Anda di halaman 1dari 24

ISTIQFAR ADE NOORDIANSYAH, S.H.

DISAMPAIKAN DALAM PRAKTIK KEMAHIRAN HUKUM


UINSA - SURABAYA
Argumentation/ Reasoning:

d.a. luas: Proses Psikologis PENALARAN

d.a. sempit: Giving Reason ARGUMENTATION

Jadi legal reasoning (d.a. sempit) dapat disebut sebagai


legal argumentation
“Merupakan keterampilan ilmiah (Arc)
dalam rangka mencari pemecahan atas
masalah-masalah hukum (Legal Problem
Solving)”
ARGUMENTASI adalah suatu proses akal yg digunakan sebagai landasan
untuk menyampaikan suatu keteguhan

Pada komunitas praktisi hukum, penguasaan dan implementasi yang baik


terhadap argumentasi hukum dalam setiap aktivitas profesinya dapat menjadi
parameter: mana praktisi hukum yang berdebat yuridis dan mana praktisi
hukum yang berdebat kusir.

Berbagai macam ilmu yang digunakan sebagai pengantar untuk


mendapatkan pemahaman yang baik terhadap Argumentasi Hukum (AH),
diantaranya: ilmu Logika Dasar, ilmu Mantiq dan Logika Praktis, yang
kesemuanya memberikan pemahaman awal untuk pengembangan
Argumentasi Hukum;

Pengunaan istilah yang berbeda dalam Argumentasi Hukum hanya


merupakan faktor bahasa, sehingga Argumentasi Hukum sering juga disebut
sebagai Legal Reasoning.
Justifikasi Proses
dalam bernalar yang Argumentasi
pengambilan Baik Dapat diterima
keputusan (logika formal)

Conditio Sine
Qua Non
(Hubungan Sebab-Akibat)
Jenis-jenis argumentasi

Berbasis
Berbasis Berbasis
Dialektik/
logika Retorika
Dialogis
1.Argumentasi tidak bisa dilepaskan dari peran
Logika
2.Apakah logika itu ? Note: Logika Bukanlah
Ilmu Pengetahuan, Sehingga Berfikir
menggunakan Logika dengan demikian adalah
Berfikir Secara Filsafat
3.Pentingnya Belajar Logika: Berpikir Lurus,
Tepat, Sistematis dan Teratur (Logic dan
Validitas)

7
 Teori argumentasi berkembang sejak Aristotales
yang dimulai dgn studi sistematis tentang logika
yang intinya logical science yang konsisten
dalam premis sampai kesimpulan.

 Aristotles mengembangkan logika kearah


Dialektika sbg ajaran berdebat dan berlanjut
pada kemampuan Retorika (kemampuan
meyakinkan)
ALUR PROSES

MASALAH
HUKUM
 PENGUMPULAN FAKTA yuridis
1. (perbuatan, peristiwa atau keadaan)
2. Pengumpulan fakta didasarkan pada ketentuan
3. tentang alat bukti.

 KLASIFIKASI Permasalahan Hukum


(berkaitan dengan hukum positif  klasifikasi hukum
publik atau privat).

 jika hukum publik: HTN, HAN & Hkm Inter Publik,


 jika hukum Privat: perdata, dagang dan lain lain
(terkait kompetensi absolut pengadilan).
 IDENTIFIKASI ISU Hukum yang relevan.
(question of fact & question of law)

Pernyataan tentang fakta akan menyimpulkan fakta hukum


(jika didukung alat-alat bukti). Identifikasi isu hukum
berkaitan dgn konsep hukum yang menjadi dasar dan
kemudian dipilah-pilah elemen-elemen pokok.

 Contoh: malpraktek dokter, apakah wanprestasi atau PMH?


Analisis atas Konsep Wanprestasi:
1. adakah hubungan kontraktual dokter pasien ?
2. adakah cacat prestasi dalam tindakan dokter terhadap
pasien?
 Analisis isu PMH:
1. apakah tindakan dokter suatu tindakan hukum ?
2. apakah tindakan dokter suatu PMH ? Apa kriteria
melanggar hukum?
3. apa kerugian yang diderita pasien ? Apakah
kerugian itu akibat lanngsung perbuatan
dokter?

