Anda di halaman 1dari 18

PERSIAPAN PENANGANAN

PERKARA PEDATA DI PENGADILAN


Oleh
Retno S. Darussalam, S.H & Partner
Suria Nataadmadja & Associates
JURE PARTNERSHIP
2014
Jenis-jenis Kasus Hukum Perdata
1. Umum :
Perkawinan, waris, tanah, perjanjian/jual-beli, hutang
piutang, penjaminan kebendaan, gadai, aksi
perusahaan, dll.
2. Khusus :
Bagi pihak yang beragama islam husus dalam kasus
perkawinan, warisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat,
infaq, shadaqah, dan ekonomi syariah, Pengadilan
Agama bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikannya (Ps. 49 UU No. 8 th
1989 Jo. UU No. 3 tahun 2006 Jo. 50 th 2009 tentang
Peradilan Agama).
Catatan:
Penjelasan Pasal 49:
Sengketa tidak hanya dibatasi di bidang Perbankan
Syariah melainkan juga di bidang ekonomi syariah
lainnya;
Yang dimaksud dengan “antara orang-orang/pihak-
pihak yang beragama Islam” adalah termasuk
orang atau badan Hukum yang dengan sendirinya
menundukkan diri dengan sukarela kepada
Hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi
kewenangan Pengadilan Agama sesuai dengan
ketentuan Pasal 49 UU PA.
PERSIAPAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Identifikasi Masalah
Melakukan pemahaman awal terhadap kasus
perdata yang akan ditangani.
Pemahaman yang benar akan berguna untuk
mempertajam analisa dan spesifikasi ruang
lingkup sehingga gugatan/jawaban bisa
dilakukan secara tepat sasaran.
Untuk itu diperlukan kemampuan mengaplikasi
pengetahuan hukum perdata baik aspek formil
(beracara) maupun materiilnya.
2. Pembicaraan dengan Klien
Dalam tahap ini Advokat akan melakukan
pembahasan bersama klien terkait lingkup,
alasan/sebab-sebab, dsb. Hal ini dilakukan untuk
membangun kesepahaman antara Advokat dan
Klien terhadap perkara tersebut (awal masalah
s/d timbul masalah).
3. Pemeriksaan Pendahuluan
Dalam tahap ini Advokat melakukan pengumpulan
data awal dan menganalisanya. Investigasi
dilakukan apabila sudah terpenuhi data-data
penunjang. Dalam proses ini Advokat akan
menentukan apakah investigasi lebih lanjut
diperlukan atau tidak.
4. Pengembangan Rencana Pemeriksaan
Dalam tahap ini Advokat akan menyusun dokumentasi
kasus yang dihadapi, dan strategi di Pengadilan.
Setelah diadministrasikan, maka akan dihasilkan
konsep temuan.
Konsep temuan ini yang akan dikomunikasikan bersama-
sama dengan klien.
5. Pemeriksaan Lanjutan
Dalam tahap ini Advokat akan melakukan pengumpulan
bukti serta melakukan analisa atasnya, mengingat
kebenaran dalam hukum perdata adalah kebenaran
formil/tertulis.
Dalam persiapan pengumpulan bukti-bukti, sudah
diantisipasi kiat-kiat menghadapi penyimpangan yang
dilakukan penegak hukum, makelar kasus dan
Advokat pihak lawan.
PENYUSUNAN GUGATAN
TERGUGAT No TERGUGAT GUGATAN DITUJUKAN KEPADA DASAR HUKUM

1. Orang Orang perorangan itu


perorangan

TERGUGAT 2. Badan Hukum Badan hukum publik itu diwakili Pasal 6 No. 3 RV
(GEDAGDE/DEPENDENT) Publik pemimpinnya
3. Badan hukum Badan hukum itu diwakili pengurusnya, bila
keperdataan telahdibubarkan kepada salah satu seorang
pemberesnya (kurator)
-Apabila Tergugat meninggal
4. Firma Seluruh persero / salah seorang persero Pasal 6 No. 5 RV
dunia, melalui Penggugat
kedudukannya digantikan oleh
para ahli warisnya 5. CV CV itu, diwakili Persero Pengurus Pasal 6 No. 5 RV
-Penggugat  mengajukan
permohonan ke Pengadilan 6. BUMN: Pemerintah RI cq Departemen yang
(Majelis yang memeriksa perkara) a. Persero membawahi BUMN cq BUMN itu diwakili
tentang penggantian kedudukan b. Perum pemimpinnya
---------------------------------------------- c. Perjan
Tergugat tersebut oleh ahli
warisnya 7. BUMD Pemerintah RI cq Departemen yang
Alasan: (Nama, Umur, Pekerjaan, membawahi cq PEMDA yang
Alamat) masing-masing ahli waris membawahinya cq BUMD itu sendiri
diwakili oleh pemimpinnya.
TEORI MENYUSUN GUGATAN

1. Punya Landasan Persyaratan Gugatan


K H Pengadilan
Hukum (Kode etik Ketentuan RUPS 8 No. 3
U U ----------------------
Advokat) Ada keharusan:
Sebagai orang yang A K Permohonan
---------------------- 1. Identitas para pihak
merasa dirugikan S U Hak:
2. Dimungkinkan 2. Dalil kongkret tentang
A M -Penetapan
dapat dikabulkan adanya hubungan hukum
-Gugatan
(proses acara) yang merupakan dasar serta
alasan-alasan dari pada
tuntutan, dalil-dalil
fundamentum petendi.
3. Tuntutan harus jelas/tegas
Lisan HIR/RBG, hanya mengatur
Pasal 118 (1) HIR cara mengajukan gugatan
Jo. 142 (1) Rbg
---------------------------
Tertulis
Pasal Pasal 120
HIR
Jo. Pasal 142 Rbg
Upaya Penyelesaian Perkara/Sengketa

1. Melalui jalur Non Litigasi:


Contoh: mediasi, musyawarah, negosiasi dan
arbitrase. Persiapan yang dilakukan antara lain:
1) Pengumpulan bukti-bukti dan saksi-saksi;
2) Identifikasi para pihak;
3) Penunjukan mediator independen;
4) Proses berlanjut ke litigasi bila kesepakatan para
pihak gagal.
Mediasi
1. Dengan adanya mediasi dapat meminimalisir
terbuangnya waktu, biaya dan tenaga dalam
menyelesaikan sengketa di pengadilan;
2. Bila terjadi kesepakatan, Penggugat dapat
mencabut gugatannya, dan para pihak membuat
akta perdamaian yang akan menjadi produk
pengadilan yang sudah final, tidak dapat diajukan
kembali ke pengadilan manapun;
3. Diatur dalam Pasal 130 ayat (1) HIR / pasal 154 ayat
(1) Rbg Jo. Pasal 130 ayat (3) HIR / Pasal 154 ayat (3)
Rbg Jo. Pasal 43 ayat (1) UU No. 4 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung.
2. Melalui jalur Litigasi
Persiapan yang dilakukan:
1) Membuat Surat Kuasa jika diwakilkan kepada
Advokat/Pengacara;
2) Membuat Surat Gugatan;
3) Melakukan pendaftaran gugatan pada
pengadilan
Tahapan Penanganan Perkara Perdata
Tahap Administrasi
1) Penggugat mendaftarkan Surat Gugatan dan Surat
Kuasa (apabila menggunakan jasa hukum
Advokat/Pengacara) ke bagian pendaftaran perdata
pada pengadilan yang berwenang sesuai dengan yang
diatur dalam Pasal 118 HIR;
2) Dalam proses ini:
a. Penggugat membayar biaya perkara;
b. Penggugat mendapatkan bukti pembayaran perkara;
c. Penggugat menerima Nomor Perkara (Roll).
3) Menunggu proses pemanggilan (bisa dimanipulasi).
Tahap Persidangan
1. Sidang I: dilakukan upaya perdamaian, dengan waktu
selama 40 hari atau tergantung kesepakatan para
pihak;
2. Sidang II: Pembacaan gugatan oleh Penggugat;
3. Sidang III: Jawaban Tergugat;
4. Sidang IV: Replik Pengugat;
5. Sidang V: Duplik Tergugat;
6. Sidang VI: Pembuktian tertulis dari Penggugat;
7. Sidang VII: Pembuktian tertulis dari Tergugat;
8. Sidang VIII: Pengajuan saksi dari Penggugat;
9. Sidang IX: Pengajuan saksi dari Tergugat;
10. Sidang X: Kesimpulan kedua belah pihak;
11. Sidang XI: Putusan/Vonis dari Majelis Hakim.
Kemungkinan-kemungkinan Yang Dapat
Terjadi Pada Sidang Pertama
1. Penggugat hadir, Tergugat tidak hadir
Pasal 125 ayat (1) HIR :
“Jika tergugat, walaupun dipanggil dengan
patut, tidak menghadap pengadilan pada hari
yang ditentukan, dan tidak menyuruh orang
lain menghadap selaku wakilnya, maka
gugatan itu diterima dengan keputusan tidak
hadir (verstek), kecuali jika tuntutan itu
melawan hak atau tidak beralasan”.
2. Penggugat tidak hadir, Tergugat tidak hadir
Pasal 124 HIR:
“Jika Penggugat, walaupun dipanggil dengan
patut, tidak menghadap Pengadilan pada hari
yang ditentukan itu, tidak juga menyuruh
orang lain menghadap selaku wakilnya, maka
tuntutan dipandang gugur dan si Penggugat
dihukum membayar biaya perkara, akan
tetapi Penggugat berhak, sesudah membayar
biaya tersebut memasukkan tuntutannya
sekali lagi.
3. Kedua belah pihak tidak hadir
Ada anggapan bahwa demi kewibawaan badan
Peradilan serta agar jangan sampai ada
perkara yang berlarut-larut dan tidak
berketentuan, maka dalam hal ini gugatan
perlu dicoret dari daftar dan dinggap tidak
pernah ada.
4. Kedua belah pihak hadir
Apabila kedua belah pihak hadir, maka sidang
pertama dapat dimulai dengan sebelumnya
hakim mewajibkan mengenai adanya
perdamaian diantara kedua belah pihak
tersebut (vide Pasal 130 (1) HIR).
Menjatuhkan Putusan/Vonis
Pasal 178 HIR:
1) Hakim karena jabatannya, pada waktu
bermusyawarah wajib mencukupkan segala
alasan huku, yang tidak dikemukakan oleh kedua
belah pihak;
2) Hakim wajib mengadili atas seluruh bagian
gugatan;
3) Ia tidak diijinkan menjatuhkan keputusan atas
perkara yang tidak digugat, atau memberikan
lebih dari yang digugat.
TERIMA KASIH
Retno S. Darussalam
Suria nataadmadja & Associates
Jure Partnership
The East Building, Lt. 12
Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav.E.3.2 No. 1, Jakarta
Telp. (021) 25542601, Fax. (021) 2554260, Hp. 08121068802
Email: retnodarussalam@centrin.net.id
retno@surialaw.com
Website: www.surialaw.com

Anda mungkin juga menyukai