Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR

KONTRASEPSI HORMONAL ALAT KONTRASEPSI DALAM KULIT


(AKDK)

Disusun oleh:

Julia Rika Pratiwi

NIM. P07224315017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama kita
kenal.KB artinya merencanakan jumlah anak sesuai kehendak kita, dan
menentukan sendiri kapan kita ingin hamil (Kesrepro, 1997).
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif
tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri,
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto, 2004). Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1996, setiap tahun lebih dari 600.000
wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat melahirkan, 99%
kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak
kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi
ini (Dipo Handoko, 2001).
Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta penduduk
dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah merencanakan
untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga 1,14% pada tahun
2009 (Depkes, 2008).
Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK),
pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi
perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi Hartanto, 2004).
Secara pendekatan sosioekonomi pengontrolan kelahiran penting untuk
meningkatkan kualitas hidup dan memberi efek yang positif terhadap kebahagian
keluarga juga lingkungan sekitar (Cunningham, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB AKBK
menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB AKBK penulis
mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori KB
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada akseptor KB
AKBK
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB AKBK dengan
pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada akseptor KB AKBK dalam
bentuk catatan SOAP.
A. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Dengan KB
PENGKAJIAN
Data Subjektif
1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun)
Mempengaruhi bagaimana mengambil keputusan dalam kesehatannya
(Sarwono, 2005)
Usia reproduktif (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2010 :
MK 75)
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan utama :
 Timbul bercak/flek-flek
- AKDR
- PIL
- Suntik 1 Bulan
- AKBK
 Sakit kepala ringan
a. PIL
b. Suntik 3 bulan
c. Suntik 1 Bulan
 Berat badan naik/turun
d. PIL
e. Suntik 3 Bulan
f. Suntik 1 Bulan
 Mual
g. PIL
h. Suntik 3 Bulan
i. Suntik 1 Bulan
 Payudara nyeri
j. PIL
k. Suntik 3 Bulan

3. Riwayat Kesehatan Klien :


a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit/ Kelainan Reproduksi :
- Riwayat Kehamilan Ektopik dapat menggunakan KB:
1) PIL kombinasi
2) Suntikan kombinasi
3) Implan
- Kelainan payudara jinak, penyakit radang panggul, endometriosis
atau tumor ovarium jinak dapat menggunakan KB PIL kombinasi
- Keganasan pada payudara tidak diperbolehkan menggunakan :
1) Suntikan kombinasi
2) Suntikan progestin
3) Implan
- Kelainan bawaaan uterus yang abnormal atau tumor jinak, kanker
alat genital, ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm, menderita
infeksi alat genital, perdarahan vagina yang tidak diketahui
penyebabnya tidak boleh mengunakan metode KB AKDR.

Penyakit Kardiovaskuler :
- Riwayat atau keberadaan penyakit katup jantung (kontraindikasi
karena penderita penyakit ini rentan terhadap endokarditis
bacterial). Prolaps katup mitral tidak tercakup disini. Hal ini
menjadi kontraindikasi dari akseptor KB AKDR (Varney, 2008).
- Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi
(>180/110 mmHg), kelainan tromboemboli, kelaianan pembuluh
darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain tidak boleh
mengunakan:
1) Suntikan kombinasi
2) Pil kombinasi
3) Suntikan progestin
4) Implant
Penyakit Darah :
- Riwayat gangguan faktor pembekuan darah dan Anemia bulan
sabit tidak boleh menggunakan metode :
1) pil kombinasi
2) Suntikan kombinasi
Dan boleh menggunakan metode :
1) suntikan progestin
2) Implan
Penyakit Paru-paru :
Thrombosis vena dalam/embolisme paru yang terjadi baru-baru ini
merupakan kontraindikasi hanya pada pengguna AKDR hormonal.
Penyakit Saluran Pencernaan :
Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :
Penyakit Endokrin :
- Diabetes mellistus tanpa komplikasi boleh menggunakan metode :
1) Pil kombinasi
2) AKDR
- Diabetes mellistus > 20 tahun tidak boleh menggunakan metode :
1) Pil kombinasi
2) Suntikan kombinasi
- Diabetes mellistus disertai komplikasi tidak boleh menggunakan
metode suntikan progestin
- Ganguan toleransi glukosa (DM) tidak boleh menggunakan
metode implant
Penyakit Saraf :
- Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi)
tidak boleh menggunakan metode pil kombinasi
Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem imunologi :
Penyakit Infeksi :
- Menderita tuberkulosis (kecuali yang
menggunakan rifampisin) boleh menggunakan
metode pil kombinasi
- Sedang mengalami infeksi alat genital
(vaginitis, servisitis) tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi AKDR
b. Riwayat Kesehatan sekarang:
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan
keluhan s/d pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia, kanker payudara) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS)
menahun (jantung, asma)
(Fraser & Cooper, 2009)

