Disusun Oleh:
SITI HAULAH
NIM. P07224422095
Mahasiswa
Siti Haulah
NIM. P07224422095
Mengetahui,
Siti Haulah
NIM. P07224422095
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan Anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan
pada Remaja Dengan Anemia Ringan.
Terselesaikannya laporan Laporan Pendahuluan pada ibu bersalin dengan
persalinan fisiologis di Wilayah Kerja Puskesmas Sebulu I ini adalah atas usaha
maksimal dari penulis dan dalam penyelesaiannya, banyak sekali mendapat
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Maka dengan selesainnya
penyusunan laporan pendahuluan ini sudah selayaknya penulis mengucapkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing institusi ibu Dewi
Rinda Astuti, M.Keb dan kepada pembimbing klinik ibu Rina Fajariani,
A.Md.Keb yang selalu sabar memberikan bimbingan, serta teman-teman yang
memberi semangat serta saran dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Laporan
Pendahuluan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Sulistyowati & Nugraheny, 2018). Proses persalinan memiliki arti yang berbeda
disetiap wanita, dengan belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan
dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi
pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk, 2019).
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah &
Hidayat, 2017). Persalinan merupakn suatu proses terjadinya pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2017).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawirohardjo, 2019).
Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir),
passanger (janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal
(Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor
lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis dan penolong (Rohani
dkk, 2017).
Data profil kesehatan Indonesia tahun 2018 cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2018 adalah sebesar
90,88% sedangkan berdasarkan Riskesdas 2018, kualifikasi tertinggi penolong
saat persalinan dilakukan oleh bidan (68,6%). (Kementrian Kesehatan RI, 2018)
Tanda sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa minggu sebelum
wanita memasuki hari perkiraan kelahiran yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) dengan adanya tanda lightening atau setting atau
dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul.
Pada primigravida terjadi menjelang minggu ke-36. Lightening disebabkan
karena adanya kontraksi Braxton hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan
ligamentum rotundum, serta gaya berat janin. Saat kepala memasuki pintu atas
panggul, ibu akan merasakan rasa sesak pada perut bagian atas berkurang dan
pada bagian bawah terasa sesak.
Tanda berikutnya adalah perut ibu akan terlihat lebih melebar dan fundus
uteri turun, kemudian ibu akan mengalami miksi atau sulit berkemih, kemudian
ibu juga akan merasakan sakit pinggang dan perut, tanda berikutnya adalah
serviks mulai lembek dan mendatar, pada multipara gambaran ini kurang jelas
karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
Tanda berikutnya adalah terjadinya his. Sifat dari his adalah adanya rasa
nyeri dibagian bawah, his tersebut datang dengan sangat teratur, durasinya
biasanya setiap 5 sampai 10 menit, bertambah dengan beraktivitas serta adanya
perubahan pada serviks seperti keadaan vulva yang semakin melebar dan adanya
cairan air ketuban yang merembes. (Mochtar, 2018).
Penatalaksanaan pada ibu dengan persalinan normal memerlukan dua
sudut pandang yang berbeda. Pertama, persalinan harus dikenali sebagai proses
fisiologis normal yang sebagian besar perempuan mengalaminya tanpa
komplikasi. Kedua, komplikasi intrapartum yang muncul secara cepat dan tiba-
tiba harus diantisipasi. Petugas kesehatan harus bisa membuat setiap perempuan
yang melahirkan dan keluarga merasa nyaman dan memastikan keselamatan ibu
serta neonatus jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi (Cunnongham et al, 2019).
Sebagian besar wanita pada proses persalinan mengalami perubahan fisik
dan psikologis sebagai respon dari apa yang dirasakan dalam proses persalinannya
perubahan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan pada
pasien. Dukungan sosial dan emosional serta pelayanan selama persalinan adalah
salah satu intervensi yang tepat digunakan untuk mencapai pengalaman
melahirkan yang positif (Alexander et al, 2018).
Petugas kesehatan harus memiliki sikap empati dan kesabaran untuk
mendukung calon ibu yang melahirkan dan keluarga. Petugas kesehatan sebagai
pemberi asuhan dalam persalinan juga harus mampu memenuhi tugas diantaranya
mendukung wanita; pasangan dan keluarga selama proses persalinan,
mengobservasi saat persalinan berlangsung; memantau kondisi janin dan kondisi
bayi setelah lahir, mengkaji faktor resiko, mendeteksi masalah sedini mungkin,
melakukan intervensi minor jika diperlukan seperti amniotomi dan episiotomy,
perawatan bayi baru lahir, merujuk ke tingkat perawatan yang lebih tinggi jika
terjadi komplikasi (Tasnim et al, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidananan persalinan normal menggunakan pola pikir manajeman
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam bentuk
SOAP.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan dibuatnya laporan kasus ini adalah
mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada asuhan
kebidanan persalinan normal
b. Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk
merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada dengan
persalinan normal
c. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada
ibu dengan persalinan normal
d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dan rujukan pada
pada ibu dengan persalinan normal
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan kehamilan pada ibu
dengan persalinan normal
f. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada pada ibu dengan
persalinan normal
g. Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada ibu
dengan persalinan normal
h. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada ibu dengan persalinan normal
i. Menganalisis asuhan kebidanan pada ibu dengan persalinan
normal yang telah dilaksanakan dengan teori yang ada.
BAB II
TINJAUAN TEORI
d. Kenyamanan
Posisi Persalinan yang nyaman saat persalinan sangat diperlukan bagi ibu
untuk mengurangi ketegangan, rasa nyeri, mempercepat penurunan
kepala janin. Beberapa posisi yang dapat digunakan yaitu rekumben
lateral (miring), lutut dada, tangan lutut, duduk, berdiri, berjalan, dan
jongkok. Posisi tersebut dapat membantu rotasi janin dari posisi posterior
ke anterior. Selain posisi di atas, bidan juga dapat menganjurkan ibu
untuk berjalan-jalan sambil menunggu pembukaan lengkap (jika masih
memungkinkan). Apabila ibu tidak memungkinkan untuk turun dari
tempat tidur, maka bidan dapat menganjurkan ibu untuk berbaring miring
kiri.
Beberapa keuntungan berbaring miring kiri adalah koordinasi lebih baik
dan kontraksi uterus yang lebih efisien dan lebih kuat, memfasilitasi
fungsi ginjal, karena aliran urin menurun pada posisi terlentang,
memfasilitasi rotasi janin pada posisi posterior, dan meredakan tekana
uterus dan kompresi pada pembuluh darah utama ibu (vena cavainferior
dan aorta).
(Manuaba, 2017).
e. Lain-Lain
Kebutuhan ibu bersalin yang lainnya seperti kontak fisik, pengalihanrasa
nyeri persalinan, dan lingkungan persalinan (Manuaba, 2017).
10. Kewenangan Bidan dan Standar Pelayanan Intranatal
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan kebidanan persalinan,
bidan mempunyai kewenangan menurut Permenkes No. 28 tahun 2017
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan yaitu episiotomi,
pertolongan persalinan normal, penjahitan laserasi tingkat I dan II,
penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan rujukan,
fasilitasi/bimbingan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan promosi ASI
Eksklusif, pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan
postpartum.
Standar pelayanan intranatal terdiri dari 4 standar, antara lain
sebagai berikut:
a. Standar 9 yaitu asuhan persalinan kala I
b. Standar 10 yaitu persalinan kala II yang aman
c. Standar 11 yaitu penatalaksanaan aktif persalinan kala III
d. Standar 12 yaitu penanganan kala II dengan gawat janin melalui
episiotomy
(Sukarni & Margareth, 2018).
Identitas Suami
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus
dengan siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat
pendampingan saat persalinan akan membuat psikologis ibu
membaik dan membuat motivasi dalam mengejan (Depkes RI,
2018).
g. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan
1) Psikologis
Riwayat pernikahan : Pernikahan ke berapa, lama menikah, status
pernikahan sah/tidak
Kehamilan direncanakan/tidak
Psikologis ibu menghadapi persalinan
2) Sosial : Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilan ini
3) Kultural: Adakah adat istiadat yang dilakukan pada proses persalinan
yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan bagi ibu maupun
janin
4) Spiritual : Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada proses
persalinan yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan bagi
ibu maupun janin.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg-120/80 mmHg, <140/90 mmHg
Peningkatan sistolik 10-20 mmHg dan diastolik rata-rata
10 mmHg masih dianggap normal (Varney, 2017)
Nadi : 60-100 x/menit Peningkatan nadi dapat terjadi pada saat
kontraksi uterus (Varney, 2017)
Suhu Tubuh : 36,5-37,5 0C Peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-1o C
masih dianggap normal (Varney, 2017)
Pernapasan : 16-20 x/menit
Peningkatan frekuensi pernapasan mencerminkan
peningkatan metabolisme yang terjadi saat proses
persalinan (Varney, 2017)
Antropometri :
Tinggi Badan : >145 cm Tinggi Badan ibu kurang dari 145 cm dapat
dicurigai terjadinya kesempitan panggul (Varney,
2015)
Kenaikan Berat Badan : ≤ 15 kg, penambahan berat badan lebih dari
15 kg dapat mengindikasi ibu mengalami PEB,
DM dan janin makrosomia (Varney, 2017)
Ukuran lila : >23,5 cm, ukuran lila kurang dari 23,5
mengindikasikan status gizi buruk pada ibu
hamil (Varney, 2017)
IMT : Indeks massa tubuh ibu (BMI; dihitung
sebagai berat dalam kilo-gram dibagi tinggi
dalam meter persegi; BMI untuk di
bawahberat, <18,5; berat normal, 18,5- 24,9;
kelebihan berat badan, 25-29,9;dan obesitas,
≥30) (Côrtes et al., 2018)
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : kulit kepala tampak bersih, distribusi rambut merata
Wajah :Tampak cemas, tidak tampak pucat dan oedema, tampak/tidak
tampak kloasma gravidarum Pada ibu primi bahkan multi
terkadang bereaksi berlebihan terhadap persalinan awal dengan
terlalu banyak memberi perhatian pada kontraksi, menjadi tegang,
timbul kecemasan atau perasaan aneh terhadap tubuh.
(Prawirohardjo, 2020)
Mata :tampak simetris, kelopak mata tidak oedema, tampak sclera
berwarna putih, tidak tampak kelainan, konjungtiva tampak
berwarna merah muda
Hidung :tampak bersih, tidak tampak cuping hidung, polip, dan
peradangan
Mulut :tampak bibir bersih, mukosa mulut lembab, lidah bersih dan
tremor, gigi geraham lengkap, tidak tampak stomatitis, caries
dentis, dan pembesaran tonsil
Telinga :tampak bersih, tidak tampak pengeluaran secret
Leher :tampak/tidak tampak hyperpigmentasi, tidak tampak pembesaran
tonsil, tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar getah
bening, dan kelenjar tiroid
Dada :tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada
Payudara :tampak simetris dan bersih, areolla dan putting tampak
kehitaman, lebih besar, tidak tampak benjolan pada payudara
putting akan lebih besar, kehitaman, dan tegak dan pada areola
akan lebih besar dan kehitamantidak teraba benjolan atau massa
abnormal.
Abdomen :tampak pembesaran, tampak/tidak tampak linea dan striae, tidak
tampak bekas operasi dan asites
TFU : Mengukur jarak symphisis-fundus dengan menggunakan cara Mc-
DONALD (APN, 2017)
Leopold I : Tinggi fundus uteri dengan menggunakan jari, biasanya pada UK
aterm TFU pertengahan pusat-Processus Xypoideus. Pada fundus
teraba lunak, kurang bulat, kurang melenting (bokong janin)
Leopold II :Teraba keras memanjang seperti papan diabdomen sebelah
kanan/kiri ibu (punggung janin) dan bagian terkecil janin
diabdomen sebaliknya.
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang berada pada bagian SBR
dan sudah masuk PAP atau belum
Leopold IV : Bagian terendah janin sebagian kecil/besar sudah melewati PAP
(Konvergen/ Divergen)
TBJ : TFU (cm) diukur dengan pita pengukur kemudian dimasukkan
ke dalam Rumus Johnson (hanya jika presentasi kepala) TBJ (gr)
= (TFU-11)x155, jika kepala sudah masuk ke dalam panggul
TBJ (gr) = (TFU-12)x155, jika kepala masih diatas spina
ischiadika
Penurunan kepala dengan perlimaan : < 5/5 pada Primi
pada kala 1 persalinan, kepala seharusnya sudah masuk
ke dalam rongga panggul. Bila ternyata kepala memang
tidak dapat turun, mungkin bagian terbawah janin (kepala)
terlalu besar dibandingkan dengan diameter pintu atas
panggul (CPD) (APN, 2017)
DJJ : terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit, interval teratur tidak
lebih dari 2 punctum maximal (Sulfianti et al, 2020)
Daerah/letak DJJ : kuadran kiri/kanan bawah bawah abdomen ibu
Genetalia : Tampak pengeluaran lendir darah, cairan ketuban tidak teraba
oedema, tidak teraba pembesaran pada kelenjar bartholini. Pada
proses persalinan jika terjadi oedem pada perineum maka perlu
dihindarkan persalinan pervaginam karena dapat dipastikan akan
terjadi laserasi perineum (Manuaba, 2012)
Ekstremitas : tampak simetris, tidak oedema
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan His
His Kala I : His belum begitu kuat datangnya 10-15 menit tidak begitu
mengganggu ibu interval menjadi lebih pendek kontraksi kuat dan
lama His dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x dalam 10 menit dan
berlangsung selama ≥ 40 detik (Varney, 2017)
Pemeriksaan Dalam
Menurut Prawirohardjo (2020), Pemeriksaan dalam meliputi :
Tanggal :
- Vulva Vagina : Tidak ada massa abnormal
- Portio : effacement 0-100%
- Pembukaan : 0-3 cm : Fase laten
3-4 cm : Fase aktif, akselerasi
4-9 cm : Fase aktif, dilatasi maksimal
9-10 cm : Fase aktif, deselerasi
- Ketuban
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban Bercampur
mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban sudah tidak
mengalir lagi
- Presentasi : Belakang kepala
- Denominator : UUK (Oksiput)
Posisi : Uuk kiri depan (LOA)/ UUK kanan depan (ROA)
- Hodge : Hodge I-III
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb normal : > 11 gr%
Hb meningkat rata-rata 1,2 gr% selama persalinan
(Varney, 2015)
Sel Darah Putih : Meningkat secara progresif pada kala I
persalinan, ± 5000-15.000 pada saat pembukaan
lengkap Waktu koagulasi darah berkurang dan
terdapat peningkatan fibrinogen plasma (Varney,
2015) Albumin dan reduksi urine negative
(Herlina, 2017)
Pemeriksaan USG : Janin Intra uterine
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan
Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan
merupakan hak klien dan keluarga (Varney, 2017)
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
S:
1. Identitas
Nama Istri : Ny. R Nama Suami : Tn. T
Umur : 21 th Umur : 26 th
Suku : Kutai Suku : Banjar
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Segihan RT.001
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi wajah : Cemas
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : bulat, pembesaran pada uterus sesuai usia kehamilan,
terdapat linea nigra, tidak ada striae .
TFU : 31 cm
Leopold I : teraba bagian kurang bulat, kurang melenting, dan agak
lunak yaitu bokong pada TFU ibu.
Leopold II : teraba bagian panjang, keras, seperti papan pada
abdomen ibu sebelah kiri yaitu punggung dan teraba
bagian kecil pada abdomen sebelah kanan ibu yaitu
ekstremitas janin.
Leopold III : teraba bagian keras, bulat, dan melenting pada segmen
bagian bawah rahim yaitu kepala bayi. Bagian terendah
sudah tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV: Divergen, sebagian besar bagian terendah janin sudah
masuk pintu atas panggul.
TBJ : (31 - 11) x 155 = 3.100 gram
DJJ : 146 kali/menit
HIS : 3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
Genitalia : ada pengeluaran lendir, tidak ada varices, tidak ada
oedema, tidak ada condilomalata/acuminate, tidak terdapat
hemoroid pada anus
3. Pemeriksaan Khusus
Tanggal : 24 Oktober 2022
Jam : 14.00 WITA
Hasil VT :
Tanggal 24 Oktober, pukul : 14.00 WITA, Oleh : Bidan
Tidak ada kelainan pada vulva, ada pengeluaran lendir darah, saat
dilakukan VT portio tebal lunak, pembukaan 4 cm, ketuban utuh, tidak ada
penyusupan, presentasi kepala dengan denominator UUK, posisi kiri
depan, tidak teraba bagian terkecil janin, penurunan kepala di H I.
A:
Diagnosis : GI P1000, usia kehamilan 38 minggu 4 hari kala I
fase aktif
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P:
No Jam Pelaksanaan TTD
1. 24-10- Menjelaskan hasil pemeriksaan secara umum
2022 bahwa dalam keadaan baik. Mahasiswa
14.00 ; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. 14.05 Menganjurkan ibu agar tetap makan dan minum
untuk menyiapkan tenaga selama proses
Mahasiswa
persalinan.
; ibu mengerti dan akan makan nanti
3 14.30 Observasi DJJ 142 x/mnt, HIS 3 x 10 menit
interval 30 detik dan Nadi 88 x/mnt Mahasiswa
; terlampir di partograph
4 15.00 Observasi DJJ 142 x/mnt, HIS 4 x 10 menit
interval 30 detik dan Nadi 88 x/mnt Mahasiswa
; terlampir di partograf
5 15.30 Observasi DJJ 141 x/mnt, HIS 4 x 10 menit
interval 35 detik dan Nadi 88 x/mnt Mahasiswa
; terlampir di partograph
6 15.35 Menganjurkan ibu untuk mandi
; ibu mengerti dan ibu telah mandi Mahasiswa
S:
Ibu mengatakan ingin meneran dan mengatakan perut mules ingin BAB
keras
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 146x/menit,
terletak di kuadran kiri bawah. Kontraksi uterus 5 x 10
menit durasi 40 – 45 detik dengan intesitas kuat.
Genetalia : meningkatnya pengeluaran lendir darah, adanya
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan
spingter ani membuka
3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 24 Oktober 2022
Jam :19.00 WITA
Hasil VT: ada pengeluaran lendir darah, tidak teraba oedema, portio
tidak teraba, pembukaan ∅ 10 cm, effacement 100%, ketuban pecah
spontan dan jernih, presentasi kepala, denominator UUK, hodge IV
A:
Diagnosis : GIP1000 usia kehamilan 38 minggu 4 hari kala II
persalinan normal.
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 24 Oktober Memakai APD dan mencuci tangan
Bidan dan
2022 ; APD telah digunakan.
Mahasiswa
2. 19.20 Meminta keluarga membantu menyiapkan
posisi meneran saat kontraksi kuat atau ibu
ingin meneran. Membimbing meneran,
memberi semangat, memperbaiki cara
meneran, mengambil posisi yang nyaman,
Bidan dan
menganjurkan istirahat dan minum diantara
Mahasiswa
kontraksi.
; ibu meneran dengan benar dalam posisi
yang nyaman, ibu istirahat diantara
kontraksi dan keluarga memberi dukungan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : TFU 1 jari atas pusat, kontraksi baik dan kandung
kemih kosong
Genitalia : tali pusat terlihat memanjang dan ada semburan
darah secara tiba – tiba
A:
Diagnosis : GIP0000 Kala III Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 24-10-22 Memberitahu ibu bahwa akan disuntikan Mahasiswa
19.51 oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik
kemudian menyuntikkan oksitosin 1 ampul 10
unit secara IM pada sepertiga bagian paha luar.
; Ibu bersedia dan telah disuntik oksitosin.
2. 19.53 Memindahkan klem tali pusat dengan jarak 5 cm
dari vulva dan meletakkan satu tangan diatas
diperut bawah ibu untuk mendeteksi kontraksi Mahasiswa
dan satu tangan lain melakukkan PTT.
; klem telah dipindahkan, uterus berkontraksi
baik dan telah dilakukan PTT
3. 20.00 Memegang tali pusat sambal tangan lain
mendorong uterus kea rah atas (dorso-kranial) Mahasiswa
hingga plasenta muncul di introitus vagina.
; Plasenta telah dilahirkan.
4. 20.02 Melakukan massage uterus segera selama 15
detik setelah plasenta lahir.
Mahasiswa
; massase uterus telah dilakukan dan uterus
berkontraksi dengan baik, uterus, teraba bulat
dan keras.
5. 20.10 Memeriksa kelengkapan plasenta.
; Plasenta lahir lengkap, selaput ketuban utuh , Mahasiswa
kotiledon ± 20 buah ,terdapat 2 arteri 1 vena,
insersi tali pusat sentralis.
Kala IV Persalinan
S:
Ibu mengatakan masih merasa mules dan nyeri pada jalan lahir.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan darah :110/70 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC.
2. Pemeriksaan Fisik
Payudara : puting susu menonjol, colostrum sudah keluar, dan
konsistensi payudara ibu agak keras.
Abdomen : mengecil, uterus teraba bulat dan keras, kontraksi
uterus baik, TFU 2 jb/pst, kandung kemih kosong.
Genetalia : Tampak perdarahan ±250 cc, perineum utuh
A:
Diagnosis : P1001 kala IV Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 24-10-22 Mengevaluasi laserasi.
20.05 ; perineum utuh Bidan
Pada studi kasus Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis pada Ibu ‘R’
usia 21 tahun dengan GI P0000 UK. 38 minggu 4 hari minggu ini membahas tentang
kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan hasil dari asuhan kebidanan yang
telah penulis lakukan pada Ibu R di Puskesmas Sebulu I Kecamatan Sebulu
Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menggunakan standart asuhan kebidanan
yang terdiri dari pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan, melaksanakan
asuhan kebidanan pada persalinan, dan melakukan evaluasi serta
pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metode SOAP pada persalina
fisiologis. Adapun pembahasan ini di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :
Pada tanggal 24 Oktober 2022 diusia kehamilan 38 minggu 4 hari
minggu Ny. R merasakan sakit perut, kencang-kencang, dan mules sejak
pukul 05.00. Hal ini sesuai dengan teori bahwa persalinan dianggap normal
jika proses persalinannya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan atau setelah
37 minggu (Wiknjosastro, 2010). Tanda-tanda persalinan yang dirasakan ibu
sesuai dengan teori yang menyatakan yaitu tanda-tanda persalinan adalah rasa
nyeri, mules dan kencang oleh adanya his/kontraksi yang kuat, sering dan
teratur, keluar lendir bercampur darah, kadang-kadang ketubah pecah dengan
sendirinya, dan jika dilakukan pemeriksaan dalam serviks mendatar dan telah
ada pembukaan. (Mochtar, 2011).
Pada tanggal 24 Oktober 2022 ibu merasa perut kencang-kencang
semakin sering dan segera memeriksakan diri dan tiba di Puskesmas Sebulu I
pada pukul 14.00 WITA dan segera dilakukan pemeriksaan fisik dan tanda-
tanda persalinan. Dari hasil pemeriksaan umum tekanan TD : 110/80 mmHg,
N : 88 x/menit, RR : 18 x/menit, T : 36 0C, pada hasil yang didapatkan sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa perubahan fisiologis tekanan darah
meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 10-20
mmHg dan diastolic 5-10 mmHg pada waktu-waktu diantara kontraksi
tekanan darah kembali ke sebelum persalinan, suhu sedikit meningkat selama
persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan, denyut nadi
diantara kontraksi akan lebih tinggi dibanding selama periode menjelang
persalinan, pernafasan sedikit peningkatan frekuensi pernafasan masih normal
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi (Varney, 2008).
Pada pukul 14.00 WITA dilakukan pemeriksaan dalam yaitu terdapat
pengeluaran lendir darah, portio lunak tebal, pembukaan 4 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, penurunan kepala H I, pemeriksaan HIS 3 kali dalam 10
dengan durasi kontraksi 35 detik DJJ : 146 x/menit. Kala I pada Ny. T
berlangsung selama 4 jam 10 menit. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa
menurut Prawihardjo (2014) proses persalinan kala I pada multipara
berlangsung maksimal selama 8 jam. Pada kala II Ny. R merasa ingin BAB
yang tidak tertahankan, ini sesuai dengan teori yang menyatakan tanda gejala
kala II persalinan adalah ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi, penonjolan rectum, dan penonjolan perineum (Varney,
2008). Pukul 19.00 WITA dilakukan kembali pemeriksaan dalam dan
didapatkan hasil pengeluaran lendir darah semakin banyak, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban pecah spontan jernih, presentasi kepala,
penurunan kepala HIV, pemeriksaan DJJ 140 x/menit. Bayi Ny. R lahir pada
pukul 19.50 WITA dengan jenis kelamin Perempuan, BB : 3500 gram, PB :
53 cm. Proses kala II Ny. T berlangsung selama 50 menit. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang menyebutkan lama persalinan kala II pada multipara
berlangsung rata-rata selama 1 jam (Manuaba, 2020).