 Masing-masing isu dibahas dgn mendasarkan pada


fakta (hubungan dokter-pasien) dikaitkan dgn hukum,
teori & asas hukum yang berlakuditarik simpulan
(opini) tiap isu. Berdasarkan opini ditarik simpulan atas
pokok masalah: ada atau tidaknya wanprestasi dan/atau
PMH.
 PENEMUAN HUKUM

1. Pada civil law: based on rules, penelusuran peraturan


perundang-undangan (UU No.10/2004 UU No. 12/2011) :
perUUan: hukum tertulis, dibuat oleh lembaga/pejabat yg
berwenang, isinya mengikat umum  statute approach;

2. Mengidentifikasi norma (norma=proposisi, yang merupakan


rangkaian konsep karena itu harus difahami konsepnya;

3. Conceptual approach.
Contoh : Psl 1365 KUHPer : setiap PMH yg menimbulkan
kerugian, mewajibkan yg menimbulkan kerugian itu
membayar ganti rugi.
 Dalam norma Psl 1365 KUHPer ini konsep yg harus
dijelaskan adalah:
a. Konsep perbuatan (harus dijelaskan  ingat : akan
menjelaskan perbuatan siapa & siapa yang Harus
bertanggung jawab);

b. Konsep melangar hukum (melanggar hak orang


lain, bertentangan dengan kewajiban, melanggar
kepatutan, kesusilaan).

c. Konsep kerugian (kerusakan yang diderita,


keuntungan yg diharapkan, biaya keluar).
 Dengan contoh diatas tidak cukup hanya dengan
menerapkan norma hukum tertulis langsung
pada fakta hukum, norma sifatnya abstrak &
konsep merupakan konsep terbuka / kabur.
 Dengan kondisi ini dilakukalah RECHTSVINDING
dgn 2 teknik :
1) interpretasi;
2) konstruksi hukum meliputi: analogi,
penghalusan / penyempitan hukum, &
argumentum a contrario. (fungsi
rechtsvinding menemukan norma kongkrit
untuk diterapkan pada fakta)
 PENERAPAN HUKUM
Setelah menemukan norma kongkrit langkah
berikutnya menerapkan pada fakta hukum.
(contoh: ada kejelasan konsep perbuatan
dalam konteks Psl 1365 KUHPerdata, dimana
“gempa bumi” tidak termasuk dalam
pengertian perbuatan)
Produknya:
Legal opinion, legal annotation, legal memo, legal Drafting

Langkah-Langkah:
Kumpulkan dan identifikasi fakta hukum (Perbuatan,
Peristiwa, Keadaan Tertentu)
Klasifikasikan hakekat permasalahan hukum
Identifikasi Aturan Hukum
Identifikasi isu hukum (Pertanyaan Tentang Fakta dan
Hukum)
Analisis isu hukum
Konklusi (Kesimpulan)
 Kasus Posisi (summary) hrs memuat:
- rumusan singkat fakta hukum
- daftar isu hukum
- summary legal opinion

 Ketentuan Hukum (Rumusan Fakta)


- Fakta dirumuskan lengkap, tetapi tidak
panjang;
- inti yang akan dijadikan isu hukum

 Pertanyaan Hukum (isu hukum)


- isu hkm dirumuskan lengkap & diberi nomor;
- diikuti pertanyaan hukum
 Analisis isu hukum
- setiap isu ditelusuri ketentuan hukum, yurisprodensi, doktrin
yang diberikan dengan isue tsb
- Tuliskan ketentuan hukum & yurisprodensi yang ditemukan.
- Identifikasi problem hukum relevan dengan kasus yang
dianalisis
- Berikan pendapat & bagaimana ketentuan hukum itu
diterapkan dalam kasus tsb.

 Kesimpulan (conclusion & opinion)


- Rumuskan pendapat hukum yang berkenaan dengan fakta
hukum tersebut.
- catatan: semua kasus (yurisprodensi), ketentuan hukum yg
digunakan.
- Tidak perlu lagi berisi uraian, Jumlah kesimpulan sesuai isu hukum
dan dapat berisi rekomendasi
Langkah Penemuan Hukum:
1.Statute approach
2.Identifikasi norma
Abstract, terbuka,kabur
3.conceptual approach

Rechtsvinding:
Teknik 1:
Interpretasi
konstruksi hukum: analogi, penghalusan
hukum/penyempitan hukum
Argumentum a Contrario

Setelah menemukan norma konkrit diterapkan pada fakta


hukum
 HUKUM PIDANA
- Subyek
- Objek
- Locus dan Tempos
- Alat bukti
- Tindak Pidana
- Pertanggungjawaban pidana
 HUKUM PERDATA
- Subyek
- Objek
- Alat Bukti
- Sengketa Keperdataan
- Upaya Hukum
 HUKUM TATA USAHA NEGARA
- Subyek
- Objek
- Alat Bukti
- Sengketa Tata Usaha Negara
- Upaya Hukum

Anda mungkin juga menyukai