Anda di halaman 1dari 82

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 1

Disampaikan oleh

R Narendra Jatna, S.H., L.LM.


Pada Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa Tahun 2021
Senin, 13-15 Oktober 2021
Curiculum Vitae

Narendra Jatna, S.H., L.LM


• Candidat Doctor Pascasarjana FHUI
• Master in Law (LLM,) Université Aix Marseille III, Prancis
• Sarjana Hukum, Universitas Indonesia

❑ Jabatan
1. Kajari Cibadak
2. Aspidum Kejati Bali
3. Atase Kejaksaan Di KBRI Bangkok
4. Kajari Jakarta Timur
5. Aspidum Kejati Sulsel
6. Koordinator Pada JAM PIDUM
7. Asisten Khusus Jaksa Agung
8. Kepala Biro Perencanaan Kejaksaan Agung
Curiculum Vitae

• Rudi Pradisetia Sudirdja, S.H., M.H


• Fakultas Hukum Universitas Pasundan (2013)
• Magister Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran
(2019)
• Program Doktor Ilmu Hukum Universitas
Indonesia. (2020-saat ini)
• Berprofesi sebagai Jaksa, mengikuti pendidikan
tahun 2016, lulus sebagai peserta terbaik. Saat
ini, bertugas sebagai Jaksa Fungsional pada
Asisten Khusus Jaksa Agung RI (diperbantukan di
Komisi Kejaksaan RI).

rudipradisetia rudipradisetia rudipradisetia.com


Ilmu itu lebih berharga dari
harta. Ilmu akan
menjagamu, sementara
engkau menjaga harta itu.
Ilmu akan berkuasa,
padahal harta sering
engkau kuasai. Dan, harta
akan berkurang dengan
dibelanjakan, sementara
ilmu semakin bertambah
jika sering disalurkan.
-Ali Bin Abi Thalib-
Definisi
Proses mengaburkan identitas atau
asal usul harta kekayaan yg
diperoleh secara ilegal sehingga
harta kekayaan tersebut tampak
berasal dari sumber yang sah.*

(*) UNODC and IMF Model Law on Money Laundering and


Financing Terrorism)

5
Kejahatan Transnasional
dilakukan di satu Negara
namun bagian penting dari
dilakukan di lebih dari satu kegiatan persiapan,
Negara; perencanaan, pengarahan
atau kontrol terjadi di
Negara lain;

dilakukan di satu Negara


tetapi melibatkan suatu
dilakukan di satu Negara
kelompok penjahat
namun memiliki akibat
terorganisasi yang terlibat
utama di Negara lain.
dalam kegiatan kriminal di
lebih dari satu negara; atau

6
Dasar & Perkembangan
TPPU
Kasus Al Capone
1920 Para mafia di Amerika Serikat membeli usaha laundromats

1973 Kasus Watergate


Istilah money laundering pertama kali digunakan dalam
pemberitaan di surat kabar mengenai Watergate

Kasus US v $.255.625.39 (1982) 551 F Sup.314


1982
Istilah money laundering dalam konteks pengadilan
Konvensi Internasional TPPU

The International
United Nations Convention Against
Convention Against Transnational Organized
Illicit Traffic In Narcotic Crimes
Drug and Psychotropic
Substance

1988 1989 2000

International Standard Setter


Oleh The Financial Action Task Force On
Money Laundering (FATF)

FATF membentuk produk derivatif untuk mengukur efektivitas


penerapan FATF Recommendation pada setiap negara, yang
lazim disebut sebagai Immediate Outcome (IO), salah satu
jenis tindak pidana pencucian uang yang ditentukan ialah
stand alone money laundering.
Perkembangan Pengaturan TPPU di Indonesia

Indonesia
masuk dalam daftar Non Cooperative Countries And Territories List
(NCCT’s) karena belum ada UU yang mengkriminalisasi TPPU

Di-sahkannya
UU Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

Di-sahkannya
UU Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 15
Tahun 2002, lebih memperhatikan rekomendasi FATF
Akhirnya pada Tahun 2005, Indonesia dinyatakan keluar dari
NCCT’s list

Di-sahkannya
UU Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU
Mengapa marak
pencucian uang?
- Globalisasi Sistem Keuangan.
- Kemajuan di Bidang Teknologi
Informasi
- Ketentuan Rahasia Bank Yang
Ketat.
- Penggunaan Nama Samaran Atau
Anonim
- Penggunaan Electronic Money (E-
Money).
- Berlakunya Ketentuan Hukum
Terkait Kerahasiaan Hubungan
Antara Lawyer Dan Akuntan
Dengan Kliennya Masing-Masing.
- Pemerintah Suatu Negara Kurang
Serius Untuk Memberantas Praktik
Pencucian Uang.
- Tidak Dikriminalisasinya Perbuatan
Pencucian Uang Di Suatu Negara
Dampak Negatif

Perspektif Ekonomi: Meningkatkan instabilitas


sistem keuangan, distorsi ekonomi, menyulitkan
Perspektif Bisnis: rusaknya reputasi bisnis,
otoritas moneter mengendalikan jumlah uang
merongrong sektor swasta yang sah, mengganggu
beredar, hilangnya kendali pemerintah terhadap
likuiditas bisnis.
kebijakan ekonomi, hilangnya potensi
pendapatan negara dari sektor pajak.

