Anda di halaman 1dari 37

Penelusuran, Dokumentasi Audit Hukum

Dr. H. JOKO SRIWIDODO, S.H.,M.H., M.Kn.,CLA., CLi.

PROFIL
• Dosen Tetap Pasca Sarjana Magister Hukum Universitas Jayabaya Jakarta
• Pengajar Jimmly School of Law and Goverment
• Konsultan Hukum, HKI, Mediator
• Auditor Hukum
• Kurator, Likuidator
• Asesor Auditor Hukum BNSP RI
• Wakil Presiden ASAHI
KARYA CIPTA BUKU
– Penerapan Mediasi KDRT Dalam Sistem
Peradilan Pidana Di Indonesia
– Perlindungan Hukum & Insider Trading Dalam Pasar Modal
– Penyelesaian Tindak Pidana Lingkungan Hidup
– Privatisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
– Pembelajaran Hukum Pidana

Penulisan Dalam Jurnal International :

– Penal Mediation in the Dispute Settlementof Traffic Accident in Indonesia (www.scrij.org)


– The Implementation of Gijzeling in Solving Tax Corruption Cases in Indonesia (Scientific research
Journal. www.scirj.org)
– Validity Reconstruction of Electronic Evidence Equipment in The Criminal Justice System (Jurnal
Internasional Awang School of Law Samarinda)
AUDIT MERUPAKAN PEMERIKSAAN
DAN PENELUSURAN ( SEARCHING )

– MENCARI KEBENARAN
– MENELITI KEBENARAN
– MELIHAT KEMBALI PERBUATAN HUKUM TERHADAP SUBJEK DAN OBJEK HUKUM.
– MENDASARKAN TERHADAP PERATURAN YANG BERLAKU.
– PENERAPAN PREVENTIF ATAU REPRESIF
Penelusuran Hukum
Penelusuran hukum (legal research) adalah pencarian untuk menemukan
dokumen hukum (authorities) di dalam dokumen hukum primer yang dapat
diterapkan untuk situasi hukum tertentu.
Tujuan penelusuran hukum untuk mendapatkan informasi dan referensi berupa
data yang dapat mendukung dalam proses audit hukum.
Tujuan Pemeriksaan/ Penelusuran
Hukum
1. Keputusan benar atau tidaknya sesuai Undang-undang.
2. Menyelesaikan sengketa dengan tepat dan benar.
3. Menyajikan fakta hukum bersifat materiil(full disclousure)
4. Menyelesaikan sengketa, menghindari proses hukum dan
bersifat pencegahan.
Penelusuran hukum meliputi

Kajian analisis bekerjanya hukum :


- efektifitas hukum;
- kepatuhan hukum,
- peranan lembaga atau institusi hukum dalam menjalankan
hukum, dan
- implementasi hukum
- Masalah sosial terhadap aturan hukum
Pemeriksaan Dokumen
1. Dokumen yang diperiksa otentik atau asli (SA)
2. Dokumen salinan harus identik dengan asli (CSA)
3. Keterangan diperoleh tidak mengalami perubahan (valid)

Penguasaan yang memadai terhadap keterampilan


penelusuran dan dokumentasi hukum ini akan membantu
profesi Auditor Hukum dalam melakukan audit hukum
terhadap subyek, obyek, dan perbuatan hukum untuk
mencapai ketaatan dan kepatuhan hukum yang berlaku.
Pembatasan Analisa Auditor
Hukum

a) Hanya meneliti dokumen dari apa yang diperoleh.


b) Terbatasnya dokumen mempengaruhi analisis pendapat auditor hukum.
c) Pendapat hukum berdasar pada fakta hukum
d) Analisis dilakukan murni berdasarkan hukum yang berlaku.
e) Semua dokumen dan peraturan yang diteliti terbatas sampai pada tanggal
pelaporan audit hukum
Dalam penelusuran dokumen
hukum akan diperoleh:

1. Auditor Hukum dapat mengerti perkembangan terakhir dari


peraturan perundang-undangan
2. Untuk mengumpulkan secara sistematis dan menyeluruh
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
suatu masalah terkait audit hukum
3. Dapat mencari jawaban yang tepat mengenai suatu masalah
yang menyangkut satu atau lebih peraturan perundang-
undangan. Saran dan pendapat hukum yang akuntable.
Metode Penelusuran Dokumen
Hukum :

1. Secara manual
Dilakukan dengan cara penelaahan data berupa hukum primer
(undang-undang), sekunder (erat kaitannya dengan bahan
hukum Primer), tersier (bahan hukum memberikan penjelasan
dari hukum primer dan sekunder).

2. Melalui Internet
Kemajuan Iptek Internet sarana modern dan tercepat
menelusuri hukum; Seperti Putusan Pengadilan, Www. putusan
mahkamah.go.id., Www.bphn.com, jurnalhukum, dll.
Perolehan Data yang Tepat dan
Benar meliputi Proses

1. Penyelidikan (Inquire)
2. Pengamatan (Observation)
3. Konfirmasi (Confirmation)
4. Wawancara (Interview)
PENGGUNAAN PENELUSURAN HUKUM
SECARA TEPAT dan Cepat
Pemilahan terhadap:
(I) ISSUE (PERMASALAHAN HUKUM) “IRAC”
(R) RULE (ATURAN HUKUM/DASAR HUKUM)
(A) ANALYSIS (ANALISA ANTARA ISSUE DAN RULE)
(C) CONCLUSION (KESIMPULAN )
Penerapan dan Prosedur Audit
Hukum dalam penelusuran hukum

– Prosedur analistis, terdiri dari pemilihan prosedur yang digunakan dalam penelitian
dan hubungan dengan data audit
– Inspeksi, pemeriksaan rinci terhadap dokumen serta pemeriksaan sumber daya
berwujud
– Konfirmasi, keterangan yang diperoleh auditor hukum memperoleh informasi
langsung dari sumber independen diluar organisasi klien
– Permintaan keterangan, keterangan yang didapat secara lisan dan tertulis
– Penelusuran, menentukan informasi dan dokumen yang benar dan mengkoreksi data
terkait audit
– Pengamatan, pelaksanaan, prosedur untuk memperoleh pemahaman
– Membandingkan elemen data yang berbeda dan disesuaikan
Contoh Audit Hukum dalam
ketaatan kepatuhan hukum tertentu

Audit hukum dalam penyidikan perkara pidana


– Undang-undang KUHAP UU No.8 Tahun 1981, KUHP
– UU Kepolisian No.2 tahun 2002
– Peraturan Kapolri No. 10 tahun 2009, Standar kerja penanganan perkara

Audit hukum dalam kepailitan


- UU Kepailitan No. 37 Tahun 2004
- UU Perseroan No. 40 tahun 2007
- KUH Perdata, Hukum Acara Perdata
SUMBER HUKUM DALAM
BIDANG HUKUM
I. SUMBER PRIMER :
Peraturan perundang-undangan
– Norma hukum adat yang dicatat
– Putusan pengadilan
– Perjanjian internasional

II. SUMBER SEKUNDER :


- Buku
- Artikel Ilmiah, penelitian hukum, dll

III. SUMBER TERTIER :


- bahan-bahan referensi terkait ilmu hukum penjelas dari sumber hukum primer dan
sekunder
Efektifitas hUkum meliputi :

1. keberhasilan dalam pelaksanaan hukum (das


solen) hukum yang dibuat telah tercapai baik
struktur, substansi, dan kultur/fasilitasnya.
2. Kegagalan hukum didalam pelaksanaannya,
kabur/tidak jelas dalam ketaatan kepatuhan
hukumnya
3. Faktor-faktor yang mempengaruhinya (das sain)
hukum dan pelaksaanya tidak seutuhnya terwujud
Dalam penelusuran hukum ada beberapa interpretasi Hukum antara lain:

– Secara gramatikal, kaidah hukum diartikan sesuai kalimat


– Secara sistematis beberapa ketentuan hukum yang mengatur
tentang hal yang sama
– Secara teleologis, memperhatikan tujuan dibuatnya ketentuan
hukum
– Secara autentik, apa yang tersirat dalam undang-undang.
Interpretasi yang mudah dimengerti sebagai Auditor Hukum

1. Apabila kata-kata sudah jelas, MAKA yang berlaku kata-kata


itu dipergunakan “baku”
2. Apabila kata-kata tidak jelas,memiliki arti yang berbeda-beda,
Maka kata-kata yang dipilih adalah yang sesuai dengan
tujuannya. (RUPS PT)
3. Apabila kemungkinan penjelasanya berbeda-beda , MAKA
yang dipilih adalah Kata-kata yang tidak mempunyai akibat
apapun. (pejabat dalam membuat kebijakan).
Asas-Asas Umum Dalam Hukum

– Lex specialis derogat lege genera- li, yang berarti ketentuan hukum khusus
mengalahkan ketentuan hukum umum;
– Lex superior derogat lege inferio- ri, yang berarti ketentuan hukum yang lebih
tinggi mengalahkan ke- tentuan hukum rendah;
– Lex posterior derogat lege priori, yang berarti ketentuan hukum baru mengalahkan
ketentuan hu- kum lama;
– Res Judicata pro vantate habetur, yang berarti putusan hakim yang telah
berkekuatan hukum tetap dapat dilaksanakan walaupun bertentangan dengan
ketentuan undang-undang;
– Ketentuan hukum tertulis mengalahkan ketentuan hukum tidak tertulis, namun
khusus untuk hukum pengatur (perdata tertentu) kebiasaan yang dimenangkan.
Kaidah hukum secara umum

– Perintah (global) kewajiban umum untuk melakukan


sesuatu
– Larangan (verbood) kewajiban umum untuk tidak
melakukan sesuatu
– Pembebanan (vrijsteling) pembolehan khusus untuk
melakukan ataupun tidak melakukan
– Izin (toestemming) pembolehan khusus untuk
melakukan sesuatu yang secara umum dilarang
Hirarki Peraturan
Perundang-undangan RI

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, Tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan, dengan urutan sebagai berikut :
1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);
3. Undang-undang;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Menteri;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Data Sebagai Bukti Audit
– Bukti audit didefinisikan sebagai :

semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah


informasi yang diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

– Informasi memiliki pengaruhnya terhadap keputusan auditor, atau


apakah kinerja dalam audit telah sesuai yang diharapkan, atau tujuan
audit.
– Istilah “bukti” berkaitan dengan proses audit dan sering dipadankan
dengan istilah “audit” serta tidak hanya digunakan oleh auditor tetapi
juga digunakan oleh Llmuwan, Pengacara, Penegak Hukum lainnya.
Tingkat Persuasif Bukti audit
– Kendala biaya dan bukti audit , jarang sekali auditor mencapai tingkat keyakinan
yang absolut.
– Auditor harus mengumpulkan bukti audit semaksimal mungkin sehingga opini
yang dikeluarkannya adalah benar dengan tingkat keyakinan yang tinggi.
– Dengan mengkombinasikan semua bukti audit yang diperoleh selama proses audit,
auditor dapat memutuskan secara memadai mendukung auditor mengeluarkan
laporan audit.
– Faktor-faktor yang menentukan tingkat persuasif bahan bukti adalah:
– Tingkat kompetensi (competency),
– Tingkat kecukupan (sufficiency)
1. Tingkat Kompetensi (competency)
Bukti audit harus memilki karakteristik bukti yang kompeten yaitu:

1.Relevansi
2.Tingkat independensi penyedia informasi
3.Tingkat efektifitas pengendalian intern dari auditan
4.Pengetahuan langsung dari auditor
5.Kualifikasi dari penyedia informasi
6.Tingkat obyektivitas
7.Tepat waktu
Karakteristik Bukti Audit yang Kompeten
1. Relevansi Bukti audit haruslah relevan Asumsikan, seorang auditor memiliki akurasi yang kuat dalam
dengan tujuan audit yang diuji menyandingkan data audit.
oleh auditor sebelum bukti audit
itu dapat diandalkan.

2. Tingkat Bukti audit yang diperoleh dari bukti eksternal seperti rekening koran bank lebih dapat
independensi penyedia sumber di luar organisasi adalah diandalkan daripada jawaban yang diperoleh dari wawancara
informa lebih dapat diandalkan daripada terhadap auditan
bukti yang diperoleh dari dalam
organisasi.

3. Tingkat efektifitas pengendalian intern auditan Bekeranya audit mempertimbangkan efektifitas dan akurasi
pengendalian intern efektif, maka bukti audit yang perolehan sumber, sehingga efisiensi waktu dan pikiran
dari auditan diperoleh adalah lebih
diandalkan daripada bukti yang
dihasilkan dari
pengendalian intern yang lemah
Karakteristik Bukti Audit yang Kompeten
4. Pengetahuan Bukti audit yang diperoleh jika auditor menghitung rasio utang
langsung dari secara langsung oleh auditor terhadap aktiva dan membandingkan dengan tahun
auditor melalui sebelumnya, maka bukti audit ini akan lebih dapat
pemeriksaan fisik, pengamatan, diandalkan daripada auditor yang hanya bergantung
penghitungan, dan pemeriksaan pada hasil perhitungan dari manajer keuangan.
mendadak adalah bukti audit
yang lebih kompeten daripada
bukti audit yang diperoleh
secara tidak langsung

5. Kualifikasi Meskipun sumber informasi konfirmasi bank lebih dapat diandalkan


dari penyedia berasal dari luar dan daripada konfirmasi piutang dagang dari orang-orang
informasi independen, bukti audit hanya yang tidak familiar dengan dunia usaha
akan dapat diandalkan apabila
orang yang menyediakan
informasi itu telah teruji
(qualified).
Karakteristik Bukti Audit yang Kompeten
6. Tingkat Bukti audit yang obyektif lebih Contoh dari bukti yang obyektif adalah konfirmasi
obyektivitas dapat diandalkan daripada bukti piutang dagang dan rekening koran dari bank,
audit penghitungan fisik atas surat berharga dan kas, serta
yang membutuhkan penilaian melakukan penjumlahan atas daftar hutang untuk
untuk menentukan apakah itu menentukan apakah jumlahnya telah sesuai dengan
benar atau tidak yang dilaporkan dalam buku besar.
Contoh dari bukti audit yang subyektif adalah
pengamatan atas keusangan persediaan selama
penghitungan fisik, dan wawancara dengan manajer
kredit tentang kolektibilitas dari piutang jangka
panjang

7. Tepat waktu Ketepatan waktu dari bukti sampel acak dari transaksi belanja sepanjang tahun
audit mengacu kepada waktu akan lebih dapat diandalkan daripada sampel yang
ketika bukti audit itu diambil hanya dari 6 bulan pertama.
dikumpulkan atau periode
laporan yang diperiksa.
Tahapan Bukti Audit

1.Pemeriksaan fisik
2.Konfirmasi
3.Dokumentasi
4.Prosedur Analitis
5. Wawancara dengan auditan
6.Pelaksanaan kembali
7.Pengamatan.
Kategori Bukti audit Penjelasan

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik didefinisikan sebagai


pemeriksaan atau penghitungan yang dilakukan oleh auditor.

Konfirmasi Konfirmasi adalah penerimaan tanggapan dari pihak ketiga yang


independen baik dalam bentuk wawancara maupun tertulis untuk
memverifikasi ketepatan dari informasi.

Dokumentasi Dokumentasi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas


catatan dan dokumen auditan/auditee.
Kategori Bukti audit Penjelasan

Prosedur Analitis Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan-


hubungan (korelasi) untuk memperkirakan apakah data telah
disajikan dengan layak.

Analisis Tren (horisontal) Analisis kecenderungan dengan membandingkan


unsur-unsur utama menyelidiki perubahan yang signifikan.

Analisis Rasio Analisis rasio membandingkan hubungan-hubungan bukti yang


diperoleh
Pemeriksaan Fisik
– Pemeriksaan fisik didefinisikan sebagai pemeriksaan yang diperoleh selama proses
audit dilakukan
– Jenis bukti audit ini sering berhubungan dengan persediaan, verifikasi investigasi.
– Bukti audit fisik (physical evidence) terdiri dari semua yang dapat, diperiksa, diamati,
atau diinspeksi.
– Bukti audit ini, melalui bukti langsung (faktual), menyediakan dukungan utama bagi
tujuan Audit.
– Pemeriksaan fisik sebagai cara untuk memverifikasi benar-benar ada dianggap
sebagai jenis bukti audit yang paling andal dan berguna.
– Secara umum, pemeriksaan fisik adalah cara yang obyektif.
Konfirmasi
– Konfirmasi adalah penerimaan tanggapan dari pihak ketiga yang independen baik
dalam bentuk wawancara maupun tertulis.
– Permintaan konfirmasi dibuat oleh auditan/auditee, dengan meminta pihak ketiga
untuk memberikan tanggapannya secara langsung kepada auditor.
– Konfirmasi tidak digunakan dalam semua keadaan yang dimungkinkan tergantung
Auditor.
– Auditor sering meminta tanggapan tertulis daripada tanggapan wawancara apalagi
ketika tanggapan tertulis lebih praktis.
– Konfirmasi tertulis lebih mudah untuk diperiksa dan pada saat dibutuhkan,
konfirmasi tertulis dapat menunjukkan bahwa konfirmasi itu sudah diterima atau
belum.
Dokumentasi
– Dokumentasi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas catatan dan dokumen
auditan untuk membuktikan informasi yang seharusnya disajikan dalam audit.
– Dokumen-dokumen yang diperiksa oleh auditor adalah catatan-catatan yang
digunakan auditor. Dokumen-dokumen ini adalah bukti yang bermanfaat bagi
auditor untuk memverifikasi ketepatan dari pencatatan auditan untuk transaksi
penjualan.
– Dokumentasi adalah bentuk bukti audit yang digunakan secara luas dalam audit
sebagai bukti audit yang cukup memadai yang tersedia.
Wawancara
– Wawancara adalah proses untuk mendapatkan informasi baik tertulis maupun
lewat kalimat langsung sebagai tanggapan atas pertanyaan auditor.
– Bukti yang dapat diperoleh dari auditee melalui wawancara, bukti-bukti ini tidak
dapat memberikan kesimpulan karena berasal dari sumber yang tidak independen
dan mungkin cenderung untuk menguntungkan auditan.
– Auditor mendapatkan bukti melalui wawancara, biasanya auditor akan berusaha
untuk mendapatkan bukti-bukti pendukung melalui prosedur audit yang lain.
– Auditor akan melakukan pengujian dengan menggunakan dokumentasi dan
pengamatan.
Hal-hal yang harus dihindari
Auditor Hukum

Kecurangan menyangkut tindakan seperti:


a). Manipulasi, pemalsuan, surat, dokumen, akte dll
b). Penghilangan dari laporan atas peristiwa, transaksi
atau informasi yang signifikan
c). Kesalahan penerapan Undang-undang secara kesengajaan.
KESIMPULAN
TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT, PROSEDUR AUDIT DAN
TEMUAN AUDIT
TERIMAKASIH

SUKSES AUDITOR HUKUM


INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai