Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA


SEKOLAH TERKAIT PANDUAN ANTISIPASI DAN POLA BERMAIN

Bu Mundarti,S.ST,M.Kes
Disusun Oleh :
1. Tiara Diva Tania (P1337424220030)
2. Eka Mei Nurrahayu (P1337424220031)
3. Vransisca Rahma Vahira (P1337424220032)
4. Naila Isyatir Rodhiyah (P1337424220033)
5. Ainnurohmah Latifah (P1337424220034)
6. Ananda Dwi Rahmawati (P1337424220035)
7. Salmaa Khoirunnisaa (P1337424220037)
8. Yeni Arbianti (P1337424220038)
9. Nadiya Apriyana Amalia (P1337424220040)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SEMARANG


PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Dalam penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah Terkait Panduan Antisipasi Dan Pola Bermain ini, kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis
yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Magelang, 7 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………..…………………………... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah …………….…………………………………………………………1
C. Tujuan ……………………………………….…………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Asuhan kebidanan kebutuhan dasar pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah …3
B. Panduan antisipasi kebutuhan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah ……….5
C. Asuhan pola bermain pada neonatus, bayi balita dan anak pra sekolah ………...………11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..17
B. Saran …………………….…………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………………………..…………..19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah merupakan sebuah
pemenuhan kebutuhan yang harus dilakukan seorang tenaga kesehatan bidan untuk
menunjang pekembangan neonatus di usia (0-28 hari), bayi disekitar usia (0- 12 bulan),
balita yang berusia di bawah usia lima tahun, dan untuk anak pra sekolah adalah anak
yang memasuki masa sekolah seperti PAUD yang berusia sekitar lima tahun keatas
sampai 8 tahun. Dalam asuhan terdapat beberapa kebutuhan yang mendasar untuk
menjadi patokan pemberian asuhan sehinggan dapat tersampaikan dengan baik oleh
penerima untuk pencegahan beberap penyebab yang akan terjadi. Salah satunya
kaitannya pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah.
Asuhan kesehatan yang menjadi dasar adalah sebuah perilaku yang memiliki
kesamaan dalam melakukan pencegahan dari resiko tinggi terkena penyakit kepada anak,
dengan melakukan panduan antisipasi pada orang tua dengan pola asah, asih, asuh, serta
memperhatikan kebutuhan dasar dari pola bermain sang anak. Dikarenakan masa saat ini
sangatlah penting untuk mengetahui pertumbuhan kembang anak, dari neonatus, bayi,
balita, sampai memasuki anak pra sekolah. Pada masa ini berkembangan berbahasa,
psikologis, psikososial, emosional dan pemahaman yang mengalami perubahan sejalan
dengan perkembangan tubuhnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana asuhan kebidanan kebutuhan dasar pada neonatus, bayi, balita dan anak
pra sekolah?
2. Bagaimana panduan antisipasi kebutuhan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah?
3. Bagaimana asuhan pola bermain pada neonatus, bayi balita dan anak pra sekolah?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui terkait asuhan kebidanan kebutuhan dasar pada neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah
2. Mengetahui penduan antisipasi dalam kebutuhann pada neonatus, bayi, balita, dan
anak pra sekolah
3. Mengetahui cara asuhan pola bermain pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra
sekolah?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBUTUHAN DASAR PADA NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA


SEKOLAH
Asuhan kebidanan akan berjalan dengan baik bila seorang bidan telah mengetahui
dasar-dasar kebutuhan yang akan di berikan kepada klien khususnya kepada neonatus
(bayi baru lahir di usia 0-28 hari), bayi (di usia 0-12 bulan), balita (bayi di bawah usia 5
tahun), dan anak pra sekolah( di usia 4- 6 tahun).
a. Neonatus (bayi baru lahir usia 0-28 hari).
Hal-hal yang mendasar untuk melakukan asuhan kebidanan adalah mereka
yang mampu menempatkan diri terhadap lingkungan barunya. Adaptasi
fisiologis neonatus adalah yang digunakan sebagai pedoman dasar untuk
pertahahn hidup bayi baru lahir setelah dilahirkan oleh ibu. Yaitu
 Perubahan system pernapasan dan kardiovaskular adalah perubahan
yang terjadi adanya perubahan dalam sitem pembuluh darah,
perubahan tejadi pada foramen ovale pada atrium jantung harus
menutup ductus anterios yang ada di antara arteri paru-paru dan aorta
harus menutup. Faktor-faktor yang berperan merangsang pernapasan
baru lahir dalam system pernapasan bayi baru lahir :
1) Hipoksia
Neonatus akan mengalami hipoksia sehingga akan merangsang
pusat pernapasan yang ada di otak.
2) Tekanan rongga dada
Adanya tekanan dari jalan lahir pada paru-paru neonatus selama
prose bersalin, sehingga secara mekanik akan merangsang udara
masuk dalam paru-paru.
3) Penimbunan Karbondioksida
Merangsang tubuh bayi baru lahir untuk peningkatan frekuensi
dan tingkat gerakan pernapasan.