Pada kala III persalinan dilakukan manajemen aktif kala III yang
bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga
dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi
kehilangan darah kala III persalinan (JNPK-KR, 2017), tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik. Plasenta lahir spontan, selaput dan kotiledon utuh
pada pukul 20.00 WITA. Kala III Ny. A berlangsung selama 10 menit tanpa
adanya penyulit. (Prawirohardjo, 2010). Setelah lahirnya plasenta dilakukan
pemeriksaan pada jalan lahir dan didapati perineum utuh.
Pada kala IV yang dimulai setelah lahirnya plasenta penulis
mengobservasi kontraksi Ny. R yaitu fundus terasa keras, tinggi fundus 2 jr b/
pusat, kemudian mengobservasi selama 2 jam mulai pukul 20.50 WITA
hingga 22.50 WITA. Selama 2 jam post partum dilakukan pemantauan secara
berkala meliputi TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan pendarahan
hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan kala IV dimulai setelah lahirnya
plasenta dan berakhir dua jam setelah persalinan tersebut (JNPK-KR, 2017).
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada pemantauan kala IV.
Dapat disimpulkan bahwa proses persalinan Ny. T dari kala I sampai
dengan kala IV berjalan secara normal, tidak melebihi 8 – 12 jam
(Mochtar,2011). Perdarahan yang dialami ibu selama persalinan sebanyak ±
250 ml sesuai dengan teori yang menyatakan mengestimasi jumlah perdarahan
diperlukan sebagai bentuk deteksi dini kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum,yaitu jumlah perdarahan >500ml. (JNPK-KR, 2017).
Kesenjangan antara teori dan kondisi Ny. T selama persalinan dapat
terjadi karena adanya faktor-faktor yang mendukung kondisi ibu selama
persalinan antara lain keadaan psikologis ibu, teknik mengejan ibu yang
efektif, kondisi jalan lahir (Passage) yang adekuat serta letak janin
(Passanger).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin secara
fisiologis Puskesmas Sebulu I maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu bersalin telah sesuai dengan
teori dengan melakukan pendekatan menggunakan manajemen kebidanan
7 langkah Varney.
Tidak ada penyulit selama proses persalinan Ny.R pada kala I
sampai kala IV. Hal ini disebabkan karena fisik dan psikis Ny. R telah
dipersiapkan dengan baik sebelum persalinan dan asuhan kebidanan yang
dilakukan saat proses persalinan menggunakan 60 langkah asuhan
persalinan normal.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai standar profesi
kebidanan dan dapat mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul
antara teori yang didapat diperkuliahan dengan praktik dan yang nyata
dilahan serta dapat mengaplikasikan teori yang didapat dengan
perkembangan ilmu kebidanan yang terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Untuk Bidan maupun tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat
memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara
dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam proses persalinan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar Institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan mempraktekan
dan menerapkannya pada pasien atau klien secara langsung.
4. Bagi Klien
Agar ibu bersalin melakukan proses persalinan di tempat atau fasilitas
kesehatan dan di tolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten.
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Seno. 2011. Hamil di Usia 20, 30, dan 40an. Available online: http://ibu-
dan-bayi.blogspot.com. 26 November 2017.
Ambarwati, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset.
Benson, P & Pernoll. (2012). Buku saku Obsetry Gynecology William. Jakarta
EGC.
Lloyd-Jones D., Adams, R., Carnethon, M., Simone, G., Ferguson, B., Flegal, K.
2013, ‘Heart Disease and Stroke Statistics-2013 Update : A Report From
the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics
Subcommittee’, Circulation, 119:e21-e181.
Manuaba. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC.
Putra, Sitiatava Rizema. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita Untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: D-Medika.
Simkin, Penny, et all. 2008. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta. Arcan.