Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER III

Disusun oleh

Epit Desmawati

AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

2014/2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER III

Topik : Asuhan Masa Ibu Hamil

Subtopik : Ketidaknyamanan trimester III

Hari/Tanggal : 10 Aril 2015

Tempat : Rumah

Penyuluhan/Pembicara : Epit Desmawati

Sasaran : Ibu Hamil

Karakteristik : Ibu yang belum mengetahui ketidaknyaman Tm III

Jumlah : 1 orang

Tujuan Utama :Diharapkan ibu dapat m mengetahui,serta memahami

tentang ketidaknyamanan trimester III

Tujuan Khusus :

1. Diharapakn ibu mengetahui Pengertian ketidaknyamanan trimester III

2. Diharapkan ibu mengetahui jenis-jenis ketidaknyamanan trimester III


Materti :

1. Diharapakn ibu mengetahui Pengertian Ketidaknyamanan trimester III

2. Diharapkan ibu dapat mengetahui jenis-jenis ketidaknyamanan ibu hamil

3. Diharapkan ibu dapat mengetahui kebutuhan Personal Hygiene

4. Diharapkan ibu dapat memahami pola istirahat yang baik

5. Diharapkan ibu dapat mengetahui tentang Perawatan Payudara

6. Diharapkan ibu dapat mengetahui tanda bahaya saat hamil


Kegiatan :

NO MATERI KEGIATAN

1 Pembukaan 1. Mengucapkan Salam

(3menit) 2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus

3. Menyampaikan waktu yang akan digunakan dan

mendiskusikannya dengan peserta.

4. Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi yang

disampaikan.

2 Proses 1. menjelaskan pengertian tentang ketidaknyamanan

(20 menit) trimester III

2. Menjelaskan jenis-jenis ketidaknyamanan ibu hamil

3. Menjelaskan kebutuhan personal hygiene ibu hamil

selama trimester I, II, dan III

4. Menjelaskan kebutuhan eliminasi ibu hamil selama

trimester I, II, dan III

5. Menjelaskan mengenai Poal Istirahat yang Baik.

6. Menjelaskan tentang Perawatan Payudara

7. Menjelaskan ketidaknyamanan dan bagaimana cara

mengatasinya
3 Evaluasi 1. Menggali pengetahuan tentang Ketidaknyamanan Ib

(15 menit) Hamil pada peserta degan menanyakan pada peserta

mengenai Ketidaknyamanan trimester III

2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

ketidaknyamanan trimester III

3. Mengklarifikasi pertanyaan peserta dan menarik

kesimpulan dari materi yang diberikan

4 Penutup 1. Penyuluhan mengucapkan terimkasih atas segala

(5 menit) perhatiannya

2. Mengucapkan salam penutup

Materi :

Lampiran

Pendahuluan

Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adannya

proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahn tersebut yaitu perubahan fisik. Kebuuhan

fisik yang diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygien, eliminasi,

seksual, senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi, dan tanda bahaya dalam kehamilan.

Kebutuhn-kebutuhan tersebut akan dibahas satu persatu berikut ini.

1. Perubahan Trimester Ketiga

Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu

ibu tidak sabar manunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu

merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu

meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan

pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan

dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya

dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan

bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik

yang akan timbul pada waktu melahirkan (Umi Hani et all,2011.h;68).

2. Jenis-jenis ketidaknyamanan yang sering terjadi pada trimester III yaitu :

a) Sistem pernafasan

Dengan semakin membesarnya uterus, maka akan mengalami desakan pada

diagfragma sehingga akan mengalami kenaikan 4 cm; terjadi pelebaran sudut

toraks dari 68 sampai103 deraja;peningkatan progesteron menyebabkan

peningkatan pusat saraf untuk konsumsi oksigen.

b) Sering kencing

Peningkatan sensitifitas kandung kemih dan tahap selanjutnya merupakan

akibat kompresi pada kandung kemih.

c) Nyeri punggung bagian atas dan bawah

Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri pada tarikan pada saraf atau

kompresi akar saraf. Struktur ligamentum dan oto tulang belakang bagian

tengah atau bawah mendapat tekanan berat.


d) Edema umum

Sirkulasi darah, terjadi gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan

penekanan uterus terutama pada vena pelvis ketika duduk dan vena cava inferior

ketika berbaring, peningkatan penyerapan kapiler.

e) Konstipasi

Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih

maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air

menjadi lebih lama.

f) Kram trutama pada kaki

Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistem pernafasan,

tekanan uterus pada saraf, keletihan dan sirkulasi yang buruk pada tungkai.

g) Kesemutan

Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat

wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median, dan skiatik

terjadi hip.

