–
Pola Fikir TERSTRUKTUR;
2
MEMPERBAIKI POLA FIKIR
(MINDSET) ORANG HUKUM
3
• Teori ilmu hukum dari pandangan normatif bidang studinya : norma-norma kaidah
yang melahirkan ilmu hukum (norma hukum: dogmatik, teoritik dan filsafat)
menjadi kajian bidang ilmu hukum normatif (Badan Hukum merupakan Subyek
Hukum, Tanggungjawab Korporasi, Asas asas Umum Pemerintahan yang Baik) dari
bidang inilah lahir para ahli hukum (Hakim, jaksa dan Advokat) di Belanda disebut:
Mr (Meester in de rechten)
• Sejarah ilmu hukum bermula dari Filsafat Hukum dengan sifat yang sangat
spekulatif kemudian diikuti oleh Dogmatik hukum (ius constitutum) yang sangat
teknis, dan karena perbedaan sifat yang begitu tajam sehingga muncul Teori
Hukum yang berasal dari Algemeine Rechtsleer dengan cirinya yang mendalami
tentang nilai-nilai umum dari berbagai sistem hukum;
• Untuk menghilangkan kesenjangan Law in book dgn Law in action, maka dogma
hukum, teori hukum dan filsafat hukum harus difokuskan untuk kebutuhan praktek
hukum baik dalam rangka membentuk hukum maupun dalam rangka menerapkan
hukum.
4
Pengertian sederhana Legal Reasoning adalah penalaran tentang
hukum yaitu pencarian “reason” tentang hukum atau pencarian
dasar tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/
kasus hukum, seorang pengacara mengargumentasikan hukum dan
bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum, dalam makna
semua profesi harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan akal.
5
Pendidikan Legal Reasoning
• Legal Reasoning merupakan suatu proses pendidikan hukum untuk
melatih ketrampilan Kognitif dari Ahli Hukum dan harus diajarkan
dalam tingkat pertama pada seluruh pendidikan tinggi hukum.
6
Legal Reasoning dan Manfaatnya
• Dalam materi Legal Reasoning ini para peserta diajak untuk belajar "how
to think as a lawyer", termasuk di dalamnya adalah belajar menyusun
argumen dan menganalisa permasalahan hukum.
• Istilah logika berasal dari bahasa Yunani: ’ logike' (kata sifat), "logos (kata
benda). Definisi logika: "ilmu atau disiplin ilmiah yang mempelajari jalan
pikiran yang dinyatakan atau diungkapkan dalam bahasa‘
7
Rasionalitas Legal Reasoning
• Rasionalitas merupakan ingredient (bahan) utama untuk memformulasikan
legal reasoning.
• Legal Reasoning sulit dilepaskan dari unsur rasionalitas dan logika.
• Kata ‘logika’ sebagai istilah, berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan
untuk meneliti ketepatan penalaran.
• Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Bentuk-bentuk pemikiran yang lain,
mulai yang paling sederhana ialah pengertian atau konsep (concept), proposisi
atau pernyataan (proposition, statement) dan penalaran (reasoning).
• Tidak ada proposisi tanpat pengertian (konsep) dan tidak ada penalaran tanpa
proposisi.
• Untuk memahami penalaran, maka ketiga bentuk pemikiran ini harus dipahami
bersama-sama.
• Terdapat satu dalil yang kuat bahwa suatu legal reasoning menjadi bermakna
hanya jika dibangun di atas logika.
8
Sudut Pandang Legal Reasoning
• Legal Reasoning sangat dipengaruhi oleh sudut pandang
dari subjek-subjek yang melakukan kegiatan penalaran.
9
Posisi dan Peran Legal Reasoning
• Legal Reasoning memiliki posisi sentral yang sangat
penting dalam menafsirkan hukum.
10
Hakekat Legal Reasoning (Argumentasi
Hukum)
• Peraturan hukum yang dibentuk dengan ketentuan yang rasional dan memenuhi
rasa keadilan dapat menumbuhkan kesadaran hukum dan kepercayaan
masyarakat.
