Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan


Sub Pokok Bahasa : Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik Bernafas Saat
Bersalin
Sasaran : Ibu Hamil Trimester III
Tempat penyuluhan : Poltekkes Kemenkes Semarang
Hari, tanggal penyuluhan : Selasa, 31 Oktober 2017
Waktu penyuluhan : Pukul 10.00 11.00 WIB
Penyuluh : Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Semarang
1. Siti Robiatus Sholiha (P1337420615007)
2. Vita Dwi Futmasari (P1337420615009)
3. Siti Nur Luthfiana (P1337420615025)
4. Eka Amelia (P1337420615026)
5. Lina Nur (P1337420615027)

I. Tujuan Instruksional
I.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Pengaturan Posisi Meneran dan
Teknik Bernafas Saat Bersalin selama 30 menit ibu hamil dapat
mengetahui ragam posisi meneran dan teknik bernafas saat melahirkan .
I.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit ibu hamil mampu :
a. Memperagakan macam macam posisi meneran dengan baik tanpa
dibantu
b. Menjelaskan 2 dari 5 manfaat posisi meneran dengan benar tanpa melihat
catatan
c. Memperagakan teknik bernafas dalam persalinan dengan benar.
d. Menjelaskan manfaat dari teknik bernafas yang tepat saat proses
persalinan

1
II. Materi Pembelajaran ( terlampir )
II.1 Pengertian posisi meneran
II.2 Macam-macam posisi meneran
II.3 Kelebihan dan Kelemahan dari setiap posisi meneran
II.4 Teknik Bernafas dalam Persalinan
II.5 Manfaat Teknik Bernafas dalam bersalin
III. Kegiatan pembelajaran

No Kegiatan Waktu
Tahap tahap
. Audience Penyuluh
1. Pembukaan
Salam Menjawab Salam Memberi salam
Perkenalan diri Menyimak Memperkenalkan diri
Memberitahu lamanya 5 menit
Kontrak waktu Menyepakati penyuluhan
Memfokuskan audience
Apersepsi Menyimak
2. Pelaksanaan Menyampaikan materi
penyuluhan:
Pengertian posisi Menyimak 1. Pengertian posisi
meneran meneran
Macam-macam
posisi meneran Menyimak 2. Macam-macam posisi
Kelebihan dan meneran 25 menit
kelemahan dari
setiap posisi Menyimak 3. Kelebihan dan
meneran. kelemahan posisi
Teknik bernafas meneran
dalam persalinan Menyimak Teknik bernafas dalam
persalinan
3. Penutup 15 e
Evaluasi Bertanya dan atau Mempersilakan ni
menjawab bertanya dan memberi t

2
pertanyaan pertanyaan
Menyimpulkan Menyimak Memberi kesimpulan
materi
Menekankan Menyimak Mengulang inti materi
pentingnya materi
Salam
Menjawab salam Memberi salam

IV. Alat bantu pembelajaran


IV.1 Kursi

V. Media Pembelajaran
V.1 Leaflet
V.2 SAP

VI. Sumber pembelajaran


Sumarah SsiT, Yani widyastuti, SsiT, Nining Wiyati, S.Pd, APP, M.Kes. 2009.
Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Penerbit fitramaya.
Sulistyawati, ari.esti nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarata: Salemba Medika
www.babycenter.com
www.bidankita.com

VII. Pengembangan alat evaluasi


a. Daftar pertanyaan
b. Daftar check list

a. PERTANYAAN

1. Apakah pengertian posisi meneran?


2. Sebutkan dua dari lima posisi meneran yang ibu
ketahui?
3. Jelaskan salah satu manfaat dari posisi meneran
yang ibu ketahui?

3
JAWABAN
1. Posisi meneran adalah posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi
meneran untuk memudahkan proses pengeluaran bayi yang
mengutamakan kenyamanan ibu.
2. Jongkok, setengah duduk, berdiri, merangkak, dan miring ke kiri.
3. Manfaat dari posisi meneran ialah:
Pada posisi berjongkok, bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi
ibu
Pada posisi setengah duduk, membantu dalam penurunan janin
dengan kerja grafitasi, menurunkan janin ke panggul dan terus ke
dasar panggul.
Pada posisi berdiri, Pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung
kemihnya, dan kandung kemih yang kosong akan memudahkan
penurunan kepala.
Pada posisi merangkak, baik untuk meneran dengan punggung yang
sakit.
Pada posisi miring ke kiri, oksigenasi janin maksimal kerena dengan
miring kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancar dan Memberi rasa
santai pada ibu yang letih.