Perspektif Hukum & Sosial: meningkatkan


kejahatan baik jenis maupun kualitas, Perspektif Internasional: Merusak reputasi dan
memperparah ketimpangan sosial, dan kredibilitas negara di mata dunia internasional
menimbulkan biaya sosial yang tinggi.

11
Menyembunyikan uang / kekayaan
yang diperoleh dari kejahatan

Menghindari penyelidikan dan/atau


Tujuan tuntutan hukum
Pencucian
Menghindari pajak → uang legal
Uang berusaha disembunyikan

Meningkatkan keuntungan. Uang ilegal


diikutsertakan dalam bisnis legal

12
PARADIGMA BARU DALAM
PEMBERANTASAN KEJAHATAN
Hasil kejahatan (proced of crime) merupakan “live blood” dari
kejahatan, dengan kata lain bahwa hasil kejahatan merupakan darah
yang menghidupi kegiatan tersebut;

Perlu dilakukan upaya untuk menghilangkan nafsu dan motivasi


pelaku kejahatan dalam melakukan kejahatan, yakni dengan cara
menghalanginya untuk menikmati hasil kejahatan;

Harta kekayaan hasil kejahatan adalah titik terlemah dari rantai


kejahatan sehingga lebih mudah untuk ditelusuri, disita dan
dirampas untuk negara;

Kesulitan membuktikan perbuatan pidana dan pertanggungjawaban


aktor intelektual kejahatan dapat diatasi dengan menelusuri harta
kekayaan hasil kejahatan (follow the money).

13
Modern PowerPoint Presentation

Pendekatan dengan mendahulukan mencari uang atau


harta kekayaan hasil tindak pidana dibandingkan denga
n mencari pelaku kejahatan, melalui analisa keuangan (
financial analysis).

Manfaatnya adalah
- Jangkauannya lebih jauh
- Dapat dilakukan dengan “diam diam” shg
risiko lebih kecil
- Dapat menghilangkan motivasi orang
untuk melakukan tindak pidana
- Terdapat pengecualian ketentuan rahasia
bank atau rahasia lainnya
(Suspicious Transaction)

menyimpang dari profil, karakteristik atau pola kebiasaan


transaksi nasabah;

PASAL 1 bertujuan untuk menghindari pelaporan transaksi;


ANGKA 5
UU TPPU dilakukan/batal dilakukan diduga dengan menggunakan
harta kekayaan berasal dari tindak pidana;

diminta PPATK karena melibatkan harta kekayaan yg diduga


berasal dari hasil
*)Dilaporkan kejahatan.
paling lama 3 hari, sejak PJK mengetahui
adanya unsur TKM.
Pihak Pelapor

Perusahaan Perusahaan Perusahaan


Bank
asuransi pembiayaan efek

Manajer Pedagang Penyelenggara


Pegadaian
investasi valuta asing e-money

Dst (vide P.17)

16
Proses dan Metode Pencucian
Uang
Buy And Sell Conversions
Dilakukan melalui jual beli barang dan jasa

Offshore Conversions
Dana illegal dialihkan ke wilayah lain suatu negara yang
merupakan Tax Heaven bagi Money Laundering Centers dan
kemudian disimpan di bank atau lembaga keuangan yang ada
di wilayah negara tersebut.

Legitimate Business Conversions


Dipraktekkan melalui bisnis atau kegiatan usaha yang sah
sebagai sarana untuk memindahkan dan memanfaatkan hasil
kejahatan yang dikonversikan melalui transfer , cek, atau
instrumen pembayaran lainnya, yang kemudian disimpan di
rekening bank atau ditarik atau ditransfer kembali ke rekening
bank lainnya.
Tahapan TPPU

PLACEMENT LAYERING INTEGRATION

18
MODUS TRANSAKSI ML
80 85 85 95
A 90
95 100
B
SMURFING 1000 70 40
65 99
1000

Memecah-mecah transaksi dari sejumlah besar uang


menjadi kecil-kecil
A A A A
A 1000 5000
STRUCTURING 90 200 500

Melakukan transaksi dari yang semula berjumlah kecil


makin lama semakin besar di bawah batas minimum
pelaporan. 80 95
80 90
A
U-TURN
90 80 50 5
570

Memutar balikkan Transaksi untuk


kemudian dikembalikan ke rekening asalnya
✓ Menerima uang dalam jumlah besar,
diluar kebiasaan dan batas
kewajaran

