DASAR HUKUM
Pasal 57 UU No. 2 tahun 2004
“ Hukum acara yang berlaku pada pengadilan hubungan industrial adalah hukum acara
perdata yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan peradilan umum, kecuali yang
diatur dalam undang - undang ini “.
Bahwa hukum acara perdata yang berlaku saat ini pada peradilan umum adalah
sebagaimana diatur dalam HIR (Het Herziene Inlandsch Reglemen) Staatsblad tahun 1941,
Nomor: 41 atau yang lebih dikenal dengan nama Reglemen Indonesia yang diperbaharui
(untuk daerah Jawa & Madura).
PROSES BERACARA
Dalam proses pemeriksaan pada pengadilan Hubungan Industrial dikenal ada 2 (dua) jenis
pemeriksaan yakni :
1. Pemeriksaan dengan acara biasa (lihat Pasal 89);
2. Pemeriksaan dengan acara cepat (lihat Pasal 98)
GUGATAN
Dasar hukum :
1. Pasal 58 UU No. 2 tahun 2004, yakni untuk gugatan yang nilai gugatannya
dibawah Rp. 150.000.000,- tidak dikenakan biaya.
2. Juklak PHI menyatakan apabila nilai gugatannya lebih dari Rp. 150.000.000,-
dikenakan biaya.
3. Pasal 81, dinyatakan tempat pengajuan gugatan adalah pada pengadilan
Hubungan Industrial pada PN yang daerah hukumnya meliputi di tempat buruh
bekerja.
Page 2 of 19
4. Pasal 82, Gugatan oleh buruh atas PHK sebagaimana dimaksud Psl 159 dan
171 dari UU No. 13 tahun 2003, Dengan tenggang waktu 1 tahun sejak
diterimanya keputusan tersebut.
5. Pasal 83, Gugatan yang tidak disertai risalah mediasi atau konsiliasi akan
dikembalikan pada penggugat;
6. Pasal 87, Yang berhak beracara sebagai kuasa hukum adalah serikat pekerja
dan organisasi pengusaha.
4. BAGIAN KEEMPAT
Berisikan tanggal & tempat dimana gugatan dibuat, nama & tanda - tangan
penggugat atau kuasanya yang dilakukan diatas meterai ( saat ini Rp. 6.000,- )
serta lampiran yang terdiri dari :
Surat kuasa ( bila dengan kuasa );
Bukti - bukti tertulis;
SURAT KUASA
PENGERTIAN :
Perjanjian dimana seorang memberikan kekuasaannya kepada orang lain yang
menerimanya untuk dan atas namanya melakukan suatu perbuatan.
DASAR HUKUM :
1. Pasal 123 HIR;
2. Pasal 1792 KUHPerdata;
3. SEMA No. 6 tahun 1994 tentang surat kuasa khusus;
4. Pasal 82 UU No. 1 tahun 1995, tentang Perseroan Terbatas;
Page 3 of 19
JAWABAN
HIR tidak mensyaratkan adanya jawaban karena dinyatakan “dapat“ , namun apabila dibuat
terdapat 3 (tiga) kemungkinan isi jawaban yakni :
1. Eksepsi; Jawaban yang tidak menyangkut pokok perkara;
2. Pokok Perkara ; Jawaban yang berupa bantahan atau pengakuan;
3. Rekonpensi ; Gugatan balik.
CONTOH JAWABAN
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Medan
Di
Jl Pengadilan No 8 Medan
Antara
PT. , sebagai ...................................................................Tergugat;
Lawan
, sebagai ...............................................................Penggugat
Dengan hormat,
Tergugat melalui kuasanya, Natalomo Samosir,SH dan ________, sesuai dengan surat
kuasa khusus tertanggal Februari 201 (terlampir dalam berkas) dengan ini mengajukan
Jawaban dan gugatan Rekonvensi atas perkara Perselisihan Hubungan Industrial No
/Pdt.Sus-PHI/201 /Pn.Mdn tanggal Februari 201.
A. DALAM KONVENSI
2. Bahwa tanpa harus menanggapi secara panjang lebar isi dan dalil-dalil Penggugat
konvensi / tergugat rekonvensi dalam surat gugatannya, maka yang pertama harus dicermati
adalah bahwa Tergugat konvensi/penggugat rekonvensi tidak pernah melakukan PHK
terhadap Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi, tetapi berdasarkan ketentuan pasal 168
ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Penggugat konvensi/tergugat
rekonvensi putus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri sehingga
apa yang dikemukakan oleh Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi pada gugatannya
halaman 2 poin 7 dan 9 tidak sesuai dengan fakta yang terjadi
sebenarnya.------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Bahwa dalil Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi pada halaman 1 point 1 dan 2 tidak
sesuai dengan fakta yang sebenarnya, fakta yang terjadi adalah Penggugat
konvensi/tergugat rekonvensi diterima bekerja sejak tanggal
201.----------------------------------------------------------------------
WIB.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---
6. Bahwa pada tanggal 201_ pukul 16.00 WIB Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi
diminta keterangan dan klarifikasi atas tanggung jawab pengelolaan toko milik Tergugat
konvensi/penggugat rekonvensi dan hasil stok opname dan temuan team audit pada tanggal
20__ tetapi Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi tidak dapat memberikan penjelasan
dan meminta waktu pertemuan dilanjutkan keesokan harinya guna menyiapkan data-data
yang dimiliki oleh Penggugat konvensi/tergugat
rekonvensi.----------------------------------------------------------------------------------------
7. Bahwa Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi INGKAR JANJI dan tidak hadir keesokan
harinya dan hari-hari selanjutnya dan Tergugat konvensi/penggugat rekonvensi telah
melakukan pemanggilan Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi secara patut dan tertulis
sebanyak 2 (dua) kali dan Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi tidak melaksanakan
kewajibannya sehingga status Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi dikualifikasikan
mengundurkan diri.------------------------------
BATAL DEMI HUKUM, Hal ini dikarenakan Surat Kuasa Penggugat konvensi/tergugat
rekonvensi dalam Somasi tersebut dibuat pada tanggal 201 yang secara fakta hukum
Penggugat konvensi/Tergugat rekonvensi MASIH BEKERJA dan BERADA di Jakarta dan
belum terjadi permasalahan hubungan Industrial, dan dari fakta hukum ini menunjukkan
Penggugat konvensi/Tergugat rekonvensi memang sejak awal tidak memiliki ITIKAD BAIK
terhadap Tergugat konvensi/Penggugat
konvensi-------------------------------------------------------------------
11. Bahwa apa yang dikemukakan oleh Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi pada
gugatannya halaman 3 poin 15 dalam provisi Pasal 155 ayat (2) UU No.13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi (kami kutip selengkapnya) : "Selama putusan
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha
maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya", sehingga dengan
demikian Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi masih menerima hak-hak sebagai
pekerja, pernyataan Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi ini tidaklah benar, tidak masuk
akal dan tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 155 ayat (2) UU
Ketenagakerjaaan itu sendiri dimana pengusaha maupun pekerja/buruh harus
melaksanakan kewajibannya sampai adanya putusan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial bukan masih menerima hak-hak sebagai pekerja, dengan
kata lain seseorang dapat memperoleh haknya sebagai pekerja apabila pekerja itu masih
melaksanakan kewajibannya/pekerjaannya, dengan tidak adanya lagi pelaksanaan
kewajiban oleh Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi sebagai pekerja/buruh maka hak-
hak Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi tidaklah lagi dapat diperoleh dari Tergugat
konvensi/penggugat rekonvensi sebagai
Pengusaha;-----------------------------------------------------------------------------------
14. Bahwa Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi sama sekali tidak ada dasar hukum
yang cukup kuat dan jelas untuk menyatakan Tergugat konvensi/penggugat rekonvensi telah
melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
khususnya Pasal 151 ayat (3), Pasal 155 ayat (1), (2), (3) dan Pasal 161 ayat (1), karena
pemutusan hubungan kerja yang dilaksanakan Tergugat konvensi/penggugat rekonvensi
telah sesuai dengan ketentuan pasal 168 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yakni Tergugat konvensi/penggugat rekonvensi telah melakukan
pemanggilan Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi secara patut dan tertulis sebanyak 2
(dua) kali dan Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi tidak melaksanakan
kewajibannya.---------------------------------------------------------------------
B. DALAM REKONVENSI
1. Bahwa dalil-dalil yang dipergunakan dalam konvensi dianggap dipergunakan kembali
untuk dalam Rekonvensi :----------------------------------------------------------------------------------------
5. Bahwa karena penggugat konvensi/tergugat rekonvensi tidak hadir keesokan harinya dan
hari-hari selanjutnya dan Tergugat konvensi/penggugat rekonvensi telah melakukan
pemanggilan Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi secara patut dan tertulis sebanyak 2
(dua) kali dan Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga status Penggugat konvensi/tergugat rekonvensi dapat dikualifikasikan
mengundurkan diri.--------------------------------------------------------------------------------------------
Atau, apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono).-------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih.
Medan, 201_
Saksi : Ada 2 (dua) saksi yaitu Saksi Biasa dan Saksi Ahli
Pengakuan;
Persangkaan;
Sumpah (Pasal 164 HIR)
KESIMPULAN
Kesimpulan tidak wajib dibuat, namun apabila dibuat merupakan kesimpulan untuk proses
yang selama ini dilalui ( proses persidangan ) baik dari gugatan sampai dengan kesaksian.
CONTOH KESIMPULAN :
KESIMPULAN
TERGUGAT KONVENSI / PENGGUGAT REKONVENSI
DALAM PERKARA PHI NO ___/Pdt.Sus-PHI/201__/PN.Mdn
ANTARA
_________________________ / PENGGUGAT
MELAWAN
PT._____________________ / TERGUGAT
2. Bahwa alat bukti yang disampaikan oleh Penggugat (Bukti P-1) di depan persidangan
hanya merupakan bukti tanda terima jaminan kerja Penggugat sebagai bentuk
Komitmen Penggugat untuk bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab bukan
merupakan bukti bahwa Penggugat sudah terikat hubungan kerja dengan Tergugat, dan
dalam surat pengantar alat bukti Penggugat (Bukti P-1) disebutkan Surat Tanda Terima
Jaminan kerja ini tertanggal ____________ 201__.
3. Bahwa dalil Penggugat sebagaimana diuraikan dan dimaksud dalam surat gugatannya
adalah dalil yang tidak berdasar, keliru dan menyesatkan serta sangat bertolak
Page 13 of 19
belakang dengan fakta-fakta hukum dan fakta persidangan yang sesungguhnya karena
Penggugat putus hubungan kerja bukan karena di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja),
tetapi putus hubungan kerja didasarkan ketentuan pasal 168 ayat 1 UU No 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu putus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan
mengundurkan diri dan Tergugat telah melakukan pemanggilan secara patut dan tertulis
sebanyak 2 (dua) kali (Bukti T 3, T 4, dan T 5).
4. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan bahwa tergugat tidak mengindahkan Somasi
Penggugat dan dalil Tergugat dalam jawaban yang menyatakan surat kuasa penggugat
Tidak sah dan Batal demi hukum dikarenakan dibuat pada tanggal ___________ 201__
yang secara fakta hukum Penggugat masih terikat hubungan kerja dan belum timbul
permasalahan hubungan industrial dan penggugat masih berdomisili di Jakarta tidak
dapat dibuktikan oleh Penggugat dalam Replik sehingga patut diduga bahwa Penggugat
sejak awal TIDAK MEMILIKI ITIKAD BAIK terhadap tergugat dan sewajarnya Gugatan
ini dikategorikan Gugatan Prematur.
5. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan agar tergugat membayar uang pesangon,
Uang Pengantian Hak, Bonus yang belum dibayar serta upah selama proses
penyelesaian hubungan industrial adalah sangat tidak beralasan dan tidak dapat
dibuktikan baik melalui alat bukti maupun keterangan saksi penggugat di depan
persidangan, sehingga permintaan tersebut haruslah ditolak untuk seluruhnya.
6. Bahwa dalil Penggugat yang menuntut pembayaran uang pesangon, Uang Pengantian
Hak, Bonus yang belum dibayar serta upah selama proses penyelesaian hubungan
industrial dengan mendasarkan tuntutan dari anjuran Mediator Hubungan Industrial
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan adalah dalil yang tidak berdasar dan keliru,
Hal ini dikarenakan Anjuran tersebut di putuskan tanpa mendengar bukti dan
keterangan dari Tergugat, sehingga permintaan tersebut haruslah ditolak untuk
seluruhnya.
7. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan
terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorrad) adalah tidak mempunyai dasar hukum sama
sekali dan permintaan itu bertentangan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung RI
No.3 tahun 2000 tanggal 21 Juli 2000 tentang Putusan Serta Merta (uitvoerbaar bij
voorraad) dan provisionil jo. Surat Edaran Mahkamah Agung RI No.4 tahun 2001
tanggal 20 Agustus 2001 tentang Putusan Serta Merta (uitvoerbaar bij voorraad) dan
provisionil; sehingga permintaan tersebut haruslah ditolak untuk seluruhnya.
2. Bahwa dalil Tergugat konvensi yang menyatakan putusnya hubungan kerja Penggugat
konvensi dikualifikasikan mengundurkan diri dapat dibuktikan berdasarkan bukti tertulis
(Bukti T-3,T-4,T-5) dan keterangan saksi Tergugat konvensi di depan persidangan.
3. Bahwa dalil Tergugat konvensi perihal perbuatan penggugat konvensi yang tidak
memberikan keterangan dan klarifikasi atas hasil stok opname dan temuan team audit
Page 14 of 19
yang mengakibatkan kerugian materiil dan immaterial kepada tergugat konvensi dapat
dibuktikan berdasarkan bukti tertulis (Bukti T-3,T-4,T-5, T-6, T-7) dan keterangan saksi
Tergugat konvensi di depan persidangan.
4. Bahwa dalil tergugat konvensi perihal kerugian materiil yang dialami oleh tergugat
konvensi dapat dibuktikan berdasarkan bukti tertulis Tergugat (Bukti T-6 dan T-7).
- Bahwa Bukti P-1 adalah bukti Surat Tanda Terima Jaminan kerja Penggugat
sebagai bentuk komitmen untuk bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab
bukan merupakan bukti bahwa Penggugat sudah terikat hubungan kerja dengan
Page 15 of 19
Tergugat . Surat pengantar alat bukti P-1 ini juga menyebutkan bahwa Surat
Tanda Terima tersebut tertanggal _____ 201__.
Bahwa bukti ini jelas tidak memperlihatkan jika Tergugat telah melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan Undang undang Ketenagakerjaan dikarenakan
dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak.
- Bahwa Bukti P-2 adalah Fotocopy Rekening Koran atas nama _________
tertanggal ______ 201__. Bahwa bukti ini sangat jelas memperlihatkan jika
Tergugat selama hubungan kerja telah melaksanakan kewajiban sesuai
kesepakatan kerja yang ada dan hal ini memperjelas bahwa Tergugat MEMILIKI
ITIKAD YANG BAIK selama ikatan hubungan kerja kepada saudara Penggugat.
- Bahwa Bukti P-3 adalah Surat tanda terima berupa KTP Asli atas nama ______,
ATM BCA No ________, Handphone Blackberry, Handphone Polytron Android
atas nama __________ tertanggal __________ 201__. Bahwa bukti ini jelas
tidak menunjukan hubungan dengan Gugatan Penggugat, sehingga patut
dianggap bahwa Gugatan Penggugat dikategorikan sebagai Gugatan kabur atau
tidak jelas (Obscuur Libel).
- Bahwa Bukti P-4 adalah Fotocopy surat stock opname PT ________ bulan Juni
201__. Bahwa bukti ini juga tidak dapat membuktikan kebenaran dalil penggugat
bahwa alat bukti tersebut ada mengatakan bahwa Penggugat benar tidak
menghilangkan barang milik tergugat.
- Bahwa benar saksi adalah mantan pekerja pada PT. ________ yang
bekerja dengan posisi terakhir adalah sebagai Karyawan di toko
_______________ Tangerang dan putus hubungan kerja dengan
status mengundurkan diri pada bulan ____201__ dalam status masa
training.
- Bahwa benar saksi kenal dengan Penggugat dan tidak mempunyai
hubungan keluarga dengan Penggugat.
- Bahwa benar saksi menyatakan bahwa Penggugat adalah pekerja PT.
______ dengan jabatan sebagai Kepala toko dan ditugaskan di toko
_______ Pondok ______ Jakarta _____ dan saksi tidak mengetahui
status hubungan kerja penggugat saat ini hanya mengetahui dari
keterangan Penggugat bahwa Penggugat diberhentikan Tergugat
dengan alasan Pengelapan pada bulan _____201__.
- Bahwa keterangan saksi menyatakan selama bertugas di toko ______
Tangerang, saksi pernah dilakukan stok opname dan diperiksa team
audit sebanyak 2 (dua) orang yaitu saudara ____dan saudara
_______ tetapi saudara saksi tidak mengetahui dengan pasti apakah
saudara ______melakukan stok opname di toko _______ Pondok
_____.
- Bahwa benar saksi menyatakan bahwa saat diterima bekerja saksi
memberikan jaminan kerja berupa ijasah pendidikan terakhir kepada
Tergugat dan setelah saksi berhenti bekerja benar bahwa jaminan
kerja tersebut telah dikembalikan Tergugat kepada saksi.
Tanggapan;
Bahwa benar ________ dan ______ adalah mantan pekerja di PT.
__________, bahwa pemutusan hubungan kerja yang di dalilkan oleh
Penggugat, saksi tidak mengetahuinya dikarenakan saksi telah putus
hubungan kerja dengan Tergugat, saksi hanya mengetahuinya dari
keterangan yang disampaikan oleh Penggugat, bahwa Tergugat
sesungguhnya MEMILIKI ITIKAD BAIK dikarenakan saat para saksi
putus hubungan kerjanya Jaminan kerja saksi dikembalikan dan Upah
saksi dibayarkan oleh Tergugat.
Tanggapan
Page 18 of 19
Dalam Konpensi:
1. Menolak Gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk
seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat
diterima (NIET ONVANKELIJKE VERKLAARD);
2. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat Konpensi/Tergugat
Rekonpensi;
Dalam Rekonpensi:
1. Mengabulkan Gugatan Rekonpensi dari Penggugat
Rekonpensi/Tergugat konpensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat Rekonpensi/Tergugat konpensi sebagai
Penggugat Rekonpensi/Tergugat konpensi yang beritikad baik.
3. Menyatakan putusnya hubungan kerja Penggugat konpensi/tergugat
rekonpensi dikualifikasikan mengundurkan diri.
4. Menyatakan Penggugat konpensi/Tergugat rekonpensi bersalah telah
melakukan tindakan pelanggaran-pelanggaran yang merugikan
perusahaan.
5. Menghukum Penggugat konpensi/tergugat rekonpensi untuk
membayar kerugian materiil dan immaterial sebesar Rp 153.080.000,-
(seratus lima puluh tiga juta delapan puluh ribu rupiah) dengan
seketika dan sekaligus.
6. Menghukum Penggugat konpensi/tergugat rekonpensi untuk
membayar biaya perkara.
Terima kasih.
Hormat kami
Hormat Tergugat / Kuasanya,
Page 19 of 19