Anda di halaman 1dari 22

Banyuwangi, 29 juni 2020

Hal :  Kesimpulan Tergugat

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Nomor: 1397/PDT.G/2016/PA.Bwi
Pada Pengadilan Agama Banyuwangi
Di Banyuwangi

Dengan Hormat,

Yang bertandatangan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama sendiri :
Nama : BAYU ARIS WIDODO
Umur : 39 Tahun ( Banyuwangi, 03 Maret 1981)
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun Silirbaru, RT. 005, RW. 001, Desa Sumberagung,Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten
Banyuwangi.
Dalam kedudukannya, disebut sebagai TERGUGAT.

Sehubungan dengan adanya Permohonan Gugatan cerai yang di ajukan oleh Sulestiani Binti Trinduta
Umur 39 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta, Alamat Dusun Silirbaru RT. 005, RW.001, Desa
Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi dan selanjutnya disebut sebagai
PENGGUGAT.

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal, 28 februari 2020 Gugatan Cerai diajukan melalui kuasa
hukumnya I PHUTU SUBRATA, SH, Advokat/Pengacara yang berkantor di JL. Pulau Santen, RT. 04, RW.
02, Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi pada tanggal, 02 Maret
2020, di Pengadilan Agama Banyuwangi, Dalam Perkara Nomor: 1397/Pdt.G/2020/PA.Bwi.

Dengan ini bertindak untuk dan atas nama sendiri,dalam kedudukannya sebagai TERGUGAT,
perkenankan saya mengajukan kesimpulan dalam perkara ini.

Sebelum menginjak pada pokok kesimpulan, perkenankanlah saya menegaskan kembali bahwa :
1. Bahwa Tergugat tetap berpegang teguh pada dalil-dalil Eksepsi, Jawaban Tergugat dan Duplik
Tergugat dan menolak semua dalil-dalil dalam duduk perkara yang dijadikan dasar untuk mengajukan
permohonan Gugatan Cerai oleh Penggugat, kecuali yang secara tegas dan jelas diakui kebenarannya
oleh Tergugat.
2. Bahwa hal-hal yang telah terungkap di persidangan dan telah diakui oleh Penggugat atau setidak-
tidaknya tidak secara tegas dibantah kebenarannya oleh Penggugat, maka mohon untuk di akui telah
terbukti kebenarannya dan merupakan fakta.
Selain dari dua penegasan di atas, perkenankanlah saya menarik pokok kerangka yang menjadi inti
permasalahan sebagai berikut :

I. KASUS POSISI PENGGUGAT

a. Bahwa Penggugat mengajukan Gugatan Cerai terhadap Tergugat, dengan menggunakan dasar atau
landasan sebagaimana dalil dalam duduk perkara, yang tidak secara spesifik menjelaskan persoalannya
dengan benar yang sebagian dalil tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga dapat
menjadi fitnah bagi Tergugat karena tidak dapat dibuktikan dengan adanya alat bukti yang objektif yang
dapat diakui dan diterima sebagai barang bukti.

b. Dalam duduk perkara Sebagaimana dalil gugatan pada angka 5 (lima), juga mengatakan bahwa
pengajuan Gugatan Cerai karena antara Pengugat dengan Tergugat sering terjadi pertengkaran, ternyata
hanya pernyataan dalil yang tidak menyebutkan kapan saja terjadinya peristiwa pertengkaran yang
dimaksudkan, dimana lokasi kejadiannya, apa yang menjadi faktor penyebabnya, dan siapa yang
menjadi pemicunya, serta  apa yang menjadi bukti objektifnya.

c. Bahwa dalil Gugatan Cerai Penggugat yang mengatakan sering terjadi pertengkaran bertolak belakang
dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak layak untuk dijadikan alasan sebagai dasar Gugatan
Perceraian, karena hubungan antara Penggugat dengan Tergugat pada dasarnya baik-baik saja.
Kalaupun tejadi perselisihan yang dikatakannya adalah sebuah peristiwa pertengkaran, masih dalam
batas kuwajaran yang sangat jarang sekali terjadi dan dalam peristiwa tersebut pemicunya adalah
Sulestiani Binti Trinduta sendiri selaku Penggugat.

d. Bahwa fakta dalam persidangan menunjukkan kalau Penggugat mengajukan Gugatan Cerai tidak
murni atas kemauannya sendiri, namun karena adanya hasutan, tekanan, dan kepentingan pihak lain
terhadapnya, dan pada dasarnya Gugatan Cerai diajukan  tidak sebagaimana dalil dalam duduk perkara
dalam gugatannya, melainkan kuat dugaan Penggugat telah memiliki laki-laki idaman lain yang berada
daam penantian untuk dapat menikah dengannya dan tidak menutup kemungkinan pada saat sekarang
dia telah melangsungkan pernikahan siri dengannya, hal ini di ditunjukkannya dengan sikap, keputusan
dan tindakannya yang antara lain :

1. Diam-diam mengajukan Gugatan Cerai tanpa mau terlebih dahulu mengedepankan penyelesaian
secara kekeluargaan terhadap persoalan dalam rumah tangganya, yang pada dasarnya bukan
merupakan permasalahan yang layak untuk dijadikan alasan dalam Gugatan Perceraian.

2. Tanpa Pamit pergi meninggalkan tempat tinggal bersama meninggalkan suami dan seorang anak yang
masih kecil, yang semestinya disadari olehnya adalah merupakan tanggung jawabnya untuk mengasuh
dan merawatnya, serta diketahui oleh Tergugat setelah beberapa hari sejak kepergiannya, ternyata
karena dia telah merencanakan untuk mengajukan Gugatan Cerai, yang diwakili oleh Kuasa Hukumnya.
Dan sejak saat itu dia memutus komunikasi dengan suami dan anaknya.
3. Bahwa selama proses persidangan sejak sidang mediasi Penggugat tidak mau lagi hadir dalam
persidangan dan bertahan untuk tidak mau berdamai dengan Tergugat sehingga menunjukkan bahwa
memang, kuat dugaan telah ada laki-laki lain dalam kehidupan rumah tangga antara Penggugat dengan
Tergugat yang tidak di sadari oleh suaminya selaku Tergugat. Disinyalir laki-laki yang menjadi
selingkuhannya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarganya. Hal Ini di tunjukkan dari
keterangan kesaksian para saksi dari pihak Penggugat yang merupakan anggota keluarganya sendiri,
yang kesemuanya mengatakan tidak sanggup untuk merukunkan meski diberi kesempatan oleh Majlis
Hakim yang menagani perkara.

4. Adalah Tidak benar dan Tergugat menolak dengan tegas kalau dikatakannya  sering terjadi
pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat oleh para saksi-saksi dari pihak Penggugat.

Keterangan kesaksian mereka sebagian besar bohong karena tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, melainkan keterangan kesaksiannya yang hanya mengada-ada, dilebih-lebihkan, dan
didramatisir serta tidak ada bukti objektifnya. Sebuah peristiwa yang bukan merupakan sebuah
peristiwa pertengkaran, dikatakannya adalah sebuah pertengkaran. Bahkan tidak bertengkar sekalipun
dikatakannya telah terjadi bertengkaran.

e. Dari hasil Elisitasi dengan orang tua perempuan Penggugat yang bernama Katiyah, kuat dugaan bawa
orang tua perempuan Penggugat adalah orang yang sangat menghendaki terjadinya perceraian dalam
rumah tangga Pengugat dengan Tergugat, dan hal ini diakuinya sendiri melalui pernyataan-
pernyataannya kepada Tergugat. Dan dalam keterangan kesaksiannya dalam persidangan, meski diatas
sumpah, kesaksiannya penuh dengan kebohongan karena tidak dapat dibuktikannya dengan alat bukti
yang dapat diakui sebagai barang bukti. Menjadi sangat wajar apabila para saksi pihak Penggugat
mengatakan tidak sanggup untuk merukunkan apabila diberikan kesempatan oleh Majlis Hakim yang
menagani perkara, sebab dari sejak awal pernikahan mereka memang tidak ikut cawe-cawe sehingga
Penggugat dan Tergugat menikah dengan Wali Hakim.

Ketika Sulestiani melahirkan anaknya dirumah sakit, tidak ada anggota keluarga dan kerabatnya yang
mau perduli terhadapnya, sehingga terang saja kalau mereka tidak sanggup untuk merukunkan apabila
antara Penggugat dengan Tergugat terjadi perselisihan. Dan pada kenyataannya justru merekalah yang
mengisyaratkan dan mengupayakan terjadinya perceraian.

Alasan yang mendasari ibunya mendukung terjadinya perceraian disamping karena dia tidak suka
dengan Tergugat dari sejak awal sebelum terjadi pernikahan, karena dia memiliki kepentingan agar
Sulestiani Binti Trinduta setelah bisa di ceraikan dari suaminya bisa pergi keluar negeri menjadi
Pekerja/Buruh Migran sehingga ia bisa menikmati hasil kerjanya.

Sebagaimana pernah dikatakannya sebelum terjadi pernikahan oleh Sulestiani bahwasannya, hasil
kerjanya dari Luar Negeri dikelola dan dinikmati oleh ibunya dan digunakan untuk membangun rumah,
membeli sawah, dan membesarkan usaha Toko miliknya.

Pernah dikatakan pula bahwa ketika ia di luar negeri majikannya menyukainya dan ingin menikahinya
dan berharap suatu hari ia kembali kepadanya, dan temannya yang pernah dikatakan oleh ibunya
pernah memberikan uang untuk proses persidangan Gugatan Cerai telah menikah dengan warga asing
diluar negeri dan di sinyalir Sulestiani Binti Trinduta, berfikiran ingin mengikuti jejak kehidupan
temannya tersebut.

II. KASUS POSISI TERGUGAT

a. Bahwa hubungan antara Penggugat dengan Tergugat dalam kehidupan rumah tangganya pada
dasarnya adalah baik-baik saja, kalaupun terjadi pertengkaran masih dalam batas kuwajaran dan tidak
pernah sekalipun Tergugat melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), terhadap diri Penggugat
ketika terjadi perselisihan yang dikatakannya adalah sebuah pertengkaran, apalagi sampai melakukan
pengusiran terhadapnya dan mengeluarkan kata-kata kotor sebagai makian yang ditujukan kepadanya.
Sebagai seorang suami dirinya berusaha mengerti dan memaklumi tingkat kematangannya isterinya
dalam kehidupan berumah tangga, jika isteri melakukan kesalahan menjadi sangat wajar tentunya
apabila suami memberikan teguran atau nasehat terhadapnya, namun sebagai isteri terkadang susah
untuk menerima nasehat dan melawan kepad suami dan bertindak semaunya sendiri. Dalam kurun
waktu yang hampir 10 tahun menikah, pernah terjadi perselisihan kecil yang tidak bisa dikatakan adalah
sebuah pertengkaran atas sebab yang sepele yang dipicu oleh Sulestiani sendiri selaku Penggugat yakni:

1. Pada tahun 2011, pernah sekali terjadi perselisihan atas sebab karena Sulestiani mencurigai  dan
menuduh Tergugat selingkuh hanya karena ada nomer telepone tidak dikenal melakukan panggilan ke
nomer telepon Tergugat, dan karena hal itu dia tidak bisa menerima penjelasan dari Tergugat
bahwasannya itu adalah panggilan yang juga tidak dikenal oleh Tergugat lantas dia membanting
handpone miliknya sehingga rusak dan akhirnya Tergugat mebelikannya lagi handphone yang baru
karena kasihan.

2. Pada tahun 2012, pernah sekali terjadi perselisihan yang bukan merupakan sebuah pertengkaran
dirumah kontrakan ketika Tergugat pulang dari tempat kerja sebagai security di perusahaan
pertambangan Tumpang Pitu, yang dipicu atas sebab karena Sulestiani Binti Trinduta, menuduh
Tergugat tanpa bukti, sebagai security karena melaksanakan tugas patroli, disangkanya berarti bisa pergi
ke lokalisasi (tempat prostitusi) yang berada tidak jauh dari lokasi tempat kerja, yang sudah ditutup pada
waktu itu (menuduh tanpa bukti dan kembali ia membanting handphone-nya kalau sedang marah).

3. Pada tahun 2020, tepatnya tanggal, 05 februari terjadi perselisihan yang dipicu atas sebab karena
Sulestiani Binti Trinduta menolak diajak melakukan hubungan suami isteri selama beberapa hari
berturut-turut, yang akibat dari perselisiahan tersebut yang sebenarnya sudah dapat di jernihkan
ternyata diam-diam dia mengajukan permohonan Gugatan Cerai melalui kuasa hukumnya  dan pergi
meninggalkan tempat tinggal bersama dan tidak diketahui alamatnya.

b.  Bahwa Tergugat masih sangat mencintai Sulestiani Binti Trinduta dan tetap ingin mempertahankan
pernikahan meski adanya pihak ketiga yang ikut campur dalam kehidupan rumah tangganya.

Meski Penggugat masih enggan pulang kepada suami dan anaknya Tergugat berkomitmen untuk tidak
menceraikannya karena anak hasil pernikahannya berkeberatan jika terjadi perceraian diantara kedua
orang tuanya yang dapat memutus jalinan silahturohim dan berakibat buruk kepadanya disaat ini dan
dimasa-masa yang akan datang.

c. Bahwa pernikahan Tergugat dengan Penggugat penuh perjuangan dan pengorbanan, meski tanpa
restu orang tuanya Penggugat, Atas ridho Tuhan pernikahan dapat dilaksanakan dengan janji suci dalam
sebuah ikatan perkawinan meski terlebih dahulu harus melewati 7 (tujuh) kali persidangan untuk
mendapatkan Rekomendasi dari Pengadilan supaya dapat melaksanakan pernikahan meski harus
dengan wali hakim. Dijelaskan dalam alquran,

“Bagi kalian allah sendiri menciptakan pasangan-pasangan (isteri-isteri) dari jenis kalian sendiri,
kemudian dari isteri-isteri kalian itu dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian dia
berikan rizki yang baik-baik”. (QS. An Nahl :72).

d. Bahwa Tergugat sangat menghargai dan mengagungkan pernikahannya meski  Penggugat


menganggap perkawinannya tak ubahnya kawin kontrak, sehingga dia menggugat cerai untuk bisa
melepaskan diri dari ikatan perkawinannya, ketika dirinya merasa bosan hidup berumah tangga.
Semestinya harus disadari olehnya bahwa perbuatannya tersebut tidak berdasar pada alasan yang dapat
dibenarkan, sebab ia tidak dalam kondisi mendesak untuk melakukan Gugatan Perceraian, yang
menurut ajaran agama yang di imaninya sebagaimana sabda Rosullulah Shallalahu’allaihi Wa Sallam,

“ Isteri ( wanita) yang meminta kepada suami (laki-laki) nya untuk di cerai  tanpa kondisi mendesak maka
haram baginya bau surga.”(HR. Abu Daud no. 2226, At-Tarmudzi 1187 dan di shohihkan oleh Al Abani).

“Para isteri (wanita) yang berusaha melepaskan dirinya dari suami (laki-laki) nya, mereka itulah para
isteri (wanita) munafik.”(HR.Nasai 3461 dan di shohihkan oleh Al Abani).

e. Bahwa Sangat disadari oleh Tergugat akan resiko pernikahannya yang sejak awal tidak mendapatkan
Restu Orang Tua, dan tidak dikehendaki juga oleh keluarga dan juga kerabatnya. Jika dipaksakan harus
bercerai Tergugat sangat mengkuwatirkan akan seperti apa kondisi psikologisnya anak akibat perceraian
yang terjadi diantara kedua orang tuanya, dan lagi Gugatan Cerai yang diajukan oleh Penggugat memiliki
konsekwensi hukum baik bagi Penggugat sendiri, keluwarganya dan orang lain.

f. Bahwa Tergugat tetap berkeberatan jika harus bercerai dengan Penggugat yang diketahuinya sendiri
oleh Tergugat bahwasannya  ia Menggugat Cerai, tidak murni atas kemauannya sendiri, melainkan
karena adanya hasutan dan tekanan dari pihak lain yang memiliki kepentingan terhadapnya. Menjadi
tidak dapat dibenarkan jika pada kenyataannya orang tua atau kerabatnya ikut campur dalam urusan
rumah tangganya anak. Apalagi sampai menghasut dengan mengisyaratkan agar menceraikan suaminya
tanpa mau mempertimbangkan keberadaan anak dari hasil pernikahannya, yang menurut ajaran agama
yang seharusnya di imaninya sebagaimana Sabda Rosullulah Shallalahu’allaihi Wa Sallam,

“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya diatas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya.
Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari
bala tentaranya dan berkata, aku telah melakukan begini dan begitu”. iblis berkata,” engkau tidak
melakukan sesuatupun”. kemudian datang yang lagi berkata,” aku tidak meninggalkannya (untuk di
goda), hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan isterinya. Maka iblispun mendekatinya dan
berkata” sungguh hebat (setan) seperti engkau”.( HR.Muslim IV/2167 No. 2813).

III.  PEMBUKTIAN DALAM PERSIDANGAN

BUKTI SURAT-SURAT PENGGUGAT

Bahwa pengajuan bukti-bukti tertulis berupa surat-surat yang di ajukan oleh Penggugat sebagai alat
bukti banyak yang tidak ada relevansinya dengan dalil duduk perkara pada angka 4, 5, 6, 7, 8 yang
menjadi dasar permohonan Gugatan Cerai Penggugat.

1. Bukti Penggugat dengan kode P.1, berupa Akta Nikah dipahami oleh Tergugat adalah sebagai bukti
untuk menjelaskan bahwa Sulestiani Binti Trinduta telah mengikatkan diri dalam sebuah ikatan
perkawinan dengan janji suci lahir dan bathin untuk membangun sebuah rumah tangga yang SAMAWA
dengan seorang laki-laki yang bernama Bayu Aris Widodo Bin Biran.

2. Bukti Penggugat dengan kode P.2, berupa Kartu Tanda Penduduk adalah sebagai bukti bahwa
Penggugat adalah warga Negara Indonesia yang memiliki hak yang sama di depan hukum namun
demikian Penggugat tidak dapat menunjukkan Kartu Tanda Penduduk yang asli, sehingga Tergugat
berkeberatan dan kepada Majlis Hakim yang menagani perkara mohon untuk dijadikan pertimbangan
untuk menolak gugatan cerai Penggugat untuk seluruhnya. Sebab identitas diri berupa Kartu Tanda
Penduduk menjadi sangat penting yang menjadi bukti juga disamping Akta Nikah untuk membuktikan
bahwa Tergugat masih berstatus berada dalam ikatan perkawinan karena dalam Kartu Tanda Penduduk
mencantumkan status perkawinan dan tanggal lahir dalam identitas diri Penggugat, terdapat berbedaan
yang signifikan dengan paspor yang diajukan sebagai alat bukti.

3. Bukti Penggugat dengan kode P.3, berupa tulisan orang tua perempuan Penggugat dalam kalender
bukan merupakan alat bukti dan tidak membuktikan apapun berkaitan dengan dalil dalam duduk
perkara Penggugat dan keterangan saksi-saksi dari Penggugat.

4. Bukti Penggugat dengan kode P.4, burupa tulisan orang tua perempuan Penggugat bukanlah alat bukti
yang objektif untuk membuktikan kalau pada tanggal, 22 februari 2020 terjadi pertengkaran antara
Sulestiani Binti Trinduta dengan Bayu Aris Woidodo Bin Biran (alm), sehingga tidak membuktikan apapun
karena bukan merupakan alat bukti yang bisa di akui sebagai barang bukti.

5. Bukti Paspor adalah bukti yang menjelaskan bahwa Penggugat memiliki izin pergi keluar negeri, dan
untuk masuk kesuatu Negara dibutuhkan visa dan untuk tinggal di suatu Negara dibutuhkan Permid.
Sebagaimana dalil dalam duduk perkara pada angka 3 (tiga), dalam kalimat yang menyatakan “Pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 Penggugat pergi keluar negeri menjadi TKW di Taiwan."
Dalil ini telah dijawab oleh Tergugat dan disanggah kebenarannya secara tertulis melalui jawaban
Tergugat tertanggal, 13 maret 2020, dan dalam hal ini Penggugat melalui Kuasa Hukumnya melakukan
revisi secara lisan didepan Majlis Hakim pada persidangan pada tanggal, 07 april 2020, sehingga
Tergugat berkeberatan dengan revisi yang dilakukan oleh Penggugat karena Tergugat telah lebih dulu
memberikan jawaban atas dalil dalam duduk perkara tersebut yang Salinan Gugatan Cerainya  diterima
oleh Tergugat bersama Relaas panggilan sidang pada tanggal, 11 maret 2020, sekitar pukul 16:00 WIB.
Dan bukankah Gugatan Cerai Penggugat yang Resmi diterima oleh Pengadilan Agama Banyuwangi dan
tercatat dalam perkara nomer: 1397/Pdt.G/2020/PA,Bwi, sejak awal  adalah Gugatan Cerai yang tertulis
yang diterima oleh Pengadilan Agama Banyuwangi pada tanggal, 04 maret 2020, dan  diajukan oleh
Penggugat pada tanggaL, 02 maret 2020. Revisi yang dilakukan oleh kuasa hukum Penggugat dilakukan
karena Tergugat pernah menyampaikan kepada Sulestiani Binti Trinduta, pada saat sebelum mediasi
agar sebaiknya ia membatalkan gugatannya karena banyak yang tidak sesuai dengan fakta dan cacat
formil, satu contoh adalah dalil dalam duduk perkara tersebut.
Dan revisi juga dilakukan atas dalil dalam duduk perkara pada angka 7 (tujuh), dalam kalimat,

“Sejak tanggal, 2 maret 2020 Penggugat telah pergi meninggalkan rumah kediaman bersama dan pulang
ke rumah orang tuanya”. Penulisan tanggal 2 maret 2020 diubah menjadi tanggal, 3 maret 2020, dan
telah dibantah oleh Tergugat dalam jawaban tertulisnya tertanggal, 13 maret 2020, bahwa dalil tersebut
tidak benar, yang dipertegas pihak keterangan saksi Pihak Pengugat atas nama Riyati, Yang  dalam
kesaksiannya menyatakan Tergugat pergi kerumah orang tuanya sejak awal bulan februari 2020.( bukan
di bulan maret).

KETERANGAN KESAKSIAN SAKSI-SAKSI PIHAK PENGGUGAT

Terkait keterangan para saksi yang di ajukan oleh Penggugat untuk memberikan Keterangan
kesaksiannya dibawah Sumpah di depan Majlis Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi, yang
dimaksudkannya untuk tujuan membuktikan dan menguatkan dalil-dalil dalam Gugatan Cerai yang di
ajukan Penggugat yang diwakili oleh kuasa hukumnya. Setelah melihat, mendengar, dan mencermati,
Tergugat sangat berkeberatan karena para saksi kebanyakan memberikan keterangan yang tidak benar
yang dapat menjadi fitnahan bagi Tergugat.

Adapun keberatan Tergugat terhadap keterangan kesaksian para saksi-saksi pihak penggugat dalam
persidangan adalah sebagai berikut :

1. Saksi dalam persidangan Gugatan Cerai yang di ajukan oleh Pihak Penggugat pada sidang tanggal, 12
mei 2020 yakni :
Nama : SUPONO
Tempat & Tanggal Lahir, Banyuwangi, 05-06-1963, Pekerjaan Wiraswasta NO. KTP 3510010506630007,
Alamat Dusun Rejo Agung RT. 005, RW. 001, Desa Sumberagung,Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten
Banyuwangi.

Dalam penyampaian keterangan saudara Supono, diatas sumpah dalam persidangan di depan Majlis
Hakim yang menagani perkara, dikemukakan keterangan berdasarkan cerita.
Banyak keterangan yang dikemukakan tidak berdasarkan fakta, mengada-ada, dilebih-ebihkan bahkan
mendramatisir suatu peristiwa yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sebagaimana harus
diketahui salah satu syarat utama seseorang dapat diajukan sebagai saksi adalah orang tersebut harus
merupakan pihak yang melihat, mendengar atau mengetahui suatu peristiwa, sehingga keterangan saksi
atas nama supono  merupakan keterangan yang tidak benar dan dapat menjadi fitnah bagi Tergugat,
dalam keterangan kesaksiannya yang mengatakan;

a. Keterangan Supono menjawab pertanyaan Majlis Hakim dengan mengatakan telah ikut
mengupayakan penyelesaian secara kekeluargaan terkait perselisihan/pertengkaran yang terjadi antara
Penggugat dengan Tergugat adalah bohong, karena ibu kandung Penggugat sendiri mengatakan tidak
pernah mengupayakan solusi damai antara Penggugat dengan Tergugat sejak Sulestiani Binti Trinduta
meninggalkan rumah orang tuanya. Sebagaimana disampaikan oleh Supono sendiri di depan Majlis
Hakim pada persidangan tanggal, 12 mei 2020, bahwa saudara Supono melihat pertengkaran antara
Penggugat dengan Tergugat, ketika diriya merenovasi emperan rumah, memperbaiki kandang
wedus/kambing dan memperbaiki pagar sawah. Keterangannya ini yang mengatakan telah ikut
mendamaikan ini adalah tidak benar, karena Sebagaimana yang disampaikan oleh dirinya sendiri, bahwa
keberadaan saudara Supono dirumah orang tua Penggugat adalah untuk bekerja, bukan dalam rangka
mendamaikan pertengkaran/perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat. Dan Tergugat menegaskan
tidak pernah terjadi pertengkaran dirumah orang tua Penggugat Sebuah peristiwa yang bukan
merupakan sebuah pertengkaran dikatakannya adalah sebuah pertengkaran, dan tidak bertengkar
sekalipun dikatakannya bertengkar oleh para saksi pihak Penggugat.

b. Dalam keterangan  Supono yang mengatakan bahwa Penggugat suka mengancam-ngancam isterinya,
menyeret-nyeret dan mengatakan isterinya Babi, Anjing dan mengancam untuk membunuh Penggugat
serta melakukan perampasan barang milik Sulestiani Binti Trinduta adalah merupakan pernyataan
bohong dan fitnahan bagi Tergugat, begitu juga pernyataan kesaksian yang mengatakan Tergugat sering
mengusir isterinya dari tempat kediaman bersama  pada waktu malam hari adalah tidak benar dan
merupakan fitnah bagi Tergugat.

c. Peristiwa yang dikatakan oleh saudara Supono ketika berada di dapur rumah orang tua Penggugat
yang dikatakannya adalah sebuah pertengkaran adalah tidak benar dan bohong, karena
Kejadian/Peristiwa tersebut adalah merupakan klarifikasi Tergugat untuk mengetahui alasan kepergian
Sulestiani dan untuk mengetahui keberadaannya yang dilakukan pada tanggal, 04 maret 2020, dan
bukanlah merupakan sebuah pertengkaran.

d. Keterangan saksi atas nama Supono yang mengatakan melihat terjadinya pertengkaran dan terjadi
aksi Bayu Aris Widodo menyeret-nyeret Sulestiani Binti Trinduta adalah peristiwa yang terjadi pada
tanggal, 03 maret 2020, dan bukan merupakan sebuah pertengkaran, peristiwa kejadian tersebut adalah
peristiwa kejadian ketika Sulestiani Binti Trinduta menolak diajak pulang dari rumah orang tuanya
menuju tempat tinggal bersama dan pada waktu itu Sulestiani Binti Trinduta berupaya merebut tas
miliknya yang hendak dibawa pergi meninggalkan rumah orang tuanya pada hari itu juga, sehingga
menjadi mustahil dan tidak masuk akal kalau saksi atas nama Supono yang mengatakan mengetahui
kejadian tersebut, tapi mengatakan tidak tahu kepergian Sulestiani Binti Trinduta dari rumah orang
tuanya.
Pernyataan-pernyatan dan sikap dari anggota keluarga Penggugat dan kerabatnya menunjukkan kalau
sudah ada kompromi untuk mengupayakan terjadinya perceraian dan menyembunyikannya keberadaan
Sulestiani Binti Trinduta dari Tergugat dan juga anaknya.  Oleh karena keterangan para saksi tidak bisa
dibuktikan dengan adanya bukti yang objektif meskipun dikatakannya melihat dan mendengar langsung
patut diduga saksi Supono telah melanggar ketentuan dalam Pasal 242 yang berbunyi,

"Barang siapa dalam hal-hal yang menurut undang-undang menuntut sesuatu keterangan dengan
sumpah atau jika keterangan itu membawa akibat bagi hukum dengan sengaja memberi keterangan
palsu, yang di atas sumpah, baik dengan lisan maupun tulisan, maupun oleh dia sendiri atau kuasanya
yang khusus untuk itu dihukum penjara selama-lamanya  tujuh tahun."

e. Bahwa terkait keterangan mengenai barang yang dipindahkan oleh Penggugat dari tempat kediaman
bersama Tergugat menuju rumah dan toko Ibu Penggugat, adalah tindakan yang berlebihan yang
dilakukan oleh oleh Penggugat sebagai seorang isteri, dan patut diduga tindakannya tersebut
merupakan pelanggaran hukum karena ingin menguasai kepemilikan harta bersama yang didapatkan
selama pernikahan sebelum terjadi perceraian antara Penggugat dengan Tergugat. Kejadian tersebut
terjadi pada tanggal, 06 februari 2020 sampai dengan 07 februari 2020. Sebagaimana pesan
whatshapnya kepada Tergugat, bahwa tindakannya tersebut dilakukan atas perimintaan Ibu Penggugat.
Dalam hal ini alasan Pengugat memindahkan barang-barang yang merupakan aset bersama adalah
untuk menafkai anak dan sekaligus supaya dapat membantu mengelola toko milik Ibunya.
Karena alasan tersebut, Tergugat mentolerir dengan sebuah komitment agar Penggugat berada dirumah
orang tuanya, mulai pagi hari saat pelanggan toko mulai datang sekira pukul 04:00 Wib, sampai dengan
waktu sore hari selepas magrib sekira pukul 18:00 Wib, selanjutnya  melewati batas waktu tersebut
Penggugat harus sudah pulang ke tempat kediaman bersama. Oleh Karena komitment tersebut ternyata
tidak dilaksanakan oleh Penggugat, dan justru Penggugat malah pergi tanpa pamit suaminya sejak
tanggal, 03 maret 2020, maka Tergugat dengan terlebih dahulu meminta izin kepada Ibu kandung
Penggugat, memindahkan kembali barang-barang ke tempat kediaman bersama pada tanggal, 07 maret
2020. Hal ini dilakukan karena Sulestiani tidak sportif lagi untuk melaksanakan komitmentnya dan telah
berlaku tidak jujur kepada Tergugat. Disamping itu, Tergugat memiliki seorang anak yang butuh
pengawasan setiap hari sejak Sulestiani ibunya meninggalkannya.

Tindakan ini dilakukan semata-mata demi kebaikan keluarga sebab dengan membuka kembali usaha
toko maka Tergugat bisa membagi waktunya untuk bisa mengawasi dan merawat anaknya dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi rutinitasnya. Dengan dipindahkannya barang-barang milik
bersama adalah merupakan tindakan untuk penggamanan aset keluarga dan agar Penggugat juga lekas
pulang ke tempat kediaman bersama, namun ternyata, diketahui oleh Tergugat pada waktu sore hari
pada tanggal, 11 maret 2020, ternyata kepergian Sulestiani, karena diam-diam ia telah merencanakan
mengajukan cerai suaminya dan sampai dengan beberapa kali persidangan Sulestiani masih enggan
pulang ke tempat kediaman bersama.

2. Saksi ke 2 (dua) dalam persidangan Gugatan Cerai yang di ajukan oleh Pihak Penggugat pada sidang
tanggal, 12 mei 2020 yakni :

Nama SUTRISNO HADI,


Tempat & Tanggal Lahir Banyuwangi, 05-06-1963, Pekerjaan Wiraswasta, NO. KTP 3510010506630007,
Alamat Dusun Silirbaru RT. 005, RW. 001, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten
Banyuwangi.

Dalam penyampaian keterangan saksi pihak penggugat atas nama  Sutrisno Hadi, diatas sumpah dalam
persidangan di depan Majlis Hakim, dikemukakan keterangan yang tidak berdasarkan fakta dan tidak
diketahuinya sendiri kapan peristiwanya, dimana kejadiannya, apa yang menjadi faktor penyebabnya
dan siapa pemicu pertenngkarannya. Keterangan yang ia kemukakan adalah keterangan  yang
mengada-ada dan dilebih-lebihkan dan merupakan sebuah cerita yang bersumber dari Sulestiani Binti
Trinduta dan Katiyah selaku orang tua Penggugat.
Adapun keterangan kesaksiannya adalah sebagai berikut :

a. Bahwa keterangan saudara Sutrisno Hadi yang merupakan ketua RT dan bertetangga dekat
mengatakan antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi pertengkaran dan dalam pertengkaran
tersebut Bayu Aris Widodo suka berlaku kasar dan melakukan pengusiran terhadap Sulestiani, dan suka
mencaci maki dengan kata-kata kotor seperti anjing, jancok, dan mengancam mau membunuh dan telah
melakukan perampasan barang milik Sulestiani.

b. Bahwa keterangan saudara Sutrisno Hadi, yang mengatakan karena seringnya bertengkar ibunya
pernah melakukan Nikah Ulang/Tajdiidun Nikah (Mbangun Nikah) namun Sulestiani tidak mau adalah
tidak benar.

c. Bahwa saksi Sutrisno Hadi mengatakan pernah mengupayakan solusi damai karna seringnya terjadi
pertengkaran ketika mengantarkan surat dari Pemerintah Desa adalah tidak benar karena Pemerintah
Desa selalu berkirim surat melalui kelembagan BPD jika Surat tersebut adalah untuk anggota BPD, tidak
pernah melalui Ketua RT.
Dan surat tersebut dikatakannya dikirim ke tempat tinggal Bayu Aris Widodo tapi kemudian berubah lagi
dengan mengatakan dikirim kerumah orang tuanya Penggugat.

d. Bahwa semua keterangan saksi atas nama Sutrisno Hadi adalah tidak benar seluruhnya dan dia telah
mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya diatas sumpah di depan Majlis Hakim yang
menagani perkara pada persidangan pada tanggal, 09 juni 2020.

e. Bahwa saksi Sutrino Hadi mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya, yang pada
mulanya melalui surat pernyataan tertanggal, 12 mei 2020, sehingga sebagai saksi pihak Penggugat ia di
gantikan dengan saksi atas nama Katiyah yang memberikan keterangan kesaksian pada tanggal, 19 mei
2020.

f. Pada tanggal, 09 juni 2020, melalui surat permohonannya tertanggal, 08 juni 2020, saski Sutrisno Hadi
memohon untuk menghadap ke persidangan untuk menyampaikan keterangan dan yang bersangkutan
ternyata mencabut semua kesaksiannya yang pernah dikemukakan dalam persidangan pada tanggal, 12
mei 2020.
Dalam keterangannya ketika diwawancarai dirinya diminta untuk menjadi saksi dalam persidangan
Gugatan Cerai dalam perkara Nomor : 1397/Pdt.G/2020/PA.Bwi, oleh :
Nama IMAM SYAFII
Tempat & Tanggal Lahir Malang, 19 April 1972, Pekerjaan Wiraswasta, NO. KTP 35100221904720003,
Alamat Dusun Sumber Bening RT. 01, RW. 04, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

3. Saksi ke-3 (Tiga), yang diajukan oleh Penggugat pada sidang pada hari selasa tanggal, 19 mei 2020,
adalah :
Nama KATIYAH, Tempat & Tanggal Lahir Banyuwangi, 05-06-1963, Pekerjaan Wiraswasta, NO. KTP :
3510010506630007
Alamat Dusun Silirbaru RT. 005, RW. 001, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran        Kabupaten
Banyuwangi.

Saksi ini adalah saksi yang di ajukan oleh Penggugat untuk menggantikan saksi atas nama Sutrisno Hadi
yang mencabut dan membatalkan kesaksiannya melalui surat pernyataan yang diterima oleh Kuasa
Hukum Penggugat melalui whatshaap sehingga di gantikannya dengan saksi baru yang bernama Katiyah
yang memberikan keterangan kesaksiannya pada persidangan pada tanggal, 19 mei 2020. Setelah
mendengar keterangan kesaksian saksi pihak Penggugat yang bernama Katiyah, yang merupakan orang
tua perempuan Penggugat (ibu kandung Penggugat), Tergugat sangat berkebertan dan penjelasan
tanggapan Tergugat adalah sebagai berikut :

a. Keterangan kesaksian  yang disampaikan Ibu Katiyah di depan Majlis Hakim pada persidangan pada
tanggal, 19 mei 2020, banyak yang tidak benar dan bohong serta tidak membuktikan hal apapun
berkaitan dengan duduk perkara yang di dalilkan oleh Penggugat dalam Gugatan Cerai  yang di ajukan ke
Pengadilan Agama Banyuwangi.

b. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), memjawab pertanyaan Majlis Hakim tentang “Apa yang
menjadi sebab pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat," di jawab oleh saksi dengan
mengatakan bahwa,

”Tergugat sering pulang malam lalu sering marah-marah pada Penggugat, dan pernah ketika malam -
malam di jonkrok-jongkrokne (didorong-dorong), serta mengatakan sudah muak-sudah muak, sehingga
Penggugat  pada waktu malam hari pulang kerumah orang tuanya dengan mengetuk-ngetuk pintu
rumah pada pukul 11:00, karena takut, mau di injak-injak oleh Penggugat."

Keterangan kesaksiannya ini adalah tidak benar dan merupakan pernyataan bohong yang di karang oleh
saksi dan mendramatisir karena tidak menjelaskan kapan peristiwanya dan tidak ada bukti objektifnya
sehingga keterangannya tersebut tidak dapat pertanggung jawaban dan merupakan fitnahan bagi
Tergugat.

c. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), menjawab pertanyaan Majlis Hakim yang mengatakan, sejak
Sulestiani meninggalkan rumah selama kurang lebih 3 (tiga bulan), beliau telah mengupayakan solusi
damai dengan menasehati Sulestiani melalui telephone agar  pulang kerumah dan dijawab olehnya
sudah tidak kuat lagi berumah tangga dengan Tergugat, bertentangan dengan pernyataannya sendiri
yang mengatakan tidak tahu menahu keberadaan anaknya Sulestiani dan tidak pernah melakukan
hubungan sama sekali, padahal beliau mengatakan mengenal siapa yang menjadi kuasa hukumnya
Sulestiani dan bisa melakukan komunikasi setiap saat. hal ini menandai kalau dirinya memang
menghendaki terjadinya perceraian dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat yang dipertegas
dengan pernyataan kesaksiannya dengan mengatakan tidak sanggup untuk mendamaikan.
Dan ketika ditemui oleh Tergugat dirumahnya,beliau mengatakan pada Tergugat ketika ditanya, “Buk
anak kecil yang sering di bawa Ani pulang kerumah ibuk ini anak siapa ya kok tega  ditinggal pergi ?,"
dengan cetus ibunya menjawab,

“ Mboh anae sopo aku rangerti !, saiki kari opo jare, niate ani yo niatku, niatku yo niate ani”, Kata
katiyah kepada Tergugat sambil menimba air dari sumur ( Rabu, 20 mei 2020).

d. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), menjawab pertanyaan Kuasa Hukum, “Disamping kata-kata
kasar seperti diinjak-nginjak, kata-kata apa yang disampaikan oleh Tergugat?," sebagaimana yang
menjadi jawaban saksi, dikatakannya bahwa Tergugat pernah mengatakan kepada Penggugat, sewaktu
terjadi aksi diseret-seret dengan mengatakan kata-kata kasar “Saiki langkahmu piye, lek arep gugat-
gugato, lek arep ngajukne-ngajukno."

Dalam hal ini, saksi mengatakan peristiwa terjadi pada tanggal, 22 februari 2020, adalah tidak benar dan
mengada-ngada, karena pada tanggal tersebut tidak pernah terjadi pertengkaran sebab sejak tanggal,
21 februari 2020, dirumah saksi yang merupakan ibu kandung Penggugat sedang berlangsung acara
selamatan nyewu ( Ngijing/Pasang Batu Nisan), dan pengajian Yasin dan Tahlil pada malam harinya dan
Tergugat mengikuti acara tersebut dan merasa hubungannya dengan Penggugat dan keluarga baik-baik
saja.

e. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), menjawab pertanyaan Kuasa Hukum Penggugat, mengenai
janji Tergugat  dalam acara “Mbangun Nikah” yang pernah di ucapkan Tergugat adalah tidak benar
karena dalam acara Mbangun Nikah tersebut tidak ada pengucapan janji, dan hanya untuk memperbarui
nikah karena Tergugat pada waktu itu berniat mencalonkan diri menjadi kandidat Kepala Desa dalam
kontestasi PEMILUKADES pada tahun 2017, bukan karena sering bertengkar dengan Penggugat, dan
acara mbangun nikah tersebut dilaksanakan pada tanggal, 14 April 2017 dan PEMILU KADES di
selenggarakan pada tanggal, 08 Nopember 2017. Sebelum Mbagun Nikah hubungan antara Tergugat
dengan Penggugat baik-baik saja dan acara mbangun nikah ada bukti vidionya.

f. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), yang mengatakan, mengetahui Penggugat pergi
meningggalkan rumah dengan melompati jendela, bertolak belakang dengan pernyataannya sendiri
yang mengatakan posisinya pada waktu itu sedang berada di kandang yang lokasinya berada di luar
pagar rumahnya. Keterangannya ini jelas mengada-ngada karena kalau saksi berada di kandang,
tentunya dia tidak akan mengetahui kepergian Tergugat dan rumah saksi dikelililingi oleh pagar tembok
dan candela rumahnya sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk dilewati.

Dalam hal ini, saksi mengarang cerita dan mendramatisir karena dia  terlalu bersemangat ingin membuat
rumah tangga Penggugat dengan Tergugat menjadi berantakan sehingga terjadi perceraian. Hal ini
sangat mudah untuk di analisa karena yang berperan dalam proses Gugatan Cerai yang di ajukan oleh
Penggugat adalah keluarga dan kerabatnya, sementara Selestiani selaku Penggugat tidak mau dibuat
pusing dan hanya menunggu dengan  harap-harap cemas agar segera mendapatkan Akta Cerai, padahal
suami dan anaknya berkeberatan dan mengharap kepulangannya dan tidak menghendaki terjadinya
perceraian.

g. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), yang mengatakan mengetahui Tergugat mendatangi saksi
Penggugat atas nama Sutrisno Hadi usai menjadi saksi di Pengadilan Agama Banyuwangi pada tanggal,
12 mei 2020, dan mengancam saksi adalah tidak benar dan merupakan pernyataan bohong semata.

h. Keterangan para saksi mengarah  pada fitnahan bagi Tergugat sehingga untuk
mempertanggungjawabkan kebenaran dari keterangannya, harus bisa bisa menunjukkan bukti
objektifnya karena keterangan para saksi dapat memiliki konsekwensi hukum.

Sebagaimana diatur dalam bab IX tentang sumpah palsu dan keterangan palsu, pasal 242 ayat (1) Kitap
Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”), Selanjutnya, oleh karena dalil-dalil dalam duduk perkara yang
dijadikan dasar dalam Gugatan Cerai tidak memiliki cukup bukti yang objektif patut diduga Penggugat
juga telah melakukan pengaduan palsu atau pengaduan fitnah kepada penguasa terhadap diri Tergugat
yang menurut aturan hukum, Sebuah tuduhan yang tidak berdasar (tanpa alat bukti) dapat dikatakan
sebagai fitnah. 

Sebagaimana bunyi pasal Pasal 311 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”),

“Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk
membuktikan tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya
sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukum penjara selama-
lamanya empat tahun”.

merujuk pada ketentuan menista pada Pasal 310 ayat (1) KUHP, yang berbunyi sebagai berikut,

“Barang siapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan menuduh dia
melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya tuduhan itu, dihukum karena
menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
4.500,-“

Dalam hal ini saksi pihak penggugat mengatakan kalau keterangan kesaksiannya berasal dari cerita
Sulestiani Binti Trinduta dan Katiyah yang merupakan orang tua perempuannya.(Ada Bukti Surat
Pernyataan Dan Rekaman Suara Keterangan Kesaksian Sdari Saksi).

4. Saksi ke-4 (empat), yang diajukan oleh Penggugat pada sidang pada hari selasa tanggal, 23 juni 2020,
atas nama,
Nama RIYATI
Tempat & Tanggal Lahir Banyuwangi, 21-01-1967
Pekerjaan Wiraswasta
NO. KTP 3510016101670002
Alamat Dusun Silirbaru RT. 002, RW. 003, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten
Banyuwangi.
Saksi atas nama Riyati diajukan oleh Penggugat untuk menjadi saksi karena saksi pihak Penggugat atas
nama Sutrisno Hadi mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya diatas sumpah dalam
persidangan pada tanggal, 09 juni 2020. Dalam hal ini pihak Penggugat yang awalnya mengatakan cukup
mengajukan dua orang saksi menjadi 3 (tiga) orang saksi ketika diketahuinya bahwa salah seorang saksi
mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya melalui surat pernyataan yang
diketahuinya melalui whatshaap dan sempat di ajukan sebagai alat bukti untuk menggantikan saksi atas
nama Sutrisno Hadi.

Selanjutnya saksi Pihak Penggugat yang telah mencabut keterangan kesaksiannya melalui surat
pernyataan, memohon hadir dalam persidangan untuk menyampaikan keterangan yang ternyata beliau
menyatakan mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya diatas sumpah di depan
Majlis Hakim yang menagani perkara dan dalam persidangan selanjutnya pada tanggal, 23 juni 2020,
saksi Sutrisno Hadi digantikan dengan saksi yang baru lagi yang bernama Riyati.
Dalam Hal Ini, satu orang saksi mundur digantikan oleh 2 (dua) orang saksi menunjukkan kalau posisi
Penggugat selalu berubah-ubah dan tidak tetap dalam pendiriannya dan tidak konsisten dengan apa
yang menjadi dalil-dalil gugatannya. Setelah mendengar keterangan kesaksian saksi pihak Penggugat
yang bernama Riyati, yang merupakan bibi Penggugat penjelasan Tergugat adalah sebagai berikut,

Bahwa keterangan yang disampaikan oleh saksi atas nama Riyati tidak semua benar dan ada yang
mengada-ada dan dilebih-lebihkan, dalam keterangan kesaksiannya sebagai berikut :

1. Dalam keterangannya  yang mengatakan setelah menikah  Sulestiani Binti Trinduta tinggal dirumah
orang tuanya adalah tidak benar, sebab pernikahan tidak direstui orang tua sehingga setelah menikah
tinggal dirumah orang tua Tergugat, kemudian setelah kelahiran anak tinggal dirumah kontrakan
menjelang akhir tahun 2011.

2. Dalam keterangannya  yang mengatakan Sulestiani Binti Trinduta pulang ke rumah orang tuanya pada
bulan februari 2020, adalah benar meski ia lupa kapan terjadinya, tepatnya Penggugat pulang ke rumah
orang tuanya pada tanggal, 05 februari 2020, di waktu sore hari setelah pagi harinya berselisih dengan
Bayu Aris Widodo.

3. Dalam keterangannya yang mengatakan Sulestiani Binti Trinduta telah memindahkan barang-barang
dari tempat tinggal bersama dengan membawanya pulang ke rumah orang tuanya adalah benar, meski
lupa kapan kejadiannya, peristiwa tersebut terjadi pada tanggal, 06 s/d 07 februari 2020,  ketika Bayu
Aris Widodo tidak ada di rumah.

4. Dalam keterangan yang mengatakan barang-barang yang dipindahkan oleh Sulestiani Binti Trinduta ke
rumah orang tuanya diambil lagi oleh Bayu Aris Widodo dan dibawa pulang ke tempat tinggalnya
dengan terlebih dahulu meminta izin kepada orang tua perempuan Sulestiani Binti Trinduta adalah
benar dan kejadian tersebut setelah Sulestiani Binti Trinduta pergi meinggalkan rumah orang tuanya dan
tidak diketahui oleh Tergugat kalau kepergiannya karena dia telah mengajukan Gugatan Cerai terhadap
dirinya yang diwakili oleh Kuasa Hukumnya. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal, 07 maret 2020.
Keterangan Riyati ini sangat berbeda dengan keteragan saksi pihak Penggugat atas nama Supono yang
mendramatisir peristiwa tersebut sebagai suatu peristiwa perampasan barang.
5. Dalam keterangan saksi yang mengatakan sering melihat pertengkaran antara Sulestiani Binti Trinduta
dengan  Bayu Aris Widodo dirumah orang tua Penggugat, dirumah kontrakan, dan di tempat tinggal
bersama adalah tidak benar, tidak ubahnya dengan saksi yang lain yakni Supono dan Katiyah, sebuah
peristiwa yang bukan merupakan sebuah pertengkaran dikatakannya adalah sebuah peristiwa
pertengkaran, bahkan tidak bertengkar sekalipun dikatakannya juga telah terjadi pertengkaran. Dalam
keterangan ini Riyati telah berbohong dan mengada-ada.

6. Dalam keterangan saksi yang mengatakan mau dilaporkan ke polisi karena membantu mengumpulkan
barang-barang toko yang hendak diambil oleh Tergugat adalah tidak benar, pada kenyataannya yang ia
lakukan adalah mengumpulkan barang-barang toko yang tidak laku di jual dan kadaluwarsa dan  hendak
diserahkan kepada Tergugat, dan sebagian barang milik Tergugat disembunyikan supaya tidak di ambil
oleh Tergugat sehingga Tergugat menegurnya.  Dan dalam kejadian ini Tergugat meminta kepada orang
tua perempuan penggugat agar mengembalikan juga Document penting milik Tergugat yang tidak ada di
tempat tinggal bersama yang kuat dugaan telah dibawa atau diamankan oleh Sulestiani Binti Trinduta.
Berkaitan dengan hal itu dikatakan oleh ibunya pada waktu itu “Aku rangerti , sesok wae lek ani mulih
njukuen takono dewe."

