan ciri
tersendiri pada setiap anak. Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah

6
mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk
menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental,
sosial. Juga menegakkan diognosis dini setiap kelainan tumbuh kembang
anak baik fisik, mental,dan sosial.Juga menegakkan diagnosis dini setiap
kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif,
serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut (Soetjiningsih,
2012)
4. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak, yaitu:
a. Faktor genetik
Faktor genetika merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak, melalui instruksi genetika yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Salah
satu penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom
adalah sindrom down, sindrom turner, dan lain-lain (Soetjiningsih,
2012)
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidak potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya peotensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya. (Soetjiningsih, 2012)
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
1) Faktor lingkungan pranatal.
a) Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR
(berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang
menyebabkan cacat bawaan.
b) Mekanik

7
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaaan pada bayi yang dilahirkan.
c) Toksin / zat kimia
Ibu hamil yang perokok berat / peminum alkohol kronis sering
menghasilkan bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat atau
refardasi mental.
d) Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan
janin adalah somototropin, hormon plasenta, hormon tiroid,
insulin, dan peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum janin umur kehamilan 18 minggu
dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak,
mikrosefalil atau cacat bawaan lainnya.
e) Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan
adalah TORCH (toxoplasmasis, rubella, cytomegalouirus,
herpes simplex) sedangkan yang menybabkan penyakit pada
janin adalah : polio, campak, hepatitis, dan lain-lain.
f) Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa,
dan lain-lain.
g) Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus
ikterus atau lahir mati.
h) Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta
atau tali pusat, menyababkan berat badan lahir rendah.
2) Faktor lingkungan post natal
Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan
sampai 7 hari setelah dilahirkan merupakan masa rawan dalam
proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak.
a) Lingkungan biologis

8
Ras / suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolisme, hormon.
b) Faktor fisik
Cuaca, musim, keadaan geografik suatu daerah, sanitasi,
keadaan rumah (ventilasi, cahaya, kepadatan hormon, radiasi)
c) Faktor psikososial
Stimulasi, motivasi belajar, ganjaran / hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stress, tekanan, cinta dan kasih sayang,
kuantitas interaksi anak dengan orang tua.
d) Faktor keluarga dan adat istiadat.
Pekerjaan / pendapatan keluarga, pendidikan ayah / ibu, jumlah
saudara, jenis kelamin, stabilitas rumah tangga (Soetjiningsih,
2012: 2 – 13)
5. Kebutuhan dasar anak
kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum di golongkan
menjadi tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisik biomedis, kebutuhan
sosial/. kasih sayang dan kebutuhan stimulasi mental. (Soetjiningsih,
2012)
a. Kebutuhan fisik Biomedis.
Kebutuhan fisik biomedis meliputi pangan/ gizi merupakan kebutuhan
terpenting, perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian
ASI, penimbangan bayi/anak secara teratur, pengobatan jika sakit dan
lain-lain, papan/pemukiman yang layak, higiene perorangan , sanitasi
lingkungan yang baik, sandang, kesegaran jasmani,rekreasi, dan lain-
lain. (Soetjiningsih, 2012)
b. Kebutuhan Sosial/ Kasih sayang.
Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat dan mesra antara
ibu dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Peran dan
kehadiran ibu sedini mungkin untuk selama-lamanya akan menjalin rasa
aman bagi bayi. Adanya kontak fisik , mendekap dan memandang pada
saat memberi ASI serta dan pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir

9
akan berdampak positif dalam tumbuh kembang anak. Sebaliknya jika
kurang kasih sayang pada tahun pertama akan berdampak negatif pada
tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi yang di
sebut ’’sindrome deprivasi mama” (Soetjiningsih, 2012)
c. Kebutuhan Stimulasi Mental.
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada
anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental
psikososial, kecerdasan , keterampilan, kemandirian, kekreatifitasan,
agama, kepribadian,moral-etika, produktivitas (Soetjiningsih, 2012)
6. Ciri-ciri tumbuh kembang
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu:
a. Perkembangan berlangsung secara kontinyu (berproses).
b. Mengikuti pola yang sama.
c. Urutan/tahan dapat diramalkan, namun waktu permulaan, lamanya dan
efek tiap tahap berbeda.
d. Sebagai proses belajar.
e. Cephalocaudal; perkembangan dimulai dari area kepala bergerak ke
tengah/tubuh, kaki dan tangan.
f. Proximal-distal; perkembangan bergerak dari arah tengah/pusat ke
pinggir (berguling sebelum menggenggam suatu obyek)
g. Sederhana menuju kompleks; dari kemampuan memegang suatu benda
dengan cara menggenggam, sampai mampu hanya dengan dua jari.
h. Adanya masa-masa kritis; pertama terjadi pada saat konsepsi, kedua
terjadi pada tahun pertama kehidupan, ketiga terjadi pada masa remaja
(Soetjiningsih, 2012)
7. Indikator perkembangan anak balita
a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan perkembangan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar sepeti duduk, berdiri dan sebagainya
(Soetjiningsih, 2012)
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

10
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis dan sebagainya (Soetjiningsih, 2012)
c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya
(Soetjiningsih, 2012)
d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak ( makan sendiri, membereskan mainan
setelah bermain ), berpisah dengan ibu / penngasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya (Soetjiningsih,
2012)
8. Periode tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh
kembang anak terbagi dalam beberapa periode.
Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak
adalah sebagai berikut :
a. Masa prenatal atau masa intrauerin ( masa janin dalam kandungan )
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester
pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat
peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil,
infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obatan,
bahan-bahan tosik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti
kekerasan terhadap ibu hamil dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi
pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan
untuk selalu memperhatian gerakkan janin (Soetjiningsih, 2012)
b. Masa bayi ( infancy ) umur 0 sampai 11 bulan
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi
system saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan
keluarga sebagi unit pertama yang dikenalnya (Soetjiningsih, 2012)
c. Masa anak dibawah lima tahun ( anak balita, umur 12- 59 bulan )

11
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik ( gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi ekskresi (Soetjiningsih, 2012)
d. Masa anak prasekolah ( anak umur 60-72 bulan )
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan denngan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meninngkatnya keterampilan dan proses berfikir. Memasuki masa
prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya (Soetjiningsih, 2012)
9. Perkembangan Psikologis
Perkembangan psikologis muncul dan menjadi sensitif ketika
lingkungan telah mulai mempengaruhi perkembangan pribadi secara
maksimal. Antara usia 1 dan 5 tahun anak mulai berdiri dan berjalan serta
mengenali lingkungan di sekitarnya. Begitu pula ia akan mulai berfikir,
berbicara dan mengekspresikan dirinya. (Soetjiningsih, 2012)
Tahapan Perkembangan Balita ( umur 12 – 60 bulan ) menurut Hanum
Marimbi ( 2010) :
Umur 12 – 18 bulan
a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan
b. Membungkuk memungut mainan kemudian bediri kembali
c. Berjalan mundur lima langkah
d. Memanggil ayah dengan kata “papa”, memamnggil ibu dengan kata
“mama”
e. Menumpuk 2 kubus
f. Memasukan kubus dikotak
g. Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
10. Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing.
Pola pemberian makanan pada anak
Keuntungan ASI dibandingkan dengan makanan yang lain :
a. ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi
dengan konsentrasi sesuai dengan kebutuhan bayi.

12
b. ASI mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi, dimana laktosa ini
didalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam
laktatyang bermanfaat bagi usus bayi :
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis
2) Merangsang pertumbuhan mikro organisnme yang dapat
menghasilkan berbagai asam organik dan mensistesa beberapa
jenis vitamin dalam usus
3) Memudahkan pengendapan kalsium casenat
4) Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral
c. ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi
d. ASI lebih aman dari kontaminasi karena diberikan langsung, maka
kemungkinan tercemar zat berbahaya kecil
e. Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta
laktoglobulin.
f. ASI dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih syang
antara ibu dan anak
g. Temperatur ASI sesuai dengan suhu bayi
h. ASI membantu pertumbuhan lebih baik
i. Kemungkinan bayi tersendak ASI kecil sekali karena payudara ibu
sesuai telah diciptakan sedemikian rupa
j. ASI mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
k. ASI ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu yang idealdan
dalam keadaan segar/
l. Dengan memberikan ASI kepada bayi berfungsi menjarangkan
kelahiran.
Makanan Tambahan
Tujuan pemberian makanan tambahan :
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah mulai berkurang
b. Melatih kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan
dengan berbagai rasa dan bentuk
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.

13
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi.

14
B. Konsep dasar manajemen asuhan kebidanan tumbuh kembang balita sehat
I. PENGKAJIAN
Pengkajian data subyektif dan data obyektif menggunakan konsep
refocusing atau menggunakan data fokus yang disesuaikan dengan
kebutuhan klien, berdasarkan teori yang ada, untuk menegakan diagnosis.