4
b. DAFTAR CHECK LIST

No. PERNYATAAN SETUJU


YA TIDAK
1. Meneran sebenarnya merupakan
proses yang normal
2. Posisi terlentang merupakan posisi
yang paling aman
3. Posisi meneran harus di tentukan
oleh Perawat
4. Ibu harus di buat senyaman
mungkin dalam posisi meneran
5. Mengetahui posisi meneran hal
yang tidak penting
6. Sebaiknya jika ibu merasakan
kontraksi kuat ibu melakukan
pernafasan slow breathing
7. Jika ibu sudah merasa ingin
mengejan akan tetapi pembukaan
belum lengkap sebaiknya bisa
dilakukan dengan teknik hee hee
huu dan bernafas dalam
8. Jika ibu baru mulai merasakan
kontraksi sebaiknya ibu
menggunakan
pernafasancleansing breath
UMPAN BALIK

Setiap jawaban yang benar mendapat atau diberi skor 10 dan yang salah mendapat
skor 0.

Jumlah skor yang diperoleh x 100%


Jumlah keseluruhan soal

Keterangan : > 80 % = berhasil

5
60 % - 80 % = cukup berhasil
< 60 % = kurang berhasil

POSISI MENERAN

Meneran merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa di sadari dan terus


berlangsung/progresif. Penolong meneran dapat membantu ibu agar tetap tenang
dan rileks, maka penolong meneran tidak boleh mengatur posisi meneran.
Posisi meneran adalah posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi
persalinan untuk memudahkan proses pengeluaran bayi yang mengutamakan
kenyamanan ibu. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih
sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila

6
posisi yang di pilih ibu tidak efektif. Adapun macam-macam posisi meneran
adalah :
1. Posisi terlentang (supine)

Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada
penopang kursi khusus untuk bersalin.
Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena
cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai
darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi
mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga menyebabkan
waktu meneran menjadi lebih lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi
perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.

Kelebihan:

Bidan bisa lebih leluasa membantu proses meneran. Jalan lahir pun menghadap ke
depan, sehingga bidan dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan
dan waktu meneran pun bisa diprediksi secara lebih akurat. Kepala bayi lebih
mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala
bayi, maka bidan langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya.

Kelemahan:

Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat
tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun
diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina)
meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan meneran. Pengiriman oksigen
melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif
berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan
tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di

7
bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan
menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu.

2. Posisi berjongkok

Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala
dan tubuh bayi.
Akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit
punggung bagi ibu, memudahkan penurunan kepala janin, memperluas panggul
sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan
meneran. Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).

Kelebihan:

Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi


bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.

Kelemahan

Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang
menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan
tindakan-tindakan meneran lainnya, semisal episiotomi.

3. Setengah duduk

8
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan
paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.

Akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi untuk
menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi
berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang akan
memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul dan tidak terhalang
(macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang
ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung kemih
yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin.

Kelebihannya:

Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek.
Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal.

Kelemahan:

Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika
proses meneran tersebut berlangsung lama.

9
4. Berdiri

Pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dan kandung kemih
yang kosong akan memudahkan penurunan kepala. Memperbesar ukuran panggul,
menambah 28% ruang outletnya.

Kelebihan

Posisi ini selaras dengan gravitasi bumi sehingga kekuatan mengejan ibu jauh
lebih kuat. Memang pada posisi berdiri, jalan langsung lurus dengan tanah seolah-
olah ibu menekan tanah dengan seluruh kekuatan tubuhnya. Sehingga di butuhkan
kesiapan semua pihak yang membantu meneran jangan sampai bayi meluncur
terlalu cepat sehingga cedera. Agar hal ini tidak terjadi, biasanya sudah disiapkan
bantalan yang empuk dan steril untuk menahan kepala dan tubuh bayi.

Kelemahan

Bidan sedikit sulit bila harus membantu meneran melalui episiotomy atau
memantau perkembangan pembukaan.

5. Posisi merangkak

10
Dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul.

Kelebihan

Bagus untuk membantu mendapatkan istirahat dari intensitas kontraksi juga


berfungsi untuk merubah posisi bayi dari posisi belakang menjadi posisi depan.