5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.
- Ibu yang mengalami anemia karna haid berlebihan boleh
menggunakan metode KB PIL
- Wanita dengan nyeri haid dan haid teratur, dapat
menggunakan KB suntik 1 Bulan
- AKDR hormonal, terutama LNG-IUS, mengurangi jumlah
har-hari menstruasi, meningkatkan konsentrasi hemoglobin,
merupakan terapi yang efektif untuk menoragia, dan dapat
mencegah dan mengobati anemia (Varney, 2008)
- Kerja prosgestin levonorgestrel, banyak wanita mengalami
amenorea atai oligomenorea. (Varney, 2008)

6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
BB/ Abnorm
o. Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Laktasi Peny
PB alitas

- Nulipara dan yang telah memiliki anak, bahkan sudah memiliki


banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi, atau setelah
mengalami abortus boleh menggunakan Kontrasepsi progestin.
- AKDR boleh digunakan dalam keadaan nulipara
7. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat
kntrasepsi, lama, kapan awal pemakaian, dan pelepasan, serta
komplikasi yang terjadi selama pemakaian.Pemakaian kontrasepsi
sebelumnya dapat menjadi tolak ukur penggunaan kontrasepsi
sellanjutnya.
8. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Tingkat aktivtas seseorang dapat
Aktivitas mempengaruhi pengambilan keputusan
dalam kesehatannya (Arikunto:2002)
Personal
Hygiene
Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi obat
tertentu (epilepsy dan tuberculosis) dapat
mempengaruhi penetapan pemilihan metode
Kebiasaan
kontrasepsi. (Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi : 2011)

Metode Kontrasepsi Kondom dapat melindungi


dari penyakit menular seksual (PMS)/HIV
Seksualitas (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi :
2011)

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa
setiap mahluk yang diciptakan tuhan pasti diberi rezeki untuk itu
tidak khawatir memiliki jumlah anak yang banyak.
(Prawirohardjo, S. 2003)

Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
TD :
- Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg, atau diastolik > 90 mmHg
atau sistolik >160 mmHg tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi pil kombinasi, metode kontrasepsi non hormonal
merupakan pilihan yang lebih baik (buku panduan praktis
pelayanan KB hal : MK-31)
- Nyeri dada hebat, batuk, napas pendek, Nadi > 100x/menit
merupakan keadaan yang perlu mendapatkan perhatian dimana
memungkinkan masalah yang mungkin terjadi seperti serangan
jantung atau bekuan darah di dalam paru.
- Tekanan darah tinggi selama <180/110 mmHg boleh
menggunakan pil dan suntikan progestin
- Tekanan darah tinggi boleh menggunakan metode KB
AKDR(buku panduan praktis pelayanan KB 2007, MK 75)
Nadi : 60 – 100 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 36,5 – 37,2 0C
Antropometri :
Berat badan sekarang :
- Gemuk ataupun kurus boleh mengunakan metode KB AKDR
- Berat badan mencapai 70 kg perlu dilakukan tindakan
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan alat
kontrasepsi Implant
- Pada pasien yang menggunakan KB suntik biasa nya mengeluh
kenaikan berat badan rata-rata naik 1-2kg tiap tahun tetapi kadang
bisa lebih.

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
 Kepala :
tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak tampak benjolan, distribusi
rambut merata.
 Wajah :
tidak tampak pucat, tampak simetris

 Mata :
Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan indikasi
adanya/penyakit hati pemilihan alat kontrasepsi nonhormonal lebih
diutamakan
 Hidung :
tampak simetris, tidak tampak pengeluaran/secret, tidak tampak
benjolan
 Mulut :
tampak simetris, tampak lembab, tampak bersih, tidak tampak
stomatitis, lidah tampak bersih
 Telinga :
tampak simetris, tidak tampak secret/serumen
 Leher :
tidak tampak pembesaran pada kelenjar tiroid, getah bening, dan
vena jugularis
 Dada :
Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada
Nyeri dada dan paha perlu dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut
untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi implant
 Payudara :
Tampak bersih. Tampak simetris, tidak tampak retraksi
Penderita tumor jinak atau kanker payudara boleh menggunakan
metode AKDR
 Abdomen :
tidak tampak pembesaran, tidak tampak luka bekas operasi.
Nyeri abdomen hebat menandakan penyakit kandung empedu,
bekuan darah, pankreatitis (penggunaan PIL KB)
 Genitalia :
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai dapat
dievaluasi tidak boleh mengunakan metodeAKDR
- Tampak adanya varises pada vagina boleh menggunakan
metode AKDR
- AKDR hormonal merusak motilitas saluran telur dan
mengentalkan lendir serviks sehingga cairan serviks menjadi
lebih lengket (Varney, 2008)
 Ekstermitas :
- Pada penggunaan suntik kombinasi, Varises, rasa sakit dan
kaki bengkak menandakan indikasi risiko tinggi
penggumpalan darah pada tungkai
- Tampak adanya varises pada tungkai boleh menngunakan
metode AKDR.
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu dilakukan
tindakan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan
penggunaan alat kontrasepsi AKBK

Palpasi
 Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
 Wajah : tidak teraba oedema
 Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
 Hidung : tidak teraba benjolan
 Telinga : tidak teraba benjolan
 Leher :
tidak teraba oedema pada vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar
getah bening
 Payudara :
- Terabanya benjolan yang dapat menandakan adanya kemungkinan
akseptor menderita tumor jinak atau kanker payudara boleh
menggunakan metode AKDR
- Teraba tumor / benjolan pada payudara yang menandakan
adanya kanker payudara atau riwayat kanker payudara tidak
boleh menggunakan metode AKBK (implant)
 Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan
Nyeri tekan pada bagian bawah abdomen untuk mengetahui kontra
indikasi pemasangan AKDR (Varney, 2007)
 Genitalia :
adanya varises pada vulva boleh menggunakan metode AKDR
 Ekstermitas :
- Varises, rasa sakit dan kaki bengkak menandakan indikasi risiko
tinggi penggumpalan darah pada tungkai pada penggunaan
suntikan kombinasi
- teraba adanya varises pada tungkai boleh menngunakan metode
AKDR
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu dilakukan
tindakan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan
alat kontrasepsi Implant.
Auskultasi :
Dada :
- Nafas terdengar vesikuler
- Tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen :
- Bising usus 5-35 x/menit
Perkusi :
Ekstremitas :
- Refleks Ekstremitas atas
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik
Homan Sign (-)

3. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboraturium :
- HB:
 Anemia bulan sabit tidak boleh menggunakan metode pil kombinas,
suntikan kombinasi,
 Anemia bulan sabit dan anemia defisiensi zat besi boleh
menggunakan metode suntikan progestin dan implant
 AKDR hormonal, terutama LNG-IUS, mengurangi jumlah har-hari
menstruasi, meningkatkan konsentrasi hemoglobin, merupakan terapi
yang efektif untuk menoragia, dan dapat mencegah dan mengobati
anemia (Varney, 2008)
- PP test
Kontraindikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pada
seorang wanita adalah kehamilan baik itu dipastikan, dicurigai, atau
bahkan kemungkinan (mis., bila seseorang wanita melakukan koitus tanpa
menggunakan metode kontrasepsi yang valid sejak periode menstruasi
normal yang terakhir) (Varney, 2008)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : PAPAH usia ……. Dengan Akseptor KB AKBK
Masalah :
hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang sedang dialami klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
2. Beritahukan kepada ibu tindakan pelayanan kontrasepsi yang akan
dilakukan
Rasional : Agar pasien lebih siap dan kooperatif dalam setiap
pelaksanaan tindakan
3. Berikan pelayanan metode kontrasepsi sesuai kebutuhan klien
Rasional : Tindakan pelayanan metode kontrasepsi dilaksanakan
sesuai kebutuhan klien (kontrasepsi hormonal, AKDR,
AKBK, atau metode sederhana).Pastikan 5 T sebelum
memberikan pelayanan kontrasepsi (tepat pasien, tepat
tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu).
4. Lakukan tindakan pasca pelayanan metode kontrasepsi
Rasional : Memberitahukan informasi mengenai KB yang digunakan
berguna untuk mengingatkan klien. Membersihkan alat-
alat yang telah dipakai, merapikan klien, dan mencuci
tangan merupakan tindakan pencegahan infeksi yang
penting dalam setiap tindakan.
5. Lakukan pencatatan pada kartu kunjungan klien dan anjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
Rasional : Pendokumentasian serta evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada kartu kunjungan klien dapat
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasangan atau
pemberian KB.
Keterlambatan jadwal kunjungan ulang akan
mempengaruhi efektivitas dari cara pemakaian
atau penggunaan KB
6. Jelaskan kembali tentang kekurangan atau kerugian serta efek samping KB
yang digunakan/ingin digunakan klien
Rasional : Penjelasan tentang kekurangan dan kerugian serta efek
samping kb dapat menjadi pertimbangan ibu dalam
menentukan kontrasepsi yang akan digunakan dan
mengingatkan kembali kepada ibu mengenai efek
samping KB, hal ini juga dapat mengurangi kecemasan
pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

Anda mungkin juga menyukai