3
4) Perubahan suhu
Neonatus melakukan penyesuaian suhu tubuh dan suhu sekitar
terhadap lingkungannya setelah dilahirkan.
 Perubahan sirkulasi dari system pembuluh darah.
Perubahan neonatus yang sirkulasi darah yang awalnya melalu
plasenta dihentikan, dan mulai berfungsi paru-paru neonatus setelah
plasenta dipotong.
 Perubahan termoregulasi (pengaturan suhu)
Neonatus telah dilahirkan dari Rahim ibu dengan lingkungan yang
bersuhu lebih rendah dibanding sebelumnya saat masih berada di
Rahim ibu. Hal tersebut disebabkan aair ketuban yang ada mengalami
penguapan, sehingga neonatus memiliki lemak coklat untuk
membantu mengembalikan suhu tubuh neonatus bayi hinggan 100%.
 Perubahan system gastrointestinal
Saluran pencernaan neonatus belum kuat sepenuhnya sehingga rentan
sekali terkena bakteri yang masuk melalui mulut, dan nutrisi yang bisa
diberikan hanya ASI yang baik untuk tubuh neonatus
 Perubahan system imunologi
System kekebalan tubuh neonatus belum dimilikinyya dengan
pemberian ASI eksklusif mampu membantu melindungi tubuh
neonatus dari berbagai penyakit. Secara alamiha system imunologi
yang dimiliki neonatus adalah adanya perlindungan kuat dalam
membram mukosa, fungsi saluran nafas, pembentukan koloni mikroba
oleh kulit dan lambung, perlindungan kimia oleh lingkungan dan
asam lambung.

4
B. PANDUAN ANTISIPASI KEBUTUHAN PADA NEONUTUS, BAYI, BALITA,
DAN ANAK PRA SEKOLAH
I. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan di Luar Uterus
Saat-saat dan jam pertama kehidupan diluar rahim merupakan salah satu siklus
kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju
kemandirian secara fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode
transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini yag
berlangsung sangat cepat, yang meliputi beberapa aspek, yaitu:
A. Perubahan Sistem Pernafasan
1. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari paring yang bercabang-
cabang membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran
sampai usia 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus dan alveolus dan akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan bukti gerakan nafas sepanjang trimester
kedua dan ketiga. Ketidakmatangan paru-paru akan mengurangi peluang kelangsungan
hidup bayi baru lahir sebelum usia kemilan 24 minggu, yang disebabkan oleh
keterbatasan permukaan alveolus, ketidak matangan sistem kapiler paru-paru dan tidak
mencukupinya jumlah surfaktan.
2. Awal adanya nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan npertama nafas bayi:
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan dua rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak
b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paaru-paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan
pernafasan yang teratur dan berkesinambungan, Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara
normal.
3. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi

5
surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai
paru-paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini berfungsi mengurangi
tekanan permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga
tidak kolaps pada akhir pernafasan. Tanmpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat
setelah akhir setiap pernafasan, yang menyebabkan sulit bernafas.
4. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru- parunya. Pada saat bayi
melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3 cairan ini akan diperas keluar paru-paru.
Dengan beberapa kali tarikan nafas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan
bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru- paru dikeluarkan dari paru-
paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah
5. Fungsi pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler.
Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.
Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paaru-paru akan mengalami vasokonstriksi.
Pengherutan pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka, guna
menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga penyebab penurunan oksigenasi
jaringan akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan
memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru akan
mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan
paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
B. Perubahan Sistem Peredaran Darah
Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir terjadi dua perubahan besar:
1. Penutupan Foramen ovale pada atrium jantung
2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh tubuh. Oksigenasi menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan
cara mengurangi atau meningkatrkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Dua
peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah, adalah:

6
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah
ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium tersebut.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke
poaru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernafsan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan
relaksasi dan sedikit terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatana sirkulasi
ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan.
Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan pada atrium kiri,
foramen ovale secara fungsional akan menutup.
C. Perubahan Sistem Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin menyebabkan air ketubah
menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan dingin,
pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Cara Mempertahankan
Suhu Tubuh Bayi Normal Pencegahan kehilangan panas.
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan
cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
D. Mekanisme Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme
berikut:
1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena
menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak
segera dikeringkan.
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Bayi diletakkkan di atas meja, timbangan atau tempat tidur.
3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar
yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin.

7
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi. Bayi ditempatkan
dekat jendela yang terbuka.
o Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui upaya-upaya berikut ini:
Keringkan bayi secara seksama.
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
Tutupi kepala bayi.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI. Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir, lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.
Tempatkan bayi di lingkungan hangat
Keringkan bayi secara seksama
Segera setelah bayi lahir, keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah
kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. Hal ini
juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernafasan.
Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian Karena bayi baru lahir mudah
mengalami kehilangan panas tubuh, ( terutama jika tidak berpakaian ) sebelum
melakukan penimbangan, selimuti tubuh bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Timbang selimut atau kain secara terpisah, kemudian kurangi berat selimut atau kain
tersebut dari total berat bayi saat memakai selimut tadi.
Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir. Tunda untuk memandikan
bayi hingga sedikitnya enam jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam
pertama kehidupannya dapat mengarah pada kondisi hipotermia dan sangat
membahayakan keselamatan bayi.
Saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti rekomendasi-rekomendasi
barikut:
 Tunggu sedikitnya enam jam setelah lahir, sebelum memandikan bayi.
 Sebelum memandikan bayi pastikan bahwa temperatur tubuh bayi telah stabil
( temperatur aksila antara 36,5°C – 37,5°C ).
 Jangan memandikan bayi yang mengalami masalah pernafasan.

8
 Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ada hembusan
angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan bayi dan beberapa lembar
kain atau selimut bersih dan kering untu kmenyelimuti bayi setelah dimandikan.
 Mandikan bayi secara cepat dengan air yang bersih dan hangat.
 Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering.
 Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut
yang bersih dan kering.
 Tempatkan bayi ditempat tidur yang sama dengan ibunya dan anjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya
 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya, segera setelah lahir bayi harus
ditempatkan bersama ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama
ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong
upaya untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi.
D. Mekanisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar
glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun cepat
dalam waktu 1-2 jam.
Perubahan Sistem Gastro Intestinal
Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan
batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan menelan
dan mencerna selain susu bayi baru lahir cukup bulan masih terbatas. Hubungan antara
esofagus bawah dan lambungmasih belum sempurna yang menyebabkan gumoh pada
bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk
bayi baru lahir cukup bulan. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam, itulah
sebabmya bayi memerlukan ASI sesering mungkin. Pada saat makanan masuk
kelambung terjadilah gerakan peristaltik cepat. Ini berarti bahwa pemberian makanan
sering diikuti dengan refleks pengosongan lambung. Bayi yang diberi ASI dapat bertinja
8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi minum PASI bertinja
4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan mengalami konstipasi.
E. PerubahanSistemKekebalanTubuh

9
Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap
berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba dan deteksi
dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami dari struktur kekebalan tubuh yang
mencegah infeksi.
Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam bentuk
laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi Ig A.
F. PerubahanSistemGinjal
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin air
kemih akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar
ureum yang tidak banyak berarti.
Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap
berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba dan deteksi
dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami dari struktur kekebalan tubuh yang
mencegah infeksi.
Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam bentuk
laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi Ig A.
G. Perubahan Sistem Reproduksi
Anak laki-laki tidak mengahasilkan sperma sampai pubertas, tetapi anak perempuan
mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya. Kedua jenis kelamin mungkin
memperlihatkan pembesaran payudara, kadang-kadang disertai sekresi cairan pada puting
pada hari 4-5, karena adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon ibu. Anak perempuan
mungkin mengalami menstruasi untuk alasan yang sama , tetapi kedua kejadian ini hanya
berlangsung sebentar.
H. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses
hipertropi. Tumpang tindih atau molase dapat terjadi pada waktu lahir karena tulang
pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi. Molase ini dapat
menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar akan tetap terbuka
hingga usia 18 bulan.
I. Perubahan Sistem Neurologi

10
Sistem Neurologi belum matang pada saat lahir. Refleks dapat menunjukkan keadaan
normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuloskeleat.
II. Perubahan Sistem Intergumentary
Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan sedikit verniks kaseosa.
Sedangkan pada bayi prematur kulit tembus pandang dan banyak verniks. Pada saat lahir
verniks tidak semua dihilangkan, karena diabsorpsi kulit bayi dan hilang dalam 24 jam.
Bayi baru lahir tidak memerlukan pemakaian bedak atau krim, karena zat-zat kimia dapat
mempengaruhi Ph kulit bayi.
PENCEGAHAN INFEKSI
Bayi baru lahir beresiko tinggi terinfeksi apabila ditemukan : ibu menderita eklampsia;
ibu dengan diabetes miletus;ibu mempunyai penyakit bawaan,kemungkinan bayi terkena
infeksi berkaitan erat dengan :
1. Riwayat Kelahiran : persalinan lama, persalinan dengan tindakan (ekstraksi
cunam/vakum, seksio sesarea), ketuban pecah dini, air ketuban hijau kental
2. Riwayat bayi baru lahir : trauma lahir, lahir kurang bulan, bayi kurang mendapat cairan
dan kalori, hipotermia pada bayi.

C. Asuhan pola bermain pada neonatus, bayi balita dan anak pra sekolah
1. PENGERTIAN
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anka dapat melakukan atau
mempraktikkanketerampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diriuntuk berperan dan berprilaku dewasa. Sebagai suatu aktivitas yang
memberikan stimulasidalam kemapuan keterampilan, kognitif, dan afektif maka
sepatutnya diperlukan suatu bimbingan, mengingat bermain bagi anak merupakan suatu
kebutuhan bagi dirinyasebagaimana kebtuhan lainnya seperti kebutuhan makan,
kaebuthan rasa aman, kebutuhankasih sayang dan lain-lain. Sebagai kebutuhan sebaiknya
juga perlu diperhatikan secaracermat bukan hanya dijadikan mengisi kesibukan atau
mengisi waktu luang. Perhatian selama proses bermain pada anak-anak sangat penting
mengingat dalam proses bermain dapatditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain
seperti kreativitas anak, perkembanganmental dan emosi yang harus diarahkan agar
sesuai dengan proses kematangan perkembangan.Bermain adalah cerminan kemampuan

11
fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermainmerupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dgn
ling, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara .
(Wong, 2000).Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik
dalam dirinya yangtidak disadarinya .(Miller dan Keong, 1983).Bermain adalah kegiatan
yang dilakukan sesaui dengan keinginanya sendiri dan memperolehkesenangan.(Foster,
1989).Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalahKegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain samadengan bekerja
pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan
lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenaldunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak
2. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan sensorik motorik
Pada saat melakukan permainan, aktifitas motorik mrpk komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
2. Perkembangan intelektual
Anak melakukan ekplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di
lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan
membedakan objek. Pada saat bermain anak akan melatih diri dan memecahkan masalah.
3. Perkembangan sosial.
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan
hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Anak belajar
berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai
sosial yang ada pada kelompok
4. Perkembangan kreatifitas
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkan ke dalam bentuk objek
dan atau kegiatan yang dilakukannya.
5. Perkembangan kesadaran diri.
Anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. Anak
akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkan dengan orang lain dan

12
menguji kemampuannya dengan mencoba peran baru dan mengetahui dampak tingkah
laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungan, terutama dari orang tua
dan guru. Anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai sehingga
dapat diterima di lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang ada
dikelompoknya. Anak belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang akan
dilakukan.
7. Terapi
Pada saat dirawat di RS anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri, sehingga anak-anak
akan dapat mengalihkan rasa sakitnya dalam bentuk permainan

3. TUJUAN BERMAIN
a) Untuk melanjutkan tukem yang normal pada saat sakit.
b)Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
c)Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
d)Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan di rawat di RS.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan anak
Perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Status kesehatan anak
Perawat harus mengetahui kondisi anak pada saat sakit dan jeli memilihkan
permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prisnsip bermain pada anak yang
sedang dirawat di RS.
3. Jenis kelamin
Dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedaskan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan.Ada pendapat yang diyakini bahwa permainan adalah salah satu alat
mengenal identitas dirinya.

13
4. Lingkungan yang mendukung
Lingkungan yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup
ruang untuk bermain.
5. Alat dan jenis permainan yg cocok
Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tukem anak Alat permaianan tidak selalu
harus dibeli ditoko dan harus mahal.

5. KARAKTERISTIK POLA BERMAIN BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH


Pada umur 3 bulan, bayi bisa :
• Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap
• Tertawa
• Menggerakkan kepala ke kiri dan kanan
• Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum

Pada umur 6 bulan, bayi bisa :


• Berbalik dari telungkup ke telentang
• Mempertahankan posisi kepala tetap tegak
• Meraih benda yang ada di dekatnya
• Menirukan bunyi
• Menggenggam mainan
• Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik

Pada umur 9 bulan, bayi bisa :


• Merambat
• Mengucapkan ma..ma.., da..da..da..
• Meraih benda sebesar kacang
• Mencari benda/mainan yang dijatuhkan
• Bermain tepuk tangan atau ciluk-ba
• Makan kue/biscuit sendiri

Pada umur 12 bulan, bayi bisa :

14
• Berdiri dan berjalan berpegangan
• Memegang benda kecil
• Meniru kata sederhana seperti ma..ma…pa..pa…
• Mengenal anggota keluarga
• Takut pada orang yang belum dikenal
• Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/ merengek

Pada umur 2 tahun, anak bisa :


• Naik tangga dan berlari-lari
• Mencoret-coret pensil pada kertas
• Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
• Menyebut 3 – 6 kata yang mempunyai arti, seperti bola, piring, dan sebagainya
• Memegang cangkir sendiri
• Belajar makan-minum sendiri

Pada umur 3 tahun, anak bisa :


• Mengayuh sepeda roda tiga
• Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan
• Bicara dengan baik menggunakan 2 kata
• Mengenal 2 – 4 warna
• Menyebut nama, umur dan tempat
• Menggambar garis lurus
• Bermain dengan teman
• Melepas pakaiannya sendiri
• Mengenakan sepatu sendiri

Pada umur 5 tahun, anak bisa :


• Melompat-lompat 1 kaki, menari, dan berjalan lurus
• Menggambar orang 3 bagian (kepala, badan, tangan/kaki)
• Menggambar tanda silang dan lingkaran
• Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

15
• Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
• Menyebut angka, menghitung jari
• Bicaranya mudah dimengerti
• Berpakaian sendiri tanpa dibantu
• Mengancing baju atau pakaian boneka
• Menggosok gigi tanpa bantuan

Masa prasekolah : berpikir ajaib, egosentris,danberpikir yg didominasi dengan


persepsi Berpikir ajaib : kebingungan akan kejadian yang terjadisecara
kebetulan,animisme, kepercayaan yang tidak realistik mengenai kekuatan atau
pengharapan.Egosentrisme : mau menang sendiri.Bermain: memberikan anak
pengalaman memecahkan persoalan yang sulit, mengenal kebiasaan orang dewasa,
dapat mengambil peran sebagai orang dewasa Menggambar: Tema dan masalah yg
timbul padagambar si anak merefleksikan masalah emosional yang sangat penting
pada si anak.
Tantangan emosional anak prasekolah :
 mempertahankan kemauan sendiri (self-direction)
 memerintah secara agresif

16
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah merupakan sebuah
pemenuhan kebutuhan yang harus dilakukan seorang tenaga kesehatan bidan untuk menunjang
pekembangan neonatus di usia (0-28 hari), bayi disekitar usia (0- 12 bulan), balita yang berusia
di bawah usia lima tahun, dan untuk anak pra sekolah adalah anak yang memasuki masa sekolah
seperti PAUD yang berusia sekitar lima tahun keatas sampai 8 tahun.

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anka dapat melakukan atau


mempraktikkanketerampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diriuntuk berperan dan berprilaku dewasa. Sebagai suatu aktivitas yang
memberikan stimulasidalam kemapuan keterampilan, kognitif, dan afektif maka sepatutnya
diperlukan suatu bimbingan, mengingat bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan bagi
dirinyasebagaimana kebtuhan lainnya seperti kebutuhan makan, kaebuthan rasa aman,
kebutuhankasih sayang dan lain-lain.

2. SARAN

17
1. Bagi Responden ( ibu dan keluarga)

Ibu dan keluarga dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang diberikan oleh penulis
sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. Diharapkan juga ibu tetap bisa
memberikan ASI kepada bayinya. Memantau tumbuh kembang bayi secara rutin dengan datang
ke BPM atau posyandu guna untuk imunisasi dan memantau tumbuh kembang bayi atau kelainan
bayi dapat diketahui secara dini. Dan keluarga juga diharapkan ikut serta membantu ibu dalam
menjalankan fungsi dan peran keluarga seperti memenuhi kebutuhan ini dan bayi,
memperatahankan kesehatan ibu dan anak, memberikan dukungan psikologis, dan memantau
tumbuh kembang anak serta diharapkan juga ibu dan keluarga lebih sering atau berusaha
meluangkan waktu hanya untuk sekedar bermain-main dengan anaknya.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Bagi petugas kesehatan diharapkan melakukan asuhan kebidanan sesuai standar asuhan
kebidanan dan standar pelayanan kebidanan serta mengikuti program pemerintah sebagai upaya
untuk memantau dan mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi pada proses kehamilan ,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

18
DAFTAR PUSTAKA

Armini, N. W., Sriasih, N. G. K., Marhaeni, G. A., & SKM, M. (2017). Asuhan Kebidanan
Neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. Penerbit Andi.

https://id.scribd.com/document/365271180/Kebutuhan-Dasar-Neonatus

19

Anda mungkin juga menyukai