• Legal Reasoning menurut fungsi memberi makna dalam dua frasa bahasa Inggris,
yakni: legal = hukum dan reasoning = pertimbangan-alas hukum. Jadi pengertian
legal reasoning adalah berkaitan dengan pertimbangan-alas hukum yang dijadikan
patokan (stelling) atau padanan (onderstelling), oleh aparatur institusi hukum
dalam suatu kasus bagi kepentingan penuntutan dan putusan hakim pengadilan
berdasarkan hukum
• Secara logis-rasional bahwa legal reasoning adalah segala sesuatu yang didasari
dari fakta konkret sejak awal penyelidikan dan penyidikan perkara, baik
menyangkut keabsahan maupun kesalahterapan hukum yang dilakukan oleh
aparatur hukum. Realita putusan hakim adalah sebagai patokan dalam hal baik dan
buruknya kualitas dari bentuk putusan hukum itu sendiri, meskipun nanti
menimbulkan berbagai kontroversi pendapat hukum (legal opinion).
12
Landmark Story
• Cerita tentang Judge Bao yang melepas
pencuri bokor
• Film Santa Clause
• Hikayat Khalifah Umar Bin Chatab yang
melepas pencuri roti
13
Kasus Sandal, Kakao dan (hoax) Singkong
• x
14
Persepsi dan Kesalahan Persepsi Umum (Perception and
Common Perceptual Error)
15
Kesalahan Persepsi tentang Dewi Themis (Dewi Keadilan)
Miss Perception : Goddess of Themis
16
Kesalahan Persepsi Lainnya
Another Miss Perception
• Apakah Anda tahu, salah satu masalah terbesar zaman kita adalah bahwa kita
diatur oleh orang-orang yang peduli tentang perasaan daripada yang mereka
lakukan tentang pikiran dan ide-ide? Sekarang, pikiran dan ide-ide, menarik
untuk saya
Margaret Thatcher
18
Kesalahan Persepsi Tentang Juri
• Juri merupakan bagian Sistim Hukum Common Law
atau Anglo Saxon
• Negara Common Law adalah Amerika Serikat,
Australia, Singapura, Canada (British), Malaysia, dll.
• Sistim Hukum Eropa Kontinental tidak mengenal Juri
• Negara menganut sistim Hukum
Eropa Kontineltal adalah :
Indonesia, Belanda, German,
Canada (French), Perancis, dll.
• Apanya yang salah ?
19
PENGADILAN ONTARIO
20
Watch (Perhatikan)
Watch your thoughts, for they will become actions.
Watch your actions, for they’ll become… habits.
Watch your habits for they will forge your character.
Watch your character, for it will make your destiny.
Perhatikan apa yang kamu pikirkan, karena akan menjadi sebuah tindakan.
Perhatikan tindakanmu, karena akan berubah menjadi kebiasaan.
Perhatikan kebiasaanmu karena itu akan membentuk karaktermu.
Perhatikan karaktermu karena itu akan menentukan nasibmu)
Margareth Thatcher
21
Pola Fikir Logis
• Pola Fikir logis harus dimiliki oleh setiap orang khususnya para
Sarjana yang telah menerima pendidikan tinggi di Universitas,
Institute dan lainnya.
22
Noda Hukum Indonesia
Merupakan buah pikiran idealis atas nama keadilan,
Tertuang pada setumpuk kertas lusuh demi perdamaian,
Rasa damai yang memperkokoh benteng kaum kapitalis.
24
Pertanyaan Dasar Tentang Arti ‘HUKUM’
Dalam setiap bidang Ilmu arti dari ilmu tersebut sudah tidak
diperdebatkan kembali, seperti :
25
PRINSIP DASAR HUKUM
26
PRINSIP DASAR HUKUM
10. Pada situasi dan kondisi yang BERBEDA, perlakuan hukum harus
BERBEDA, bukan berarti DISKRIMINATIF affirmative action
Deny Indrayana qoute Satjipto Raharjo
27
Kontekstualitas Argumentasi Hukum
28
Hakekat Argumentasi Hukum
• Argumentasi Hukum merupakan suatu ketrampilan ilmiah ang bermanfaat untuk
dijadikan pijakan oleh para ahli hukum dalam mendapatkan dan memberikan
solusi hukum.
