Anda di halaman 1dari 84

Pokok Bahasan

— Pengertian pendapat dari segi hukum (legal opinion) dan


uji kepatutan dari segi hukum (legal due diligence)

— Ruang lingkup pendapat hukum dan uji kepatutan dari


segi hukum

— Prosedur dan mekanisme pembuatan pendapat hukum

— Prosedur dan mekanisme pelaksanaan uji kepatutan dari


segi hukum (termasuk objek yang diperiksa)

— Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan


pendapat hukum dan pelaksanaan uji kepatutan dari
segi hukum

— Format dan contoh pendapat hukum dan pelaksanaan


uji kepatutan dari segi hukum
PENDAPAT DARI SEGI
HUKUM
(LEGAL OPINION)
Pengertian Pendapat dari Segi Hukum
(Legal Opinion)

— Istilah Legal Opinion dalam bahasa


latin disebut dengan Ius
Opinio,
artinya pandangan atau
pendapat dari segi hukum

— Tidak ada defenisi operasional yang


baku tentang pendapat dari segi hukum
(legal opinion)
Beberapa defenisi sebagai pedoman awal

— Black’s Law Dictionary, Edisi VII, Henry Campbell


Black
A written document in which an attorney provides his or her
understanding of the law as applied to assumed facts. The attorney may be
a private attorney or attorney representing the state or other governmental
antity. A party may entitled to rely on a legal opinion, depending on factors
such as the identity of the parties to whom the opinion was addressed and
the law governing these opinion”

Dokumen tertulis di mana seorang pengacara memberikan


pemahamannya tentang hukum sebagaimana diterapkan pada fakta-fakta
yang diasumsikan. Pengacara bisa merupakan pengacara private atau
pengacara negara atau institusi-institusi pemerintah lainnya . Suatu pihak
mungkin berhak untuk mengandalkan pendapat hukum, tergantung pada
faktor-faktor seperti identitas para pihak kepada siapa pendapat tersebut
ditujukuan dan undang-undang yang mengatur pendapat tersebut.
— Business Dictionary
Legal Opinion is written statement by a court, judicial officer, or legal
expert as to the legality (or illegality) of an action, condition, or intent.

Pendapat dari segi hukum adalah pernyataan tertulis oleh pengadilan,


petugas pengadilan, atau ahli hukum mengenai legalitas (atau ilegalitas)
suatu tindakan, kondisi, atau maksud.

— The State Bar of California


In business transactions, a legal opinion regarding a particular issue is
customarily presented in an opinion letter and is widely understood to
express the opinion giver's professional understanding of the legal
principles generally applicable to a specific transaction or applicable to a
particular aspect of the transaction.

Dalam transaksi bisnis, pendapat hukum mengenai suatu isu tertentu


biasanya disajikan dalam sebuah surat pendapat dan dipahami secara luas
untuk mengungkapkan pemahaman profesional pemberi pendapat
tentang prinsip-prinsip hukum yang berlaku umum untuk transaksi
tertentu atau berlaku untuk aspek transaksi tertentu.
— The Law.com Dictionary
A legal decision made by a judge along with the reasons for making the
decision. Also may refer to the opinion given by a legal expert, such as an
attorney, to provide insight as to how the law applies to a certain set of facts.

Keputusan hukum yang dibuat oleh hakim beserta alasan untuk membuat
keputusan. Juga mungkin mengacu pada pendapat yang diberikan oleh ahli
hukum, seperti seorang pengacara, untuk memberikan wawasan tentang
bagaimana undang-undang tersebut berlaku untuk sejumlah fakta tertentu.

Pada prinsipnya legal opinion adalah suatu dokumen tertulis dengan mana
pengacara menyampaikan pemahamannya mengenai hukum sebagaimana
terkait dengan fakta-fakta yang diasumsikan. Legal opinion ditujukan untuk
meyakinkan pihak lain tentang keadaan berdasarkan hukum yang berlaku.
Unsur-unsur pendapat dari segi hukum
(legal opinion)

— Dokumen tertulis

— Berisi pendapat hasil analisis dan pernyataan-


pernyataan

— Menggambarkan pemahaman pemberi pendapat


hukum tentang hukum sebagaimana diterapkan
pada fakta-fakta yang diasumsikan

— mengenai legalitas (atau ilegalitas) suatu tindakan,


kondisi, atau maksud.

— Diberikan oleh profesional hukum (penegak


hukum, advokat, pengacara negara, ahli hukum)
Tujuan pendapat dari segi hukum (legal
opinion)
— memberikan pendapat hukum atas suatu persoalan hukum yang sedang
dihadapi oleh klien agar didapat suatu keputusan atau tindakan yang tepat
atas persoalan hukum yang ada.

— Menanggapi apakah suatu tindakan dimaksud adalah sesuai aturan hukum


atau bahwa konsekuensi hukum tertentu yang diinginkan akan mengikuti
dari tindakan yang dimaksudkan (atau, sebaliknya, bahwa konsekuensi
hukum tertentu tidak akan dihasilkan dari tindakan yang diusulkan);

— Untuk memastikan pemenuhan persyaratan-persyaratan suatu kontrak -


misalnya, pendapat yang diberikan oleh penasihat investasi kepada
investor sehubungan dengan penjualan sekuritas atau nasihat peminjam
kepada pemberi pinjaman sesuai dengan perjanjian pinjaman;

— Untuk memastikan pemenuhan persyaratan-persyaratan perundang-


undangan atas suatu tindakan yang akan dilakukan - misalnya, pendapat
yang diberikan seorang konsultan hukum kepada investor asing yang ingin
melakukan foreign direct investment di Indonesia sesuai ketentuan
perundang-undangan penanaman modal di Indonesia

— dll
Manfaat pendapat dari segi hukum (legal opinion)

q didapatkan pemahaman yang tepat tentang suatu peristiwa hukum


sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ;
q diketahui kekuatan dan kelemahan posisi (risiko) dalam suatu
perkara/ peristiwa hukum;
q Dapat dirumuskan langkah-langkah penyelesaian yang efektif,
efisien dan sesuai dengan ketentuan hukum ;
q Pedoman dalam membuat dokumen hukum (pengaduan, gugatan,
jawaban, reflik, duplik, konklusi, nota pembelaan, dll).
Ruang lingkup legal opinion

Identifikasi Fakta Hukum


(legal fact)

Identifikasi masalah hukum


(legal issues)
Identification
Inventarisasi aturan sebagai
dasar hukum (regulation)
Regulation
Analisis hukum
Application
Kesimpulan
Conclussion
Prinsip-prinsip penyusunan Legal Opinion

— dibuat dengan mendasarkan pada hukum Indonesia

— disampaikan secara lugas, jelas dan tegas dengan


tata bahasa yang benar dan sistematis

— tidak memberikan jaminan terjadinya suatu keadaan

— diberikan secara jujur dan lengkap


Πdibuat dengan mendasarkan pada hukum
Indonesia

L.O dibuat berdasarkan


hukum yang berlaku di
wilayah Republik Indonesia

Kompetensi pembuat
pendapat tentang hukum di
negara lain harus
diperhatikan
 disampaikan secara lugas, jelas dan tegas
dengan tata bahasa yang benar dan sistematis

legal opinion tersebut harus mudah


dipahami oleh pihak yang
membacanya.

disampaikan dengan bahasa yang


baik dan sistematis serta tegas

tidak menimbulkan tafsiran


berganda (bias)
Ž tidak memberikan jaminan terjadinya suatu
keadaan

— tidak boleh memberikan jaminan


atau kepastian akan kondisi suatu
penyelesaian persoalan dalam
praktek.

— Khusus bagi advokat di dalam Legal


Opinionnya tidak dapat
memberikan jaminan kepada klien
bahwa perkara yang ditanganinya
akan menang
Lanjutan ...
4) diberikan secara jujur dan lengkap
Legal Opinion harus disampaikan sebagaimana adanya, tidak dibuat-buat dan
tidak semata-mata memberikan pendapat hanya untuk mengakomodir
keinginan klien.

Jika berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku keinginan klien tidak dapat
terpenuhi, maka hal tersebut harus dikemukakan dengan jelas dalam Legal
Opinion, tanpa ada yang ditutupi.

Penjelasan dalam Legal Opinion harus diberikan dengan selengkapnya. Dalam


Legal Opinion tidak diberikan pendapat yang mengharuskan klien untuk
melakukan tindakan tertentu.

Legal Opinion hanya bersifat memberikan pendapat mengenai tindakan-


tindakan apa yang harus dilakukan oleh klien tetapi klien sendiri yang akan
memutuskan apakah akan melakukan tindakan tersebut atau tidak.

Oleh karena itu Legal Opinion harus memberikan penjelasan yang


selengkapnya, sehingga klien memiliki bahan pertimbangan yang cukup untuk
mengambil suatu keputusan.
 diberikan secara jujur dan lengkap

— Legal Opinion harus disampaikan sebagaimana adanya,


tidak dibuat-buat dan tidak semata-mata memberikan
pendapat hanya untuk mengakomodir keinginan klien.

— Jika berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku


keinginan klien tidak dapat terpenuhi, maka hal tersebut
harus dikemukakan dengan jelas dalam Legal Opinion,
tanpa ada yang ditutupi.

— Penjelasan dalam Legal Opinion harus diberikan dengan


selengkapnya. Dalam Legal Opinion tidak diberikan
pendapat yang mengharuskan klien untuk melakukan
tindakan tertentu.

— Legal Opinion hanya bersifat memberikan pendapat


mengenai tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan
oleh klien tetapi klien sendiri yang akan memutuskan
apakah akan melakukan tindakan tersebut atau tidak.

— Oleh karena itu Legal Opinion harus memberikan


penjelasan yang selengkapnya, sehingga klien memiliki
bahan pertimbangan yang cukup untuk mengambil suatu
keputusan.
1. Pendahuluan
2. Permasalahan yang dimintakan Legal
Opinion.
3. Bahan-bahan yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada seperti informasi,
data-data dan dokumen-dokumen.
4. Dasar hukum dan perundang-undangan
yang terkait dengan permasalahan.
5. Uraian fakta-fakta dan kronologis.
6. Analisa hukum
7. Pendapat hukum
8. Kesimpulan dan saran-saran atau solusi
permasalahan.
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan
atas dasar apa membuat Legal
Opinion, yaitu apakah berdasarkan
permintaan secara tertulis atau secara
lisan yang disampaikan dalam rapat
yang dihadiri,

agar memberikan pendapat hukum


atas permasalahan-permasalahan
hukum yang sedang dihadapi atau
didasarkan karena diperlukan sebelum
menangani suatu perkara.
2. Permasalahan yang dimintakan
Legal Opinion
dijelaskan masalah pokok yang dihadapi
yang diminta untuk dibuatkan Legal
Opinion.

Permasalahan tersebut mengacu pada


persoalan hukum yang diuraikan atau yang
disampaikan dalam surat pihak yang
meminta L.O ketika mengajukan permintaan
Legal opinion.

Bila terdapat lebih dari satu persoalan


hukum dimana berkaitan satu sama lain
maka permasalahan-permasalahan
dimaksud harus disampaikan secara jelas
dan sistematis.
3. Bahan-bahan yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada seperti
informasi, data-data dan dokumen-
dokumen.
— berisi uraian tentang dokumen-dokumen, informasi material yang
berbentuk tertulis maupun lisan yang diperoleh dari pihak yang meminta
L.O (klien) maupun dari pihak ketiga lainnya dan juga berisi informasi
tambahan yang terkait dengan pokok permasalahan yang dapat
ditambahkan pada Legal Opinion untuk mendukung pokok permasalahan.

— Bahan-bahan ini dapat diketahui dan ditentukan setelah terlebih dahulu


dilakukan Legal Due Diligence

— Bagian ini juga berisi pernyataan dari pembuat L.O mengenai sumber
fakta yang dipergunakan dalam penyusunan Legal Opinion yaitu bahwa
Legal Opinion dapat dibuat berdasarkan dokumen asli dan/ atau dokumen
fotokopi dan/atau keterangan-keterangan lisan.

— Dokumen-dokumen dan keterangan lisan tersebut menjadi dasar untuk


mencari dan menggali fakta-fakta.
4. Dasar hukum dan perundang-
undangan yang terkait dengan
permasalahan
— Bagian ini berisi uraian tentang ketentuan
perundang-undangan dan peraturan terkait
lainnya yang dijadikan dasar untuk membuat
pendapat hukum.

— Dalam bagian ini juga dijelaskan batasan


penafsiran Legal Opinion yang dibuat, yaitu
bahwa Legal opinion yang dimaksud hanya dapat
ditafsirkan menurut ketentuan hukum Negara
Indonesia.

— Legal Opinion tersebut tidak dapat ditafsirkan


menurut ketentuan hukum dari negara lain selain
negara Republik Indonesia.
5. Uraian fakta-fakta dan kronologis

Bagian ini berisi uraian fakta-fakta


yang relevan dengan permasalahan
berdasarkan dokumen asli dan/atau
fotokopi dan/atau berdasarkan
keterangan lisan dari pihak yang
meminta L.O (klien) sampai dengan
tanggal dikeluarkannya Legal Opinion

Disusun secara kronologis dengan


maksud agar pembaca memahami asal
mula pokok permasalahan dan
perkembangannya.
6. Analisa hukum

— Bagian ini menguraikan


analisa dan pertimbangan
hukum atas pokok
permasalahan berdasarkan
ketentuan hukum yang
berlaku dan dokumen-
dokumen yang berkaitan
dengan pokok permasalahan
7. Pendapat hukum

— Berisi uraian tentang pendapat pembuat L.O


atas pokok permasalahan yang didasarkan
pada analisa dan pertimbangan hukum atas
fakta-fakta, informasi serta dokumen terkait
dengan pokok permasalahan sehingga dapat
diketahui jawaban atas permasalahan yang
ada.

— Pendapat hukum disampaikan dengan selalu


terfokus pada permasalahan, sistematis dan
tidak berbelit-belit
8. Kesimpulan dan saran-saran atau
solusi permasalahan
— Berisi uraian tentang kesimpulan yang didapatkan
berdasarkan hasil analisa setelah melakukan
seluruh tahap-tahap pembuatan Legal Opinion
yang telah dipaparkan sebelumnya.

— diberikan saran-saran dan/atau solusi bagi


penyelesaian persoalan hukum yang telah dibahas
dalam Legal Opinion tersebut.

— Sangat diharapkan memberikan lebih dari satu


saran dan/atau solusi terhadap masalah yang
dimintakan Legal Opinion, dengan tujuan agar
klien atau pihak lain yang berkepentingan dapat
memilih salah satu dari saran dan/atau solusi yang
terbaik menurut pandangannya
Transparansi, asumsi dan kualifikasi

— Dalam pembuatan L.O, informasi/


data/dokumen yang diberikan oleh pihak yang
meminta L.O sangat menentukan

— Tidak boleh ada informasi/ data/dokumen


yang material yang disembunyikan atau tidak
disampaikan

— Pembuatan L.O didasarkan pada asumsi


bahwa seluruh informasi/ data/dokumen
yang diberikan oleh pihak yang meminta L.O
adalah benar, tidak ada yang dirahasiakan,
dan seluruh dokumen foto copy adalah sesuai
dengan aslinya.
— Pembuat L.O harus mampu melakukan kualifikasi
atas rentetan fakta kedalam suatu kualifikasi
peristiwa/perbuatan yang dikenal dalam hukum

— Misalnya apakah suatu perbuatan tersebut


merupakan wanprestasi atau perbuatan melawan
hukum, apakah suatu peristiwa tersebut
merupakan merger atau akuisisi, dll.

— Dalam hukum pidana, misalnya apakah suatu


perbuatan tersebut merupakan tindak pidana
korupsi, pencucian uang, atau kejahatan
perbankan, dll.

— Kualifikasi atas peristiwa/perbuatan akan


menentukan keakuratan analisis hukum
Penelusuran dokumen hukum
Dalam pembuatan L.O, penelusuran dokumen hukum sangat
diperlukan dalam analisis

Jenis dokumen hukum :


1). Bahan hukum primer : peraturan perundang-undangan
terkait yang relevan dengan kualifikasi dan permasalahan ;
2). Bahan hukum sekunder : pendapat, doktrin para ahli
hukum, bisa didapatkan dari karya-karya ahli hukum : buku,
jurnal, artikel, dll
3) Bahan hukum tertier : terkadang sangat diperlukan untuk
memahami terminologi atau konsep hukum, misalnya
kamus hukum, dll

Beberapa tehnik penelusuran dokumen perlu dipahami :


1). Studi kepustakaan (library research)
2). Studi dokumen
3). Menggunakan internet
4). Dll.
Analisis hukum
— Memilah fakta hukum dan fakta non hukum
— Mensistematisasikan fakta-fakta hukum
— Melakukan kualifikasi atas fakta-fakta hukum
yang terinvetarisasi
— Menemukan regulasi/ kaidah hukum (pasal-
pasal) yang relevan dengan kualifikasi yang
dilakukan Menerapkan kaidah-kaidah hukum
(pasal-pasal) yang relevan
— Memahami unsur-unsur pasal
— Menafsirkan sesuai dengan metode penafsiran
jika pasal kurang jelas
— Menafsirakan sangat memerlukan pandangan
teoritis (pendapat ahli atau jurisprudensi) agar
tidak bias pada penafsiran yang tidak objektif
— Menerapkan pasal-pasal tersebut kedalam
peristiwa konkrit yang terdapat dalam fakta-fakta
yang ditemukan
Contoh Pendapat dari Segi Hukum (Legal Opinion)
Nomor : [ŸŸ]
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Pendapat dari Segi Hukum (Legal Opinion)

Kepada Yth.
Sdr. Herman Stiadi
Pemegang Saham PT. Angin Sepoi Basah
Global Building 8th Floor
Jl. Urang Aring Nomor .....
Jakarta

Dengan hormat,
Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Law Firm [ŸŸ]
untuk memberikan Pendapat dari Segi Hukum (legal opinion)
sebagaimana disebutkan dalam surat permintaan Saudara Nomor [ŸŸ],
tanggal [ŸŸ], perihal Permintaan Pendapat Hukum. Suatu kehormatan
bagi Kami dapat memberikan layanan Pendapat dari Segi Hukum (legal
opinion) kepada perusahaan yang Saudara pimpin.

Merujuk pada surat perintaan tersebut diatas, pada pokoknya


permasalahan yang dimintakan pendapat dari segi hukum dapat kami
tegaskan kembali sebagai berikut :
1. Apakah RUPS sebuah perseroan (ic. PT. Angin Sepoi Basah) dapat
dikatakan sah secara hukum apabila RUPS tersebut membicarakan
dan mengambil keputusan atas suatu mata acara rapat yang tidak
dicantumkan dalam Undangan RUPS sementara terdapat pemegang
saham yang tidak setuju dengan agenda tersebut untuk dibicarakan !
2. Apakah RUPS yang demikian tersebut dapat memutuskan untuk
memberhentikan salah satu direksi perseroan, meskipun dalam rapat
tersebut sebesar 90% saham dengan hak suara yang sah menyetujui
keputusan pemberhentian direksi tersebut !
3. Upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh pemegang saham
minoritas (ic. 10%) yang tidak menyetujui pemberhentian anggota
direksi tersebut !

Sehubungan dengan permintaan pendapat dari segi hukum terkait


dengan permasalahan tersebut, kepada kami telah diserahkan dokumen-
dokumen sebagai berikut :
a. Foto copy Akte Notaris Nomor [ŸŸ] tanggal [ŸŸ] tentang Akte
Pendirian Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) Angin Sepoi Basah,
dibuat dan ditandatangani oleh [ŸŸ], Notaris di Jakarta ;
b. Foto copy Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor [ŸŸ]
tanggal [ŸŸ] tentang Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan
Perseroan Terbatas (PT) Angin Sepoi Basah;
c. Foto copy Akte Notaris Nomor [ŸŸ] tanggal [ŸŸ] tentang Perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) Angin Sepoi
Basah, dibuat dan ditandatangani oleh [ŸŸ], Notaris di Jakarta ;
d. Foto copy Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor [ŸŸ]
tanggal [ŸŸ] tentang Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) Angin Sepoi Basah;
e. Asli surat dari Direktur Utama PT. Angin Sepoi Basah, Nomor [ŸŸ],
tertanggal [ŸŸ], perihal Undangan Rapat Umum Pemegang Saham
f. Foto copy Risalah dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
PT. Angin Sepoi Basah, Nomor [ŸŸ], tanggal [ŸŸ], ditandatangani oleh
Sdr. [ŸŸ] sebagai pimpinan RUPS.
Disamping dokumen-dokumen tersebut, kepada kami juga dijelaskan secara lisan hal-hal
sebagai berikut :
a. Bahwa ..................
b. Bahwa .................
c. Bahwa .................

Sehubungan dengan keperluan untuk memberikan pendapat dari segi hukum ini secara
objektif dan dapat diyakini validitasnya, maka kami mengasumsikan bahwa semua
dokumen foro copy yang diberikan adalah sesuai dengan aslinya dan semua keterangan-
keterangan atau penjelasan-penjelasan yang disampaikan adalah sesuai dengan keadaan
yang sebenar-benarnya. Tidak ada informasi, fakta atau keterangan yang disimpan/
dirahasiakan atau disampaikan secara tidak benar.

Selanjutnya pendapat dari segi hukum ini dirumuskan dengan mendasarkan analisis
berdasarkan hukum yang berlaku di wilayah Republik Indonesia. Peraturan perundang-
undangan dan dokumen-dokumen terkait aturan hukum yang digunakan dalam
memberikan pendapat dari segi hukum ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
a. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
..................................................................................................
b. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
..........................................................................................................
c. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
..........................................................................................................
2. Anggaran Dasar PT. Angin Sepoi Basah sebagaimana disebutkan dalam Akte Notaris
Nomor [ŸŸ] tanggal [ŸŸ]
a. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
...............................................................................
b. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
...........................................................................................................
c. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
...........................................................................................................

3. Perubahan Anggaran Dasar PT. Angin Sepoi Basah sebagaimana disebutkan dalam
Akte Notaris Nomor [ŸŸ] tanggal [ŸŸ]
a. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
...........................................................................................................
b. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
...........................................................................................................
c. Pasal ...... Ayat (....) yang menyatakan sebagai berikut :
...........................................................................................................

Sesuai dengan dokumen-dokumen, penjelasan atau keterangan yang telah disampaikan


kepada kami, dapat kami uraikan kronologi dan fakta-fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa PT. Angin Sepoi Basah didirikan pada tanggal [ŸŸ] sebagaimana disebutkan
dalam Akte Pendirian Nomor [ŸŸ] tanggal [ŸŸ] dibuat oleh Notaris [ŸŸ] di Jakarta dan
telah mendapatkan statusnya sebagai badan hukum berdasarkan SK Menteri Hukum
dan HAM RI Nomor [ŸŸ] tanggal [ŸŸ]
2. Bahwa berdasarkan Akte Pendirian tersebut diketahui bahwa
pemegang saham PT. Angin Sepoi Basah adalah sebagai berikut :
a. Tuan [ŸŸ] sebanyak [ŸŸ] lembar saham atau sebesar [ŸŸ] %
b. Tuan [ŸŸ] sebanyak [ŸŸ] lembar saham atau sebesar [ŸŸ] %
c. Tuan [ŸŸ] sebanyak [ŸŸ] lembar saham atau sebesar [ŸŸ] %
d. Tuan Herman Stiadi sebanyak [ŸŸ] lembar saham atau sebesar
10 % (sepuluh persen)

3. Bahwa ...................
4. Bahwa ...................
5. Dan seterusnya ....................................

Dengan memperhatikan fakta-fakta hukum dan peraturan perundang-


undangan terkait, maka dapat kami sampaikan analisis dari segi hukum
sebagai berikut :
1. Bahwa ....................
2. Bahwa ....................
3. Bahwa ...................
4. Dan seterusnya .........................

Sehubungan dengan analisis dari segi hukum sebagaimana dijelaskan


diatas, maka dapat kami sampaikan pendapat dari segi hukum sebagai
berikut :
1. Bahwa ....................
2. Bahwa ....................
3. Bahwa ...................
4. Dan seterusnya .........................

Berkenaan dengan analisis dan pendapat dari segi hukum tersebut, dapat
kami sampaikan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

1. ................................................................................................................
2. ................................................................................................................
3. ................................................................................................................
4. ................................................................................................................

Dengan memperhatikan uraian-uraian, hasil analisis hukum dan


pendapat dari hukum serta kesimpulan diatas, kami merekomendasikan
hal-hal sebagai berikut :
1. ................................................................................................................
2. ................................................................................................................
3. ................................................................................................................
4. ................................................................................................................

Demikian disampaikan, atas kepercayaan dan kerjasama yang diberikan


kami ucapkan terima kasih.
UJI KEPATUTAN DARI
SEGI HUKUM
(LEGAL DUE DILIGENCE)
Pengertian

§ Tidak ada definisi yang baku

§ Legal Due Diliegence atau Uji Kepatutan Dari Segi


Hukum merupakan pemeriksaan atau audit menyeluruh terhadap
suatu badan hukum dilihat dari sisi legalitas badan hukum tersebut.

§ Uji Tuntas Dari Segi Hukum (Legal Due


Diligence) untuk selanjutnya disebut Uji Tuntas adalah kegiatan
pemeriksaan secara seksama dari segi hukum yang dilakukan oleh
Konsultan Hukum terhadap suatu perusahaan atau obyek transaksi
sesuai dengan tujuan transaksi, untuk memperoleh informasi atau
fakta material yang dapat menggambarkan kondisi suatu perusahaan
atau obyek transaksi (Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar
Modal yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum
Pasar Modal tertanggal 18 Februari 2005).
Unsur-unsur legal due diligence

— Pemeriksaan secara hukum

— Untuk menemukan informasi fakta material

— Dilakukan terhadap seluruh dokumen hukum


dan fakta-fakta hukum

— Dapat dilakukan secara menyeluruh terhadap


sebuah perusahaan

— Dapat juga dilakukan terbatas pada ruang


lingkup satu transaksi tertentu saja, misalnya
merger, akuisisi, spin-off, dll.
Tujuan LDD
1. Memperoleh status hukum atau
penjelasan hukum terhadap dokumen
yang diaudit atau diperiksa ;

2. Memeriksakan legalitas suatu badan


hukum/badan usaha ;

3. Memeriksa tingkat ketaatan suatu badan


hukum/badan usaha ;

4. Memberikan pandangan hukum atau


kepastian hukum dalam suatu kebijakan
yang dilakukan oleh perusahaan/entitas
Manfaat LDD
1) secara umum adalah untuk mengetahui riwayat perusahaan
dari segi hukum atas perusahaan dari mulai pendirian sampai dengan
kondisi terakhir perusahaan tersebut, terutama dari segi riwayat permodalan,
riwayat pemegang saham, izin-izin yang dimiliki, aset-aset yang dimiliki
perusahaan, hutang-hutang perusahaan beserta pembatasan-pembatasan yang
dikenakan kepada perusahaan karena adanya hutang, aset yang dijaminkan
amuapun perkara yang sedang dihadapai oleh perusahaan.

2) Bagi investor adalah untuk mengetahui riwayat perusahaan dari


segi hukum atas perusahaan target dari mulai pendirian sampai dengan kondisi
terakhir perusahaan target tersebut.

3) Bagi kreditur adalah untuk mengetahui kondisi legalitas


perusahaan yang akan menjadi debiturnya, termasuk aset-aset yang dimiliki
baik yang berupa benda bergerak maupun tidak bergerak, dan aset yang telah
dijaminkan kepada kreditur lainnya, kondisi perjanjian hutang dengan kreditur
lainnya.
Manfaat LDD

4) Bagi internal perusahaan adalah sebagai kontrol atas jangka waktu


izin-izin yang dimiliki oleh perusahaan, jangka waktu sertifikat kepemilikan aset
seperti sertifikat tanah atau asuransi, tindakan-tinbdakan yang harus mendapat
izin kreditur jika perusahaan mempunyai perjanjian kredit serta koreksi atas hal-
hal yang masih harus dilengkapi oleh perusahaan.

5) Bagi Konsultan hukum adalah sebagai dasar untuk membuat legal


opini atas perusahaan yang di uji tuntas tersebut, sesuai dengan tujuan dan
keperluan dibuatnya uji tuntas.

6) Bagi masyarakat umum, adalah sebagai bahan informasi


tentang perusahaan (tentunya perusahaan publik saja) dan bahan
pertimbangan untuk membeli saham atau produk lainnya jika ingin berinvestasi di
pasar modal.
HUBUNGAN KETERKAITAN DENGAN LEGAL
OPINION

— Hasil pemeriksaan dari segi hukum (LA,LDD)


merupakan bahan dalam pembuatan LO

— Legal opinion merupakan bagi dari kegiataan LDD


karena hasil pemeriksaan (LA) dianalisis untuk
menghasilkan pendapat (opini) dari segi hukum
PEMERIKSAAN DARI SEGI
HUKUM DALAM AKTIVITAS
KORPORASI
PENGANTAR

LEGAL DUE
• opportunity (peluang DILIGENCE • Untung (profit)
bisnis, keuntungan)
• Identifikasi risiko • rugi (loss)
• risk (risiko)
• pertanggungjawaban
• risiko finansial • kepatuhan dari segi
• risiko hukum hukum

AKTIVITAS KEPUTUSAN
BISNIS BISNIS
Why legal audit or legal due diligence

History of
Company
ultra vires

Informed Duty abiding transparency


decision of Reduce risk of the law in process
about investment
investment
Legal
Due Prudent
Principle
LIABILITY
OF
no conflict of
interest
BOARD
outstanding
litigation
Diligence estimation of
current and
againts the future
company liability

estimation of
compliance BUSINESS JUDGEMENT RULE
level of
company
ISTILAH

Legal Due
Diligence

Legal
Audit
PERISTILAHAN

Pemeriksaan
dari Segi
Hukum

Uji Tuntas
dari Segi
Hukum
PENGERTIAN
§ Tidak ada definisi yang baku

§ Legal Due Diliegence atau Uji Kepatutan Dari Segi Hukum merupakan
pemeriksaan atau audit menyeluruh terhadap suatu badan hukum dilihat dari sisi legalitas
badan hukum tersebut.

§ Uji Tuntas Dari Segi Hukum (Legal Due Diligence) untuk selanjutnya
disebut Uji Tuntas adalah kegiatan pemeriksaan secara seksama dari segi hukum yang
dilakukan oleh Konsultan Hukum terhadap suatu perusahaan atau obyek transaksi sesuai
dengan tujuan transaksi, untuk memperoleh informasi atau fakta material yang dapat
menggambarkan kondisi suatu perusahaan atau obyek transaksi (Standar Profesi
Konsultan Hukum Pasar Modal yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum
Pasar Modal tertanggal 18 Februari 2005).

§ Legal Audit adalah suatu pemeriksaan dan/atau penilaian permasalahan-


permasalahan hukum mengenai atau berkaitan dengan suatu perusahaan.
Unsur-unsur legal due diligence

— Pemeriksaan secara hukum

— Untuk menemukan informasi fakta material

— Dilakukan terhadap seluruh dokumen hukum dan fakta-fakta hukum

— Dapat dilakukan secara menyeluruh terhadap sebuah perusahaan

— Dapat juga dilakukan terbatas pada ruang lingkup satu transaksi


tertentu saja, misalnya merger, akuisisi, spin-off, dll.
HUBUNGAN KETERKAITAN DENGAN LEGAL
OPINION

— Hasil pemeriksaan dari segi hukum (LA,LDD)


merupakan bahan dalam pembuatan LO

— Legal opinion merupakan bagi dari kegiataan LDD


karena hasil pemeriksaan (LA) dianalisis untuk
menghasilkan pendapat (opini) dari segi hukum
TUJUAN
1. Memperoleh status hukum atau penjelasan hukum
terhadap dokumen yang diaudit atau diperiksa ;

2. Memeriksakan legalitas suatu badan hukum/badan


usaha ;

3. Memeriksa tingkat ketaatan suatu badan hukum/badan


usaha (legal compliance);

4. Memberikan pandangan hukum atau kepastian hukum


dalam suatu kebijakan yang dilakukan oleh
perusahaan/entitas
MANFAAT
1) secara umum adalah untuk mengetahui riwayat perusahaan dari segi hukum
atas perusahaan dari mulai pendirian sampai dengan kondisi terakhir perusahaan tersebut, terutama dari
segi riwayat permodalan, riwayat pemegang saham, izin-izin yang dimiliki, aset-aset yang dimiliki
perusahaan, hutang-hutang perusahaan beserta pembatasan-pembatasan yang dikenakan kepada
perusahaan karena adanya hutang, aset yang dijaminkan amuapun perkara yang sedang dihadapai oleh
perusahaan.

2) Bagi investor adalah untuk mengetahui riwayat perusahaan dari segi hukum atas
perusahaan target dari mulai pendirian sampai dengan kondisi terakhir perusahaan target tersebut.

3) Bagi kreditur adalah untuk mengetahui kondisi legalitas perusahaan yang akan menjadi
debiturnya, termasuk aset-aset yang dimiliki baik yang berupa benda bergerak maupun tidak bergerak, dan
aset yang telah dijaminkan kepada kreditur lainnya, kondisi perjanjian hutang dengan kreditur lainnya.
4) Bagi internal perusahaan adalah sebagai kontrol atas jangka waktu izin-izin yang
dimiliki oleh perusahaan, jangka waktu sertifikat kepemilikan aset seperti sertifikat tanah atau asuransi,
tindakan-tindakan yang harus mendapat izin kreditur jika perusahaan mempunyai perjanjian kredit
serta koreksi atas hal-hal yang masih harus dilengkapi oleh perusahaan, bahan untuk negosiasi, bahan
masukan dalam pengambilian keputusan, dll

5) Bagi Konsultan hukum adalah sebagai dasar untuk membuat legal opini atas perusahaan
yang di uji tuntas tersebut, bahan dalam menghadapi proses hukum, keperluan lain sesuai dengan
tujuan dan keperluan dibuatnya uji tuntas.

6) Bagi masyarakat umum, adalah sebagai bahan informasi tentang


perusahaan (tentunya perusahaan publik saja) dan bahan pertimbangan untuk membeli saham
atau produk lainnya jika ingin berinvestasi di pasar modal.
PRINSIP UTAMA DALAM LEGAL
AUDIT/LDD
Kerelaan

Subjek yang diperiksa harus secara


sukarela
membuka diri untuk diperiksa

pihak yang diperiksa


bertanggunggjawab penuh
atas hasil pemeriksaan dan
Tanggungjawab
PRINSIP Keterbukaan
pihak memeriksa
bertanggungjawab secara LDD
profesional atas opini yang
diberikan
terbuka dalam
memberikan dan
mengungkapkan
informasi yang diperiksa dan hasil seluruh informasi yang
pemeriksaan hanya akan diketahui oleh dibutuhkan terutama
pihak yang diperiksa dan pihak yang Kerahasiaan informasi material
memeriksa
TRANSPARANSI, ASUMSI dAN KUALIFIKASI
— Dalam pembuatan LA/LDD informasi/ data/dokumen
yang diberikan sangat menentukan akurasi dan validitas
opini yang kan diberikan

— Tidak boleh ada informasi/ data/dokumen yang material


yang disembunyikan atau tidak disampaikan

— Pembuatan LA/LDD didasarkan pada asumsi bahwa


seluruh informasi/ data/dokumen yang diberikan benar,
tidak ada yang dirahasiakan, dan seluruh dokumen foto
copy adalah sesuai dengan aslinya.
— Pembuat LA/LDD harus mampu melakukan kualifikasi atas
rentetan fakta kedalam suatu kualifikasi peristiwa/perbuatan
yang dikenal dalam hukum

— Misalnya apakah suatu perbuatan tersebut merupakan


wanprestasi atau perbuatan melawan hukum, apakah suatu
peristiwa tersebut merupakan merger atau akuisisi, dll.

— Kualifikasi atas peristiwa/perbuatan akan menentukan


keakuratan analisis hukum
PENELUSURAN DOKUMEN

Dalam pembuatan L.A, penelusuran dokumen hukum sangat diperlukan dalam


analisis

Jenis dokumen hukum :


1). Bahan hukum primer : peraturan perundang-undangan terkait yang
relevan dengan kualifikasi dan permasalahan ;
2). Bahan hukum sekunder : pendapat, doktrin para ahli hukum, bisa
didapatkan dari karya-karya ahli hukum : buku, jurnal, artikel, dll
3) Bahan hukum tertier : terkadang sangat diperlukan untuk memahami
terminologi atau konsep hukum, misalnya kamus hukum, dll

Beberapa tehnik penelusuran dokumen perlu dipahami :


1). Studi kepustakaan (library research)
2). Studi dokumen
3). Menggunakan internet
4). Dll.
HAMBATAN PEMBUATAN LA/LDD DI
INDONESIA

— tidak tersedianya data base publik yang lengkap dan


canggih
— keengganan untuk menyediakan data yang utuh/
lengkap
— keterlambatan pengumpulan data (birokrasi, dll)
— kepastian hukum
— analisis yang bersifat interdisiplin (hukum
perusahaan, hukum perijinan, hukum lingkungan,
hukum pajak, hak kekayaan intelktual, perbankan,
asuransi, dll
KAPAN DILAKUKAN ?
1. Adanya kewajiban untuk melaksanakan legal due diligence
• ada kewajiban berdasarkan perundang-undangan untuk melakukan legal
due diligence (legal audit)
• tidak memperhitungkan apakah kegiatan tersebut bermanfaat atau tidak
karena wajib menurut hukum
• misalnya bagi perusahaan yang akan IPO (initial public offering)

2. sesuai dengan kebutuhan


• berdasarkan kesukarelaan, tidak didasarkan pada kewajiban hukum
• kebutuhan berdasarkan transaksi, misalnya merger,konsolidasi, akuisisi,
pendirian perusahaan joint venture
TINDAKAN-TINDAKAN KORPORASI YANG
MEMERLUKAN LA/LDD

— Restrukturisasi melalui merger/konsolidasi/akuisisi


— penyertaan modal pada perusahaan lain
— pendirian perusahaan patungan
— kerjasama bisnis dengan pihak lain (KSO, BOT, BTO,
BOOT, KSU, dll)
— Initial public offering (IPO, Go Public) ---- wajib
dilakukan LDD.
— menghadapi perkara di pengadilan atau arbitrase
Restrukturisasi :
merger/konsolidasi/akuisi
— merger : perusahaan akan bergabung atau menerima
penggabungan perusahaan lain
— pasca merger akan terjadi perubahan aktiva dan
pasiva, jumlah saham, pemegang saham, kreditur,
tenaga kerja, dan mungkin kegiatan bisnis, pasar, dll
— perlu dipastikan tentang perusahaan target (yang akan
bergabung)
— perlu diperhatikan aspek hukum terkait
Restrukturisasi :
merger/konsolidasi/akuisi
— konsolidasi : perusahaan akan melebur dengan
perusahaan lain
— pasca konsolidasi/peleburan perusahaan akan
dibubarkan dan akan terbentuk perusahaan baru
— perlu dipastikan tentang perusahaan mitra yang akan
melebur
— perlu diperhatikan aspek hukum terkait
Restrukturisasi :
merger/konsolidasi/akuisi
— akuisi : perusahaan akan mengambilalih saham-
saham perusahaan lain
— pasca merger perusahaan akan menjadi pengendali
perusahaan target
— perlu dipastikan tentang perusahaan target (yang akan
diakuisisi)
— perlu diperhatikan aspek hukum terkait
Apek yang harus diperhatikan dalam Restrukturisasi

Valuation & Funding

Legal and procedural issues

Taxation and Stamp duty aspects LEGAL DUE


DILIGENCE
Accounting aspects

Competition aspects

Human and Cultural synergies


Mendirikan perusahaan patungan (joint venture company)

proses internal
Memorandum of studi kelayakan LEGAL DUE perusahaan (Rapat BOD,
Understanding (feasibility study), dll rekomendasi Dekom,
DILIGENCE persetujuan RUPS)

Tindak lanjut mendirikan


Keputusan Internal perusahaan patungan
Perusahaan Negosiasi Joint Venture Agreement
sesuai perundang-
undangan
Kerjasama bisnis dengan pihak lain (KSO, BOT, BTO, KSU, dll)

memorandum of studi kelayakan bisnis


LEGAL DUE DILIGENCE
understanding (feasilibility study)

Proses Internal
perusahaan (keputusan
penandatanganan
negosiasi bisnis BOD, rekomendasi
perjanjian kerjasama
Dekom dan
persetujuan RUPS)
Initial Public Offering (Go Public)
Proses Due Public penentuan
Diligence Book
Internal expose dan harga saham
Building
Perusahaan Meeting road show perdana

Proses di Otoritas Proses sesudah


Proses Emisi
Jasa Keuangan emisi
ALUR KERJA LEGAL DUE DILIGENCE

Management Information
Start up Analysis The Report Post Report
Meeting Gathering

• Term of • yakinkan • kumpulkan data • identifikasi • jelas dan • presentasi


Reference menejemen internal korporasi
dari ruang data
masalah mudah kan
perusahaan
yang telah hukumnya dibaca serta
bahwa LDD tidak
• Pertemuan akan menggangu
disiapkan oleh (legal issues) dipahami kepada
perusahaan
awal dengan aktivitas bisnis klien
perusahaan • akibat-akibat
menejemen • telusuri data • alamatkan
terkait dari hukum yang
perusahaan laporan
• tentukan jadwal internet atau mungkin • tanya
waktu sumber data
terjadi kepada
• kunjungan pemeriksaan dan lainnya
pihak-pihak jawab
laporan
lapangan • dapatkan data dari • legal opinioin yang penting
penasihat
• reviu awal
struktur transaksi financial/lingkung
• solusi secara
untuk • rencana
yang akan diaudit an/tehnik sesuai mengetahui tindak
kebutuhan hukum legal
solution lanjut
• dapatkan • dapatkan informasi • good news is
penanggungjawa
b ruang data dari
dari instansi nice, but the transaksi
pemerintah terkait
perusahaan truth is the
• kunjungan aim
lapangan
OBJEK PEMERISAAN DALAM LDD PERUSAHAAN
1. Anggaran Dasar dan Segala Perubahannya ;
2. Permodalan dan Saham ;
3. Direksi dan Komisaris Perseroan ;
4. Perijinan Perusahaan, antara lain : Ijin Usaha, Ijin HO, Ijin Lokasi, Ijin Mendirikan Bangunan,
Ijin Penggunaan Bangunan,- AMDAL dan Perijinan Lingkungan lainnya, dan ijin-ijin teknis
lainnya sesuai bidang usaha
5. Aset-aset Perusahaan ;
6. Asuransi-Asuransi
7. Ketenagakerjaan ;
8. Penyertaan pada perusahaan lain ;
9. Kontrak-kontrak perusahaan dengan Pihak ketiga ;
10. Persetujuan dalam rangka emisi efek (untuk perusahaan terbuka)
11. Perkara-perkara hukum yang dihadapi perusahaan ;
DOCUMENT CHECKLIST
I. Dokumen Organisasi/ Entitas Dokumen Analisis
a. Akte pendirian, anggaran dasar dan dokumen 1. Akte pendirian, anggaran dasar dan
perubahannya dokumen perubahannya
2. peraturan-peraturan internal
b. peraturan-peraturan internal perusahaan (bylaws) perusahaan (bylaws)
c. daftar negara dimana perusahaan terdaftar atau 3. keputusan-keputusan RUPS,
memiliki kegiatan usaha yang signifikan keputusan BOD, dan keputusan-
d. ijin operasi, kualifikasi perusahaan keputusan BOC
e. daftar agen, cabang-cabang perusahaan 4. UU No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan
f. daftar anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi pelaksanaannya
g. daftar pemegang saham, direksi dan komisaris 5. UU No. 19 Tahun 2003 tentang
BUMN untuk perusahaan BUMN
yang sedang menjabat dan peraturan pelaksananya
h. buku-buku akte : keputusan-keputusan RUPS, 6. UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal dan peraturan-
keputusan BOD, dan keputusan-keputusan BOC peraturan pelaksanaannya
7. peraturan terkait lainnya sesuai
kebutuhan
II. Direktur dan Dewan Komisaris Dokumen Analisis
a. daftar Direktur dan Dewan Komisaris 1. Akte pendirian, anggaran dasar dan
dokumen perubahannya
yang sedang menjabat
2. peraturan-peraturan internal
b. posisi direktur atau komisaris perusahaan (bylaws)
independent (jika ada) 3. keputusan-keputusan RUPS,
keputusan BOD, dan keputusan-
c. identitas personal keputusan BOC
d. Keputusan RUPS tentang pengangkatan 4. UU No. 40 Tahun 2007 tentang
direktur dan anggota dewan komisaris Perseroan Terbatas dan peraturan
pelaksanaannya
e. masa jabatan berakhir 5. UU No. 19 Tahun 2003 tentang
f. pembagian kewenangan berdasarkan BUMN dan peraturan pelaksananya
(untuk BUMN)
anggaran dasar, keputusan RUPS atau 6. UU No. 25 Tahun 2007 tentang
keputusan BOD/BOC Penanaman Modal dan peraturan-
peraturan pelaksanaannya
g. kepemilikan saham direktur dan
7. peraturan terkait lainnya sesuai
anggota dewan komisaris jika ada kebutuhan
III. Saham dan para pemegang saham Dokumen Analisis
1. Akte pendirian, anggaran dasar dan
a. Daftar pemegang saham saat ini dan saham dokumen perubahannya
yang dimiliki 2. keputusan-keputusan RUPS,
keputusan BOD, dan keputusan-
b. jenis-jenis saham yang dikeluarkan
keputusan BOC
c. hak-hak khusus pada saham preferen jika ada 3. Perjanjian-perjanjian terkait saham,
dikeluarkan pengalihan saham, gadai saham, dll
d. Catatan pengalihan hak atas saham 4. UU No. 40 Tahun 2007 tentang
e. perjanjian pemegang saham, perjanjian jual- Perseroan Terbatas dan peraturan
beli, pengaturan kepercayaan suara, proksi pelaksanaannya
yang tidak dapat dibatalkan dan perjanjian 5. UU No. 19 Tahun 2003 tentang
serupa BUMN dan peraturan pelaksananya
(untuk BUMN)
f. Deskripsi opsi saham atau rencana opsi, waran 6. UU No. 25 Tahun 2007 tentang
dan hutang konversi atau sekuritas Penanaman Modal dan peraturan-
g. Bukti bahwa saham beredar sudah dibayar peraturan pelaksanaannya
penuh 7. peraturan-peraturan OJK untuk
h. Deskripsi hak gadai atas saham perusahaan jasa keuangan dan
perusahaan terbukua
i. perjanjian-perjanjian lain berkenaan dengan 8. peraturan terkait lainnya sesuai
saham kebutuhan
IV. Izin-Izin yang Dimiliki Perusahaan Dokumen Analisis
1. izin-izin yang dimiliki perusahaan
2. perundang-undangan dengan
— Izin usaha perizinan : UU Pengelolaan dan
Pelestarian LH, UU Kehutanan, UU
Perikanan, UU Pertambangan, dll
— izin-izin berkaitan dengan lingkungan sesuai kegiatan usaha

: izin lingkungan, AMDAL, UPL, izin- 3. Peraturan-peraturan daerah


berkenaan dengan perijinan

izin berkenaan dengan limbah, dll 4. UU No. 25 Tahun 2007 tentang


Penanaman Modal dan peraturan-

— izin mendirikan bangunan


peraturan pelaksanaannya
5. peraturan-peraturan OJK untuk
perusahaan jasa keuangan dan
— izin-izin operasional lainnya perusahaan terbukua
6. UU Ketenagakerjaan dan peraturan
— surat keputusan tentang izin dan pelaksanaannya terkait dengan izin-
izin ketenagakerjaan
jangka waktu berakhir izin 7. peraturan terkait lainnya sesuai
kebutuhan
— dll
V. Aset-Aset Perusahaan Dokumen Analisis
1. daftar aset perusahaan
— aset-aset berupa benda tidak bergerak : 2. perundang-undangan
surat-surat kepemilikan tanah, hak-hak bidang pertanahan
atas tanah, hak sewa, bangunan, dll
3. perundang-undangan
— aset-aset berupa benda tidak bergerak : bidang HKI : UU Hak
surat-surat kenderaan, alat-alat, mesin- Cipta, UU Paten, UU
mesin, Merek, UU Design
— hak kekayaan intelektual : sertifikat Industri, dll
pendaftaran merek, paten, design
4. KUH Perdata
industri, waralaba, hak cipta, lisensi-
lisensi HKI 5. perjanjian-perjanjian
dengan pihak lain
— piutang-piutang yang dimiliki perusahaan
berkaitan dengan aset
— dll
6. peraturan terkait
lainnya sesuai
kebutuhan
VI. Asuransi Dokumen Analisis
1. polis-polis asuransi
— dokumen-dokumen polis asuransi terhadap 2. perundang-undangan bidang
perasuransian
aset : asuransi kebakaran, asuransi
3. perundang-undangan BPJS
kecurian, asuransi-asuransi kerugian bisnis, dan peraturan pelaksananya
asuransi kredit, asuransi kenderaan, dll
4. perundang-undangan dana
— dokumen polis asuransi-asuransi personil : pensiun dan peraturan
asuransi kesehatan, kematian, kecelakaan pelaksananya
kerja, kepersetaan BPJS, dana pensiun, dll 5. perjanjian-perjanjian dengan
pihak lain berkaitan dengan
— dokumen polis asuransi para direksi, asuransi
anggota dewan komisaris, para menejer, dll 6. peraturan terkait lainnya
— daftar klaim asuransi sesuai kebutuhan
— dll
VII. Ketenagakerjaan Dokumen Analisis
1. dokumen-dokumen
a. jumlah tenaga kerja ; tenaga kerja tetap, masa ketenagakerjaan
percobaan, out sourcing 2. PKB, peraturan perusahaan,
b. jumlah tenaga kerja asing PKWT, perjanjian out
c. ijin-ijin tenaga kerja yang diperlukan berdasarkan sourcing, dll
perundang-undangan : izin kerja khusus, IKTA, IMTA, dll 3. perundang-undangan BPJS
d. perjanjian kerja bersama (PKB), PKWT, perjanjian out dan peraturan pelaksananya
sourcing
4. UU Ketenagakerjaan dan
e. ketentuan tentang upah, PHK, pesangon, ganti rugi, dll peraturan-peraturan
f. jumlah PHK dan perselisihan industrial yang sedang pelaksanaannya
dihadapi
5. perundang-undangan terkait
g. kontrak kinerja dengan menejemen
dengan penggunaan tenaga
h. klaim yang diajukan tenaga kerja
kerja asing
i. jaminan-jaminan kepada tenaga kerja
6. peraturan terkait lainnya
j. layanan kesejahteraan kepada karyawan
sesuai kebutuhan
k. dll
VIII. Penyertaan pada Perusahaan Lain Dokumen Analisis
1. Anggaran Dasar dan
a. daftar perusahaan terafiliasi dimana perusahaan perubahannya
ybs melakukan penyertaan modal 2. keputusan-keputusan Dekom
b. jumlah penyertaan modal (jumlah saham yang dan RUPS
dimiliki) 3. perjanjian-perjanjian
c. bentuk-bentuk penyertaan modal : setoran saham berkenaan dengan
dengan uang atau selain uang penyertaan modal
d. keputusan-keputusan BOD. BOC dan RUPS 4. UU Perseroan Terbatas
berkenaan dengan penyertaan modal pada
perusahaan lain 5. UU Penanaman Modal dan
e. hak-hak sebagai pemegang saham pada peraturan-peraturan
perusahaan penyertaan modal pelaksanaannya
f. direksi dan anggota komisaris yang diutus pada 6. UU Pasar Modal dan
perusahaan tempat penyertaan modal (jika ada). peraturan-peraturan
g. perjanjian pemegang saham pada perusahaan pelaksanaannya
tempat penyertaan modal 7. peraturan-peraturan OJK
h. dll 8. peraturan terkait lainnya
sesuai kebutuhan
IX. Kontrak-Kontrak Perusahaan dengan
Pihak lain Dokumen Analisis
1. Anggaran Dasar dan
a. daftar seluruh kontrak perusahaan dengan perubahannya
pihak lain 2. keputusan-keputusan
b. daftar kontrak-kontrak yang material sifatnya Dekom dan RUPS
c. jangka waktu berakhir kontrak 3. perjanjian-perjanjian
d. kewajiban-kewajiban material dalam kontrak yang dilakukan
e. klausula-klausula material/ penting dalam perusahaan
kontrak 4. KUH Perdata
f. catatan pelaksanaan kontrak (wanprestasi, 5. UU Perseroan Terbatas
perselisihan, denda, dll)
6. UU Larangan Praktek
g. persetujuan-persetujuan internal untuk
Monopoli dan
penandatanganan kontrak (rekomendasi
Dekom, persetujuan RUPS) Persaingan Usaha Tidak
Sehat
h. dll
7. peraturan terkait
lainnya sesuai
kebutuhan
X. Perkara yang Dihadapi Perusahaan Dokumen Analisis
1. dokumen-dokumen
a. daftar seluruh perkara yang sedang dihadapi perkara
perusahaan baik litigasi maupun non-litigasi 2. peraturan perundang-
b. daftar dan penjelasan atas perkara yang undangan terkait
bersifat material dengan perkara
c. perkembangan perkara sampai saat ini 3. UU Arbitrase
d. kedudukan perusahaan dalam perkara
4. KUH Perdata
e. hambatan yang dihadapi perusahaan dalam
5. UU Perseroan Terbatas
penyelesaian perkara
f. tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan 6. peraturan terkait
lainnya sesuai
g. kemungkinan yang dihadapi perusahaan
kebutuhan
dalam perkara
h. dll
XI. Lain-Lain
a. rencana pengembangan bisnis
b. berita-berita koran tentang perusahaan
c. keanggotaan dalam asosiasi, dll
d. dll yang dirasa perlu
CONTOH LEMBAR KERJA
ANALISIS (LEGAL OPINION)
• identifikasi masalah hukumnya (legal issues)

• akibat-akibat hukum yang mungkin terjadi

• legal opinioin

• solusi secara hukum (legal solution)


LAPORAN LDD
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Dasar Kegiatan
c. Ruang Lingkup Pemeriksaan
d. Metode Pemeriksaan
e. Tujuan Kegiatan
f. Pembatasan dalam LDD
g. Asumsi

II. PEMERIKSAAN HUKUM


Berisikan data-data hasil pemeriksaan hukum terhadap aspek-aspek sebagaimana
telah diuraikan sebelumnya .

III. PENDAPAT HUKUM


Berisikan pendapat dari segi hukum atas masalah-masalah sesuai temuan dalam
pemeriksaan hukum

IV. REKOMENDASI
Berisikan uraian tentang nasehat dari segi hukum yang direkomendasikan untuk
dilaksanakan perusahaan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai