Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia komplikasi kehamilan trimester pertama dalam bentuk
kehamilan ektopik tidak jarang ditemui. (Prafitri: 1)
Kehamilan ektopik menjadi penyebab tersering mortalitas ibu pada trimester
pertama. Akan tetapi, angka kefatalan kasus meurun secara bermakna antara tahun
1970 dan 1989. Penurunan drastis kematian akibat kehamilan ektopik ini mungkin
disebabkan oleh membaiknya diagnosis dan penatalaksanaan. (Leveno et. Al,
2009: 67).
Serta kehamilan karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan
diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971)
melaporkan 1 sematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantar 591
kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan
Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. Penderita
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengaami kehamilan ektopik
kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita
yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun
angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang
berulang dilaporkan berkisar antara 0-14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi
cukup bulan adalah sekitar 50%. (Sujiatini et. Al, 2009: 50)
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat
implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai
aterm. Perjalanan klinik kehamilan ektopik bervariasi, sehingga bidan dapat
dimintai pertolongan pertama. Oleh karena itu, bidan di daerah pedesaan perlu
mengetahui kemungkinan terganggunya kehamilan ektopik, sehingga dapat
melakukan rujukan medis. (Manuaba, 1998: 232)
Berdasarkan data di atas, angka kejadian kehamian ektopik terganggu di
Indonesia masih menjadi permasalahan. Oleh karena itu, penulis mengambil judul
“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. C dengan Kehamilan di Ektopik
Terganggu BPM Ny. B Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan” .

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan
ektopik terganggu diharapkan penulis mampu memberikan asuhan
kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
baik melalui pemeriksaan fisik dan penunjang yang dibutuhkan
untuk menilai keadaan pasien secara menyeluruh pada ibu hamil
dengan kehamilan ektopik terganggu.
b. Dapat melakukan interpretasi data dengan tepat pada ibu hamil
dengan kehamilan ektopik terganggu.
c. Dapat mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial pada ibu
hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.
d. Dapat memberikan atau melaksanakan tindakan segera atau
anticipatory pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.
e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil
dengan kehamilan ektopik terganggu.
f. Dapat melaksanakan atau dapat memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan
pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.

Anda mungkin juga menyukai