TESIS
Oleh :
MARANATHA PURBA
167005109/HK
Pendidikan :
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa telah
memberikan berkat kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan besar hati dan
dengan tangan terbuka menerima kritik, saran dan juga ide-ide yang sifatnya
Tesis ini.
Dalam menyelesaikan penelitian tesis ini penulis banyak menerima bantuan serta
dorongan dari semua pihak baik bantuan moral maupun materil. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Ilmu
Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum selaku dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Sunarmi, S.H., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Magister
Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.
pengetahuan dan wawasan bagi kita semua. Kiranya Tuhan dapat membalas kebaikan
Maranatha Purba
Abstrak .............................................................................................................. i
Abstrack.............................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perbendaharaan bahasa Belanda, Perancis, Latin dan Inggris istilah pailit
mempunyai arti ganda yaitu sebagai kata benda dan kata sifat. Di dalam bahasa
pembayaran. Orang yang mogok atau macet atau berhenti membayar utangnya
disebut dengan Le Faile. Sedangkan dalam bahasa Latin digunakan istilah failire dan
Inggris, untuk pengertian pailit dan kepailitan dipergunakan istilah “ bankrupt” dan
“bankruptcy”. 1
Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk melakukan
financial distress ) dari usaha debitor yang telah mengalami kemunduran. Sedangkan
seluruh kekayaan debitor pailit, baik yang telah ada maupun yang akan ada
1
Zainal Asikin, Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Press, 1991), hal 105.
1
Universitas Sumatera Utara
2
penjualan harta kekayaan tersebut untuk membayar seluruh utang debitor pailit
tersebut secara proporsional (prorate parte) dan sesuai dengan struktur kreditor.2
kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
(Pasal 1 angka 1). Nilai-nilai utama yang dapat menjadi titik awal pengaturan
kepailitan pada dasarnya dapat ditemukan pada Buku I, II, III dan IV KUH Perdata
dan pada Buku I KUH Dagang. Di awali dengan pertanyaan siapa yang dapat
dinyatakan pailit. Apa sajakah yang dapat dijadikan jaminan dan transaksi yang
bagaimana yang terjamin. Ketiga hal utama tersebut merupakan konsep dasar menuju
pada proses pernyataan dan keputusan pailit. Konsep dasar tersebut kemudian secara
dengan sebutan Failissement Verordening (FV) yaitu Staatsblad Tahun 1905 Nomor
217 juncto Staatsblad Tahun 1906 Nomor 348. FV tersebut kemudian diubah dalam
(PERPU) Nomor 1 Tahun 1998 sehubungan dengan gejolak moneter yang menimpa
Negara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. PERPU Nomor 1 Tahun 1998
2
M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan (Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan),
(Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 1.
3
Sri Redjeki Hartono, Hukum Perdata Sebagai Dasar Hukum Kepailitan Modern,
(Jakarta:Jurnal Hukum Bisnis, Volume 7, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, 1999), hal. 22.
sebagai berikut :5
1. Asas Kejujuran
Adalah asas yang mengandung pengaturan bahwa di satu pihak dapat mencegah
terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan oleh para Debitor yang
tidak jujur, dan di lain pihak dapat mencegah penyalahgunaan pranata dan lembaga
4
Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek, (Bandung:PT Citra Aditya, 2014), hal
10.
5
Frederick B.G. Tumbuan, Naskah Akademis Peraturan Perundang-undangan Tentang
Kepailitan,(Jakarta: BPHN Departemen Kehakiman, 1994), hal. 12 – 13.
benar-benar sehat.
3. Asas Keadilan
4. Asas Integrasi
mengandung pengertian bahwa sebagai suatu sub - sistem dari hukum perdata
nasional, maka hukum kepailitan dan bidang-bidang hukum lain dalam sub–sistem
hukum perdata nasional harus merupakan suatu kebulatan yang utuh, - integrasi
merupakan hukum di bidang sita dan eksekusi. Oleh karenanya ia harus merupakan
suatu kebulatan yang utuh pula dengan peraturan tentang sita dan eksekusi dalam
karena adanya perjanjian yang mengikat para pihak. Tetapi salah satu pihak berada
secara objektif oleh hakim, dan bukan oleh para pihak (Pasal 1338 ayat (3) KUH
Perdata).
6. Asas Nasionalitas
Debitor adalah menjadi tanggungan bagi utang-utangnya (Pasal 1131 KUH Perdata)
Beberapa faktor yang perlu ditekankan terkait dengan kepailitan dan penundaan
1. Menghindari perebutan harta debitor apabila dalam waktu yang sama ada
3. Menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh salah satu kreditor atau
debitor sendiri.6
Tujuan kepailitan pada dasarnya memberikan solusi terhadap para pihak apabila
6
Kukuh Komandoko Hadiwidjojo, Metode dan Konsep Restrukturisasi Sebagai Pelaksanaan
Asas Kelangsungan Usaha Dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Terhadap
Perusahaan Publik dan Non Publik, Jurnal acamedia.edu. Di akses pada tanggal 7 Desember 2018.
merugi semua pihak, yaitu menghindari eksekusi oleh Kreditor dan mencegah
yang mempunyai fungsi penting, yaitu sebagai realisasi dari dua Pasal penting di
Pasal 1131:
Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak,
baik yang sudah ada maupun yang beru akan ada di kemudian hari menjadi
tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan.
Pasal 1132:
kekayaannya baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak, jika perlu dijual
Pasal 1132 KUH Perdata mengandung asas bahwa apabila seorang Debitor
mempunyai beberapa Kreditor maka kedudukan para Kreditor adalah sama (asas
paritas creditorium). Jika kekayaan Debitor itu tidak mencukupi untuk melunasi
7
Sri Redjeki Hartono, Op.Cit., Hal 22-23.
8
Purwahid Patrik dan Kashadi, Hukum Jaminan Edisi Revisi Dengan UUHT,
(Semarang;Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 1998), hal. 5.
bahwa Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
permohonan satu atau lebih Kreditornya, atau oleh Kejaksaan untuk kepentingan
umum, atau oleh Bank Indonesia dalam hal Debitornya adalah bank, atau oleh
Melihat bunyi Pasal tersebut, dalam masalah kepailitan titik berat proporsinya
dari kewajibannya membayar utang-utangnya, karena tujuan kepailitan ialah agar sisa
harta kekayaannya diatur untuk pembayaran kembali utang-utang Debitor secara adil.
Dalam pengaturan pembayaran kembali ini baik untuk kepentingan Debitor sendiri
9
Ibid, hal, 6.
10
Frederick B.G. Tumbuan, Ciri-Ciri Penundaan Pembayaran Utang Sebagai Dimaksud
Dalam Perpu, (Jakarta:Makalah Seminar tentang Perpu No. 1 Th. 1998 tentang Perubahan atas UU
tentangKepailitan diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Hukum tanggal 29 April 1998 dan 8 Mei
1998), hal, 14-15.
Debitor membayar utang-utangnya itu secara tenang, tertib, dan adil, yaitu:12
1. Dengan dilakukannya penjualan atas harta pailit yang ada, yakni seluruh
2. Membagi hasil penjualan harta pailit tersebut kepada sekalian Kreditor yang
a. hak preferensinya
Putusan pailit bukan menyangkut para kreditor saja, tetapi juga menyangkut para
pemangku kepentingan lainnya atau stakeholders dari debitor yaitu negara sebagai
penerima pajak, para karyawan dan buruhnya, para pemasok barang dan jasa
dan jasa debitor.13 Menurut Sri Redjeki Hartono lembaga kepailitan pada dasarnya
11
Rudhi Prasetya,Likuidasi Sukarela dalam Hukum Kepailitan,(Jakarta: Makalah Seminar
Hukum Kebangkrutan, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI, 1996), hal, 1.
12
Ibid, Hal 3.
13
Adriani Nurdin, Kepailitan BUMN Persero Berdasarkan Asas Kepastian Hukum, (Bandung:
P.T Alumni, 2012),hal 217.
14
Rahayu Hartini, Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia Dualisme Kewenangan
Pengadilan Niaga & Lembaga Arbitrase, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Hal 74.
tidak akan berbuat curang dan tetap bertanggung jawab atas semua utang-
untuk membayar dari seorang debitor atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo.
dibayarnya utang meskipun telah ditagih dan ketidakmampuan tersebut harus disertai
dengan pengajuan ke pengadilan, baik atas permintaan debitor sendiri maupun atas
pailitnya debitor haruslah berdasarkan keputusan pengadilan, dalam hal ini adalah
Pengadilan Niaga. Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan pada
sidang pengadilan yang terbuka untuk umum untuk menyelesaikan atau mengakhiri
15
Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis, Kepailitan,(Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), hal 11.
16
Ridwan Syahrani, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, (Bandung:Citra Aditia Bakti,
2004), hal, 126.
baiknya. Pada dasarnya fungsi dari putusan pengadilan adalah memberikan kepastian
perkara perniagaan lainnya seperti perkara paten,merek, dan hak cipta.18 Menurut
Pasal 306 UU No.37 Tahun 2004, pengaturan pegadilan niaga atau komersial di luar
baik bagi dunia peradilan di Indonesia sehingga penyelesaian perkara diharapkan bisa
Kewajiban Pembayaran Utang dalam Pasal 300 ayat (1) menyebutkan bahwa tugas
utang
17
Ibid, hal 125.
18
Hadi Shubhan, Op.Cit., hal 103
19
Kwik Kian Gie, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori & Contoh Kasus,
(Jakarta:Kencana, 2008), hal 158.
menjatuhkan pailit kepada debitor, ada upaya utama harus dilakukan yaitu Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang ( PKPU ). PKPU adalah suatu masa yang diberikan
oleh Undang-undang melalui putusan hakim niaga dimana dalam masa tersebut
cara-cara pembayaran seluruh atau sebagian utangnya, termasuk apabila perlu untuk
baik dan sense of cooperation( rasa kooperatif ) baik dari pihak debitor dan kreditor
pernyataan pailit. 22
Kewajiban Pembayaran Utang Pasal 222 ayat (2) dikatakan : “Debitor yang tidak
20
Munir Fuady,Op.Cit,. hal 177.
21
H. Man Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang,(Bandung: P.T Alumni, 2006), hal 202.
22
Sunarmi, Hukum Kepailitan Edisi 2, (Jakarta:PT Sofmedia, 2010), hal200.
jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran
utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran
pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor”. Tujuan dari Penundaan
kepailitan.23
pernyataan pailit diajukan oleh pihak lain kepada debitor. Namun ada kalanya PKPU
ini diajukan oleh si debitor pada saat permohonan pernyataan pailit si debitor oleh
utang tidak dimaksudkan untuk kepentingan debitor saja melainkan juga untuk
pembayaran utang ( PKPU ) ini diperiksa pada saat yang bersamaan maka
terlebih dahulu. Lebih lanjut menurut Munir Fuady di dalam bukunya mengatakan
bahwa :
23
Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan, (Malang:UMM Press, 2008), hal 190.
24
Bernard Nainggolan, Perlindungan Hukum Seimbang Debitor, Kreditor dan Pihak-Pihak
Berkepentingan Dalam Kepailitan,(Bandung: P.T Alumni, 2011), hal 78.
dilakukan maka hakim harus mengabulkan PKPU dalam hal ini PKPU sementara
untuk jangka waktu 45 hari sementara gugatan pailit gugur demi hukum”.25
merupakan tujuan utama bagi si debitor, dimana si debitor sebagai orang yang paling
menyusun suatu strategi baru bagi si debitor menjadi sangat penting. Namun karena
faktor kesulitan pembayaran utang-utang yang mungkin segera jatuh tempo yang
suatu konsep perdamaian, yang mana konsep ini nantinya akan ditawarkan ke pihak
jika perdamaian ini disetujui oleh para kreditor untuk meneruskan berjalannya
perusahan si debitor tersebut. Dengan kata lain tujuan akhir dari PKPU ini ialah dapat
tercapainya perdamaian antara debitor dan seluruh kreditor dari rencana perdamaian
25
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2001), hal 82.
26
Sutan Remy Syahdeni, Hukum Kepailitan: Memahami Fallisment Verordering, Juncto
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan, (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 2008), Hal
387.
sesuai dengan falsafah hidup bangsa Indonesia, tidak tercapai. Adapun tujuan
debitor melanjutkan usahanya, tanpa ada desakan untuk melunasi utang-utangnya dan
menyehatkan usahanya. Permohonan tersebut harus disertai daftar yang memuat sifat,
Adapun tata cara pengajuan perdamaian dalam rangka PKPU dalam Undang-
Pembayaran Utang:
2. Dalam hal pemohon adalah debitor, permohonan PKPU harus disertai daftar
yang memuat sifat, jumlah piutang, dan utang debitor beserta surat bukti
secukupnya.
melalui juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum sidang.
yang memuat sifat, jumlah piutang dan utang debitor beserta surat bukti
27
Syamsudin M. Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia Cetakan Pertama, (Jakarta:PT
Tatanusa, 2012), hal 263-264.
6. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), ayat (2), ayat (3),
ayat (4) berlaku mutatis sebagai tata cara pengajuan PKPU sebagaimana
piutang yang ada. Hal-hal yang dapat dibicarakan yaitu seperti mekanisme
pembayaran utang yang akan dilakukan baik seluruhnya atau sebagian, termasuk
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang pertama adalah PKPU sementara yang
merupakan PKPU yang penetapannya dilakukan sebelum sidang dimulai dan harus
dikabulkan oleh pengadilan setelah pendaftaran dilakukan. yang kedua adalah PKPU
tetap yang merupakan PKPU yang ditetapkan setelah sidang berdasarkan persetujuan
dari para kreditor. Untuk lebih jelasnya dapat dicermati dari penjelasan di bawah ini :
1. PKPU Sementara
Ini merupakan tahap pertama dari proses PKPU, sebagaimana diatur dalam
pengadilan harus segera mengabulkan paling lambat dua puluh hari sejak
empat puluh hari dan setelah itu harus diputuskan apakah PKPU tersebut
2. PKPU Tetap
untuk menghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling lambat pada hari
Dalam sidang tersebut akan diputuskan apakah dapat diberikan PKPU secara
Utang dapat diakhiri baik atas permintaan Hakim Pengawas, satu atau lebih kreditor
28
Andika Prayoga, Solusi Hukum Ketika Bisnis Terancam Pailit (Bangkrut),
(Yogyakarta:Pustaka Yustisia, 2014), Hal 32.
dengan alasan-alasan tersebut di atas harus selesai diperiksa dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari terhitung sejak pengajuan permohonan tersebut dan putusan pengadilan
yang pasti, harus diumumkan dalam Berita Negara dan dalam satu atau lebih surat
Setelah PKPU sudah disepakati para pihak maka selanjutnya adalah proses
suatu masalah dalam bidang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang,
dalam hal terakhir ini menjadi suatu tujuan utama. Terhadap rencana perdamaian
yang disampaikan oleh pihak debitor sepanjang telah memenuhi kesepakatan para
pihak dan rencana perdamaian tersebut dibuat tanpa ada unsur penipuan dan
persekongkolan dengan satu atau lebih kreditor, maka pada prinsipnya pengadilan
yang disetujui oleh para kreditor konkuren menurut jumlah suara yang ditentukan
pengesahan ini disebut dengan istilah ratifikasi dan sidang pengesahan itu disebut
a. Homologasi dilakukan paling cepat 8 hari dan paling lambat 14 hari setelah
c. Homologasi wajib diberikan pada sidang tersebut atau paling lambat 7 hari
undang Kepailitan dan PKPU masih rancu perihal daya ikat putusan homologasi.
Apakah mengikat secara kolektif sebatas bagi kreditor tertentu yang menyetujui
secara umum (general) bagi seluruh kreditor (baik kreditor yang menyetujui
pasti merupakan alas hak bagi semua piutang konkuren yang tidak dibantah oleh
siberutang dan dapat dijalankan terhadap siberutang dan semua orang yang
memperoleh kekuatan hukum yang pasti dan diumumkan dalam surat kabar harian
homologasi , menurut Pasal 161 Ayat (1) UU K-PKPU tersedia prosedur kasasi ke
final and binding (inkracht), maka putusan perdamaian tersebut belum bisa dijalankan
(bukan merupakan keputusan uitvoorbaar bij voorraad), dan proses kepailitan juga
belum bisa berakibat insolvensi, atau pengakhiran kepailitan juga belum bisa terjadi
(Pasal 166 juncto Pasal 178 UU Nomor 37 Tahun 2004). Sebab jika perdamaian
diterima, kepailitan segera berakhir dan proses perdamaian akan segera direalisasi
(dilakukan pembagian). Akan tetapi, jika perdamaian ditolak, proses kepailitan segera
30
Rudhy A. Lontoh, Denny Kailimang dan Benny Ponto, Penyelesaian Utang-Piutang
Melalui Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, (Bandung:P.T Alumni, 2001), hal 275.
dapat menolak pengesahan suatu perdamaian jika ada alasan untuk itu. Alasan-alasan
a. Harta pailit, termasuk hak retensi sangat jauh melebihi jumlah yang dijanjikan
dalam perdamaian.
atau lebih, atau penggunaan cara-cara lain yang tidak jujur, tanpa melihat
apakah debitor pailit turut melakukannya atau tidak. (Pasal 159 Ayat (2) UU
Untuk lebih fokus pada proposal penelitian ini, akan dicermati suatu kasus
Homologasi melalui studi kasus dari Putusan Mahkamah Agung Nomor 137
menyatakan Termohon PKPU PT. Djakarta Lloyd berada dalam keadaan Penundaan
Djakarta Lloyd membantah dengan dalih mereka adalah BUMN jadi yang berhak
31
Ibid.
(PKPU) tersebut Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah
perjanjian tersebut
4. Menetapkan biaya pengurusan dalam PKPU dan imbalan jasa fee pengurus
permohonan ini sebesar Rp 1.527.000,00 (satu juta lima ratus dua puluh tujuh
ribu rupiah)
dihadiri oleh Pemohon PKPU, Termohon PKPU, Tim pengurus dan Para Kreditor
pada tanggal 19 Desember 2013, terhadap putusan tersebut Pemohon PKPU melalui
permohonan kasasi pada tanggal 27 Desember 2013. Dengan anggapan bahwa dalam
Majelis Hakim telah melampui batas wewenang karena telah menghilangkan hak
suara dari salah satu kreditor pada saat voting dilakukan dengan alasan tidak
membawa surat kuasa asli, kemudian kuasa hukum kreditor menganggap adanya
keberpihakan hakim pengawas karena selalu mengatakan jika debitor pailit belum
menyatakan bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena setelah meneliti
secara seksama memori kasasi tanggal 27 Desember 2013 dan kontra memori tanggal
7 Januari 2014 dan 9 Januari 2014 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti,
dalam hal ini putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak
salah dalam menerapkan hukum, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat telah tepat dan benar menolak permohonan Pemohon sebab Pemohon tidak
dapat membuktikan adanya alasan sah untuk menolak rencana perdamaian dan bahwa
perdamaian yang diajukan oleh Termohon (Debitor PKPU) dalam rapat kreditor dan
debitor telah disetujui melalui voting oleh 100% Kreditor Separatis (1 Kreditor), dan
62,797% Kreditor Konkuren sehingga telah memenuhi ketentuan Pasal 281 ayat (1)
Hal yang menarik untuk diteliti dari kasus ini adalah bagaimana bisa kreditor
BUMN, yang berhak mengajukan pailit atau PKPU terhadap BUMN adalah Menteri
Keuangan, kemudian mengapa PKPU bisa sampai pada tingkat kasasi sementara pada
Pasal 235 UUKPKPU dikatakan bahwa Putusan PKPU tidak dapat diajukan upaya
hukum apapun. Berdasarkan penjabaran kasus di atas maka penulis bermaksud untuk
meneliti dan memaparkannya dalam tesis ini dengan judul Homologasi Penundaan
B. Rumusan Masalah
No.137 K/Pdt.Sus-PKPU/2014 ?
C. Tujuan Penelitian
bagi debitor,kreditor,pengurus,hakim.
3. Untuk mengetahui dan memahami mengenai akhir PKPU dari proses putusan
Homologasi.
D. Manfaat Penelitian
terjadinya pailit.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para
E. Keaslian Penulisan
khususnya di Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, baik
yang telah rampung menjadi sebuah hasil penelitian maupun masih berjalan, belum
pernah dilakukan penelitian pada topik dan permasalahan yang sama dengan
homologasi PKPU sebagai upaya preventif terjadinya pailit. Oleh karena itu tesis ini
ketentuan-ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung tinggi bagi peneliti
atau akademisi.
1. Kerangka Teori
penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori. Teori berfungsi untuk
menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi
dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat
32
menunjukkan ketidakbenaran. penelitian ini tidak terlepas dari teori-teori ahli
hukum yang dibahas dalam bahasa dan sistem peradilan para ahli hukum sendiri.
Seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab sosial yang terpikul dibahasnya. Bukan
karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di
32
J.J.J M. Wisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-asas, (Jakarta:Universitas Indonesia,
1996), hal. 203.
33
Jujun S. Suryamantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,(Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1999), hal. 237.
pasangan teoretis, yang mungkin ia setujui maupun tidak disetujuinya dan ini
tolak atau landasan untuk memecahkan atau membahas masalahnya, maka perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari
hasilnya menyangkut ruang lingkup fakta yang luas. 36 Teori merupakan tujuan akhir
dari ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dimaklumi, karena batasan dan sifat
hakikat suatu teori adalah seperangkat konstruk (konsep), batasannya dan proposisi
gejala itu.37 Sedangkan kerangka teori pada penelitian hukum sosiologis/ empiris
merupakan kerangka teoritis berdasarkan pada kerangka acuan hukum, tanpa adanya
acuan hukum maka penelitian hanya berguna bagi sosiologi dan kurang relevan bagi
ilmu hukum.38 Teori yang murni tentang hukum merupakan teori hukum positif. Hal
ini merupakan suatu teori hukum positif umum, dan bukan mengenai suatu tertib
hukum khusus. Teori tadi merupakan teori umum tentang hukum, yang bukan
34
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian,(Bandung: Mandar Maju, 1994), hal. 80.
35
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,(Yogyakarta: UGM Press, 2003), hal. 39-
40.
36
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:Universitas Indonesia Pres,
1984), hal. 126.
37
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,(Jakarta: PT. Rajawali
Pers, 2014), hal. 14.
38
Soerjono Soekanto, Op.Cit,. hal. 127.
kaidah-kaidah hukum internasional, akan tetapi hal itu memberikan suatu teori
penafsiran.39
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepastian dan teori
hukum ini sesuai dengan putusan majelis hakim dalam Putusan Mahkamah Agung
pemohon karena alasan keberatan pemohon kasasi berisi hal-hal yang telah
dipertimbangkan oleh judex facti sehingga bukan alasan kasasi dan menguatkan
putusan pengadilan niaga sebab pemohon tidak dapat membuktikan alasan yang sah
Teori kemanfaatan hukum melihat baik buruknya hukum harus diukur dari
baik buruknya akibat yang dihasilkan oleh penerapan huukum itu. Suatu ketentuan
hukum baru bisa di nilai baik jika akibat-akibat yang dihasilkan dari penerapannya
adil, kerugian, dan hanya memperbesar penderitaan. Prinsip utama dari teori ini
39
Soerjono Soekanto, Teori Yang Murni Tentang Hukum, (Bandung:Alumni,1985), hal.1.
40
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta:Rineka Cipta, 1998), hal. 49-50.
adalah mengenai tujuan dan evaluasi hukum. Tujuan hukum adalah kesejahteraan
yang sebesar-besarnya bagi sebagian terbesar rakyat atau bagi seluruh rakyat, dan
penerapan hukum. Berdasarkan orientasi itu maka isi hukum adalah ketentuan tentang
perusahaan yang terancam pailit untuk bisa menjalankan kembali bidang usahanya.
Yang tentunya jika suatu perusahaan terjadi pailit maka akan menambah masalah
2. Konsepsional
Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsep diartikan
sebagai kata yang menyatakan abstrak yang dilegalisirkan dari hal-hal yang khusus,
yang disebut dengan definisi operasional.42 Kegunaan dari adanya konsep agar ada
41
Lili Rasjidi dan I.B Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem,(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993), hal. 79-80.
42
Sumandi Suryabarata, Metode Penelitian, (Jakarta:Raja Grafindo, 1998), hal. 3.
43
H.Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, (Bandung :Citra Aditya Bakti, 1999), hal.5.
konsepsi pada hakikatnya merupakan suatu pengaruh atau pedoman yang lebih
konkrit dari kerangka teoretis yang seringkali bersifat abstrak, sehingga diperlukan
digunakan beberapa landasan konsep agar memiliki pemahaman yang sama, yaitu :
masa tersebut kepada pihak debitor dan kreditor diberikan kesempatan untuk
c. Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang
e. Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau Undang-
44
Munir Fuady, Op.Cit., hal. 177.
45
Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang.
46
Ibid.
47
Ibid.
f. Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh pengadilan dalam putusan
utang (PKPU).
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam tesis ini adalah suatu cara
dengan masalah yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis
normatif.49 Yang menjadi contoh untuk penelitian ini adalah Putusan Homologasi
Sifat penelitian tesis ini adalah deskriptif analitis yaitu bertujuan memberikan
memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan dalam penelitian ini yang
akan dijelaskan.
yang sering kali hukum dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan
48
Ibid.
49
Amiruddin dan Zainal Asikin, Op.Cit, hal 166.
pengadilan. dilakukan atau ditunjukkan hanya pada peraturan atau bahan hukum yang
lain dan mengacu kepada norma-norma hukum positif yang terdapat didalam
2. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah dengan
yang akan diteliti. Pendekatan ini juga tergantung pada fokus penelitian, yang mana
akademis untuk mencari dasar hukum dan kandungan filosofis suatu perundang-
undangan dan pendekatan kasus (case approach), pendekatan ini dilakukan dengan
melakukan telaah pada kasus yang berkaitan dengan isu hukum yang dihadapi. Kasus
berkekuatan hukum tetap. Hal pokok yang dikaji pada setiap putusan adalah
pertimbangan hakim untuk sampai pada suatu keputusan sehingga dapat digunakan
50
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum Suatu Pengantar,(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001), hal 134.
dokumen yang ada dan dibantu dengan data yang diperoleh berkaitan dengan objek
penelitian ini.
pendukung lainnya.
peraturan perundang-undangan.
primer, berupa penelitian para ahli, hasil karya-karya ilmiah, ceramah atau
Bahan Hukum berupa kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
a. Studi Pustaka
seperti membaca, menelaah dan mengutip dari buku-buku literatur serta melakukan
yaitu dengan bahan hukum dan informasi baik berupa buku, karangan ilmiah,
penelitian ini, yaitu dengan cara mencari, mempelajari dan mencatat serta
b. Studi Lapangan
berbagai data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang
51
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Juru Materi, (Jakarta:Ghalia
Indonesia,1994), hal. 225.
5. Analisis Data
data ke dalam pola, kategori dan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 52Atau
definisi lain dari analisis data yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data
hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam
seluruh data atau dokumen yang relevan dengan topik pembahasan. Selanjutnya
ditetapkan. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan metode analisis yang sudah
dipilih.
Data yang telah dikumpulkan dengan studi kepustakaan dan lapangan tersebut
didukung oleh logika berpikir secara induktif. Dipilihnya metode induktif adalah agar
gejala-gejala normatif yang diperhatikan dapat dianalisis dari berbagai aspek secara
52
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002), hal.
101.
1. Pengertian Homologasi
(akkoord) dalam tahapan PKPU ini merupakan tahapan yang paling penting,
pemberian atau penolakan atas rencana perdamaian harus diberikan pada saat
setelah homologasi tersebut. Perdamaian yang telah disahkan berlaku bagi semua
kreditor konkuren (yang bukan kreditor separatis atau preferen), tanpa ada
pengecualian, baik yang telah mengajukan diri dalam kepailitan atau tidak.54
Dalam perdamaian PKPU, pemungutan suara dilakukan pada saat sidang untuk
pemberian PKPU tetap atau pada sidang berikutnya apabila rencana perdamaian
53
M Hadi Shuban, Op.Cit., hal 150.
54
Lilik Mulyadi, Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU)Teori dan Praktik,(Bandung: Alumni, 2013) hal. 241-242
35
Universitas Sumatera Utara
36
belum dapat disetujui oleh rapat kreditor. Keputusan rapat kreditor adalah sah
1. ½ jumlah kreditor yang hadir dan haknya diakui atau sementara diakui,
diantara nilai jaminan atau nilai actual pinjaman yang secara langsung
Suatu perdamaian yang telah diputuskan diterima atau disetujui tidak dapat
homologasi dari pengadilan. untuk itu sebelum rapat ditutup, Hakim Pengawas
singkat 8 hari dan paling lambat 14 hari setelah diterimanya rencana perdamaian
yang ditawarkan oleh debitor kepada para kreditornya setelah debitor dinyatakan
pailit oleh Pengadilan Niaga (sebagaimana diatur Pasal 144-177 UUKPKPU) dan
55
Ibid, hal. 241
56
H. Man S. Sastrawidjaja, Op.Cit., hal 181
debitor dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga (sebagaimana diatur Pasal 265-
294 UUKPKPU).
perdamaian pailit kepada para kreditornya paling lambat delapan hari sebelum
pembicaraan dan keputusan mengenai rencana perdamaian pailit ini dapat ditunda
sampai tanggal yang ditetapkan oleh hakim pengawas paling lambat 21 hari
1. Apabila dalam rapat diangkat panitia kreditor tetap yang tidak terdiri
tersebut, atau
rencana perdamaian.
PKPU atau pada saat PKPU berlangsung dengan catatan bahwa apabila telah ada
putusan mengenai PKPU yang sudah berkekuatan hukum tetap maka perdamaian
Perdamaian (Homologasi) sebelum putusan PKPU maka PKPU berakhir. Hal ini
266 UUKPKPU)
Waktu antara hari terakhir tagihan dan rapat kreditor paling singkat 14
269, 271, 272, 273, 274, 275 dan 276 UUKPKPU yang tata cara
UUKPKPU.
sebagaimana diatur Pasal 278, 279, 268, 280, 281, 282, 283, 284, 285
UUKPKPU:
a. Laporan Tertulis dari Pengurus dan ahli (bila ada), Pasal 278.
selama perundingan.
UUKPKPU).
UUKPKPU.
UUKPKPU)
diatur Pasal 281, 284, 285, dan 290 UUKPKPU. Baik disahkan
hukum yang dapat dilakukan atas itu, kecuali kasasi oleh Jaksa
Agung hal ini sebagaimana diatur Pasal 285 ayat (4) jo 293
maka dapat saja dilakukan : a) upaya kasasi (Pasal 285 ayat (4)
UUKPKPU), upaya kasasi oleh Jaksa Agung (Pasal 293 ayat (2)
UUKPKPU;
perbaikan berita acara rapat yang diajukan oleh debitor dan kreditor
demi hukum.
Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 (kecuali kasasi dan
UUKPKPU.
UUKPKPU.
Pasal 256, Pasal 259, Pasal 283, Pasal 285, Pasal 290, dan Pasal
perdamaian maupun Debitor Pailit dalam waktu 8 (delapan) hari setelah tanggal
diajukan kasasi juga dalam waktu 8 (delapan) hari setelah tanggal putusan
1. Kreditor yang menolak perdamaian atau yang tidak hadir pada saat
pemungutan suara.
Perdamaian yang telah disahkan berlaku bagi semua kreditor yang tidak
mempunyai hak untuk didahulukan, dengan tidak ada pengecualian, baik yang
telah mengajukan diri dalam kepailitan maupun tidak (Pasal 162 UU Kepailitan).
Perlu diketahui bahwa putusan perdamaian ini bersifat final, artinya apabila
Indonesia dan Paling sedikit dua surat kabar harian ( Pasal 166 UU Kepailitan).
lagi usaha atau bisnis, serta aset-asetnya seakan-akan tidak pernah terjadi
perdamaian, debitor wajib membayar sebagian atau seluruh utang debitor kepada
kreditor.
dan bahkan FV adalah mengenai peninjauan kembali diatur secara khusus. Hal
demikian tidak terdapat dalam UUK dan FV. Pengaturan tentang permohonan
peninjauan kembali (PK) secara khusus merupakan hal yang baik mengingat
akhir-akhir ini mengenai PK sering dilakukan oleh para pencari keadilan terhadap
putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Bahkan adakalanya
setelah PK dilakukan PK lagi. Oleh karena itu untuk adanya kepastian hukum dan
57
H. Man S. Sastrawidjaja, Op.Cit., Hal 223
UUK agak berbeda. Menurut Pasal 286 ayat (2) UUK, syarat tersebut
adalah:
(1) Terdapat bukti tertulis baru yang penting, yang apabila diketahui
yang berbeda.
perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam
“bukti baru” tersebut. Bahwa putusan dikatakan terdapat kekeliruan yang nyata
merupakan masalah praktik hukum pula yang harus dicermati secara yuridis
Demikian pula mengenai pengertian “kesalahan berat” seperti yang disebut dalam
UUK.58
kepailitan. Perdamaian dalam proses kepailitan ini sering juga disebut dengan
istilah “akkoord” (bahasa Belanda) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
58
Ibid, hal 224
dengan perdamaian dalam pengertian yang umum, yang intinya terdapatnya ”kata
sepakat” antara para pihak yang bertikai. Jadi, kata kuncinya adalah “kata
diharapkan terjadi antara pihak debitor dan para kreditornya terhadap rencana
merupakan perjanjian yang dilakukan kedua pihak antara kreditor dengan debitor.
Hakim Pengawas paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kemudian, dalam
hal:
tidak terdiri atas orang-orang yang sama seperti panitia kreditor sementara,
pengunduran rapat.59
1. Isi perdamaian;
menghadap;
59
Man. S. Sastrawidjaja, Op. Cit., hlm. 178.
berita acara rapat yang disediakan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah tanggal
Menurut vide Pasal 216 UU No. 37 Tahun 2004 suatu perdamaian disetujui
oleh para kreditor konkuren menurut jumlah suara yang ditentukan dalam undang-
Acara pengesahan ini disebut dengan istilah ratifikasi dan sidang pengesahan
prosesrehabilitasi.
c) Homologasi wajib diberikan pada sidang tersebut atau paling lambat 7 hari
homologasi, menurut Pasal 161 Ayat (1) UU K-PKPU tersedia prosedur kasasi ke
60
Munir Fuady , Op.Cit., Hal 98
juga belum bisa berakibat insolvensi, atau pengakhiran kepailitan juga belum bisa
terjadi (Pasal 166 juncto Pasal 178 UU Nomor 37 Tahun 2004). Sebab jika
a. Harta pailit, termasuk hak retensi sangat jauh melebihi jumlah yang
kreditor atau lebih, atau penggunaan cara-cara lain yang tidak jujur,
perdamaian pailit kepada para kreditornya paling lambat delapan hari sebelum
pembicaraan dan keputusan mengenai rencana perdamaian pailit ini dapat ditunda
sampai tanggal yang ditetapkan oleh hakim pengawas paling lambat 21 hari
a. Apabila dalam rapat diangkat panitia kreditor tetap yang tidak terdiri atas
perdamaian.
a. Dalam Kepailitan
Sejak krisis moneter melanda Indonesia, yaitu sekitar tahun 1997 banyak
merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh semua pihak, akan tetapi
karena krisis ekonomi yang terjadi di negara kita cukup parah sehingga
Pailit merupakan salah satu cara yang digunakan baik oleh kreditor
harta kekayaannya adalah harta kekayaan debitor akan disita untuk dijual, dan
Undang-Undang.”
atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah
jatuh tempo dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan
ini dilakukan pendataan berapa jumlah utang dan piutang yang dimiliki
tidak mampu membayar, atau dengan kata lain harta debitor lebih
178 UUK) yaitu: (a) saat verifikasi tidak ditawarkan perdamaian, (b)
biaya.
secara penuh.
i. Kepailitan berakhir.
yang dapat dipakai oleh debitor untuk menghindari diri dari kepailitan, bila
mengalami keadaan likuid dan sulit untuk memperoleh kredit. Sarana yang
utang-utangnya seperti ini akan membuka harapan yang besar bagi debitor
dia tidak dapat melanjutkan untuk membayarkan utang yang dapat ditagih,
dengan pengajuan tersebut, dia tidak dapat dipaksa oleh kreditor untuk
61
Robintan Sulaiman dan Joko Prabowo, Lebih Jauh Tentang Kepailitan,(Jakarta: Pusat
Studi Hukum Bisnis Fakulas Hukum Universitas Pelita Harapan, 2007), hal 32-33.
62
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2,(Jakarta:
Penerbit Djambatan, 1988), hal 54.
atau seluruh utang kepada kreditor. Pasal 222 ayat (2) UU Nomor 37 Tahun
2004: ”Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat
pengadilan niaga, dimana dalam periode waktu tersebut kepada kreditor dan
63
V. Harlen Sinaga, Batas-batas Tanggungjawab Perdata Direksi atas Pailitnya
Perseroan Terbatas dalam Teori dan Praktik,(Jakarta: Penerbit Adinatha Mulia, 2012), hal 97.
legal moratorium.64
UUK No 37 Tahun 2004 Pasal 222 ayat (2) dan (3) pada prinsipnya mengatur
hal yang sama dengan UUK 1998, hanya dalam UUK No. 4 Tahun 1998
langsung menunjuk kepada kreditor Konkuren, tetapi dalam UUK 2004 ini
menunjuk kepada kreditor saja. Menurut penjelasan Pasal 222 ayat (2) yang
kreditor separatis.
tujuan utama bagi si debitor, dimana si debitor sebagai orang yang paling
kepailitan.66
itikad baik dan sense of cooperation( rasa kooperatif ) baik dari pihak debitor
utang yang mungkin segera jatuh tempo yang mana sementara belum dapat
yang mana konsep ini nantinya akan ditawarkan kepada pihak kreditor,
dengan demikian si debitor masih dapat nantinya, tentu saja jika perdamaian
debitor tersebut. Jadi secara sederhana dapat dikemukakan bahwa alasan untuk
Dengan kata lain tujuan akhir dari PKPU ini ialah dapat tercapainya
perdamaian antara debitor dan seluruh kreditor dari rencana perdamaian yang
utang-utangnya yang sudah bisa ditagih tepat pada waktunya ialah misalnya
benarnya. Jadi dia belum perlu dipailitkan, karena dia masih sanggup dan
segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitor tidak
PKPU hanya dapat dibebankan kepada harta debitor sejauh hal itu
pengurus, Debitor dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga hanya dalam
68
C.S.T. Kansil dan Christine, Modul Hukum Dagang, (Jakarta:Penerbit Djambatan,
2001), hal 217.
jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan
tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya hanya dapat
dilakukan terhadap bagian harta debitor yang belum dijadikan jaminan utang
yang telah menikah dengan persatuan harta dan yang menikah tanpa persatuan
harta. Apabila debitor telah menikah dalam persatuan harta, harta debitor
mencakup semua aktiva dan passive persatuan (Pasal 241 UU No. 37 Tahun
2004).
utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245 UU No. 37 Tahun 2004, dan
sesuatu bagian dari hartanya, dan jika debitor melanggar ketentuan ini,
69
Munir Fuady, Op.Cit., hal 186
hal ini hanya dapat dibebankan kepada harta debitor sepanjang hal itu
dengan pengurus (Pasal240 Ayat (1) UUK PKPU). Secara ringkas dapat
utangnya dan semua tindakan eksekusi yang telah dimulai guna mendapat
70
Sunarmi, Hukum Kepailitan, (Medan:USU Press, 2009), Hal 192.
hari seperti dalam kepailitan (Pasa l242 Ayat (3) UUK PKPU). Semua
sitaan yang telah diletakkan gugur kecuali telah ditetapkan tanggal yang
mengangkat sita yang telah diletakkan atas benda yang termasuk harta
Debitor. Demikian pula eksekusi dan sita yang telah dimulai atas benda
tanggungan, hipotek, hak agunan atas kebendaan lainnya atau dengan hak
kreditor yang diistimewakan selama 90 hari (Pasal 246 junto 244 UUK
PKPU)
6. Perjumpaan Utang
antara debitor dengan para kreditor dengan syarat utang dan piutang
Perjumpaan utang tidak dapat dilakukan dalam hal seseorang yang telah
dilakukan dengan itikad tidak baik (Pasal 247 Ayat (1) UUK PKPU).
Debitor tersebut akan dihitung menurut ketentuan Pasal 274 dan Pasal 275
(Pasal 247 UU No. 37 Tahun 2004). Orang yang mengambil alih dari
pihak ketiga atas utang kepada Debitor atau piutang terhadap debitor dari
Perjanjian timbal balik yang baru atau belum akan dilakukan oleh
perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disetujui pengurus dan pihak
tersebut (Pasal 249 Ayat (1) UUK PKPU). Bila pada saat Putusan PKPU
diucapkan terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian
menjelang suatu saat atau dalam waktu tertentu, jika tiba saat penyerahan
berakhirlah perjanjian ini dengan diberikan hak mendapat ganti rugi. Jika
Dalam hal harta dirugikan karena penghapusan maka pihak lawan wajib
gadai atau hak agunan atas kebendaan lainnya, hanya dapat dilakukan
terhadap bagian harta debitor yang belum dijadikan jaminan utang (Pasal
Dalam hal ini berarti debitor dapat melakukan pinjaman dari pihak
haruslah harta yang belum menjadi jaminan utang (Pasal 240 UU No. 37
Tahun 2004).
berlaku terhadap:
jumlah tagihan yang sudah ada dan belum dibayar sebelum PKPU
dan
ayat (3) UU No. 37 Tahun 2004 (Pasal 245 UU No. 37 Tahun 2004).
Tahun 2004).
Dalam hal debitor telah menyewa suatu benda, maka debitor dengan
puluh) hari adalah cukup. Bila telah dibayar uang sewa di muka (sebagai
uang muka), maka sewa tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum
berakhirnya jangka waktu sewa yang telah dibayar uang muka. Sejak hari
yang timbul dalam hubungan kerja tersebut menjadi utang harta debitor
sebelumnya. Sejak dimulainya PKPU Sementara maka gaji dan biaya lain
yang timbul dalam hubungan kerja tersebut menjadi utang harta debitor
(Pasal 252 UU No. 37 Tahun 2004). PKPU tidak berlaku bagi keuntungan
dalam PKPU yaitu mana yang memiliki hak untuk didahulukan dan mana
memegang agunan dan yang tidak mempunyai hak istimewa dan yang
PKPU dapat diakhiri baik atas permintaan Hakim Pengawas satu atau
lebih kreditor atau atas prakarsa Pengadilan sendiri, dalam hal ini:
1. Prosedur Homologasi
Adapun cara PKPU dalam menghindarkan debitor dari pailit telah diatur
dalam BAB III Pasal 222 sampai dengan Pasal 294 UU No. 37 tahun 2004
dengan ketentuan harus adanya persetujuan perdamaian dan bila tak tercapai
perdamaian maka akan di ambil suara terbanyak dari para kreditor konkuren
(Pasal 229 UU No. 37 tahun 2004), dalam hal PKPU tidak berlaku untuk
mempailitkan diri itu sangat mudah dan PKPU tidak bisa mengambil upaya
lain tetap kreditor yang berperan dalam hal penentu kalaupun bisa
kepada kreditor. Dalam Pasal 266 Ayat (1) apabila rencana pedamaian
71
Ibid, Hal 196
72
Elviana Sagala, Efektifitas Lembaga Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu)
Untuk Menghindarkan Debitor Dari Pailit, Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015
dimaksud dalam Pasal 226 atau pada tanggal kemudian degan tetap
Pasal 266 Ayat (2) salinan rencana perdamian harus segera disampaikan
kepada hakim pengawas, pengurus, dan ahli, bila ada. Isi rencana perdamaian
kemungkinan utang akan dibayar sebagian, utang akan dicicil, atau utang
suara.
perdamian tersebut.
73
Ishak, Perdamaian Antara Debitor Dan Kreditor Konkuren Dalam Kepailitan, Kanun
Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 18 No.1 April 2016.
Dalam Pasal 268 Ayat (1) apabila rencana perdamian telah diajukan
hakim pengawas.
Dalam Pasal 268 Ayat (2) Tenggang waktu antara hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b paling singkat 14 (empat belas)
hari. Pasal 269 Ayat (1), Pengurus wajib mengumumkan penentuan waktu
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226. Ayat (2)
ayat (1) dengan surat tercatat atau melalui kurir kepada semua Kreditor yang
dimaksud dalam Pasal 270 ayat (2). Ayat (3) Kreditor dapat menghadap
sendiri atau diwakili oleh seorang kuasa berdasarkan surat kuasa. Ayat 4
muka dalam jumlah yan ditetapkan oleh pengurus guna menutup biaya untuk
74
Undang-Undang No 37 Tahun 2004, Tentang Kepailitan Dan PKPU, Pasal 265 Sampai
Dengan Pasal 269.
dalam rapat, yaitu para kreditor konkuren yang hadir dalam rapat. Para
kreditor yang tidak hadir dalam rapat tidak berpengaruh pada diterima atau
Ratio legis dari ketentuan ini adalah bahwa kreditor yang tidak hadir
keputusan apa pun yang diiambil serta untuk menghindari tirani minoritas
minimal untuk sahnya suatu rapat perdamaian, hal ini merupakan salah satu
dalam era tahun 1998-2006. Pasca tahun 2006, telah terjadi pergeseran
75
Hadi Shubhan, Op.Cit., hal 141.
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sebagian perkara PKPU telah dapat diakhiri
meskipun ada sebagian lain yang berakhir dengan kepailitan. bahwa kurang
pahamnya debitor dan kreditor dalam proses PKPU masih menjadi retensi
terlepas dari adanya itikad baik dan sense of cooperation( rasa kooperatif )
baik dari pihak debitor dan kreditor agar rencana perdamaian dapat
niaga, jika tidak efektif dalam mencegah terjadinya pailit maka sudah
bertambah banyak perusahaan yang pailit. Dari sekian banyak kasus debitor
76
Yudi Kornelis, Harmonisasi Hukum Terhadap Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang Dengan Perspektif Budaya Hukum Indonesia, Jurnal Selat Vol.4 No.1 Oktober 2016.
77
Wawancara dengan Hakim pengadilan Niaga Medan Jamaluddin SH, M.H (Tanggal
13-09-2018)
menahan benda, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam
perdamaian;
satu atau lebih Kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak
jujur dan tanpa menghiraukan apakah Debitor atau pihak lain bekerja
d. Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum
putusan yang sama Pengadilan wajib menyatakan Debitor Pailit dan putusan
paling sedikit 2 (dua) surat kabar harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
226 dengan jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari setelah putusan diterima
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13
rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282, dan dalam hal demikian
Pasal 282, bagi semua Kreditor yang tidak dibantah oleh Debitor, merupakan
alas hak yang dapat dijalankan terhadap Debitor dan semua orang yang telah
78
Undang-Undang No 37 Tahun 2004, Tentang Kepailitan Dan PKPU, Pasal 284,287,288
dimaksud dengan debitor adalah orang yang mempunyai hutang karena perjanjian
dengan Pasal 222 UU No. 37 tahun 2004, debitor yang mempunyai lebih dari satu
kreditor dapat mengajukan PKPU bila ia tidak dapat atau memperkirakan tidak
akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih. Maksud pengajuan oleh debitor ini ialah untuk mengajukan rencana
kepada kreditor. Debitor yang mengajukan ini dapat berupa debitor perorangan
217A UUK adalah apabila jangka waktu PKPU Sementara berakhir karena
waktu untuk PKPU Tetap telah diberikan dan rencana perdamaian yang diusulkan
debitor sampai batas waktunya yang dimaksud dalam Pasal 217 ayat (4) UUK
79
Aria Suyudi, Eryanto Nugroho & Herni Sri Nurbayanti, Kepailitan di Negeri Pailit,
(Jakarta:Akubaca, 2003), Hal 196.
75
Universitas Sumatera Utara
76
2. Kreditor
yang dimaksud dengan kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena
a. Kreditor separatis
Diatur dalam Pasal 56 UU No. 37 Tahun 2004. Yang dimaksud dengan kreditor
separatis adalah kreditor yang memiliki jaminan hutang kebendaan (hak jaminan),
b. Kreditor preferen
Berdasarkan pada Pasal 1139 dan Pasal 1149 KUHPerdata, yang dimaksud
dengan kreditor preferen adalah kreditor yang memiliki hak istimewa atau hak
c. Kreditor konkuren
Berdasarkan pada Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata. Kreditor golongan ini
adalah semua Kreditor yang tidak masuk Kreditor separatis dan tidak termasuk
Kreditor preferen.
Berdasarkan pada Pasal 222 ayat (3) UU No. 37 Tahun 2004, kreditor
utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih, dapat memohon agar kepada
3. Pengurus
Tugas seorang pengurus tidak lebih ringan dari seorang kurator, di mana
harus independen dan tidak memiliki benturan kepentingan dengan debitor atau
kreditor. Pasal 240 ayat (1) UUKPKPU, dengan tegas ditetapkan bahwa debitor
tanpa diberi kewenangan oleh pengurus tidak dapat melakukan kepengurusan atas
Dari ketentuan dalam Pasal 240 ayat (1) UUKPKPU tersebut, sangat jelas
bahwa tugas pengurus bukan sekadar "petugas administrasi" atau "tukang catat"
saja, melainkan juga harus memiliki kemampuan setara dengan debitor sebagai
"dwi tunggal" agar mampu bersama sama debitor mengurus kekayaan debitor
guna tercapainya tujuan dari suatu Pkpu. Yaitu, disetujuinya perdamaian yang
kreditor konkuren.
4. Hakim
kepada penunjukan oleh Hakim Pemeriksa dan Pemutusan PKPU yang didasarkan
ketentuan Pasal 222 dan 225 UU Nomor 37 Tahun 2004. Selengkapnya ketentuan
Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus perkara PKPU, dalam hal permohonan
diajukan oleh Debitor, dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal
pengurus yang bersama Debitor mengurus harta Debitor. Dalam hal permohonan
PKPU diajukan oleh Kreditor, Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus PKPU
dalam tenggang waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari sejak tanggal
Sementara dan harus menunjuk Hakim Pengawas serta 1 (satu) atau lebih
Pernyataan Pailit (PPP) maka dalam perkara PKPU tidak ditentukan adanya
tenggang waktu kapan paling lambat Hakim Pengawas harus menerima salinan
putusan PKPU.
Atas dasar salinan putusan dari Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus
Perkara maka Hakim Pengawas menunjuk paling sedikit 2 (dua) surat kabar
harian, dan penetapan ini disampaikan kepada Pengurus dengan kewajiban untuk
mengumumkan putusan PKPU Sementara serta undangan untuk hadir pada sidang
memanggil Debitor dan Kreditor yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui
kurir, untuk menghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling lambat pada
mendengar keterangan saksi atau memeritahkan penyelidikan oleh para ahli untuk
sering juga disebut dengan istilah “accord” (bahasa Belanda) atau dalam Bahasa
dalam kepailitan tidak hanya ada dalam proses kepailitan, tetapi terdapat juga
adalah salah satu cara untuk mengakhiri kepailitan. Perdamaian dapat digunakan
dimana klaim dari kreditor disetujui untuk dibayar sebagian atau seluruhnya. 80
keseragaman dalam penggunaan istilah accord. Ada yang memakai istilah akor
(akkoord), ada yang menggunakan istilah akur, dan ada pula yang masih tetap
W.J.S Poerwadarminta akor atau akur diartikan dengan cocok, sesuai atau setuju.
Sedangkan akor atau akur (accord) dalam kepailitan diartikan sebagai suatu
perjanjian perdamaian antara si pailit dengan para kreditor, dimana diadakan suatu
8 (delapan) hari, atau paling lambat 14 (empat belas) hari sejak pemungutan suara
80
Faisal Santiago, Pengantar Hukum Bisnis, (Jakarta:Penerbit Mitra Wacana Media,
2012), hal 98.
81
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Inndonesia, (Jakarta:PN. Balai Pustaka,
1976), hal 27
1. Isi perdamaian
dalam rapat.
atau pengesahan terhadap accord yang telah diterima dalam rapat verifikasi
teliti terhadap aktiva dan pasiva si pailit dan berita tentang pemungutan suatu
accord tersebut. Atas hasil penelitian itulah, Hakim Pengadilan Niaga dapat
Perdamaian dalam PKPU dapat diajukan oleh Kreditor selain Debitor. Hal
ini adalah logis karena tidak mungkin perdamaian dalam kepailitan diajukan oleh
Kreditor karena kepailitan itu sendiri telah dimohonkan sebelumnya oleh Kreditor
yang bersangkutan. Perbedaan nyata lain adalah perdamaian dalam PKPU secara
82
Bernadette Waluyo, Hukum Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang,(Bandung: CV Mandar Maju,1999), hal 20-21.
beberapa tindakan harus dilakukan oleh pengurus termasuk masalah tagihan daftar
piutang dan sebagainya. 84 Dalam hal yang menyetujui rencana perdamaian kurang
dengan pemungutan suara ulangan atau pemungutan suara kedua dalam PKPU ini
penolakan pengesahan perdamaian dalam kepailitan yang diatur dalam Pasal 159
UUK.85
maka perdamaian tersebut telah memiliki kekuatan hukum yang mengikat bagi
para pihak, adapun akibat hukum dari suatu perdamaian yang telah disahkan
1. Debitor
Membayar utang yang telah disetujui/ accord lebih kecil dari utangnya sisa
83
Lilik Mulyadi, Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU) Teori dan Praktik,(Bandung: Penerbit Alumni, 2010), hal 238.
84
Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang, (Bandung: Penerbit Alumni, 2006), hal 219.
85
Ibid, hal 220.
a. Bila accord dipenuhi berakhirlah kepailitan hal ini akan berbeda jika
utang sisa tetap jadi utang pailit. Pelunasan dijamin dengan utang yang
adalah kata sepakat dari 2/3 jumlah semua kreditor yang tidak
86
Ibid
akan dapat menguntungkan kedua belah pihak. Keuntungan Accord ini bagi para
lebih tinggi dari penawaran dalam accord. Jadi penawaran didalam accord
hakim.
Bagi Debitor: Membayar utang yang telah disetujui/ accord lebih kecil
dari utangnya sisa tidak menjadi beban bagi debitor untuk melunasi.
a. Bila accord dipenuhi berakhirlah kepailitan hal iini akan berbeda jika
sisa tetap jadi utang pailit. Pelunasan dijamin dengan utang yang masih
87
Ibid
2. Kreditor
karena diluar kepailitan. kreditor (konkuren) tidak dapat dipaksa untuk menyetujui
dalam Pasal 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, dan Pasal 169 UUK dan PKPU.88
Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 162 UUK dan PKPU menegaskan bahwa
perdamaian yang disahkan oleh Pengadilan Niaga berlaku bagi semua kreditor
konkuren baik terhadap yang mengajukan permohonan pailit maupun bagi yang
Akibat hukum yang demikian ditegaskan dalam Pasal 162 UUK dan
PKPU bahwa perdamaian yang disahkan berlaku bagi semua kreditor yang tidak
mempunyai hak untuk didahulukan, dengan tidak ada pengecualian, baik yang
telah mengajukan diri dalam kepailitan maupun tidak. Berarti kreditor yang
lebih tinggi dari penawaran dalam accord, hak-hak kreditor tetap berlaku terhadap
garantor dan rekan debitor, hak-hak kreditor tetap berlaku terhadap benda-benda
pihak ketiga.90 Jadi penawaran didalam accord bisa lebih tinggi dibanding dengan
88
Sunarmi, Op.cit., hal 149
89
Ibid
90
Hadi Shubhan, Op.Cit., hal 143
3. Harta Kekayaan
haknya secara mandiri untuk mengurus semua harta kekayaan ,berbeda ketika
masih PKPU dimana debitor tidak berhak mengurusi hartanya karena harus
melalui persetujuan atau harus bersama-sama dengan pengurus agar nilai harta
Mengenai akibat hukum atas Homologasi accord adalah sebagai berikut :92
debitor pailit demi hukum kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai
91
Ibid, hal 141
92
Junaedi Saputro, Tesis: “Penyelesaian Kepailitan Melalui Perdamaian (Studi Kasus
Nomor 05/Pailit/2006/Pn.Niaga.Smg)” (Semarang: Undip,2011), Hal 71.
yang termasuk dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataan pailit
terbit sesudah pernyataan pailit gugur, tetap dapat dibayar dari harta
debitor.
kewajiban yang menyangkut harta debitor tidak lagi harus diajukan oleh
Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa dengan adanya rencana
perdamaian yang disepakati oleh para pihak berakibat pada gugurnya putusan
yang berarti segala sengketa mengenai utang lama diselesaikan menurut syarat-
debitor baginya diberikan lagi hak untuk menjalankan kembali usahanya dan para
Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan pengurus PKPU dalam
menyelamatkan kepentingannya, agar tidak masuk dalam daftar aset yang akan
komperehensif dan bahkan bisa terancam gagalnya perdamaian, ini tentu akan
membawa debitor pada pailit karena etikad baik para pihak sangat diperlukan
putusan homologasi dengan baik maka pailit bisa langsung dijatuhkan kepada
adanya itikad baik dan sense of cooperation (rasa kooperatif) baik dari pihak
dan dilaksanakan dengan baik sampai pemenuhan seluruh utang tercapai sebelum
diucapkan putusan pernyataan pailit. Dalam hal ini harus ada kerjasama yang baik
para pihak dan juga pengurus, jika tidak ada kerjasama maka peluang untuk
93
Kheriah, Independensi Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu)
Dalam Hukum Kepailitan, Jurnal Ilmu Hukum Vol.3 No.2 2013.
akan ditawarkan oleh pengurus akan terabaikan. Untuk itu peran pengurus juga
sangat besar dalam mengarahkan debitor dan kreditor agar sepakat menyatakan
damai.94
94
Wawancara dengan Kurator Marudut Simanjuntak (Tanggal 01-10-2018)
A. Kasus Posisi
1. Para Pihak Yang Berperkara Dalam Putusan Mahkamah Agung
No.137/K/PDT.SUS-PKPU/2014
a. Identitas Pemohon
Julia Tjandra, bertempat tinggal di Tomang Rawa Kepa RT.002, RW. 005,
Tomang Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada
Yuda Sanjaya, dan kawan-kawan, Para Advokat pada John Azis & Associates,
beralamat di Menara Kuningan 7th Floor, unit M, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X.7
Kav. 5 Jakarta Selatan, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Desember 2013,
b. Identitas Termohon
PT. Djakarta Lloyd, dahulu berkedudukan di Jalan Senen Raya No. 44, Jakarta
Pusat, sekarang berkedudukan di Jalan Raden Saleh Raya Kav. 13-17 Lantai 10 Unit
1 & 3 Jakarta Pusat, yang diwakili oleh Direktur Utama PT. Djakarta Lloyd (Persero),
Erizal Darwis berkedudukan di Vinilon Building Lantai 10, Jalan Raden Saleh
Kav.13-17, Jakarta Pusat dan diwakili oleh Anggota Tim Pengurus PT. Djakarta
Lloyd (Persero), Jamaslin Purba, berkedudukan di Wisma Nugra Santana, 12th Floor,
Suite 1205, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 7-8, Jakarta Pusat, dalam hal ini memberi
kuasa kepada Yuke Azerani, dan kawan-kawan, para Advokat pada Kantor Hukum
Andrey Sitanggang & Partners, beralamat di Andreys Building, Jalan Pramuka Raya
90
Universitas Sumatera Utara
91
No. 153 Jakarta Pusat, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 6 Januari 2014,
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang pada pokoknya berisi hal-hal berikut, yaitu :
Pada hari Selasa, tanggal 9 Juli 2013 Pengadilan Niaga Jkt Pusat telah
dijatuhkan Putusan No. 36/ Pdt.Sus / PKPU/ 2013/ PN.Niaga.Jkt.Pst., yang amarnya
menyatakan bahwa :
Senen Raya No. 44 Jakarta Pusat 10410 kemudian berpindah alamat di Jalan
Raden Saleh Raya Kav. 13-17 Lantai 10 unit 1 & 3 Jakarta Pusat 10430
1. Mengangkat:
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Bukti
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Bukti
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Bukti
Nugra Santana 12th Floor Suite 1205 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 7-8
Jakarta 10220;
Building Lantai 2 Jalan Wahid Hasyim No. 84-86 Jakarta Pusat Sebagai
hari Kamis 22 Agustus 2013 Pukul 10.00 WIB bertempat di Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Lantai 3 Jalan Gajah Mada No. 17
Jakarta Pusat
surat tercatat atau kurir agar datang pada sidang yang telah ditetapkan di atas
3) Menetapkan biaya pengurusan dan imbalan jasa bagi tim pengurus akan
(PKPU) berakhir
dinyatakan selesai
pada hari Kamis tanggal 22 Agustus 2013 telah dijatuhkan Putusan Perpanjangan
PKPU Sementara menjadi PKPU Tetap selama 60 (enam puluh) hari yang amarnya
Pembayaran Utang Tetap (PKPUT) pada hari Senin tanggal 21 Oktober 2013,
berakhir
pada hari Senin tanggal 28 Oktober 2013 telah dijatuhkan Putusan Perpanjangan
PKPU Sementara menjadi PKPU Tetap selama 45 (empat puluh lima) hari yang
berakhir
pertanyaan maupun tanggapan para Kreditor yang hadir ternyata terdapat hal-
diperpanjang
sebagai berikut:
November 2013 dari Debitor/Direktur Utama PT. Djakarta Lloyd (Persero) pada
tanggal 5 Desember 2013 dan sebelumnya telah dilakukan pemungutan suara (voting)
Pengawas sebagaimana tersebut di atas, dan memohon pada Majelis Hakim agar
tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 284 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
Perjanjian tersebut
4) Menetapkan biaya pengurusan dalam Pkpu dan imbalan jasa fee Pengurus
permohonan ini sebesar Rp1.527.000,00 (satu juta lima ratus dua puluh tujuh
ribu rupiah)
Sesudah putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut
diucapkan dengan dihadiri oleh Pemohon PKPU, Termohon PKPU, Tim Pengurus
dan Para Kreditor pada tanggal 19 Desember 2013, terhadap putusan tersebut
yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 Desember
2013
Memori kasasi tersebut telah disampaikan kepada Termohon Pkpu dan kepada
Para Tim Pengurus PT. Djakarta Llyod (Persero) pada tanggal 30 Desember 2013,
kemudian Termohon PKPU dan Para Tim Pengurus PT. Djakarta Llyod (Persero)
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat masing-masing pada tanggal 7 Januari 2014
diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama dan diajukan dalam jangka waktu
serta dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan
baik itu Perseroan atau suatu Badan Hukum dalam menggunakan hak
tersebut, Majelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara ini telah
asli, padahal surat kuasa asli tersebut, pada saat Rapat Para Kreditor
Pertama, telah ditunjukkan oleh seluruh Kuasa Kreditor, hak suara seorang
Perdamaian merupakan salah satu agenda yang sangat penting dalam Rapat
Hukum Para Kreditor tidak perlu untuk menunjukan kembali surat kuasa
atas Proposal Perdamaian, Kuasa Hukum Octagon Capital Asia, Ltd. tidak
tersebut oleh Hakim Pengawas. Hal ini adalah berdasarkan keputusan atau
Kuasa Hukum Octagon Capital Asia, Ltd untuk mengikuti voting karena
sehingga jelas dan nyata bahwa Majelis Hakim dalam putusannya tersebut telah
melampaui wewenangnya.
undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan
4) Selain dari itu terlihat pula keberpihakan Hakim Pengawas kepada Termohon
Kasasi (PT. Djakarta Lloyd/Debitor dalam PKPU) pada saat Rapat Para
Kreditor, karena Debitor hanya memiliki asset yang jumlahnya sedikit, harap
Pengawas menyampaikan hal demikian lagi pula apa yang disampaikan oleh
ada alasan Termohon Kasasi untuk tidak dapat melakukan pembayaran kepada
Para Kreditor, dengan demikian dalam hal ini sikap Hakim Pengawas
Kasasi)
lalai dalam memenuhi ketentuan Pasal 178 ayat (1) HIR yang pada intinya
sehingga dengan ketiadaan atau kurangnya alasan yang cukup jelas ini dapat
menjadi dasar bagi Majelis Hakim Agung pada Tingkat Kasasi untuk
hukum.
Putusan Hakim
2013 telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku. Hal tersebut dapat
Pemohon Kasasi telah dipotong secara tidak adil atau disebut dikenakan “hair
cut” sebanyak 90% oleh Termohon Kasasi, sedangkan untuk Kreditor Konkuren
lainnya hanya di lakukan pemotongan (hair cut) sebanyak 32,5% dari jumlah
tagihan, padahal Pemohon Kasasi termasuk kedalam Kreditor Konkuren, hal ini
yang nyata dari Termohon Kasasi, yang menyebabkan kerugian terhadap hak
Pemohon Kasasi, apa yang menjadikan dasar hukum adanya perbedaan diantara
Debitor (Termohon Kasasi) dan Tim Pengurus atas hair cut atau pemotongan
jumlah tagihan Pemohon Kasasi yang besarnya sampai 90%. Keberatan tersebut
disampaikan oleh Pemohon Kasasi pada saat Rapat Kreditor dengan acara
4) Selanjutnya terhadap hal tersebut di atas justru Majelis Hakim dalam putusannya
teknis, pelaksanaan isi Perjanjian Perdamaian yang ternyata telah disetujui oleh
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku karena perdamaian itu dicapai
atas adanya tindakan diskriminasi yang dilakukan oleh Termohon Kasasi kepada
Pemohon Kasasi dengan cara melakukan hair cut terhadap tagihan Pemohon
5) Dengan adanya pemotongan tagihan atau hair cut atas tagihan Pemohon Kasasi
sebesar 90% dan 32,5% untuk Kreditor Konkuren lainnya, adalah suatu tindakan
Pemohon Kasasi yang dilakukan oleh Termohon Kasasi dan dan menimbulkan
adanya persekongkolan dengan Kreditor yang satu atau lebih Kreditor lainnya
yang hanya di hair cut sebesar 32,5%. Bahwa seharusnya jika Termohon Kasasi
mau melakukan pemotongan atau hair cut, haruslah dilakukan dengan asas
Konkuren dan Termohon Kasasi adalah pihak yang berhutang dan wajib
Kasasi kepada Pemohon Kasasi, khususnya dalam hal pemotongan tagihan (hair
cut) yang semula sebesar 90% menjadi 32,5%, sehingga sama seperti Kreditor
Desember 2013. Bahwa dengan ini jelas dan nyata Majelis Hakim telah salah
dengan satu atau lebih Kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak
jujur dan tanpa menghiraukan apakah Debitor atau pihak lain bekerja sama untuk
sebagaimana tersebut dalam Pasal 285 ayat 3 Undang- Undang No. 37 Tahun
10) Berdasarkan hal-hal tersebut di atas jelas Majelis Hakim dalam Putusan
Majelis Hakim dalam Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
1) Pada tanggal 19 Desember 2013 dimana Majelis Hakim dalam perkara a quo
st, padahal pada saat itu Debitor dalam hal ini Termohon Kasasi tidak
jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh para ahli dan pengurus saja Termohon
pembayaran imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh para ahli dan
Perdamaian, sebagaimana amanah dari Pasal 285 ayat (2) huruf D Undang-
jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh para ahli dan pengurus belum dibayar
demikian Debitor dalam hal ini Termohon Kasasi dinyatakan Pailit, hal
tersebut sesuai dengan Pasal 285 ayat 3 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 27
Desember 2013 dan kontra memori tanggal 7 Januari 2014 dan 9 Januari 2014
dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini putusan Pengadilan
Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak salah dalam menerapkan hukum
1) Alasan kasasi tidak dapat dibenarkan karena putusan dan pertimbangan Judex
Facti/Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah tepat dan
rapat Kreditor dan Debitor telah disetujui melalui voting oleh 100% Kreditor
memenuhi ketentuan Pasal 281 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak, Pemohon Kasasi harus dihukum untuk
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua
MENGADILI:
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Julia Tjandra tersebut dan
Pokok permasalahan dalam kasus ini adalahbahwa Julia Tjandra dalam hal ini
sebagai pemohon Pkpu ialah pemilik sah 4 (empat) lembar Surat Sanggup Jangka
Menengah atau Medium Term Note (MTN) @ JPY. 100,000,000.00 (seratus juta
Japanese Yen) atau dengan jumlah keseluruhan sebesar JPY. 400,000,000.00 (empat
ratus juta Japanese Yen) yang diterbitkan oleh Djakarta Lloyd dalam hal ini
“yang bertanda tangan dibawah ini: PT. Djakarta Lloyd (Persero) beralamat di :
44, Jalan Senen Raya, Jakarta 10410 yang dalam hal ini memilih domisili tetap
ini berjanji tanpa syarat untuk membayar kepada : PT. Pan Indonesia Bank atau
untuk membayar utang kepada Pemohon Pkpu sesuai dengan jumlah MTN yang
dimiliki Pemohon Pkpu. Selanjutnya pemohon Pkpu telah berusaha untuk melakukan
penagihan berkaitan dengan utang yang telah jatuh tempo, namun Termohon Pkpu
Agreement yang ditandatangani oleh PT. Danpac Sekuritas selaku pemegang “Note”
dan PT Djakarta Lloyd selaku penerbit “Note”, yang intinya akan mencicil terhadap
Note/ Note Buy Back Agreement. Sampai dengan tanggal gugatan permohonan Pkpu
ini dibuat, Termohon belum juga melakukan pembayaran sama sekali kepada
Pemohon.
Termohon Pkpu juga mempunyai kreditor lain yakni pemilik Surat Sanggup
Jangka Menengah/ Medium Term Note lainnya bernama Jerry Farolan beralamat di
Jalan Jatinegara Barat II No.33 Jakarta Timur yaitu sebanyak 1 (satu) Lembar Surat
Sanggup Jangka Menengah/ Medium Term Note No. PO 01636 atau dengan jumlah
Oleh karena itu berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (1) dan ayat (3) Undang-
undang Kepailitan dan Pkpu, Pemohon Pkpu dengan ini mengajukan Permohonan
Pkpu a quo terhadap Termohon Pkpu dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
Tujuan Permohonan Pkpu ini turut sejalan dengan asas yang terkandung
didalam UU Kepailitan dan Pkpu itu sendiri yakni Asas Keberlangsungan Usaha
dimana Termohon Pkpu diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai upaya demi
Pasal 222 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU, mengatur sebagai berikut:
Pasal 222 ayat (3) UU Kepailitan dan PKPU, mengatur sebagai berikut:
membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat
Kreditornya”.
2. Terdapat sekurangnya 1 (satu) utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih
lain :
PKPU revisi 27 November 2013 yang diajukan oleh PT. Djakarta Lloyd,
dengan alasan tidak membawa surat kuasa asli dari Octagon Capital AsiaLtd
dan meminta untuk dilakukan voting ulang, karena beranggapan bahwa sejak
awal telah menunjukkan surat kuasa asli.Oleh karena itu Julia Tjandra dan
dilakukan oleh majelis hakim Pengadilan Niaga tersebut telah sesuai dengan
peraturan dan tidak salah menerapkan hukum. Dalam hal ini penulis
berpendapat untuk mewakili kreditor baik itu Perseroan atau suatu badan
proposal perdamaian maka harus dapat menunjukkan surat kuasa yang asli
adalah benar mewakili kreditor sehingga tidak merugikan hak dari kreditor
unsurnya sebagaimana diatur dalam Pasal 285 ayat (2) UUNo 37 Tahun
menahan benda, jauh lebih besar dari pada jumlah yang disetujui dalam
perdamaian
satu atau lebih Kreditor atau karena pemakaian upaya lain yang tidak
jujur dan tanpa menghiraukan apakah Debitor atau pihak lain bekerja
d. imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum
Menurut penulis maka jelas bahwa hakim menolak permintaan pemohon untuk
permohonan pailit atau PKPU kepada Debitor. Akan tetapi, majelis hakim
dipimpin oleh Direksi dan merupakan badan usaha yang bertujuan mengejar
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan masih dapat
digugat oleh Julia Tjandra selaku Kreditor. Penulis melihat memang benar
apabila dalam hal BUMN pailit atau PKPU yang dapat mengajukan
permohon pailit dan PKPU tersebut adalah Menteri Keuangan sebagai mana
tertuang dalam Pasal 223 Jo. Pasal 2 ayat (5) UUKPKPU. Djakarta Lloyd
adalah BUMN yang sahamnya 100% milik negara tetapi berdasarkan (bukti
T-1) berupa anggaran dasar dari Djakarta Lloyd (Persero) tunduk pada
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha adalah melakukan usaha di bidang
daya yang dimiliki perseroan untuk menghasilkan barang atau jasa yang
ini sah saja bagi Julia Tjandra mengajukan permohonan PKPU selaku
tujuan Pemohon PKPU hal ini sejalan dengan azas yang terkandung dalam
dan ayat (3) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.
Pasal 222 :
melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih,
kepada Kreditornya.
Maka permohonan PKPU ini telah memenuhi ketentuan Pasal 222 ayat (1)
dapat dilakukan upaya hukum. Upaya hukum yang dimaksud berupa kasasi
Agung adalah :
hukum dari suatu perkara, bukan Judex Facti yang berwenang memeriksa
fakta dan bukti dari suatu perkara. Judex facti memeriksa bukti-bukti dari
kasus ini pembuktian telah di lakukan pada Pengadilan Niaga, jadi dalil-
dalil yang diajukan pemohon pada kasasi tidak cukup beralasan sehingga
berkekuatan hukum tetap dan kemanfaatan bagi para pihak, yakni debitor
(Termohon) telah disetujui dalam voting secara sah oleh 100% Kreditor dan
62,797% Kreditor Konkuren serta telah memenuhi ketentuan Pasal 281 ayat
Pasal 281
a. persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah kreditor konkuren yang
280, yang bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian
dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditor
b. persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah Kreditor yang piutangnya
dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak
agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3
(dua per tiga) bagian dari seluruh tagihan dari Kreditor tersebut atau
undang-undang yang berlaku sehingga tidak ada alasan bagi majelis Hakim
disepakati.
pihak lain dan lahir dari perikatan yang dilakukan antara para subjek
jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing,
baik secara langsung maupun akan timbul di kemudian hari atau kontinjen,
yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi
oleh debitor dan bila tidak terpenuhi memberi hak kepada kreditor untuk
Dalam kasus ini keberadaan utang sudah cukup lama yakni diperjanjikan
keabsahan dari Surat Sanggup Jangka Menengah atau Medium Term Note
butki berupa :
Dan bukti dari kreditor lain yaitu bernama Jerry Farolan berupa MTN JPY.
Dan telah diperiksa oleh hakim bahwa MTN tersebut memang diterbitkan
termohon, itu masih utang pokok belum lagi apabila ditambah bunga 6%
PKPU.
waktu agar dapat kembali bangkit. Tetapi juga harus tetap mempunyai
itikad baik agar jalannya perdamaian bisa tercapai, dalam kasus ini
termohon di awal permohonan PKPU tidak mau berterus terang dan tidak
Surat Sanggup Jangka Menengah atau Medium Term Note (MTN) yang
pada perjanjian yang dibuatnya dengan Pemohon Kasasi dan secara jelas
tersebut.
235). Dalam kasus ini kenapa bisa diajukan kasasi terhadap putusan
Agung apabila terdapat bukti baru atau pada putusan hakim terdapat
menerapkan hukum. Kemudian dalam Pasal 160 ayat (2) yang menyatakan :
kasasi oleh kreditor yang menolak perdamaian atau yang tidak hadir pada
saat diadakan pemungutan suara” dalam hal ini Julia Tjandra dan Jery
disepakati para pihak harus segera dilaksanakan. Perjanjian inilah yang masih
Pkpu, namun perjanjian itu meengacu pada ketentuan hukum perjanjian pada
Mahkamah Agung tersebut di atas, penulis merasa putusan ini telah tepat dalam
memutus dan menerapkan hukum. Para pihak dalam putusan ini, yaitu Julia Tjandra
dan Jerry Farolan sebagai Kreditor dan PT. Djakarta Lloyd telah memperoleh
kepastian hukum yaitu pengembalian tagihan sudah mendapat kekuatan hukum tetap
dan dijamin dan jika debitor masih tidak melaksanakan kewajibannya maka bisa
langsung dijatuhkan pailit dan kemanfaatan bagi debitor masih diberikan kesempatan
utang-utangnya pada kreditor dan debitor masih dihindarkan dari pailit atas persoalan
yang terjadi di antara mereka. Oleh karena itu, para pihak hendaknya melaksanakan
A. Kesimpulan
di lingkungan pengadilan niaga tetapi tidak terlepas dari itikad baik dari
pemecahan persoalan pailit, mencari jalan keluar yang terbaik dalam perkara
tertuang dalam perjanjian perdamaian. Bagi debitor diberikan lagi hak untuk
perdamaian maka baginya akan langsung dijatuhkan pailit dan bagi para
kreditor sudah mempunyai kepastian dan dijamin sesuai dengan apa yang
127
Universitas Sumatera Utara
128
tagihannya.
PKPU/2014 sudah tepat. Para pihak dalam putusan ini, yaitu Julia Tjandra dan
Jerry Farolan sebagai Kreditor dan PT. Djakarta Lloyd telah memperoleh
hukum tetap, mendapat penjaminan agar debitor tidak berbuat curang dan
utangnya pada kreditor dan debitor masih dihindarkan dari pailit atas
persoalan yang terjadi. Dalam hal kasus ini telah terbukti kini PT. Djakarta
kegiatan usahanya.
B. Saran
yang berlaku agar lebih maksimal dalam mencegah pailit. Efektif bukan untuk
satu pihak saja tetapi harus dapat mengakomodasi kepentingan debitor atupun
2. Homologasi harus menghasilkan win win solution karena itu adalah hasil
kesepakatan antara para pihak. Akibat hukum Homologasi bagi para pihak
tertuang dalam perjanjian perdamaian. Bagi debitor tidak terjadi pailit dan
diberikan lagi hak untuk menjalankan kembali usahanya dan para kreditor
perundang-undangan lahir dengan tujuan yang luhur oleh sebab itu harus
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Fuady Munir. 2014. Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek. Bandung:PT
Citra Aditya.___________. 2001. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Gie Kian Kwik. 2008. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori & Contoh Kasus.
Jakarta: Kencana.
Lontoh Rudhy A., Denny Kailimang dan Benny Ponto. 2001. Penyelesaian
Utang-Piutang Melalui Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang. Bandung:P.T Alumni.
Lubis M. Solly. 1994. Filsafat Ilmu dan Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
Patri Purwahid dan Kashadi.1998. Hukum Jaminan Edisi Revisi Dengan UUHT,
Semarang: Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
Rasjidi Lili dan I.B Wyasa Putra.1993. Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suyudi Aria, Eryanto Nugroho & Herni Sri Nurbayanti.2003. Kepailitan di Negeri
Pailit, Jakarta: Aku baca.
B. PERUNDANG-UNDANGAN
C. JURNAL
D. TESIS