Kekurangan

6. Miring ke kiri

Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat,
sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila
posisi kepala bayi belum tepat.

Oksigenasi janin maksimal kerena dengan miring kiri sirkulasi darah ibu ke janin
lebih lancer. Memberi rasa santai pada ibu yang letih. Mencegah terjadinya
laserasi.

Kelebihan:

Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam
darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses

11
pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga meneran
berlangsung lebih nyaman.

Kelemahan:

Posisi miring ini menyulitkan bidan untuk membantu proses meneran karena letal
kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Bidan pun akan
mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi.

TEKNIK BERNAFAS

Ada dua pernafasan dasar untuk persalinan, yaitu pernafasan lambat dan
pernafasan ringan. Rencanakan untuk menggunakan selama persalinan guna
membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai, dan
memungkinkan ibu mengubah pernafasan sebagai respons terhadap intensitas
kontraksi.
Akan sangat nyaman bila memulai dengan pernafasan lambat jika diperlukan
pada awal persalinan dan menggunakannya selama persalinan sepanjang hal itu
membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan
ringan atau salah satu variasi yang paling enak bagi ibu. Beberapa wanita
menggunakan pernafasan lambat selama persalinan. Lainnya menggunakan ringan
atau lambat saja. Apa yang anda gunakan tergantung keinginan ibu saat itu dan
intensitas persalinan.pernafasan
Kami menganjurkan para ibu belajar pernafasan lambat maupun ringan. Hal
terpenting disini adalah menguasai kedua pola dasar sehingga membantu Anda

12
rileks dan mengalihkan perhatian selama persalinan. Ibu dapat
mengadaptasikannya sesuai kebutuhan.

A. Pernafasan Lambat

Gunakan pernafasan lambat (tingkat pertama dari pernafasan terpola) sewaktu


ibu mencapai satu titik pada persalinan saat kontraksi cukup kuat sehingga anda
tidak dapat lagi berjalan atau berbicara tanpa berhenti sejenak. Gunakan
pernafasan lambat selama hal itu membantu , biasanya sampai Anda ke kala satu
persalinan. Bergantilah kepernafasan ringan atau variasinya jika Anda menjadi
tegang dan tidak rileks selama kontraksa. Beberapa wanita hanya menggunakan
pernafasan lambat sepanjang kala satu persalinan; lainnya menggunakan semua
pola dan variasi yang diuraikan disini.

Pernafasan lambat dapat berupa pernafasan dada maupun perut, yang lebih
penting dari pada apakah itu pernafasan dada atau perut adalah bahwa pernafasan
ini membantu ibu rileks.

Implementasi Saat Persalinan

1. Segera setelah kontraksi dimulai, ambil nafas yang banyak, dan hembuskan
nafas dengan kuat. Ini dapat digunakan sebagai pernafasan "pengatur" atau
sinyal pada pasangan. Lepaskan semua ketegangan sewaktu Anda
mengeluarkan nafas, dan kendurkan semua otot dari kepala sampai ujung kaki.

2. Pusatkan perhatian

3. Dengan perlahan hirup nafas melalui hidung (atau mulut jika hidung Anda
tersumbat) dan keluarkan melalui mulut, dengan membiarkan semua udara
mengalir keluar. Berhenti sejenak sampai udara seolah-olah ingin masuk
kembali. Bernafaslah enam sampai sepuluh tarikan per menit (kira-kira separuh
dari kecepatan pernafasan normal).

4. Tarik nafas dengan cepat, tetapi keluarkan nafas dengan bersuara (dapat
didengar oleh mereka yang dekat dengan Anda), dengan mulut sedikit terbuka

13
dan rileks. Bunyi yang terdengar sewaktu mengeluarkan nafas adalah seperti
desah lega. Pada saat persalinan, Anda boleh berteriak atau bergumam waktu
mengeluarkan nafas.

5. Jaga bahu dalam posisi kebawah dan rileks. Relaksasikan dada dan perut
sehingga keduanya mengembung waktu Anda menarik nafas dan kembali
normal waktu Anda mengeluarkan nafas.

6. Saat kontraksi berakhir, beri sinyal pada pasangan bahwa kontraksi sudah
berlalu atau ambil nafas yang dalam dan rileks, diakhiri dengan desahan .

7. Rilekskan seluruh tubuh, ganti posisi, minum, dst.

Catatan : Saat berlatih dan belajar pola pernafasan ini, beberapa wanita merasa
kurang nyaman bila menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkannya
melalui mulut. Bila hal ini terjadi pada diri Anda, modifikasi polanya menjadi
pernafasan hidung atau mulut saja, yang paling penting pernafasan ini dan
membuat Anda relaks.

Praktekkan teknik yang diuraikan diatas sampai Anda merasa nyaman dan
konsisten dalam melakukannya. Dengan demikian, Anda cukup percaya pada
kemampuan Anda untuk menggunakan pernafasan lambat ini guna
mendapat rileksasi yang dalam. Selama kontraksi persalinan, Anda
mnggunakan pola ini selama 60 sampai 90 detik. Berlatihlah dengan berbagai
posisi (duduk, berbaring, menyamping, berdiri, merangkak, dan bahkan
didalam mobil). Saat mengeluarkan nafas pusatkan perhatian untuk
merilekskan berbagai bagian tubuh Anda, sehingga Anda dapat merilekskan
semua bagian tubuh yang tidak diperlukan untuk mempertahankan posisi Anda.

B. Pernafasan Ringan

Pernafasan ringan sangat bermanfaat, saat Anda menemukan bahwa Anda


tidak lagi dapat relaks selama kontraksi, kontraksi terlalu sakit untuk
pernafasan lambat, atau Anda secara naluriah mempercepat pernafasan.
Sebagaian besar wanita meskipun tidak semuanya, merasa perlu berpindah
kepernafasan ringan pada saat tertentu selama dalam masa persalinan aktif-

14
khususnya jika kontraksi jaraknya sangat dekat dan sangat kuat. Biarkan
insensitas kontraksi membimbing Anda dalam memutuskan kapan
menggunakan pernafasan ringan.

Untuk melakukan pernafasan ringan, tarik dan keluarkan pernafasan


dengan cepat dan ringan melalui mulut-kira-kira satu tarikan nafas setiap satu
atau dua detik. Jaga pernafasan Anda tetap dangkal dan ringan. Tarik nafas
dengan tenang, tetapi keluarkan dengan bersuara baik berupa desahan pendek
atau bunyi ringan. Tarikan nafas yang tenang membantu Anda memastikan
bahwa tidak mengambil nafas berlebihan atau hiperventilasi.

Pola ini tidak mudah dikusai seperti pernafasan lambat. Bersabarlah dan
berikan cukup waktu bagi diri Anda untuk mempelajarinya perlahan-lahan.
Mulailah mempelajari pernafasan ringan dengan berlatih pada kecepatan
antara satu tarikan nafas per detik dan satu setiap dua detik. Cobalah bernafas
dengan berbagai kecepatan dalam kisaran tersebut sampai Anda merasa
nyaman. Cara terbaik untuk menghitung kecepatan adalah menghitung
pernafasan selama 10 detik. Jika hitungan Anda diantara 5 sampai 10,
pernafasan Anda dalam kisaran tersebut. Bernafaslah dengan kecepatan ini
selama 30 detik sampai 2 menit. Saat Anda sudah mampu melakukan
pernafasan ringan dengan mudah, nyaman, dan konsisten selama satu sampai
dua menit.

Selama persalinan, pernafasan ringan tanpa lebih alami karena rahim


bekerja sangat keras sehingga Anda membutuhkan lebih banyak oksigen.
Sama seperti berlari membuat Anda bernafas dengan cepat untuk memenuhi
kebutuhan oksigen, meningkatnya intensitas dan frekwensi kontraksi juga
meningkatkan kebutuhan akan oksigen. Kecepatan pernafasan Anda selama
persalinan secara alami akan diatur oleh kebutuhan oksigen serta rasa sakit
dan frekwensi kontraksi.

Pernafasan ringan melalui mulut terbuka akan membuat mulut kering, jadi
gunakan satu atau beberapa anjuran berikut ini.

15
Sewaktu Anda menarik nafas, sentuhkan ujung lidah pada langit-langit tepat
dibelakang gigi. Cara ini akan membuat udara basah saat Anda menarik nafas.

Dengan jari-jari regang, tutup hidung dan mulut sehingga telapak tangan Anda
mereefleksikan cairan dari udara pernafasan Anda.

Diantara kontraksi, minumlah iar atau cairan lain, atau mangisap es batu atau
es buah beku.

Kadang-kadang sikat gigi atau kumur-kumur.

16

Anda mungkin juga menyukai