A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Identitas dimulai dengan nama
pasien harus jelas dan lengkap
(Matondang, Corry S;2000)
Umur/Tanggal lahir : 0-5 tahun (depkes RI,2009)
Neonatal 1 – 28 hari, bayi 1
bulan – 1tahun, balita 1 - 3
tahun, pra sekolah 4 – 6
tahun, usia sekolah 6 – 12
tahun, remaja 12 –
20tahun, remaja muda 20 – 40
tahun. (Wong Donna
L. 2003)
Jenis kelamin : Perempuan/Laki-laki
Tanggal MRS :
Keluhan datang :
b. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah /ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :
Suku/bangsa :Potensi gen yang bermutu jika
berinteraksi dengan lingkungan yg

15
positif akan diperoleh hasil akhir yang
optimal (Soetjiningsih, 2012)
Alamat :

2. Riwayat Kesehatan klien


a. Riwayat kesehtan sekarang
 Alasan kunjungan :
 Riwayat perjalanan penyakit dan upaya untuk mengatasi
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Riwayat kehamilan dan kelahiran :
- Periode prenatal
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah
trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan
otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin.
Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap
rokok, minuman beralkohol, obat-obatan, bahan-bahan
tosik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti
kekerasan terhadap ibu hamil dapat menimbulkan pengaruh
buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap
ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatian gerakkan
janin. (Soetjiningsih, 2012)
- periode postnatal
Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam
kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan merupakan
masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak,
khususnya tumbuh kembang otak. (Soetjiningsih, 2012)

Riwayat imunisasi : Pemberian imunisasi pada anak


adalah penting untuk mengurangi morbditas dan
mortalitas penyakit-penyakit yang bisa dicegah
dengan imunisas (Soetjiningsih, 2012)
 Riwayat Alergi :
 Riwayat penyakit yang pernah diderita :

16
 Riwayat operasi/pembedahan :
 riwayat tumbuh kembang :
 Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa
balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. (Soetjiningsih,
2012)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat penyakit menular :
b. Riwayat penyakit menurun :
Salah satu penyakit keturunan yang disebabkan oleh
kelainan kromosom adalah sindrom down, sindrom
turner, dan lain-lain. (Soetjiningsih, 2012)

c. Riwayat penyakit menahun :


4. Pola Fungsional Kesehatan
Kebutuhan dasar Keterangan
Pola nutrisi Nutrisi yang baik pada masa bayi
memungkinkan kesehatan yang
baik, pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal
selanjutnya.
(Shannon E Perry, 2005).
Asi dapat menurunkan morbilitas
dan mortalitas anak,karena Asi
disamping nilai gizinya tinggi juga
mengandung berbagai macam
infeksi (Soetjiningsih, 2012)
Pola eleminasi Kelebihan kalsium, toilet training
yang terlalu kaku,
masukkan makanan
rendah serat dan cairan
yang tidak adekuat akan
dapat mengalami

17
konstipasi dan defisiensi
niasin, kelebihan vitamin
C, konsumsi tinggi buah
segar dapat
menyebabkan diare
(Wong, Donna L, 2003)
Pola istirahat Anak yang mulai besar akan mulai
berkurang waktu tidurnya karena
kegiatan fisiknya meningkat
terutama saat bermain pada anak
umur 6-12tahun (Soetjiningsih,
2012)
Pola persoal hygiene Menjaga kulit anak dari
kelembapan yang berlebihan
(Wong, Donna L, 2003)
Pola aktifitas Tampat aktif, gesit dan gembira
(Soetjiningsih, 2012)

5. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga (genogram)
 Stimulasi, motivasi belajar, ganjaran / hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stress, tekanan, cinta dan kasih sayang,
kuantitas interaksi anak dengan orang tua mempengaruhi
perkembangan anak (Soetjiningsih, 2012 )
 Pekerjaan / pendapatan keluarga, pendidikan ayah / ibu,
jumlah saudara, jenis kelamin, stabilitas rumah tangga
mempengaruhi tumbuh kembang (Soetjiningsih, 2012)
 Faktor genetika merupakan modal dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang anak, melalui instruksi
genetika yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap

18
rangsangan umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan
tulang (Soetjiningsih, 2012)
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
 Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidak potensi bawaan. Lingkungan yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya peotensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya
(Soetjiningsih, 2012)
c. kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
 Asuhan dan kebiasaan dari suatu masyarakat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
(Soetjiningsih, 2012)
 Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2012)
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah: Tekanan darah normal yaitu tekanan sistolik dan
diastolik kurang dari presentil ke-90 untuk usia dan jenis kelamin.

19
Kelompok Usia n Rerata Presentil Presentil
ke-90 ke- 95
BBL 1 – 3 hari 219 65/41 (50) 75/49 (59) 78/52 (62)
1 bulan sampai 2
660 106/68 (83) 106/68 (83) 110/72(86)
tahun
2 sampai tahun 631 112/66 (82) 112/66 (82) 115/68 (85)

(Wong, Donna L. 2003)


Nadi : Apikal 120 sampai 140 denyut/menit( Wong,
Donna L.2003
Pernafasan : 30 – 60 kali/menit (Wong Donna L, 2003)
Suhu : 30 – 60 kali/menit (Wong Donna L, 2003)
Antropometri
Tinggi badan : Pada anak umur lebih dari 2 tahun pengukuran
pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi
tidur telentang dan pada umur lebih dari 2 tahun
dengan posisi berdiri (Soetjiningsih, 2012)

Berat badan : Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik


pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan
tumbuh kembang anak (Meadow roy, 2003)

USIA RATA-RATA BERAT


3 hari 3.0
10 hari 3.2
3 bulan 5,4
6 bulan 7.3
9 bulan 8.6
(wong donna L.2003)

Lila : Laju tumbuh lambat dari 11cm pada saat lahir


menjadi 16cm pada umur 1 tahun selanjutnya tidak
banyak berubah 1 sampai 3 tahun (Soetjiningsih,
2012)

20
Lingkar Kepala : Pertumbuhan lingkar kepala yang paling pesat
adalah pada 6 bulan peratama,yaitu dari 34 pada
waktu lahir menjadi 44cm pada umur 6 bulan
sedangkan pada umur 1 tahun 47cm, 2 tahun
49cm,dewasa 54cm (Soetjiningsih, 2012)
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe mulai dari inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.
Inspeksi :
Kulit : Tidak ada oedema, tidak ada kelainan.
Kepala : Kulit kepala bersih, kontruksi rambut kuat,
distribusi rambut merata.
Wajah : Mata segaris denga telinga; hidung digaris tengah
(varney,2007)
Mata : Sklera jenih, konjungtiva jernih, iris berwarna
merata dan blateral, pupil bilateral dan reaktif
terhadap cahaya, kornea jernih, retina
transparan.klopak mata tanpa ptosis dan edeme.
(varney, 2007).
Telinga : Posisi telinga garis lurus terhadap mata
(Varney, 2007)
Hidung :Tidak ada sumbatan jalan nafas Posisinya garis
tengah; nares ada di kedua sisi, (Varney, 2007).
Mulut : lembab, simteris, mukosa mulut basah, tidak ada
labio schizis.

Leher :
- Tonsil : Tidak ada peradangan
- Faring : Tidak ada peradangan
- Vena Jugularis : Tidak ada bendungan
- Kel.Tiroid : Tidak ada pembesaran
- Kel.Getah Bening: Tidak ada pembesaran

21
Dada dan payudara : Elips, tidak ada retraksi dinding dada
Ekskursi dikedua sisi sama, tulang iga simetris
puting payudara jaraknya sejajar tanpa ada puting
tambahan, areola tegag dan tidak ada rabas. (Varney,
2007)
Abdomen : Tidak ada pembesaran.
Genetalia eksterna : Pada perempuan: Labia mayora menutupi
labia minora, labia minora terbentuk sempurna,
terdapat klitoris, meatus uretra ada di depan vagina,
genetalia dapat dibedakan antara pria dan wanita,
perineum halus. (Varney, 2007)
Pada laki-laki : penis lurus, meatus urnarius
ditengah dan diujung glans, testis dan skrotum
penuh dan banyak ruage, pigmentasi gelap.
(Varney, 2007)
Anus : Tidak ada hemoroid, ada lubang anus di tengah.
(Varney, 2007)
Ekstermitas : panjang proporsional terhadap satu sama lain,
ekstermitas bawah dan tubuh simetris, jari 10
dengan jarak yang sama satu sama yang lain
(Varney, 2007).
Palpasi :
Kepala : Tidak ada massa atau area yang lunak ditulang
tengkorak (varney, 2007)
Wajah : Tidak ada odeme.
Mata : Tidak ada odeme.
Telinga : Struktur elastis.
Hidung : tidal ada fraktur pada tulang hidung
Leher : Tiroid terdapat di garis tengah, nodus limfe tidak
dapat dipalpasi, tidak ada massa.(varney, 2007)
Dada : posesus xifoideus ada, tulang iga tanpa masa atau
krepitus, jaringan payudara 1 cm (Varney, 2007).

22
Abdomen : abdomen lunak dan tidak nyeru teken dan massa.
(Varney, 2007)
Genetalia eksterna : tidak ada pembengkakan
Anus : terdapat lubang anus
Ekstermitas : klavikula tanpa fraktur; humerus, radius dan ulna
ada.
Auskultasi
Contoh :
 Suara tracheal : pada daerah trachea, intensitas tinggi,
ICS 2 1:1
 suara bronchial : pada percabangan bronchus, pada saat
udara masuk intensitas keraspada ICS 4-5 1:3,
 Suara broncho vesikuler : pada bronchus sebelum
alveolus, intensitas sedang ICS 5.
 suara vesikuler : pada seluruh bagian lateral paru,
intensitas rendah 3:1
 Wheezing terdengar pada saat inspirasi dan rales pada
saat ekspirasi
Perkusi :
Contoh : Perkusi pada daerah jantung, hati adalah pekak, ,
perkusi pada daerah lambung adalah timpani.
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
Pada balita, pemeriksaan refleks yang dilakukan antara lain :
Refleks moro :
Refleks tonic neck :
Refleks rooting : Reflek menoleh saat ada yang didekatkan
ke mulut +
Refleks sucking : Reflek menghisap bayi +
Refleks graps (plantar & palmer grasp) :
Refleks babynski :
Refleks terjun (parachute) : positif (kedua lengan bayi
diluruskan dan jari-jari kedua

23
tangannya dikembangkan seolah-olah
hendak mendarat di atas meja periksa
dengan kedua tangannya.)
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostik lainnya :

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulakan diinterprestasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis :
Masalah :
Kebutuhan :

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual yang telah
diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan tindakan
antisipasi agar diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.
Diagnosis Potensial : tidak ada

24
III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi / darurat yang harus
dilakukan. Rumusan ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan
secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.
kebutuhan tindakan segera : tidak ada

IV. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasikan.

 Berikan KIE ibu dan/atau keluarga agar tetap memberikan stimulasi


mental kepada anak untuk tumbuh kembang anak.
Rasional : Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar
(pendidikan dan latihan pada anak balita, mengembangkan perkembangan
mental psikososial : kecerdasan, ketrampilan, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya (Soetjiningsih,
2012: 14)
 Berikan KIE ibu dan/atau keluarga tetap memberikan kebutuhan fisik
secara biomedis.
Rasional : Kebutuhan fisik biomedis merupakan kebutuhan dasar ;
imunisasi, pemberian ASI, penimbangan berat badan secara teratur,
pengobatan jika sakit, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi, yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2012)
 Berikan KIE ibu dan/atau keluarga untuk memberikan kebutuhan
sosial/kasih sayang.
Rasional : Kebutuhan sosial/kasih sayang atau hubungan yang erat dan
mesra antara ibu dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, maupun psikososial.
(Soetjiningsih, 2012)
 Berikan KIE kepada ibu dan/keluarga untuk selalu antisipasi keamanan &
keselamatan atau risiko cidera pada balita.

25
Rasional: Antisipasi keamanan dan keselamatan demi menghindari balita
dari hal-hal yang tidak diinginkan, orangtua harus memperhatikan hal-hal
seperti mengunci pintu, letak benda-benda tajam di tempat aman dll. (Dra.
Suharmiati, Msi., Apt. & dr. Lestari Handayani, M.Med (PH))
 Beri KIE kepada ibu dan/atau untuk memberi kesempatan balita bermain
dan mencoba sesuatu yang baru, mengenali hobinya yang positif dan
selalu awasi balita. (Depkes RI, 2003 : 35)
Rasional : mengenali hobi anak sejak dini merupakan langkah yang bagus
untuk mengetahui potensi balita. hal ini juga merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan para orang tua, sehingga bisa segera memberikan
berbagai fasilitas yang berfungsi untuk mendukung apa yang menjadi hobi
balita. (Soetjiningsih, 2012)

V. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VI. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

26

Anda mungkin juga menyukai