• Peraturan hukum yang dibentuk dengan ketentuan yang rasional dan memenuhi
rasa keadilan dapat menumbuhkan kesadaran hukum dan kepercayaan
masyarakat.
29
Tujuan dari logika Hukum
30
KEKHUSUSAN LOGIKA HUKUM
• Argumentasi Hukum merupakan argumentasi yang khusus, karena
didasarkan pada hukum positif & kerangka prosedural.
31
Frame of Flow “Legal Reasoning”
Legal Thought Legal Phiplosophy
Norm
32
Keabsahan
Keabsahan
Transaksi
Transaksi
Kekuatan
Kekuatan
Pembuktian
Pembuktian
Kreditur/Bank/Seller
Kreditur/Bank/Seller
ASPEK
ASPEKHUKUM
HUKUM Jenis Debiur/Nasabah/Buyer
Debiur/Nasabah/Buyer
Jenis
Transaksional Pelanggaran
Pelanggaran
Transaksional
Pihak
PihakKetiga
Ketiga
Transaksi
Transaksiyang
yangdilakukan
dilakukandari
dariluar
luar
Indonesia
Indonesia
Cross
CrossBorder
Border
Issues
Issues Keterlibatan
Keterlibatannegara
negaralain
laindalam
dalam
pelanggaran
pelanggaran
Nasional
Nasional
Kompetensi
Kompetensi
Hukum
Hukum
Internasional
Internasional
33
Advocate & Legal Reasoning
Proses akal budi yang berupa kegiatan menghubungkan
antara proposisi-proposisi untuk memunculkan sebuah proposisi baru
(kesimpulan) disebut penalaran (bahasa Inggris: reasoning).
34
Pendekatan Legal Reasoning
• IRAC IRFAC
–Issue, Issue,
–Rule, Rule,
–Analysis, Facts,
–Conclusion Analysis,
Conclusion.
35
IRAC Triangle
Segitiga IRAC ini pada dasarnya merupakan diagram alur sederhana yang
menunjukkan bagaimana fakta-fakta hukum dapat diolah menjadi sebuah
simpulan (Conclusion).
36
IRAC Formula
• IRAC (Issue, Rule, Analysis, and Conclusion) adalah
dasar-dasar dari suatu analisa hukum. IRAC formula
ini membantu Advokat untuk melihat persoalan
hukum yang kompleks sekalipun dalam konteks yang
lebih sederhana sehingga mampu mengidentifikasi
masalah secara tepat, menemukan aturan/hukum
yang tepat terhadap masalah yang diidentifikasi,
melakukan analisa dan menarik kesimpulan secara
tepat.
37
Keistimewaan Formula
• Keistimewaan formula IRAC dan IRFAC ini adalah bahwa
keduanya memungkinkan para ahli hukum (Jurist) untuk
menyederhanakan kompleksitas permasalahan hukum
menjadi sebuah rumus atau formula sederhana.
• Rule → Aturan hukum apakah yang berlaku terhadap isu hukum tersebut ?
39
IRAC Formula (2)
• ISSUE -> Apa fakta dan keadaan yang dipermasalahkan
oleh para pihak?
40
Elemen Analisis Fakta dalam IRFAC
• Fakta hukum apakah yang dapat membantu membuktikan dengan tepat
penerapan suatu aturan hukum?
• Jenis-jenis fakta hukum apa saja yang dapat diterapkan terhadap aturan
hukum tersebut?
41
NORMA HUKUM UMUM
• Lex Specialis Derogate Legi Generalis
• Lex Superiori Deregate Legi Inferiorie
• Lex Posteriori Derogate Legi Apriorie
42
KEWAJIBAN – KEWAJIBAN DOKTER
-J.J. Leenen-
• Prinsip Dasar / Prinsip Utama : “AEGROTI SALUS LOX SUPREME ”
keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi.
• Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimana dokter harus
bertindak sesuai dengan standar profesi medis atau menjalankan praktek
kedokterannya secara legeartis
• Kewajiban untuk menghormati hak – hak pasien yang bersumber dari hak
- hak asasi dalam bidang kesehatan
43
KEWAJIBAN – KEWAJIBAN DOKTER
(UU Kedokteran)
• Memberikan pelayanan medis sesuai dengan dengan standar profesi profesi standar prosedur operasional
serta kebutuhan medis pasien;
• Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan ;
• Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal
dunia;
• Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu melakukannya; dan
•
• Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
45
Prinsip Legal Reasoning
• Legal Reasoning ini pada prinsipnya berkaitan erat
dengan bagaimana mengkaji, menganalisis dan
merumuskan suatu argumentasi hukum secara tepat.
• Legal Reasoning tidak dapat dilepaskan dari upaya
mengembangkan kriteria yang dijadikan dasar untuk
suatu argumentasi hukum yang jelas dan rasional.
• Isu utama adalah prinsip hukum universal dan
kriteria yuridis yang spesifik yang menjadikan dasar
rasionalitas argumentasi hukum
46
Toeri Probabilitas Levi
• Legal reasoning is the set of cognitive skills which traditional legal
education emphasizes.
(Argumentasi Hukum adalah seperangkat keterampilan kognitif yang
menekankan tradisi pendidikan hukum)
• The definition of that set of cognitive skills will follow the work of Levi
(1949), including the idea that legal reasoning is primarily reasoning from
example to example using analogies based upon previously decided cases.
(Dapat didefinisikan bahwa seperangkat keterampilan kognitif akan
mengikuti prinsip Levi (1949) teori probabilitas, termasuk gagasan bahwa
pertimbangan hukum terutama penalaran dari contoh ke contoh
menggunakan analogi berdasarkan kasus sebelumnya diputuskan).
47
How to Think as a Lawyer
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang Advokat
agar bisa berpikir sebagaimana seharusnya seorang
Advokat adalah sebagai berikut:
• Adanya ambiguitas
• Berpikir objektif
• Berargumen dari sisi dua pihak yang
berbeda
• Selalu menanyakan segala hal
48
Faktor-faktor Yang Mendorong Seseorang
Melakukan Kegiatan Berpikir
• Jika ditanya;
49
TIGA KONSEP LEGAL REASONING
• Rhetorica.
50
Practical Wisdom
• Fokus dari practical wisdom adalah apa yang harus dilakukan pada suatu
waktu tertentu dan pada situasi tertentu.
• Keberhasilan upaya persuasi ini diukur dari hasil yang diperoleh dari
argumen yang telah dibangunnya.
53
Tujuan dari logika
• Membedakan cara berpikir yang tepat
dari yang tidak tepat;
55
Kerancuan Berpikir
• Kerancuan berpikir adalah bentuk-bentuk atau jenis-jenis argumen yang
tidak tepat.
56
False Cause
Argumen yang secara tidak tepat menyatakan adanya hubungan kausal antara 2 hal atau lebih,
padahal hubungan kausal itu sebenarnya tidak ada.
57
Kerancuan Ambiguitas
• Ekuivokasi
Kerancuan yang teriadi karena penggunaan suatu istilah atau perkataan yang mempunyai arti ganda dalam
suatu argumen tanpa menjelaskan bahwa di dalam arqumen itu istilah atau perkataan tersebut dipaKai
dalam arti yang berbeda, sehingga ditarik kesimpulan yang tidak tepat. Contoh: Dibantu Hakim berarti
akan memenangkan perkara; Si A akan dibantu hakim. Jadi, si A akan memenangkan perkara.
• Aksentuasi
Kerancuan yang terjadi bila dalam suatu argumen terjadi perubahan makna yang disebabkan oleh
penekanan (aksentuasi) pada bagian atau perkataan tertentu dari argumen atau pernyataan yang
bersangkutan. Contoh : Semua menteri, yang tidak dapat menterjemahkan visi ekonomi presiden akan
ditegur. Jadi, Menteri A ditegur presiden.
• Komposisi
Kerancuan yang terjadi jika orang dalam berargumen mencampuradukkan antara unsur-unsur dan
keseluruhan Contoh : Tiap-tiap bagian dari sebuah mobil adalah ringan. Jadi, sebuah mobil adalah
ringan.
• Divisi.
Kerancuan yang terjadi jika berdasarkan apa yang berlaku bagi keseluruhan ditarik kesimpulan bahwa hal
yang sama juga berlaku bagi bagian-bagian (unsur-unsur). Contoh : Sebuah mobil adalah berat, karena itu
tiap bagian dari mobil adalah berat.
58
Kerancuan Relevansi
• Irrelevant conclusion.
• Argumentum ad Baculum
• Argumentum ad Hominem (abusive)
• Argumentum ad Hominem (circumstantial)
• Argumentum ad Ignorantiam.
• Argumentum ad Misericordiam (appeal to pity):
• Argumentum ad Populum.
• Argumentum ad Verecundiam.
59
• Irrelevant conclusion.
Sebuah argumen yang sesungguhnya dimaksudkan untuk mendukung sebuah kesimpulan tertentu,
namun diarahkan dan digunakan untuk membenarkan sebuah kesimpulan yang lain.
contoh : membuktikan konglomerat korupsi dengan membuktikan betapa kaya dan berpengaruhnya
konglomerat tersebut.
• Argumentum ad Baculum
Argumen yang mendasarkan diri pada kekuatan atau ancaman penggunaan kekuatan memaksakan agar
sebuah kesimpulan diterima atau disetujui.
contoh : pengacara minta agar kendaraannya diperbaiki tanpa biaya karena kecelakaan tersebut
disebabkan oleh lalainya ATPM memberitahukan pengoperasian perseneling otomatis.
60
• Argumentum ad Ignorantiam.
Sesuatu hal dinyatakan benar semata-mata karena belum dibuktikan bahwa hal itu salah, atau sebaliknya
sesuatu dinyatakan salah karena belum dibuktikan bahwa hal itu benar.
contoh : Jangan menuduh orang itu korupsi sebelum ada bukti hitam di atas putih bahwa dia
menandatangani tanda terima dana
• Argumentum ad Populum.
Berusaha mengemukakan dan memenangkan dukungan untuk suatu pendapat (pendirian) denqan jalan
menggugah perasaan, emosi, membangkitkan semangat berkobar-kobar, membangkitkan rasa ingin
memiliki yang menyala-nyala pada massa jaya sebelumnya.
contoh : Saudara-saudara harus melakukan demo besar-besaran agar MA membatalkan kepailitan PT X
karena kepailitan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap status Saudara selaku karyawan.
• Argumentum ad Verecundiam.
usaha untuk memperoleh pembenaran atau dukungan atas kesimpulan (pendapat) dilakukan dengan
jalan mendasarkan diri pada kewibawaan atau tindakan orang terkenal
contoh : iklan sabun yang dipromosikan oleh artis terkenal)
61
Civil Law Sistem
• Civil Law, pada dasarnya berada dalam arus besar (mainstream)
pemikiran bahwa “law as it is written in the book.”
62
Common Law Sistem
• Common Law dalam perkembangannya mulai meninggalkan arus besar
yang berakar pada ilmu hukum Romawi tersebut.
• Hakim sebagai pengemban hukum yang paling berperan dalam
pembentukan hukum, menuntut penyandang profesi ini lebih melihat
kepada situasi-situasi konkrit di masyarakat daripada pertama harus
mengacu kepada undang-undang.
• Hakim Oliver Wendell Holmes, “The life of the law has not been static, it has
been experience”
• John Chipman Gray, berprinsip “All the law is judge made-law” adalah
penggambaran yang tepat dari pendekatan pragmatisme tadi. Pendekatan
pragmatisme itu antara lain mengerucut menjadi model penalaran Realisme
Hukum.
63
64
Pendekatan Penafsiran
• Dalam menafsirkan ahli hukum harus berupaya untuk menelusuri bagaimana ketentuan-
ketentuan dalam peraturan tersebut dari semula diartikan oleh pihak yang merumuskan
dan mengesahkan peraturan tersebut .
• Pendekatan ini menyatakan bahwa semakin dekat dengan pengertian aslinya maka
semakin “benar” penafsiran tersebut.