Penanganan ketidaknyamanan pada TM III

a) Sistem pernafasan

Penanganannya adalah KIE tentang penyebab fisiologis, bantu cara untuk

mengatur pernafasan, mendorong postur tubuh yang baik untuk pernafasan

interkostal, posisi berbaring semifowler, istirahat teratur dan latihan pernafasan

dan senam hamil.


b) Sering kencing

Penanganannya adalah KIE tentang penyebab BAK, kosongkan kandung kemih

ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum di

malam hari kecuali mengganggu tidur atau mengalami kelelahan, hindari minum

kopi atau teh, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan dieresis.

c) Nyeri punggung bagian atas dan bawah

Penanganannya adalah gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat

barang yang jatuh, misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki dan letakkan satu

kaki sedikit didepan, hindari sepatu hak tinggi,hindari pekerjaan dengan beban

berat, gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung, gunakan kasur

yang keras untuk tidur, senam hamil, masase daerah pinggang dan punggung.

d) Edema umum

Penanganannya adalah Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet, misalnya

buah, sayuran, minum air hangat terutama ketika perut kosong, i stirahat cukup

dan senam hamil.

e) Konstipasi

Penanganannya adalah perbanyak minum air putih, mengkonsumsi banyak yang

mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan, minum air hangat selagi

perut kosong, cukup istirahat dan senam hamil.

f) Kram trutama pada kaki

Penanganannya adalah Kurangi konsumsi fosfor tinggi supaya terjadi relaksasi

pada otot-otot kaki, beri kompres hangat pada kaki, konsumsi cukup kalsium,
istirahat cukup, KIE tentang penyebab posisikan postur tubuh dengan benar,

berbaring dan merebahkan diri, bangun secara perlahan-perlahan dari posisi

istirahat.

g) Kesemutan

Penanganannya adalah KIE tentang penyebab, posisikan postur tubuh dengan

benar, berbaring dan merebahkan diri, bangun secara perlahan-perlahan dari

posisi istirahat.

3. Personal Hygien

Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil

untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor yang banyak

mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang

wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan yang meliputi

perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Kesehatan pada ibu hamil untuk

mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan hamil. Hal

ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan kebersihan diri (personal

hygiens) pada ibu hamil itu sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat

memberikan efek negatif pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap infeksi.

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali

sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia)

dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu

mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu

yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan
perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. (Kusmiyati Y,

dkk.2008)

a. Kebersihan rambut dan kulit kepala

Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan karena over

activity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas lebih sering.

Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin memerlukan

pemotongan lebih sering. Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil

sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna

menghilangkan segala kotoran, debu dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut

membantu memberikan stimulasi sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor

masalah-masalah pada rambut dan kulit kepala.

b. Kebersihan gigi dan mulut

Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga dari semua

kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal di dalam gigi yang mengakibatkan

kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada dokumentasi yang mendukung peningkatan

rongga gigi selama kehamilan.

Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiens dengan

menggunakan sikat dan pasta gigi sedangkan untuk kebersihan area mulut dan lidah bisa

dilakukan dengan menggunakan kasa yang dicampur dengan antiseptik.

Penjadwalan untuk trimester I terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur

yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga, misalnya

pencegahan karies pada gigi. Sedangkan untuk trimester III, terkait dengan adanya

kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga diketahui apakah terdapat

pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi

setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis.
c. Kebersihan payudara

Pemeliharaan payudara juga penting, putting susu harus dibersihakan kalau terbasahi

oleh kolostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi edema pada putting susu dan sekitarnya.

Putting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali

mandi. Payudara perlu disiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi

dengan baik pada saat diperlukan.

4. Eliminasi

1. Eliminasi pada Ibu Hamil

Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh

pembesaran uterus, BAB normal konstitensi lunak.

Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga

panggul

Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu

Atas Panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormone

progesterone meningkat.

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah

konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh

hormone progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya

otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan

bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan

mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika

lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam

keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltic usus. Jika ibu sudah mengalami

dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,

terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi

karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantung kemih

sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang

juga menyebabkan desakan pada kantung kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk

mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar. Dengan

kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi

basah ini menyebabkan jamur (trichomonas) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal

dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan

menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan infeksi kandung kemih.

Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan

menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Wanita perlu mempelajari cara membersihkan alat

kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang

air besar dan harus menggunakan tissue atau lap atau handuk yang bersih setiap kali

melakukannya. Membersihkan dan mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri

dari daerah rektum ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan

tissue yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih, tidak diberi

wewangian karena tissue yang kasar diberi wewanggian atau bergambar apat menimbulkan

iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam.

Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus cukup minum agar

produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan

berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul jangan diabaikan, menahan berkemih

akan membuat bakteri didalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus berkemih dulu

jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk waktu yang lama
(misalnya naik kendaraan jarak jauh). Ia harus selalu berkemih sebeblum berangkat tidur di

malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu

hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan

minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemihnya.

Defekasi menjadi tidak teratur karena :

a. Pengaruh relaksasi otot polos oleh estrogen

b. Tekanan uterus yang membesar

c. Pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala yang telah masuk panggul

Konstipasi di cegah dengan :

a. Cukup banyak minum

b. Olahraga

c. Pemberian laksatif ringan seperti jus buah-buahan

2. Hal-hal untuk mengatasi terjadinya masalah eliminasi pada masa kehamilan

BAK : untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan

minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin

BAB : perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar

sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi di

anjurkan meningkatkan aktifitas jasmani dan makan bersehat. (Manuaba,

1998:96)

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancer, untuk

memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum dan menjaga kebersihan

sekitar kelamin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar, sehingga

buang air besar mengalami obstipasi (sembelit).


Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan

ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak, banyak makan

makanan berserat (sayur dan buah-buahan). Sembelit dapat menambah gangguan wasir

menjadi lebih besar dan berdarah.

3. Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urine

a. Diet dan asupan

Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine

(jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang

dibentuk.selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.

b. Respon keinginan awal untuk berkemih

Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin

banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan

jumlah pengeluaran urine

c. Gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini

terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.

d. Stress psikologis

Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena

meningkatnya

5. Pola Istirahat

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak

bolehdigunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak

disukainya.Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu

yangsangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur

yangmendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur


larutmalam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau

mungkindikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/tidur

siang 1 jam.

6. Perawatan Payudara

Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalauterbasahi oleh

colustrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi eczema pada puting susudan sekitarnya. Puting

susu yang masuk diusahakan supaya keluar denganpemijatan keluar setiap kali mandi.

7. Payudara

Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalauterbasahi oleh

colustrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi eczema pada puting susudan sekitarnya. Puting

susu yang masuk diusahakan supaya keluar denganpemijatan keluar setiap kali mandi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Hindari pemakain bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan

busa

2. Gunakan bra dengan bentuk menyangga payudara

8. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

1. Perdarahan

Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran :(Varney, 2002)

a. Aborsi Spontan

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis,

semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Yang tergolong ke dalam

abortus spontan yaitu:


b. Abortus kompletus artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rongga rahim

kosong.

c. Abortus Inkompletus yaitu hamya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan

d. Abortus Insipiens adalah keguguran yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah

terbuka dam ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

e. Abortus Imminens yaitu keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini

keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan hormonal dan

antispasmodik serta istirahat.

f. Missed Aborsi yaitu janin mati, namun tertahan cukup lama di dalam (berminggu-

minggu)

g. Mola hidatidosa

1) Merupakan proses degenerasi pada vili korionik plasenta menyebabkan

perkembangan vesikel jernih mirip kista berbentuk seperti seikat anggur

2) Mola lengkap ; seluruh vesikel, tidak terdapat janin

3) Mola parsial ; vesikel disertai perkembangan janin yang tidak hidup

4) Biasanya merupakan neoplasma benigna, dapat berkembang menjadi

Koriokarsinoma

h. Kehamilan ektopik

Ketika kehamilan berimplantasi dimana saja kecuali didalam endometrium uterus.

Kehamilan Tuba : Berjumlah 95 % dari kehamilan ektopik.

Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam

kandungan

1) Plasenta Previa adalah implantasi plasenta di segmen bawah uterus, secara

lengkap atau parsial akan menutupi lubang os servikal interna. Hal ini mungkin

merupakan penyebab serius perdarahan antepartal pada trimester ketiga persalinan


2) Solusio Plasenta adalah jika plasenta yang terimplantasi secara normal terlepas

secara prematur, perdarahan mungkin berasal dari tepi plasenta atau dalam massa

plasenta. Oleh sebab itu perdarahan

2.Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala kadang kala disertai kejang

a. Preeklamsia ; terjadi peningkatan tekanan darah disertai proteinuria akibat

kehamilan terutama pada komplikasi primigravida, terjadi setelah usia gestasi 20

sampai 40 minggu, kecuali jika terdapat penyakit tropoblastik

b. Eklamsia ; preeklamsia disertai kejang satu kali atau lebih

c. Hipertensi vaskuler kronis atau penyakit ginjal dengan atau tanpa disebabkan oleh

preeklamsia atau eklamsia

d. Hipertensi gestasional (hipertensi akibat kehamilan atau PIH / Pregnancy Induced

