Anda di halaman 1dari 4

Jakarta, 18 November 2013

Hal : Gugatan Perceraian


Yth. Bapak Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Jl. Harsono RM No. 1
Ragunan Pasar Minggu
Jakarta Selatan

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Tempat/Tanggal lahir
Agama
Alamat
Pekerjaan

:
:
:
:
:

Islam

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.


Penggugat bersama ini memilih domisili hukum dan alamat surat-menyurat di kediaman
saat ini, di .(alamat lengkap). Penggugat bersama ini mengajukan
gugatan cerai kepada suami tergugat:
Nama
Tempat/Tanggal lahir
Agama
Pekerjaan
Alamat

:
:
:
:
:

Islam
Wiraswasta

Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT


Adapun yang menjadi dasar-dasar dan alasan diajukannya gugatan perceraian ini adalah
sebagai berikut:
1.

Bahwa Penggugat telah melangsungkan perkawinan dengan Tergugat pada tanggal


08 Juli 2001 dan Tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Setiabudi Jakarta Selatan,
dengan akta pernikahan yang dikeluarkan oleh KUA Setiabudi, Jakarta Selatan,
Nomor 643/33/VII/2001 (Bukti P-1);

2.

Bahwa dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 4 (empat)
orang anak (Bukti P-2) antara lain :
a.
b.
c.
d.

Muhammad Sjaviq Izzaturroyan (Laki-Laki) Lahir di Jakarta, 14 Agustus 2002


Muhammad Risjad Izzaturroyan (Laki-Laki) Lahir di Jakarta, 30 November 2005
Arini Nafija Izzatirroyan (Perempuan) Lahir di Jakarta 14 Agustus 2007
M. Thoriq Izzaturroyan (Laki-Laki) Lahir di Jakarta, 29 Juli 2010

3.

Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah berlangsung selama 12 (dua
belas) tahun lebih. Manisnya perkawinan yang dirasakan pada tahun-tahun pertama
dirasa menguap. Karena seringnya terjadi pertengkaran dan ketidakcocokan akibat
perbuatan Tergugat yang menurut Penggugat sering kali melalaikan kewajibannya
sebagai seorang suami dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak menghargai
lembaga pernikahan.

4.

Bahwa Tergugat memiliki kebiasaan dan sifat yang sangat masa bodoh terhadap
rumah tangganya, lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak memiliki tanggung
jawab atas keberlangsungan rumah tangga yang dibina oleh Penggugat dan Tergugat

5.

Bahwa Tergugat sering kali tidak pulang ke rumah tempat kediaman bersama
Penggugat dan Tergugat sejak tahun 2008, tetapi memilih pulang ke rumah orang
tuanya dengan alasan lebih dekat dengan kantor bahkan pakaian Tergugat pun lebih
banyak berada di rumah orang tua Tergugat, padahal rumah orang tua Tergugat dan
tempat tinggal bersama Penggugat sama-sama berada di wilayah selatan Jakarta

kalau memang Tergugat seorang suami yang bertanggung jawab dan menyayangi
keluarga tentulah dia akan berusaha pulang ke tempat tinggal bersama setiap hari.
6.

Bahwa tindakan dan perbuatan Tergugat yang sangat melukai perasaan Penggugat
sebagaimana yang disebutkan dalam poin-poin di atas, telah berujung pada upaya
mufakat, dan dituangkan dalam Perjanjian untuk Menjaga Keharmonisan Rumah
Tangga tertanggal 11 Desember 2008 (Bukti P-3), itu pun Tergugat masih mencoret
satu pasal tanpa kesepakatan. Padahal Tergugat sudah menerima rancangan surat
tersebut dan menyatakan sepakat.

7.

Namun, pasca ditandatanganinya Perjanjian tersebut tingkah laku Tergugat tidak


berubah. Tergugat sering kali masih berhubungan dengan perempuan-perempuan
yang bukan mahram-nya melebihi hubungan pertemanan biasa;

8.

Bahwa dengan berbagai alasan tersebut, sebelum terjadi Perjanjian untuk Menjaga
Keharmonisan Rumah Tangga tersebut dan setelah perjanjian tersebut ada,
Penggugat dengan bantuan tim advokat dari ARVIZA & ASSOCIATES melayangkan
gugatan cerai kepada Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 5 Januari 2011; (Bukti
P-4)

9.

Bahwa dengan pertimbangan memberi kesempatan kembali kepada Tergugat untuk


memperbaiki dirinya, Penggugat menarik gugatan dengan Perjanjian Perdamaian
yang ditandatangani bersama dan ditandatangani pula oleh Hakim Mediasi pada 10
Maret 2011; (Bukti P-5)

10. Namun, perjanjian tinggal perjanjian, Tergugat sama sekali tidak mematuhi perjanjian
tersebut. Selain itu kira-kira sebulan setelah perjanjian itu ada pada April 2011,
Penggugat menemukan tulisan tangan Tergugat di buku pribadinya tentang satu buah
alamat e-mail bersama seorang perempuan dengan catatan-catatan dan password
kata-kata cinta mereka, yaitu Edelweisscinta@yahoo.com, cinta1st 03/04/2010, 19
April 1979, 1 Januari 2001, edelweissayang;
11. Hal yang sangat menyakitkan adalah alamat e-mail itu dibuat pada saat Penggugat
sedang mengandung anak ke-empat. Selain itu, dengan alasan bekerja, Tergugat
hanya datang pada saat melahirkan dan Tergugat sudah tidak ada ketika penggugat
keluar dari kamar operasi sampai Penggugat keluar RS pascapersalinan dengan
proses cesar. Tergugat juga tahu bahwa ini adalah proses cesar keempat yang harus
dijalani Penggugat yang sudah berisiko tinggi bagi Penggugat. Namun, kondisi
perjuangan dan pengorbanan Penggugat yang bertaruh nyawanya dan bayinya ini
tidak menambah rasa iba apalagi apresiasi Tergugat kepada Penggugat, terbukti
dengan tulisan Tergugat tersebut, lisan, dan sikapnya sehari-hari sampai gugatan ini
Penggugat sampaikan;
12. Setelah menemukan alamat e-mail itu pada April 2011, Penggugat mengklarifikasi
kepada Tergugat bahwa hal tersebut adalah betul adanya. Penggugat minta Tergugat
pergi dulu dari kehidupan Penggugat dan anak-anak. Karena penggugat
membutuhkan waktu untuk bisa memaafkan dan mencoba percaya bahwa Tergugat
benar-benar akan mengubah dirinya untuk menjadi lebih baik. Namun, itu tidak
dilakukan Tergugat dan hari demi hari kelakuannya hanya menambah luka
Penggugat;
13. Sejak saat itu, sekitar bulan April 2011 sampai sekarang Penggugat dan Tergugat
sudah tidak menjalani kewajiban suami-istri baik hal-hal yang bersifat fisik, mental,
maupun spiritual. Hal ini sudah berjalan dua tahun lebih. Penggugat tidak ingin
terposisikan menjadi berdosa karena hal ini. Oleh karena itu, pada Januari 2013
Penggugat membuat Surat Pernyataan Cerai yang kemudian Penggugat meminta
Tergugat menandatanganinya. Hal ini Penggugat lakukan karena tidak memiliki cukup
dana dan waktu yang cukup untuk melayangkan Gugatan kembali Kepada
Pengadilan Agama. Hari-hari Penggugat diisi dengan bekerja sebagai guru dan editor
bahasa lepas di beberapa penerbit buku. Selain itu, Penggugat juga harus mengurus
anak-anak dan semua yang terkait dengan kebersihan dan urusan rumah tangga.
Namun, Tergugat tidak pernah mau menandatangani surat tersebut;
14. Dengan berbagai alasan tersebut Penggugat sudah sangat tersiksa dan tidak
sanggup lagi menjalankan perkawinan dengan Tergugat sehingga Penggugat tidak
ingin terposisikan menjadi istri yang durhaka karena sudah tidak melaksanakan
kewajibannya sebagai istri dan tidak menaati Tergugat. Karena Tergugat memang
sudah kehilangan wibawa dan kapasitas untuk bisa ditaati oleh Penggugat akibat
perilakunya sendiri yang menyimpang;

15. Bahwa lembaga perkawinan yang sebenarnya adalah tempat bagi Penggugat dan
Tergugat saling menghargai, menyayangi, dan saling membantu serta mendidik satu
sama lain (sakinah mawaddah wa rahmah) sudah tidak lagi didapatkan oleh
Penggugat. Sudah pula tidak ada lagi kejujuran dan kepercayaan di antara Penggugat
dan Tergugat. Rumah tangga yang dibina selama ini juga tidak menanamkan budi
pekerti yang baik bagi anak-anak Penggugat dan Tergugat.
16. Penggugat berpikir karena kondisi perkawinan yang sudah tidak normal inilah yang
menjadi salah satu penyebab tiap Tergugat bertemu anak-anak Penggugat dan
Tergugat yang terjadi adalah perselisihan antara Tergugat dan Penggugat maupun
anak-anak Penggugat dan Tergugat. Tiap kesalahan anak-anak atau kondisi fisik
rumah yang tidak beres bisa membuat Tergugat berteriak sekenang-kencangnya dan
memarahi anak-anak Penggugat dan Tergugat sampai terdengar tetangga. Penggugat
kerap kali mengingatkan Tergugat bahwa apa yang dilakukan Tergugat kepada anakanak Penggugat dan Tergugat akan menyebabkan syaraf kecerdasan mereka putus.
Namun, Tergugat selalu mengulanginya dan tidak mengindahkan pernyataan
Penggugat. Karena hal ini pulalah yang mendorong Penggugat melayangkan gugatan
ini. Penggugat berharap dengan putusnya perceraian, Tergugat bisa memiliki
kehidupan perkawinan yang lebih baik dengan orang yang sesuai dengan karakter
dan kesenangan Tergugat sehingga akan berdampak baik pada jiwanya. Bila kondisi
jiwa Tergugat baik, akan berdampak baik pula bila Tergugat bertemu anak-anak
Penggugat dan Tergugat.
17. Bahwa keempat anak Penggugat dan Tergugat pada saat gugatan cerai ini
dilayangkan masih belum mumayyiz atau belum berumur 12 (dua belas) tahun;
sehingga sebagaimana diatur dalam Pasal 105 huruf a jo Pasal 156 huruf a Kompilasi
Hukum Islam anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya
sehingga sudah seharusnya keempat anak Penggugat dan Tergugat berada dalam
pengasuhan Penggugat apabila kedua orangtua bercerai;
18. Bahwa anak-anak dari Penggugat dan Tergugat masih membutuhkan biaya-biaya
dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kebutuhan tumbuh kembang mereka.
Untuk itu sudah merupakan kewajiban bagi Tergugat untuk memberikan nafkah dan
biaya hadhanah kepada anak-anak Penggugat dan Tergugat.
19. Bahwa sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam Pasal 152 Penggugat juga berhak
mendapatkan nafkah iddah setiap bulannya.
20. Bahwa berdasarkan Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam menyebutkan:
Perceraian dapat terjadi karena alasan: f. antara suami dan istri terus-menerus terjadi
perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga.
Bahwa berdasarkan kronologis dan pertimbangan-pertimbangan di atas Penggugat
meyakini bahwa telah sangat cukup alasan bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan
cerai kepada Tergugat ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Berdasarkan uraian di atas, Penggugat berrsama ini memohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang dirahmati Allah SWT yang memeriksa perkara ini
untuk memutuskan:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan putusnya ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana
dalam Akta Perkawinan Nomor 643/33/VII/2001 yang tercatat di Kantor Urusan Agama
Setia Budi Jakarta Selatan;
3. Menyatakan hak asuh dan pemeliharaan keempat anak Penggugat dan Tergugat
berada dalam kekuasaan Penggugat, yaitu:
1)
2)
3)
4)

Muhammad Sjaviq Izzaturroyan (Laki-Laki) Lahir di Jakarta, 14 Agustus 2002


Muhammad Risjad Izzaturroyan (Laki-Laki) Lahir di Jakarta, 30 November 2005
Arini Nafija Izzatirroyan (Perempuan) Lahir di Jakarta 14 Agustus 2007
M. Thoriq Izzaturroyan (Laki-Laki) Lahir di Jakarta, 29 Juli 2010;

4. Menghukum Tergugat untuk memberikan uang nafkah dan hadhanah anak sebesar Rp
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap bulannya;
5. Menghukum Tergugat untuk memberikan uang iddah sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah) setiap bulannya

6. Membebankan seluruh biaya perkara kepada Tergugat.


Apabila yang terhormat Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan berpendapat
lain, Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya. (ex aequo et. bono)
Atas perkenan Bapak Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan menerima dan
mengabulkan gugatan perceraian ini, saya mengucapkan terima kasih banyak. Semoga
Allah SWT merahmati kita semua.
Hormat saya,

(nama)

Anda mungkin juga menyukai