• Terdapat pandangan yang menekankan pentingnya inovasi dan dinamisme, serta menolak
originalisme.
• Kelompok yang menghendaki demikian ini berpendapat bahwa peraturan perlu ditafsirkan
secara kreatif koleh Hakim karena adanya ketidakpastian bahasa dalam undang-undang .
65
Elemen Analisis Peraturan
• Elemen-elemen apa saja yang dapat membuktikan keberlakukan aturan hukum yang
dijadikan sebagai alat uji?
• Keluarga sistem hukum (family of legal system) yang manakah yang akan menjadi
sumber dari aturan hukum tersebut?
• Adakah kebijakan publik, freiz ermessen dan sebagainya yang menjadi dasar di balik
aturan hukum yang diterapkan tersebut?
66
• Putusan Mahkamah Agung Indonesia No. 1144 K/Pid/2006 yang
kemudian menghukum Neloe CS dengan hokuman 10 Tahun
Penjara, karena terbukti perbuatan terpidana telah melanggar
Undang-undang Korupsi. Penulis berkesimpulan bahwa
Mahkamah Agung telah mengabaikan dan melanggar doktrin
specialite sistematische.
70
Selalu Menanyakan Segala Hal
• Seorang Advokat perlu membiasakan diri mengajukan pertanyaan "mengapa" baik
terhadap putusan pengadilan, peraturan maupun kebijakan hukum yang diambil.
• Selalu Menanyakan Segala Hal. Contoh : dalam UU No.37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan PKPU, tahap-tahap proses kepailitan adalah sebagai berikut:
Pernyataan pailit, Verifikasi Utang Piutang, Pembahasan Rencana Perdamaian (jika
ada), Insolvensi, Likuidasi, Distribusi boedel pailit, Pengakhiran Kepailitan
Pertanyaan : mentjapa tahap-tahap tersebut disusun sedemikian?
71
Tujuan dari logika
• Membedakan cara berpikir yang tepat
dari yang tidak tepat;
• Jika ditanya;
74
Unsur Dasar Logika Berpikir
– Proposisi
– Premis
– Inferensi
– Argumen deduktif dan induktif
– Validitas
– Kerancuan berpikir
75
Proposisi
• Proposisi adalah pernyataan yang pada hakikatnya merupakan
pendirian atau pendapat tentang sesuatu hal.
76
PREMIS
• Premis atau proposisi anteseden adalah proposisi atau proposisi-proposisi
yang dijadikan landasan untuk memunculkan proposisi konsekuen atau
kesimpulan.
77
ARGUMEN
• Argumen merupakan kesatuan kumpulan pernyataan yang
dinamakan premis-premis dan kesimpulan yang dihasilkan
oleh kegiatan menalar.
Contoh :
A telah memberikan uang kepada B Jadi, B telah menerima
uang dari A
78
Validitas dan Kebenaran
• Perkataan "validitas" dalam logika digunakan dalam arti
penentuan valid atau tidaknya sebuah argumen.
79
Hukum (Rule)
• Untuk memudahkan pemahamannya, aturan hukum (peraturan
perundang-undangan, yurisprudensi, norma-norma hukum dalam
masyarakat) dibagi menjadi unsur-unsur atau keadaan/situasi yang
mendasarinya.
80
Pola Deduktif dan Induktif Penerapan Legal Reasoning dalam Sistem
Hukum
• Sistem Hukum Civil Law Secara A Contrario Para Ahli Hukum memulai dengan
pernyataan pernyataan umum yang ada dalam Undang Undang, dari pernyataan
Undang Undang tersebut baru di interpretasikan kedalam kasus atau masalah
hukum.
• .
• Dalam tardisi hukum European Community kedua sistem hukum ini berjalan
berdampingan dan saling mengisi prinsip prinsip hukum baru
81
Pola Induktif
• Argumen induktif adalah argumen yang kesimpulannya belum atau tidak tersirat di
dalam premis-premisnya; artinya, premis-premisnya tidak mengimplikasikan kesimpulan.
• Hubungan antara premis dan kesimpulan dalam argumen induktif disebut hubungan
probabilitas (kemungkinan).
• Sifat atau kekuatan pembuktiannya disebut inkonklusif (kurang atau tidak berkepastian),
misalnya pada penarikan kesimpulan berdasarkan statistik.
• Pada generalisasi induktif, yang terjadi adalah berdasarkan sifat atau ciri yang sama yang ada
pada sejumlah hal (kejadian, obyek) tertentu, disimpulkan bahwa semua hal (kejadian, obyek)
tertentu itu mempunyai sifat atau ciri yang sama itu.
• Yang paling penting adalah faktor relevansi. Derajat probabilitas argumen induktif tergantung
pada relevansi dari kesamaan dan/atau perbedaan dari aspek-aspek yang dikemukakan
dalam premis-premis.
82
Pola Deduktif
• Argumen deduktif : Argumen yang premis-premisnya di dalam dirinya sudah
memuat kesimpulan. Artinya, kesimpulan sudah tersirat (implisit) di dalam premis
atau premis-premisnya.
• Hubungan antara premis dan kesimpulan dalam argumen deduktif disebut konklusif
atau meyakinkan. Artinya, jika premis-premis diterima sebagai benar, dan prosedur
memunculkan kesimpulan berlangsung sah, maka kesimpulannya itu juga harus
diterima sebagai sesuatu yang pasti benar.
83
Proses Analisis Dalam Kasus Hukum
84
Interpretasi Hukum
(The statutory Interpretation)
• The Literal Rule
Dalam interpretasi ini para ahli hukum dan penegak hukum wajib mengikuti
aturan yang sudah diatur secara jelas dalam Konstitusi atau Undang Undang
tanpa memberikan interpretasi yang lain.
85
Contoh Interpretasi dari Hukum (Rules)
• Pasal 1365 KUHPerdata:
Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut“
• Pasal 2 (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun
dan denda paling sedikit Rp.200.000.000 (dua ratus juta Rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000
(satu mllyar Rupiah)"
• Pasal 3 UU Tipikor:
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) dan palinq banyak
Rp.1.000.000.000,-(satu milyar Rupian)."
86
Analisis
• Analisis pada dasarnya merupakan proses pencocokan antara fakta hukum
yang ada dan unsur-unsur dari Rule.
87
DASAR DASAR ARGUMENTASI
• Teori argumentasi berkembang sejak Aristotales yg dimulai dengan studi sistematis tentang
logika yang intinya logical scuence yang konsisten dalam premis sampai kesimpulan.
• Aristotles mengembangkan logika kearah Dialektika sebagai ajaran berdebat dan berlanjut
pada kemamuan Retorika (kemampuan meyakinkan)
• Dalam logika tradisional lazimnya menggunakan metode Deduksi.
• Argumentasi Deduksi, yaitu penerapan suatu aturan hukum pada suatu kasus.
Jenis Argumentasi ini populer dlm Civil law system (Argumentation based on rules). Dalam
Common Law System, argumentasi beranjak dari cases tertentu (Principal based reasoning)
88
• Argumentasi Hukum juga menggunakan logika Induksi,
terutama untuk penanganan perkara di pengadilan.
89
Causalitas dalam Hukum Pidana
• Hubungan Causal Delik Formil tidak jelas, tetapi hubungan causalitas
sangat erat hubungannya dan manfaatnya dengan DELIK MATERIIL (Psl
338, Psl 351 ) contoh: perbuatan (sebab) kematian (akibat)
90
Causalitas Dalam Hukum Perdata
• Dalam hukum Perdata dikenal teori hubungan kausal :
Conditio cinequa non, causa proxima, teori adequat (dapat
diduga menimbulkan akibat).
contoh: PMH (sebab) kerugian (akibat)
91
PROBABILITAS
92
Struktur Argumentasi Hukum yang Rasional
93
ANALISIS HUKUM
• PENGUMPULAN FAKTA yuridis (perbuatan, peristiwa atau keadaan)
• KLASIFIKASI Permaslahan Hukum (berkaitan dengan hukum positif - klasifikasi hukum publik
atau privat
Hukum publik: HTN, HAN & Hukum Internasional Publik;
Hukum Privat: perdata, dagang dll.
- terkait kompetensi absolut pengadilan.
• Pertanyaan tentang fakta akan menyimpulkan fakta hukum (jika didukung alat-alat bukti).
Identifikasi isu hukum berkaitan dengan konsep hukum yang menjadi dasar dan kemudian
dipilah-pilah elemen-elemen pokok.
94
Analisis Hukum Malpraktek
• malpraktek dokter, apakah wanprestasi atau PMH ?
95
PENEMUAN HUKUM
• Civil Law System : based on rules, penelusuran peraturan perundang-undangan
• Per Undang-Undangan :
– hukum tertulis,
– dibuat lembaga / pejabat yg berwenang,
– isinya mengikat umum) statute approach;
• Mengidentifikasi norma
Norma-proposisi, yang merupakan rangkaian konsep yang harus difahami
• Conceptuan approach.
Contoh : Pasal 1365 KUHPer : setiap PMH yang menimbulkan kerugian,
mewajibkan yang menimbulkan kerugian itu membayar ganti rugi.
96
Konsep Penemuan Hukum
• Konsep perbuatan
Harus dijelaskan, akan menjelaskan perbuatan siapa & siapa yg bertanggung jawab.
• Konsep kerugian
Kerusakan yang diderita, keuntungan yang diharapkan, biaya yang dikeluarkan.
Dalam Konstruksi diatas tidak cukup hanya dengan menerapkan norma hukum tertulis
langsung pada fakta hukum, norma sifatnya abstrak & konsep merupakan konsep
terbuka/bias.
Dengan kondisi tersebut dilakukanlah RECHTSVINDING dgn 2 teknik :
1) interpretasi;
2) konstruksi hukum meliputi: analogi, penghalusan, penyempitan hukum dan
argumentum a contrario. (fungsi rechtsvinding menemukan norma kongkrit
untuk diterapkan pada fakta)
97
Perbedaan Pendapat Hakim
• Kasus Subekti (03.K/N/1999) (UD Sarana Bakti)
PN : Mengabulkan permohonan Subekti
MA : Membatalkan putusan PN dengan alasan bahwa Voluntary Petition harus
dibuktikan dengan audit pejabat publik
98
Alsan Hukum Peralihan Utang Kreditor
• Cessie bersifat Accesoir
99
Alasan Hukum Kreditur Sindikasi
• Setiap Kreditor yang tergabung dalam sindikasi dapat
mengajukan permohonan pailit sendiri tanpa harus melalui
‘head syndication’-nya (UUK & PKPU 2004)
100
Alasan Hukum Kepailitan terhadap
Kekayaan yang tidak termasuk harta pailit
• Ranjang dan pakaian
• Hak Cipta
102
Sistem UU Merek Indonesia
Pendaftaran merek di Indonesia memakai sistem
konstitutif, dimana hak eksklusif suatu merek
diberikan oleh undang-undang karena
pendaftarannya dan bukan karena pemakaiannya
(sistem deklaratif).
Dengan penggunaan sistem ini, maka tidak setiap
orang atau badan hukum bisa secara sah memiliki
merek dan akan memperoleh perlindungan bila
mereknya itu tidak didaftarkannya terlebih dahulu.
103
UU Merek 2001
Pasal 6
(1) Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal
apabila Merek tersebut:
a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan Merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih
dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
104
Trademarks Case
MTV vs [V]
105
Referensi
• Stare Decisis And Techniques Of Legal Reasoning And Legal Argument,
Paul M. Perell
• An Introduction to Legal Reasoning, Edward H. Levy
• Legal Reasoning After Psot Modern Critisim, Peter Sueber
• Legal Spectator Legal Reasoning, Jacob A. Stein
• Legal Reasoning, Research and Writing, Patricia A. Browsard
• Legal Reasoning, Legal Theory, And Artificial Intelligence , J.C. Smith
and Daphne Gelbart
• Learn The Secret of Legal Reasoning, Lawnerd.
• Legal Reasoning dan Manfaatnya.
• Argumentasi Hukum, A. Fikar Fajar
106