Pendapat Hukum
Pengguna
Ruang Lingkup Pendapat Hukum
1. Merupakan suatu “pendapat” bukan merupakan jaminan sehingga
tidak memberikan jaminan atas kemungkinan resiko yang mungkin
terjadi;
2. Hanya mengenai hal-hal yang bersifat formal yuridis yang
substansi penyusunannya adalah bersumber dari sumber hukum
materiil;
3. Batas kompetensi bagi praktisi yang berpraktek di Indonesia hanya
memberikan pendapat mengenai hukum nasional Indonesia
bukan mengenai hukum asing;
4. Berdasarkan hukum positif, sehingga selalu ada kemungkinan
terjadi resiko apabila terjadi perubahan atas hukum yang berlaku;
5. Apabila diberikan berdasarkan asumsi (-asumsi) maka pendapat
hukum tersebut tetap mengandung resiko.
Teknis Pembuatan Pendapat Hukum
1. Tahap Persiapan:
a. Melakukan pemeriksaan dari segi hukum dari berbagai aspek
atas perbuatan hukum yang akan dilakukan;
b. Memeriksa keabsahan dokumen yang telah ditandatangani
apabila berkaitan dengan suatu transaksi;
c. Mengumpulkan keterangan mengenai peraturan perundang-
undangan yang berlaku sehubungan dengan perbuatan hukum
tersebut.
2. Tahap Penerbitan:
Penerbitan Pendapat Hukum berdasarkan hasil penelitian
hukum yang dirangkum dalam laporan pemeriksaan terhadap
dokumen dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan transaksi.
Penguasaan informasi di bidang hukum secara umum
dan dalam kaitannya dengan penyusunan Legal
Opinion dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1. Bidang Litigasi, yang meliputi:
a. Perdata
b. Pidana
c. Niaga
d. Agama
e. Arbitrase
f. Sengketa Perburuhan
g. PTUN
h. Dan lain sebagainya.
2. Bidang Non-Litigasi, yang meliputi:
a. Korporasi
b. Penanaman Modal Asing
c. Perbankan
d. Lembaga Pembiayaan
e. Pasar Modal
f. Perdagangan lokal/Internasional
g. Kontraktor
h. Industri kecil/menengah/besar
i. Pertambangan
j. Dan lain sebagainya.
Pembidangan-pembidangan tersebut di atas jelas
memiliki konsekuensi logis, bahwa seorang
praktisi hukum dituntut untuk memiliki wawasan
yang luas.
Wawasan dimaksud adalah wawasan yang tidak
terbatas pada bidang bidang sosial melainkan
juga pada bidang-bidang eksakta.
“Kekosongan Hukum”
1. Bagian Pembuka
2. Bagian Pernyataan
3. Bagian Isi
4. Bagian Penutup
Bagian Pembuka
1. Nomor, Tanggal, Nama dan Alamat ke mana
Pendapat Hukum ditujukan, dan Judul Surat;
2. Hal-hal yang berkaitan dengan kantor hukum;
3. Kedudukan dan peran pembuat dalam
transaksi;
4. Istilah-istilah yang digunakan.
Bagian Pernyataan
1. Menganai hal-hal yang dilakukan Advokat dalam mempersiapkan
penerbitan Legal Opinion dan memuat asumsi-asumsi serta
kualifikasi dari Advokat dalam menerbitkan Pendapat Hukum.
2. Pernyataan tersebut a.l adalah:
a. Bahwa Advokat telah melakukan pemeriksaan;
b. Asumsi dan kualifikasi yang dipakai Advokat, mengenai: