TEORI HUKUM
Oleh : DEWI ASTUTTY M.
TEORI HUKUM
Apakah hukum itu?
???
RECHTS TEORIE
RECHTWETENSCHAP
ISTILAH RECHWETENSCHAP
EROPA CONTINENTAL
RECHTWETENSCHAP
RECHTTEORIE
ANGLO – SAXON
Konsep ilmu hukum (J.J.H. Bruggink)
FILSAFAT HUKUM
META TEORI
META TEORI
TEORI HUKUM
META TEORI
DOGMATIK HUKUM
TEORI TEORI
TEORI
HUKUM POSITIF
AULIS AARNIO MENGATAKAN
EKSPLANASI
Dalam teori hukum sifatnya eksplanasi analisis, sedangkan dalam
dogmatik hukum merupakan eksplanasi teknik yuridis dan dalam bidang
filsafat sebagai eksplanasi reflektif
EKSPLANASI
Dalam teori hukum sifatnya eksplanasi analisis, sedangkan dalam
dogmatik hukum merupakan eksplanasi teknik yuridis dan dalam bidang
filsafat sebagai eksplanasi reflektif
FILSAFAT HUKUM
META TEORI
META TEORI
TEORI HUKUM
META TEORI
DOGMATIK HUKUM
TEORI TEORI
TEORI
HUKUM POSITIF
TUGAS ILMU HUKUM DOGMATIK
(Ilmu Hukum Normatif)
METODE
Dengan cara/langkah apakah yg pasti, dia membangun teorinya.
Harus menyajikan langkah-langkahnya shg pihak lain dapat mengontrol hasil
teorinya (controlerbaar)
Harus mempertanggungjawabkan knp memilih cara/langkah yg demikian
PERUMUSAN TEORI
Dirumuskan dalam konsep yg jelas (melalui definisi presisi atau stipulatif).
Disusun secara konsisten, tidak boleh saling bertentangan.
Sederhana
Akurat.
PENALARAN HUKUM
PENALARAN ADALAH SUATU BENTUK PIKIRAN
Konsep:
Definisi
Deskripsi
Klasifikasi
Proporsisi
(statement)
Penalaran (Reasoning)
Deduksi
induksi
PENALARAN HUKUM
KAJIAN ILMU HUKUM NORMATIF
Proses nalar (penalaran)
PENALARAN HUKUM
Penalaran hukum juga bertumpu atas aturan berpikir yang dikenal dengan
“logika”
PENGGUNAAN LOGIKA
Penggunaan logika dalam ilmu hukum (normatif) mengandung ciri khas yg
berkenaan dengan :
Hakekat hukum (the nature of laws)
Sumber hukum (the sources of laws)
Jenis hukum (the kind of laws)
PENALARAN HUKUM
DEFINISI
Penalaran beranjak dari konsep. Salah satu cara yg sering digunakan
menjelaskan konsep adalah definisi.
DEFINISI STIPULATIF
Dapat berupa pengenalan terminologi baru atau memberikan pengertian
baru terhadap term yg sudah ada
ATURAN DEFINISI
Harus singkat
Antara definisi dan defiendum sifatnya convertible ( a=b, b=a)
Tidak boleh negatif
Definendum tidak boleh masuk dalam definisi
PENALARAN HUKUM
KLASIFIKASI KONSEP
BAHASA HUKUM
Mempunyai kekhasan yang terletak pada fungsinya yang
normatif.
Dalam bahasa normatif akan dirumuskan norma-norma
yang berisi :
Perintah
Larangan
Izin
Dispensasi
PENALARAN HUKUM
KESESATAN (FALLACIES) DALAM HUKUM
ARGUMENTUM AD IGNORANTIM
Terjadi apabila mengargumentasikan suatu posisi sebagai benar karena
tidak terbukti salah atau suatu proposisi salah karena tidak terbukti benar
ARGUMENTUM AD VERECUNDIAM
menolak/menerima argumentasi bukan karena nilai penalarannya, tetapi
karena orang yg mengemukakan adalah orang yg berwibawa, berkuasa,
ahli, dapat dipercaya
PENALARAN HUKUM
ARGUMENTUM AD HOMINEM
Menolak/menerima suatu argumentasi atau usul bukan karena penalaran,
tetapi karena keadaan orangnya (misal menolak karena yg beragumen
seorang negro, dll)
ARGUMENTUM AD MISERICORDIAM
Suatu argumentasi yang bertujuan untuk menimbulkan belas kasihan
ARGUMENTUM AD BACULUM
Menerima/menolak suatu argumentasi hanya karena suatu ancaman.
Ancaman itu membuat orang takut. (dalam bidang hukum cara itu tidak
sesat apabila digunakan untuk mengingatkan orang tentang suatu
ketentuan hukum, misalnya papan peringatan ditaman kota)
PENALARAN HUKUM
PENALARAN INDUKSI DALAM HUKUM
Hukuman kausal diperlukan dalam : delik materil & delik yang dikwalisir
oleh akibatnya. Teori hubungan kausal dalam hukum pidana : Teori conditio
sinequa non, teori adekuat, teori yang menggeneralisir, teori obyektif&
teori relevansi.
PENALARAN HUKUM
PENALARAN INDUKSI DALAM HUKUM
HUBUNGAN KAUSAL DALAM HUKUM PERDATA
Dalam hukum perdata dikenal teori hubungan kausal: teori condo sinequa non,
teori causa proxima & teori adekuat (secara wajar dpt diduga menimbulkan
akibat)
PROBABILITAS
Merupakan konsep sentral dalam penalaran induktif. Probabilitas dalam
hukum tergantung dari standar pembuktian. Standar pembuktian didukung alat
bukti dan beban pembuktian
PENALARAN HUKUM
DEDUKSI DALAM PENALARAN HUKUM
Dalam penanganan perkara/sengketa hukum, langkah awal adalah langkah
induksi untuk mengumpulkan fakta. Setelah fakta dirumuskan, diikuti dengan
penerapan hukum. Langkah penerapan hukum adalah langkah deduksi.
Dalam menghadapi kekosongan hukum, orang berpegang pada asas “ius curia
novit” hakim dianggap tahu hukum, dia tidak boleh menolak suatu perkara
karena alasan tidak ada aturannya atau aturannya tidak jelas. Wajib menggali
nilai-nilai hukum yg hidup dlm masyarakat inilah langkah rechtsvinding.
Dalam usaha mengisi kekosongan hukum, pegangan dasar adalah “ratio
hukum” dari hukum positif itu
PENALARAN HUKUM
DEDUKSI DALAM PENALARAN HUKUM
Konflik norma hukum dapat digambarkan dalam
skema pertentangan hukum yg di dasarkan pada
aturan pertentangan dalam logika
A a E
PERINTAH KONTRARIS LARANGAN
C D C
SUBALTERNASI KONTRADIKTORIS SUBALTERNASI
I b O
IZIN SUBKONTRARIS DISPENSASI
PENALARAN HUKUM
DEDUKSI DALAM PENALARAN HUKUM
KEMUNGKINAN BENAR – SALAH