Waspada ✓ Menerima perhiasaan, barang antik,


barang mewah dalam jumlah
fantastis

Pencucian ✓ Menerima hibah yang tidak wajar


✓ Menerima transfer uang dari pihak
lain

Uang Pasif ✓ Menerima sumbangan dalam jumlah


diluar batas – batas normal
✓ Menerima penitipan uang, surat
berharga, harta kekayaan lainnya
ASPEK-ASPEK PENEGAKAN HUKUM
DALAM UU RI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Tindak Pidana Asal

Korupsi Penyuapan Narkotika Perdagangan orang Terorisme

Tindak Pidana lain yang


diancam dengan pidana
Pencurian Penggelapan Prostitusi Dst (vide P. 2)
penjara 4 (empat)
tahun atau lebih.

yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia

22
TPPU dan TPPT

Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga


akan digunakan dan/atau digunakan secara
langsung atau tidak langsung untuk kegiatan
terorisme, organisasi teroris, atau teroris
perseorangan disamakan sebagai hasil tindak
pidana terorisme.
23
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Pasal 3 UU No 8 Tahun 2010 Pasal 5 UU No 8 Tahun 2010


- Setiap Orang - Setiap orang
- Yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, - Yang menerima atau menguasai
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar penempatan, pentransferan, pembayaran,
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau hibah sumbangan, penitipan, penukaran,
surat berharga atau perbuatan lain atas kekayaan atau menggunakan harta kekayaan.
- Yang diketahui atau patut diduganya - Yang diketahuinya atau patut diduganya
- Merupakan hasil tindak pidana - Merupakan hasil tindak pidana
- Dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
harta kekayaan
Ayat 1

Pasal 4 UU No 8 Tahun 2010


TPPU Pasal 6 UU No 8 Tahun 2010
- Setiap orang Pidana dapat dijatuhkan terhadap korporasi dan atau
- Yang menyembunyikan atau menyamarkan Personil Pengendali Korporasi, apabila
asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, - Dilakukan dan diperintahkan oleh PPK.
pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang - Dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan
sebenarnya atas harta kekayaan. tujuan korporasi.
- Yang diketahuinya atau patut diduganya - Dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku
- Merupakan hasil tindak pidana atau pemberi perintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat - Dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi
1 korporasi.
Tindak Pidana Yang Berkaitan
Kewajiban Merahasiakan Dokumen
atau Keterangan
Pejabat atau Pegawai PPATK, Penyidik,
Penuntut Umum, Hakim atau setiap orang
yang memperoleh dokumen atau keterangan
wajib merahasiakan dokumen dan
keterangan tsb. Ancaman pidana penjara 4
tahun .
K Larangan Campur Tangan Terhadap
Pelaksanaam Tugas dan
Kewenangan PPATK
Larangan Memberitahukan Adanya Setiap bentuk intervensi terhadap
Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan Kepada Pengguna
Jasa Atau Pihak Lain
L L pelaksanaan tugas pejabat atau pegawai
PPATK dapat dipidana penjara paling lama 2
tahun dan denda 500 juta rupiah.
Direksi, Komisaris, Pengurus atau Pegawai
Pihak Pelapor dilarang memberitahukan
kepada Pengguna Jasa atau pihak lain baik Kewajiban Merahasiakan Pihak
secara langsung maupun tidak langsung
mengenai Transaksi Keuangan Mencurigakan
yang sedang disusun kepada PPATK.
K Pelapor dan Pelapor
Pejabat dan pegawai PPATK, Penydik,
Ancaman pidana penjara 5 tahun dan denda Penuntut Umum atau Hakim wajib
1 Milyar rupiah merahasiakan Pihak Pelapor dan Pelapor.
Ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun
Delik-Delik Pencucian Uang

- Misdrijven En Overtredingen - Zelfstandinge En Voort Gazette Delicten


Delik Kejahatan dan Delik Pelanggaran
Delik Yang Berdiri Sendiri dan Delik Yang Diteruskan

- Materiele En Formele Delicten


Delik Materiil dan Delik Formil - Delik Selesai dan Delik Berlanjut

- Doleuse En Culpose Delicten


Delik Sengaja dan Delik Kelalaian
DOUBLE CRIMINALITY

Pemahaman bahwa tindak pidana pencucian uang menganut asas kriminalitas ganda
(double criminality).
bermakna adanya dua kejahatan pidana yang masing-masing sebagai perbuatan
tersendiri yang dalam terminologi hukum dikenal sebagai concursus realis.

Asas Double Criminality atau kriminalitas ganda, yaitu


penjatuhan pidana yang dilakukan di wilayah NKRI atau
diluar wilayah NKRI yang perbuatan tersebut merupakan
tindak pidana dalam hukum Indonesia, sehingga perbuatan
apapun yang melanggar hukum di tempat manapun yang
dilakukan oleh warga Indonesia maka tetap harus dipidana
menurut hukum yang berlaku.
Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

• Dalam hal tindak pidana Pencucian dilakukan oleh Korporasi, pidana


dijatuhkan terhadap Korporasi dan/atau Personil Pengendali Korporasi.
• Syarat pidana terhadap korporasi:
a. dilakukan atau diperintahkan oleh Personil Pengendali Korporasi;
b. dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan tujuan Korporasi;
c. dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi
perintah; dan
d. dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi Korporasi.

28
Pidana Pokok Korporasi

• Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap Korporasi adalah pidana denda paling
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
• Dalam hal Korporasi tidak mampu membayar pidana denda, pidana denda
tersebut diganti dengan perampasan Harta Kekayaan milik Korporasi atau Personil
Pengendali Korporasi yang nilainya sama dengan putusan pidana denda yang
dijatuhkan.
• Dalam hal penjualan Harta Kekayaan milik Korporasi yang dirampas tidak
mencukupi, pidana kurungan pengganti denda dijatuhkan terhadap Personil
Pengendali Korporasi dengan memperhitungkan denda yang telah dibayar

29
Percobaan, Pembantuan, Permufakatan

Setiap Orang yang berada di dalam atau di luar wilayah


Negara Kesatuan Republik Indonesia yang turut serta
melakukan percobaan, pembantuan, atau
Permufakatan Jahat untuk melakukan tindak pidana
Pencucian Uang dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan
Pasal 5. (P.10)
30
HUKUM ACARA TPPU
“Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
serta pelaksanaan putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam
Undang-Undang ini.” (P. 68 UU TPPU)


REZIM SPECIAL CODE

Undang-undang Republik Indonesia Nomor


46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi

Perbankan

CENTURY Tipikor Pajak REZIM SPECIAL CODE


TPPU
1. PEMERIKSAAN , PENUNDAAN, DAN
PENGHENTIAN SEMENTARA TRANSAKSI

• Penundaan transaksi oleh Penyedia Jasa Keuangan (Pasal 26 UU TPPU)


• Pemeriksaan transaksi keuangan mencurigakan oleh Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kepada PJK (Pasal 40 UU TPPU)
• Permintaan penghentian sementara transaksi (Pasal 44 huruf i UU TPPU)
• Penundaan Transaksi terhadap harta kekayaan yang diketahui atau patut
diduga merupakan hasil tindak pidana oleh Penyidik, Penuntut Umum, atau
Hakim (Pasal 70 UU TPPU)
2. PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN

• Pemblokiran/freezing Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana dari (P.71):
a. orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada penyidik;
b. tersangka; atau
c. terdakwa.
• Yang berwenang memerintahkan:
a. Penyidik,
b. Penuntut umum, atau
c. Hakim.
• Pemblokiran paling lama 30 (tiga puluh) hari kerj.a

34
3. TIDAK BERLAKUNYA KETENTUAN YANG MENGATUR
KERAHASIAAN PERBANKAN DAN KERAHASIAAN TRANSAKSI
KEUANGAN LAINNYA

• Pasal 45 UU No. 8 Tahun 2010


Dalam melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, terhadap PPATK
tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan dan kode etik yang mengatur kerahasiaan.
• Pasal 72 ayat (1) dan (2) UU No. 8 Tahun 2010
(1) Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak pidana Pencucian Uang, penyidik, penuntut
umum, atau hakim berwenang meminta Pihak Pelapor untuk memberikan keterangan secara tertulis
mengenai Harta Kekayaan dari:
a. orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada penyidik;
b. tersangka; atau
c. terdakwa.
(2) Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi penyidik, penuntut umum, atau
hakim tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur rahasia bank dan
kerahasiaan Transaksi Keuangan lain.
4. PERMINTAAN PENYIDIK, PU, ATAU HAKIM
LANGSUNG KEPADA PIHAK PELAPOR

• Dalam rangka pemeriksaan perkara TPPU Penyidik, Penuntut Umum, atau Hakim berwenang meminta
pihak pelapor untuk memberikan keterangan secara tertulis mengenai harta kekayaan dari orang yang
telah dilaporkan oleh PPATK kepada penyidik; tersangka; atau terdakwa
 Permintaan keterangan harus disertai dengan (Pasal 72 ayat (4) UU TPPU):
a. laporan polisi dan surat perintah penyidikan;
b. surat penunjukan sebagai penuntut umum; atau
c. surat penetapan majelis hakim
 Surat permintaan keterangan harus ditandatangani oleh (Pasal 72 ayat (5) UU TPPU) :
a. Kapolri atau kapolda ... dst;
b. Pimpinan instansi/lembaga/komisi ... dst;
c. Jaksa Agung atau kepala kejaksaan tinggi … dst;
d. Hakim ketua majelis yang memeriksa perkara.

36
5. PENERAPAN NON-CONVICTION BASED
SYSTEM (P.67)

• Dalam hal tidak ada orang dan/atau pihak ketiga yang mengajukan keberatan dalam
waktu 20 (dua puluh) hari sejak tanggal penghentian sementara Transaksi, PPATK
menyerahkan penanganan Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan
hasil tindak pidana tersebut kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan.
• Dalam hal yang diduga sebagai pelaku tindak pidana tidak ditemukan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari, penyidik dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan negeri
untuk memutuskan Harta Kekayaan tersebut sebagai aset negara atau dikembalikan
kepada yang berhak.
• Pengadilan harus memutus dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari.

PERMA No 01 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan


Penanganan Harta Kekayaan Dalam TPPU atau TP Lainnya
37
Diskusi H. Acara NCB

Pihak yang mengajukan?


Syarat-syaratnya?
Kompetensi Relatif Pengadilan?
Pengumuman permohonan?
Pemeriksaan permohonan?
Keberatan? Sebelum Putusan? Setelah Putusan?
Eksekutor?
38
6. TIDAK WAJIB DIBUKTIKAN TERLEBIH
DAHULU TP ASALNYA

“Untuk dapat dilakukan penyidikan, penuntutan,


dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
TPPU tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu
tindak pidana asalnya.” (Pasal 69 UU TPPU)

39
7. ALAT BUKTI YANG SAH

Alat bukti yang sah dalam pembuktian tindak pidana pencucian uang ialah
a. alat bukti dalam Hukum Acara Pidana
b. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima,
atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau alat yang serupa
optik dan Dokumen. (P. 73)

40
ALAT BUKTI DALAM HAP

❑ ALAT BUKTI YANG SAH 184(1)


❑ NOTOIR FEITEN 184 (2) → Kapan digunakan?
❑ BARANG BUKTI
Catatan:
RKUHAP → Barang Bukti adalah alat bukti
KEYAKINAN HAKIM

❑ MENGGUNAKAN RETORIKA: mengajukan suatu argumentasi yang


meyakinkan orang lain:
- MENGGUNAKAN HIPOTESIS SILOGISME:
premis mayor – minor - konlusi
- MEMPERTAHANKAN DENGAN TEKNIS DEBAT:
thesis- battle-rebattle
❑ SIDANG BERSIFAT DIALEKTIS: thesis – anti thesis - synthesis
8. PEMBALIKAN BEBAN PEMBUKTIAN

• Terdakwa harus membuktikan bahwa harta kekayaan yang dimilikinya bukan merupakan hasil dari tindak
pidana (Pasal 77 UU TPPU)
• Pasal 78
(1) Dalam pemeriksaan di sidang pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, hakim memerintahkan
terdakwa agar membuktikan bahwa Harta Kekayaan yang terkait dengan perkara bukan berasal atau terkait
dengan tindak pidana.
(2) Terdakwa membuktikan bahwa Harta Kekayaan yang terkait dengan perkara bukan berasal atau terkait
dengan tindak pidana dengan cara mengajukan alat bukti yang cukup.
• Hanya unsur ‘Harta Benda/Kekayaan’ yang wajib dibuktikan terdakwa
• Pembuktian unsur-unsur tindak pidana dalam ranka membuktikan dakwaan tetap merupakan kewajiban
Penuntut Umum
• Penerapan pembalikan beban pembuktian pertama kalinya dalam perkara an Terdakwa Bahasyim Assifie PN
Jakarta Selatan Nomor: 1252/Pid.B/2010/PN.JKT.Sel tanggal 27 Januari 2011

43
9. PENYIDIK TPPU ADALAH PENYIDIK TP ASAL

• Penyidikan TPPU dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai


dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kecuali ditentukan lain menurut UU ini.” (P. 74 UU TPPU)
• Dalam hal penyidik menemukan bukti permulaan yang cukup
terjadinya TPPU dan tindak pidana asal, penyidik menggabungkan
penyidikan tindak pidana asal dengan penyidikan TPPU dan
memberitahukannya kepada PPATK”. (P. 75 UU TPPU)

44
10. PELIMPAHAN BERKAS PERKARA KE PN
DENGAN ACARA KHUSUS

Penuntut umum wajib menyerahkan berkas perkara TPPU kepada pengadilan


negeri paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
diterimanya berkas perkara yang telah dinyatakan lengkap.” (Pasal 76 ayat (1)
UU TPPU)

“Dalam hal penuntut umum telah menyerahkan berkas perkara kepada


pengadilan negeri, ketua pengadilan negeri wajib membentuk majelis hakim
perkara tersebut paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya berkas
perkara tersebut”. (Pasal 76 ayat (2) UU TPPU)

45
11. PENYITAAN TAMBAHAN

Dalam hal diperoleh bukti yang cukup bahwa


masih ada Harta Kekayaan yang belum disita,
hakim memerintahkan jaksa penuntut umum
untuk melakukan penyitaan Harta Kekayaan
tersebut.“ (P. 81 UU TPPU)

46
12. PERSIDANGAN IN ABSENTIA

•“ Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara


sah sesuai dan patut tidak hadir di sidang
pengadilan tanpa alasan yang sah, perkara
dapat diperiksa dan diputus tanpa hadirnya
terdakwa” (P. 79)

47
13. PELINDUNGAN BAGI PIHAK PELAPOR, PELAPOR, DAN SAKSI

• Pejabat dan pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum, atau hakim wajib merahasiakan Pihak Pelapor
dan pelapor.” (Pasal 83)
• Setiap Orang yang melaporkan terjadinya dugaan tindak pidana Pencucian Uang wajib diberi
pelindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan/atau
hartanya, termasuk keluarganya. (Pasal 84)
• Di sidang pengadilan, saksi, penuntut umum, hakim, dan orang lain yang terkait dengan tindak pidana
Pencucian Uang yang sedang dalam pemeriksaan dilarang menyebutkan nama atau alamat pelapor atau
hal lain yang memungkinkan dapat terungkapnya identitas pelapor. (Pasal 85)
• Setiap Orang yang memberikan kesaksian dalam pemeriksaan tindak pidana Pencucian Uang wajib
diberi pelindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa,
dan/atau hartanya, termasuk keluarganya. (Pasal 86)
• Pelapor dan/atau saksi tidak dapat dituntut baik secara perdata atau pidana atas pelaporan dan/atau
kesaksian yang diberikan oleh yang bersangkutan. (Pasal 87)
14. Kerjasama Internasional dalam Penanganan
TPPU

• TPPU tidak hanya terjadi di dalam suatu negara tetapi juga dapat melibatkan dua negara
atau lebih. Proses pencucian tersebut bisa dilakukan dengan cara sederhana sampai
dengan canggih. Oleh karena itu, tindak pidana pencucian uang disebut sebagai salah
satu bentuk kejahatan lintas batas negara yang terorganisir (Transnational Organized
Crime).
• Kerjasama dapat dilakukan dengan lembaga di negara yang berbeda, maupun antar
negara. Kerjasama seperti ini merupakan langkah yang sangat efektif untuk
memberantas kejahatan pencucian uang. Kerjasama internasional maupun regional
tersebut penting dalam membantu penanganan tindak pidana pencucian uang dan dapat
meminimalisir hambatan formal atau informal akibat adanya perbedaan yurisdiksi\
• Diatur pada Pasal 88 s.d Pasal 92 UU Nomor 8 Tahun 2010
Kerjasama PPATK

Instansi Lembaga Yang Berwenang Lembaga Yang Bertugas Lembaga lain yang terikat Financial Intelligence Unit
Penegak melakukan Pengawasan Memeriksa Pengelolaan dan dengan pencegahan dan Negara Lain
Hukum terhadap Penyedia Jasa Tanggung Jawab Keuangan pemberantasan TPPU atau TP
Keuangan Negara lain terkait TPPU
POSIBILITAS
STAND ALONE MONEY LAUNDERING
DI INDONESIA

R.Narendra Jatna, SH., L.LM


Immediate Outcome (IO)
Dalam IO 7
Ada 3 (tiga) jenis tindak pidana pencucian uang yang diperintahkan kepada
setiap negara-negara untuk dilakukan kriminalisasi, yang terdiri dari
1. Third party money laundering
2. Self-laundering
3. Stand-alone money laundering.
Stand Alone
“Penuntutan terhadap tindak pidana pencucian
uang yang tidak memerlukan penuntutan tindak
pidana asal.”

Penuntutan terhadap tindak pidana pencucian tanpa melakukan penuntutan


tindak pidana asal dalam hal ini dikarenakan dua kondisi
1. Ketika tidak terdapat cukup bukti terhadap tindak pidana asal tertentu yang
menghasilkan harta kekayaan hasil kejahatan; atau
2. terdapat kekurangan/kesulitan akses terhadap yurisdikasi teritorial dari
tindak pidana asal.
Stand Alone
1. Apakah stand alone money laundering tidak memerlukan penuntutan
terhadap tindak pidana asal ?
2. Apakah Stand Alone Money Laundering dapat dikatakan bagian dari
ruang lingkup pada Pasal 69 UU TPPU dengan adanya frasa “… tidak
wajib dibuktikan terlebih dahulu tindak pidana asalnya” ?
Mekanisme Pembuktian
1. Pembuktian Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan
setelah Tindak Pidana Asal Berkekuatan Hukum Tetap ?
2. Pembuktian Tindak Pidana Pencucian Uang Dilakukan
Bersama Sama Dengan Pembuktian Tindak Pidana Asal ?
3. Pembuktian Tindak Pidana Pencucian Uang Tanpa
Membuktikan Tindak Pidana Asal Terlebih Dahulu ?
UU Pencucian Uang
Apakah delik turunan?
Pasal 69
Untuk dapat dilakukan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan terhadap tindak pidana Frasa kata terlebih dahulu bukan
Pencucian Uang tidak wajib dibuktikan berarti tindak pidana asal yang
terlebih dahulu tindak pidana asalnya.
menghasilkan harta kekayaan
tidak wajib atau tidak perlu untuk
Pasal 480 KUHP
dibuktikan, melainkan lebih
barang siapa menarik keuntungan dari hasil
cenderung kepada waktu untuk
sesuatu benda, yang diketahuinya atau
sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh pembuktian tindak pidana asalnya.
dari kejahatan.
Civil Law Common Law

Stand Alone Money Laundring

• Pre Trial
• Tidak membedakan
• Tidak memadai
Swedia
Article 3 Paragraph (2) Law No 307/2014 of Sweden regarding punishment for money
laundering crimes
dinyatakan bahwa “diancam dengan tindak pidana pencucian uang, setiap orang yang: memberi
peluang bagi seseorang untuk mengklaim harta kekayaan atau nilainya dengan menyediakan,
memperoleh atau melakukan tindakan yang dapat memberikan penjelasan tentang kepemilikan
harta kekayaan atau turut serta dalam transaksi yang dilakukan, dengan tujuan menampakkan atau
menghambat diketahuinya kepemilikan harta kekayaan tersebut atau melakukan tindakan lain yang
serupa dengan itu”.
Bagaimana di Indonesia
Putusannya Mahkamah Konstitusi No: 77/PUUXII/2014.
Melalui pertimbangan hukumnya menyatakan bahwa “tindak pidana pencucian
uang memang tidak berdiri sendiri, melainkan harus ada kaitannya dengan
tindak pidana asal. Bagaimana mungkin ada tindak pidana pencucian uang
kalau tidak ada tindak pidana asalnya”

Tidak Dimaknai Stand Alone


• Namun tetap menggunakan dakwaan Kumulatif
• Berkas dapat di splitsing
Di Belanda

Pendekatan yang dipakai


• Penuntutan dilakukan secara terpisah
• Tidak dikatakan sebagai nebis in idem
RELASI TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG DAN TINDA
PIDANA PENDANAAN TERORISME

61
TPPU & TPPT:
Kejahatan Lintas Negara
 Di lebih dari suatu wilayah negara;
 Di suatu negara, tetapi persiapan, perencanaan, pengarahan atau pengendalian atas
kejahatan tersebut dilakukan di wilayah negara lain;
 Di suatu wilayah negara, tetapi melibatkan suatu kelompok pelaku tindak pidana yang
terorganisasi yang melakukan tindak pidana di lebih satu wilayah negara;
 Di suatu wilayah negara, tetapi akibat yang ditimbulkan atas tindak pidana tersebut
dirasakan di negara lain;

62
FINANCING TERRORISM

Reverse money laundering

UU Pemberantasan TP
Terorisme

UU Pencucian Uang

Perampasan Aset

Korporasi
Ketentuan Terkait
UU No 15 Tahun 2003 UU 9 Tahun 2013 UU No 8 Tahun 2010
tentang Pemberantasan tentang Pencegahan tentang Pencegahan
Tindak Pidana dan Pemberantasan dan Pemberantasan
Terorisme Jo UU 5 Tindak Pidana Tindak Pidana
Tahun 2018 Pendanaan Teorisme Pencucian Uang

Convention for the


Suppression of the
Resolusi Dewan
Financing of Terrorism,
Keamanan PBB 1373
1999 (UU No 6 Tahun
2006)

64
Asal Usul Harta?
Perbedaan
TPPU dan TPPT
Tujuan?

65
Harta Kekayaan yang diketahui
atau patut diduga akan
digunakan dan/atau digunakan
Relasi secara langsung atau tidak
langsung untuk kegiatan
TPPU & TPPT terorisme, organisasi teroris,
atau teroris perseorangan
disamakan sebagai hasil tindak
pidana terorisme.
Pendanaan Terorisme adalah
segala perbuatan dalam rangka
menyediakan, mengumpulkan,
memberikan, atau meminjamkan
Pengertian Dana, baik langsung maupun
TPPT tidak langsung, dengan maksud
untuk digunakan dan/atau yang
diketahui akan digunakan untuk
melakukan kegiatan terorisme,
organisasi teroris, atau teroris.
Transaksi Keuangan Mencurigakan Pendanaan Terorisme :

Transaksi keuangan dengan


Transaksi yang melibatkan
maksud untuk digunakan
Setiap Orang yang
dan/atau yang diketahui
berdasarkan daftar terduga
akan digunakan untuk
teroris dan organisasi
melakukan tindak pidana
teroris.
terorisme;

68
UU ini berlaku terhadap:
• Setiap Orang yang melakukan atau

Subjek bermaksud melakukan tindak pidana


pendanaan terorisme di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan di luar
wilayah Negara Kesatuan Republik

TPPT Indonesia; dan/atau


• Dana yang terkait dengan Pendanaan
Terorisme di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan di luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

69
UU Ini berlaku terhadap tindak pidana di luar
negeri yang:
Terkait dengan tindak
pidana terhadap fasilitas
Memaksa pemerintah
Terkait dengan tindak pemerintah Indonesia,
Dilakukan WNI Indonesia melakukan atau
pidana terhadap WNI termasuk perwakilan
tidak sesuatu
Indonesia atau tempat
kediaman.

Setiap orang yang tidak


memiliki kewarganegaraan
Pesawat Udara Indonesia Kapal berbendera Indonesia
dan bertempat tinggal di
Indonesia

Asas nasional aktif, asas nasional pasif, asas extra-teritorial.


70
Pasal 4 UU TPPT
Setiap Orang yang dengan sengaja menyediakan,
mengumpulkan, memberikan, atau meminjamkan Dana,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan maksud
digunakan seluruhnya atau sebagian untuk melakukan
Tindak Pidana Terorisme, organisasi teroris, atau teroris
dipidana karena melakukan tindak pidana pendanaan
terorisme dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

71
Setiap Orang yang melakukan permufakatan
jahat, percobaan, atau pembantuan untuk
melakukan tindak pidana pendanaan terorisme
dipidana karena melakukan tindak pidana
pendanaan terorisme dengan pidana yang
sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
Pasal 6 TPPT
Setiap Orang yang dengan sengaja merencanakan,
mengorganisasikan, atau menggerakkan orang lain
untuk melakukan tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dipidana karena melakukan
tindak pidana pendanaan terorisme dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
lama 20 (dua puluh) tahun.

73
UU PEMBERANTASAN
TP TERORISME
Abu Bakar Ba’asyir I
• - Imigrasi

Abu Bakar Ba’asyir II


• - Bom Marriot (UU Pemberantasan TP Terorisme)
• - Bom Bali (KUHP)
Abu Bakar Baasyir III (Financing Terrorism)
Pemblokiran TPPT

Pemblokiran dilakukan terhadap Dana yang secara langsung


atau tidak langsung atau yang diketahui atau patut diduga
digunakan atau akan digunakan, baik seluruh maupun
sebagian, untuk Tindak Pidana Terorisme.

Pemblokiran dapat diminta oleh PPATK, penyidik,


penuntut umum, atau hakim dengan meminta
atau memerintahkan PJK atau instansi berwenang
untuk melakukan Pemblokiran.

75
Penanganan dana yang diblokir

Dalam hal tidak ada orang dan/atau Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
pihak ketiga yang mengajukan diumumkan:
keberatan dalam waktu 30 (tiga puluh) • terdapat pihak yang keberatan, pengadilan
hari sejak tanggal Pemblokiran, PPATK negeri melakukan pemeriksaan guna
atau penyidik menyerahkan memutuskan Dana dikembalikan kepada yang
berhak atau dirampas untuk negara; dan/atau
penanganan Dana yang diketahui atau • tidak ada pihak yang keberatan, pengadilan
patut diduga terkait Tindak Pidana memutuskan Dana dirampas untuk negara
Terorisme ke pengadilan negeri. atau dimusnahkan.

76
Penetapan Terduga Teroris atau Organisasi Teroris

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia


mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat untuk menetapkan pencantuman
identitas orang atau Korporasi ke dalam daftar
terduga teroris dan organisasi teroris.

77
Permohonan pengecualian dana yang di blokir

• Pengeluaran untuk keperluan makan sehari-hari orang yang tercantum dalam daftar
terduga teroris dan organisasi teroris beserta keluarganya dan tanggungannya;
• biaya pengobatan atau perawatan medis orang yang tercantum beserta keluarganya;
• biaya pendidikan anak; biaya sewa untuk rumah tinggal; biaya hipotek, biaya premi
asuransi,
• pembayaran pajak, biaya pelayanan publik, biaya terkait penyediaan jasa hukum;
• segala pembayaran yang berkaitan dengan kewajiban terhadap pihak ketiga yang timbul
karena perikatan yang terjadi sebelum pencantuman identitas orang atau Korporasi dalam
daftar terduga teroris dan organisasi teroris;
• biaya administrasi rutin pemeliharaan Dana yang diblokir.

78
79

• Dalam rangka mencegah dan


memberantas tindak pidana
pendanaan terorisme, Pemerintah
Permohonan dapat melakukan kerja sama
pemblokiran internasional yang meliputi
ekstradisi, bantuan hukum timbal
dari negara balik dalam masalah pidana,
dan/atau kerja sama lainnya sesuai
lain dengan ketentuan atas dasar
perjanjian atau hubungan baik.
• Penerapan Asas resiprositas
80

Pemeriksaan saksi dan ahli di


sidang pengadilan terhadap
tindak pidana pendanaan
Sarana Video terorisme dapat dilakukan
melalui komunikasi jarak jauh
Conference dengan media audiovisual
yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi yang
dihadapi
EKSTRADISI, MLA DAN TSP
Dual Criminality:
Delik Non Politik Serious Crime List system/Open Daluarsa
ended system

Kekuatan
Nasioanalitas
pembuktian:
Ne bis in Idem Central Authority aktif/nasionalitas
permohonan
pasif
formal/informal

Opsional: e.g.: to
Ekstra Yurisdiksi extradite or to
prosecute
Terima Kasih 82

Anda mungkin juga menyukai