Anda di halaman 1dari 7

PKPU

(Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)


Definisi PKPU
PKPU = Tundaan pembayaran utang/suspention of payment
Adalah suatu masa yang diberikan oleh undang-undang melalui putusan hakim
niaga dimana dalam masa tersebut kepada pihak kreditur dan debitur diberikan
kesempatan untuk memusyawarahkan cara-cara pembayaran utangnya dengan
memberikan rencana pembayaran seluruh atau sebagian utangnya (Munir Fuady)
Pihak yang dapat mengajukan permohonan PKPU (Pasal 222)

Diajukan oleh debitur yang mempunyai lebih dari 1 kreditur

Diajukan oleh debitur yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat
melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat
ditagih.

Kreditur yang memeprkirakan bahwa debitur tidak dapat melanjutkan


membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih

Dalam hal debitur adalah bank; perusahaan efek; bursa efek; lembaga kliring dan
penjaminan; lembaga penyimpanan dan penyelesaian; perusahaan asuransi,
perusahaan reasuransi, dana pensiun; BUMN yang bergerak dibidang kepentingan
umum dapat mengajukan permohonan PKPU adalah instansi dalam pasal 2 ayat (3),
(4) dan (5))
Setelah adanya UU tentang OJK, maka kewenangan permohonan pada debitur
tersebut diatas diajukan oleh OJK
Tujuan dilakukan PKPU

Agar penyelesaian utang piutang dapat melalui perdamaian/disetujuinya


perdamaian, yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang
kepada krediturnya.

Untuk memungkinkan seorang debitur meneruskan usahanya meskipun ada


kesukaran pembayaran

Untuk menghindari kepailitan

Pihak pihak dalam Proses PKPU

Debitur

Kreditur

Pengurus

Majelis Hakim

SKEMA PKPU

Tahap PKPU
PKPU Sementara
PKPU-S merupakan tahap pertama proses PKPU

Apabila debitur mengajukan permohonan PKPU (dengan syarat


terpenuhi),Pengadilan harus segera mengabulkannya maksimal 3 hari sejak
tanggal didaftarkannya surat permohonan

Apabila PKPU diajukan oleh kreditur, pengadilan harus segera mengabulkan


permohonan PKPU maksimal 20hari sejak didaftarkannya permohonan

Kemudian pengadilan menunjuk hakim pengawas dan mengangankat


satu/lebih pengurus

Putusan pengadilan tentang PKPU-S berlaku maksimal 45 hari

Dalam jangka waktu tersebut harus diputuskan apakah PKPU tersebut dapat
dilanjutkan menjadi suatu PKPU-T

PKPU Tetap

Setelah penetapan PKPU-S, Pengadilan Niaga yang diwakili Pengurus


memanggil debitur dan kreditur untuk hadir pada sidang pertimbangan
pelaksanaan PKPU-T (sidang diselenggarakan maksimal 45 hari sejak
penetapan PKPU-S)

Dalam sidang pertimbangan pelaksanaan PKPU-T akan diputuskan apakah


dapat diberikan PKPU-T atau tidak dengan maksud memungkinkan
debitur,pengurus dan para kreditur untuk mempertimbangkan dan
menyetujui perdamaian

Pengadilan Niaga menetapkan PKPU-T maksimal 270 hari setelah putusan


PKPU-S diucapkan

PKPU-T disetujui apabila memenuhi syarat

Disetujui oleh lebih dari setengah jumlah kreditur konkruen yang haknya
diakui atau sementara diakui yang hadir dan mewakili minimal 2/3 bagian
dari seluruh tagihan yang diakui atau yang sementara diakui dari kreditur
konkruen atau kuasanya yang hadir dalam sidang tersebut

Disetujui oleh setengah jumlah kreditur yang piutangnya dijamin dengan


gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan,hipotik atau hak agunan atas
kebendaan lainnya, yang hadir dan mewakili minimal 2/3bagian dari seluruh
tagihan kreditur atau kuasanya yang hadir dalam sidang tersebut

Prosedur PKPU
1. Permohonan PKPU diajukan ke Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri
tempat kedudukan debitur dengan ditandatangani oleh pemohon PKPU dan
kuasa hukumnya
2. PKPU diajukan debitur sebelum adanya putusan pailit, apabila putusan pailit
telah diucapkan oleh hakim terhadap debitur, maka yang bersangkutan tidak
lagi dapat mengajukan permohonan PKPU
3. Permohonan PKPU dapt diajukan bersama permohonan kepailitan, namun
yang diperiksa terlebih dulu oleh hakim adalah permohonan PKPU
4. Permohonan PKPU menyertakan daftar (memuat sifat, jumlah piutang dan
utang debitur beserta surat bukti)
Pengadilan Niaga mengangkat panitia kreditur apabila :

Permohonan PKPU meliputi utang yang melibatkan banyak kreditur

Pengangkatan tersebut disetujui oleh kreditur yang mewakili minimal


setengah bagian dari seluruh tagihan yang diakui

PROSES PKPU

1. Bila debitur dinyatakan PKPU, maka debitur tanpa persetujuan pengurus


tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh
atau sebagian hartanya
2. Apabila debitur melakukan kepengurusan, maka pengurus berhak untuk
melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta
debitur tidak dirugikan karena tindakan debitur
3. Dalam PKPU tidak ada kurator, namun ada pengurus yang membantu dalam
mengelola harta kekayaannya selama PKPU berlangsung
4. Bila debitur pada waktu yang sama dimohonkan pailit dan PKPU,maka
kepailitan tidak diperiksa, yang diperiksa adalah PKPU, dengan syarat PKPU
diajukan dalam sidang pertama kepailitan, yaitu sebelum adanya putusan
pailit
5. Dalam PKPU, debitur tidak perlu meminta persetujuan dari kreditur karena
debitur masih berwenang terhadap harta kekayaannya, namun harus tetap
melaporkan kepada pengurus, yaitu perbuatan hukum apa saja yang
dilakukan terhadap harta kekayaan sampai PKPU berakhir
Perdamaian dalam PKPU

Inti dilaksanakannya PKPU adalah tercapainya perdamian

Rencana perdamaian dalam PKPU dapat dilakukan dengan mengadakan


restrukturisasi utang, baik untuk seluruh maupun sebagian utang

Rencana perdamian berhak diajukan oleh debitur pada saat pengajuan


permohonan PKPU atau setelahnya

Setelah permohonan perdamaian diterima oleh panitera Pengadilan, Hakim


Pengawas menetukan haru terakhir tagihan harus disampaikan kepada
pengurus dan sekaligus menentukan tanggal dan waktu rencana perdamaian
yang diusulkan akan dibicarakan dan diputuskan dalam rapat kreditur yang
dipimpin Hakim Pengawas

Dalam hal rencana perdamian diterima, Hakim Pengawas wajib


menyampaikan laporan tertulis kepada Pengadilan pada tanggal yang telah
ditentukan untuk keperluan pengesahan perdamian

Pengurus dan kreditur dapat menyampaikan alasan yang menyebabkan


dikehendaki pengesahan atau penolakan perdamaian

Dalam hal rencana perdamaian ditolak, maka Hakim Pengawas wajib


memberitahukan penolakan tersebut kepada pengadilan dan pengadilan
menolak mengesahkan perdamian dan menyatakan debitur pailit

Pengadilan menolak mengesahkan perdamaian, dalam hal

Harta debitur jauh lebih besar daripada jumlah daripada jumlah yang
disetujui dalam perdamaian

Pelaksanaan perdamian tidak cukup terjamin

Perdamaian dicapai karena penipuan atau persekongkolan dengan satu atau


beberapa kreditur

Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum
dibayar atau tidak diberikan jaminan untu pembayaran

Perbedaan perdamaian dalam Kepailitan dan PKPU


1. Dari segi waktu

Perdamaian dalam PKPU diajukan pada saat atau setelah permohonan PKPU

Perdamaian pada kepailitan diajukan setelah ada putusan pailit terhadap


debitur dari hakim

2. Dari segi pembicaraan (penyelesaian)

Perdamaian pada PKPU dilakukan pada sidang pengadilan yang memeriksa


permohonan PKPU

Perdamaian pada kepailitan dibicarakan pada saat verifikasi setelah putusan


kepailitan

3. Dari segi syarat penerimaan perdamaian


Syarat perdamaian pada PKPU

perdamaian harus disetujui lebih dari jumlah kreditur konkruen yang


haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat kreditur

kreditur tersebut bersama-sama mewakili minimal 2/3 bagian dari seluruh


tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditur konkruen atau
kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut

disetujui lebih dari kreditur yang piutangnya dijamin dengan hak jaminan
atas kebendaan dan hadir mewakili minimal 2/3 bagian dari seluruh tagihan
kreditur atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut

Syarat perdamaian pada kepailitan :

Harus disetujui lebih dari jumlah seluruh piutang konkruen yang diakui
atau yang untuk sementara diakui dari kreditur konkruen atau kuasanya yang
hadir dalam rapat tersebut

4. Dari segi kekuatan mengikat

Perdamaian pada PKPU berlaku pada semua kreditur (konkruen maupun


preferen)

Perdamaian pada kepailitan hanya berlaku bagi kreditur konkruen

PKPU tidak berlaku dalam hal

Tagihan yang dijamin dengan agunan kebendaan

Tagihan biaya pemeliharaan , pengawasan atau pendidikan yang sudah harus


dibayar dan hakim pengawas harus menentukan jumlah tagihan yang sudah
ada dan belum dibayar sebelum PKPU yang bukan merupakan tagihan
dengan hak untuk diistimewakan

Tagihan yang diistimewakan terhadap benda tertentu milik debitur maupun


terhadap seluruh harta debitur yang tidak tercakup diatas

Berakhirnya PKPU
PKPU dapat diakhiri atas permintaan Hakim Pengawas, Kreditur atau atas prakarsa
Pengadilan, dalam hal :

Debitur selama PKPU bertindak dengan itikad buruk dalam melakukan


pengurusan terhadap hartanya

Debitur telah merugikan atau mencoba merugikan krediturnya

Debitur meakukan kepengurusan terhadap hartanya tanpa izin dari pengurus

Penyelesaian Sengketa Kepailitan&PKPU


Kasus yang berkaitan dengan Kepailitan&PKPU dapat diselesaikan melalui :
1. Non Litigasi/ Alternative Dispute Resolution (ADR)
Definisi
Merupakan penyelesaian sengketa diluar pengadilan dengan menggunakan caracara:

Lembaga Arbitrase

Konsultasi

Negoisasi

Mediasi

Konsiliasi

Penilaian Ahli

2. Litigasi/pengadilan
Permohonan pernyataan pailit dapat diajukan pada Pengadilan Niaga
Pengadilan Niaga merupakan pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan
peradilan umum yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan
terhadap perkara :

Kepailitan dan PKPU

HKI

Sengketa proses likuidasi bank oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Upaya hukum terhadap permohonan pailit melalui Pengadilan Niaga meliputi :

Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Niaga)

Kasasi (Mahkamah Agung)

Putusan Hakim Inkracht (Berkekuatan Hukum Tetap) Artinya Putusan


Hakim dapat dijalankan

Terhadap putusan Hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,


dapat diajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung
(MA)

Syarat permohonan peninjauan kembali (Pasal 295 ayat (2))


1. Ditemukan bukti baru yang bersifat menetukan yang pada waktu perkara
diperiksa Pengadilan sudah ada, tapi belum ditemukan, atau
2. Dalam putusan hakim yang bersangkutan terdapat kekeliruan yang nyata

Anda mungkin juga menyukai