Hipertension) ; peningkatan tekanan darah selama kehamilan tanpa

proteinnuria atau terjadi dalam 24 jam pertama pascapartum pada wanita dengan

tekanan darah normal, dan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi vaskuler

e. Proteinuria Gestasional ; proteinuria tanpa hipertensi yang berdampingan, tanpa

adanya bukti infeksi traktus urinarius atau riwayat penyakit renovaskuler intrinsik

f. Edema gestasional ; perkembangan akumulasi cairan yang berlebihan dan merata

dalam jaringan (lebih besar dari piting edema 1+ setelah istirahat di etempat tidur

selama 12 jam) tanpa hipertensi yang berdampingan atau proteinuria

3. Demam tinggi

a. Varisela

Infeksi Varisela Maternal :

1) Dapat ditularkan ke bayi baru lahir jika terjadi 6 hari sebelum sampai 2 hari

menjelang kelahiran
2) 10 sampai 30 % kasus infeksi varisela pada orang dewasa mengakibatkan pneumonia

varisela

3) Pada 40 % kasus pada kehamilan, pneumonia varisela mengakibatkan kematian ibu.

Tanda dan Gejala Klinis Infeksi varisela :

1) Demam

2) Menggigil

3) Gatal dan nyeri pada daerah lesi

4) Lesi dimulai: di kepala dan leher, kemudian menyebar ke badan dan ekstremitas,

pecah dan mengkristal

b. Infeksi Traktus Urinarius

Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik pada wanita hamil .

4. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Keluar air ketuban sebelum waktunya merupakan penyebab terbesar persalinan prematur

dengan berbagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak

pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut kejadian ketuban pecah dini

(periode laten).

Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua persalinan. Pada umur kehamilan

kurang dari 34 minggu, kejadiannya sekitar 4%. Sebagian dari ketuban pecah dini

mempunyai periode laten melebihi satu minggu. Early ruptura of membran adalah

ketuban pecah pada fase laten persalinan.Disamping itu ketuban pecah dini yang disertai

kelainan letak akan mempersulit pertolongan persalinan yang dilakukan ditempat dengan

fasilitas belum memadai.


5. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak

Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak dikarenakan karena

beberapa masalah, yaitu :Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22

minggu atau selama persalinan.

Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau

kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak

diobati.

Gejala yang kadang-kadang ada :

a. Tanda-tanda kehamilan berhenti

b. Tinggi fundus uteri berkurang

c. Pembesaran uterus berkurang

6. Ibu muntah terus dan tidak mau makan

Keadaan ibu hamil yang mengalami muntah secara terus menerus dan tidak nafsu

makan disebut Hiperemesis Gravidarum (Manuaba, 1998). Gejala klinik Hiperemesis

Gravidarum :

Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi

muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan

petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dialksanakan dengan jalan

memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala

yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setalah kehamilan 4 bulan,

menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk

makan roti atau biskuit kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan

berlemak sebaiknya dihindari

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Jadi, ketidaknyamanan Trimester III sangat banyak, seperti yang telah dijelaskan

pada materi ini, dimana kebutuhan ibu hamil harus dilakukan selama kehamilanya.

Saran

Diharapkan ibu dapat memahami tentang materi yang disampaikan mengenai

Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III.

Disaranakan ibu selalu mamantau kebutuhan-kebutuhanya dalam masa kehamilan.

Evaluasi

Jenis : Soal dan Pertanyaan

Bentuk : Lisan

Jumlah :2

Pertanyaan : 1. Mengapa saat hamil frekuensi saat BAK terjadi terlalu sering?

2.Bagaimana cara merawat payudara?

Daftar Pustaka :

1. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

2. Stoppard, Miriam. 2002. Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta :Mitra Media publisher.

3. Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

4. Susilowati H, Endang. 2006. Lebih jauh tentang kehamilan. Jakarta : Edsa Mahkota.
5. Walsh, Linda. 2001. Community Based Care During the Childbearing Year. W.B

Saunders Company. United States of America.

6. . 2003. Buku 2 : Asuhan Antenatal. Pusdiknakes.

Anda mungkin juga menyukai