7. Dalam keterangan saksi yang mengatakan melihat Tergugat menyeret Sulestiani ketika diajak pulang
ketempat kediaman bersama telah di dramatisir sebagai sebuah peristiwa pertengkaran, kejadian
tersebut adalah kejadian ketika Bayu Aris Widodo setelah meminta kepadanya baik-baik berulang kali
melalui komunikasi di telepone agar pulang ketempat kediaman bersama, namun ia menolaknya, lalu
Tergugat mendatangi rumah orang tuanya dan kembali memintanya agar Sulestiani Binti Trinduta
pulang bersamanya sebab ada hal penting yang harus dikomunikasikan dan ia menolak ketika dirangkul
untuk diajak pulang kerumah dan berusaha melepaskan diri, peristiwa tersebut adalah upaya Bayu Aris
Widodo untuk mengajaknya menjernihkan perselisihannya dan bukan merupakan sebuah pertengkaran
karena ia mendapat perlakuan yang baik sampai dirumah dan terjadi kesepakatan yang menjadi
komitment yang salah satunya, Sulestiani Binti Trinduta diizinkan berada dirumah orang tuanya dengan
alasan :

a. Bahwa dikatakannya kepada tergugat ia ingin menentramkan phikirannya dulu.

b. Bahwa barang-barang toko yang terlanjur ia pindahkan ketempat orang tuanya, tidak mungkin dibawa
pulang lagi.

c. Bahwa ia ingin membantu orang tua mengurus tokonya, sehingga  diberikan komitmen agar ia berada
dirumah orang tuanya mulai pagi hari sekira pukul 04:00 WIB s/d 18:00 WIB.

Berkaitan dengan ini ditawarkan pula kepadanya agar barang-barang yang telah dipindahkan jika tidak
mungkin dibawa pulang sebaiknya di iklaskan saja dan tergugat mengajak membuka usaha baru namun
ia menolaknya dan mengatakan tetap ingin membantu ibunya mengurus toko, yang pada kenyataanya
ternyata tidak demikian, melainkan ia berada dirumah orang tuanya ternyata diam-diam merencanakan
menggugat cerai suaminya, yang dilakukan melalui Kuasa Hukumnya dengan kuasa khusus yang
diberikan pada tanggal, 28 februari 2020, mengajukan cerai pada tanggal, 2 maret 2020, dan diterima
oleh Pengadilan Agama Banyuwangi pada tanggal, 04 maret 2020 dan Bayu Aris Widodo, menyadari hal
itu setelah  menerima Relaas panggilan sidang pada tanggal, 11 maret 2020, sekitar pukul 16:00 WIB.

8. Keterangan saksi yang mengatakan sejak Sulestiani Binti Trinduta pergi meninggalkan tempat tinggal
bersama, kondisi anaknya  baik-baik saja dan dikatakannya Tergugat melarang pergi kerumah orang
tuanya adalah tidak benar, pada kenyataannya kondisi anak telah mengalami gangguan psikologis yang
ditandai dengan merosotnya nilai prestasi belajar disekolahnya dan menjadi minder bergaul dengan
teman-temannya yang membuat Terguat menjadi bingung dan pontang-panting menyikapi
kehidupannya. Dan tidak benar pula kalau dikatakan Tergugat melarang anaknya pergi kerumah orang
tua Penggugat, namun pada kenyataannya  ibu perempuan Sulestiani Binti Trinduta, yang tidak mau
mengakui kalau anak hasil pernikahannya antara Bayu Aris Widodo dengan Sulestiani Binti Trinduta
adalah cucunya. Dikatakannya ketika ditemui dirumahnya pada tanggal, 14 mei 2020, ketika ditanya
oleh Tergugat,

“Buk anak kecil yang sering di bawa Ani pulang kerumah ibuk ini anak siapa ya kok tega  ditinggal pergi ?,
dengan cetus ibunya menjawab, “ Mboh anae sopo aku rangerti !, saiki kari opo jare, niate ani yo niatku,
niatku yo niate ani." Kata ibu katiyah kepada Tergugat Sambil menimba air dari sumur.(ada bukti
rekaman suaranya).

Sejak saat Itu hanya perasaan nelongso dan bingung yang ada pada diri Tergugat, anak hasil
pernikahanya telah ditinggalkan oleh ibu kandungnya, dan tidak diakui sebagai cucu oleh neneknya
(orang tua Penggugat), sementara upayanya untuk mempertahankan pernikahan juga  belum
menemukan jalan keluar, menyita waktu, menguras tenaga dan phikiran dan banyak menimbulkan
kerugian baik materiil maupun non materiil.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh Tergugat jika ada cukup waktu dan kekuatan Tergugat
tetap akan berikhtiar karena “Perbuatan Halal Namun Sangat Dibenci Oleh Allah adalah Talaq."

KESIMPULAN TERGUGAT TERHADAP KETERANGAN KESAKSIAN PARA SAKSI DARI PIHAK PENGGUGAT

1. Keterangan kesaksian para saksi yang di sampaikan atau dikemukakan di depan Majlis Hakim
Pengadilan Agama Banyuwangi adalah merupakan keterangan kesaksian yang sebagian besar bohong
atau tidak benar karena kebanyakan hanya berdasarkan sebuah cerita dari Penggugat yakni Sulestiani
Binti Trinduta dan Katiyah selaku Ibu kandungnya. Keterangan yang dikemukaan tidak diketahuinya
sendiri kapan peristiwanya, dimana lokasinya, apa yang menjadi faktor penyebabnya, siapa yang
menjadi pemicunya dan tidak ada bukti objektifnya.

2. Bahwa keterangan kesaksian para saksi pihak penggugat tidak membuktikan kalau antara Sulestiani
Binti Trinduta dengan Bayu Aris Widodo Bin Biran (Alm) sering kali terjadi pertengkaran dan sering ada
perlakuan kasar, serta tidak benar pula kalau dikatakan sering mengeluarkan kata-kata kotor sebagai
makian sebagaimana yang di dalilkan dalam Duduk Perkara dalam gugatannya, karena faktanya
Penggugat dan saksi tidak dapat menunjukkan  bukti objektifnya dan hanya sebuah pernyataan saja.
3. Bahwa keterangan kesaksian para saksi yang di kemukakan didepan Majlis Hakim dalam persidangan
adalah pernyataan-pernyataan keterangan yang sebagian besar mengada-ada, dilebih-lebihkan bahkan
mendramatisir sebuah cerita tentang adanya sebuah pertengkaran yang terjadi antara Penggugat
dengan Tergugat yang masuk kategori bahwa seakan-akan Tergugat telah melakukan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT), namun tidak dapat dibuktikannya sehingga bisa menjadi fitnah bagi Tergugat.

4. Keterangan Para saksi yang di ajukan oleh Penggugat adalah saksi yang sudah di setting dengan
maksud untuk memudahkan terjadinya perceraian antara Penggugat dengan Tergugat karena yang
menjadi saksi dari pihak Penggugat adalah anggota keluwarganya semua yakni atas nama Supono adalah
merupakan paman Penggugat, Riyati adalah bibi Penggugat dan Katiyah sendiri adalah  Ibu kandung
Penggugat yang justru menunjukkan kalau mereka yang menghendaki terjadinya perceraian antara
Penggugat dengan Tergugat ketika kondisi emosinal Sulestiani Binti Trinduta tidak stabil atau ketika
kejiwaan Sulestiani Binti Trinduta sedang tidak sehat.

5. Para saksi pihak Penggugat meskipun diatas sumpah telah berani memberikan keterangan kesaksian
yang tidak benar padahal mereka tidak memiliki bukti dan apa yang mereka sampaikan bisa memiliki
konsekwensi hukum. Hal ini ditandai dari sikap dan keputusan saksi Pengugat atas nama Sutrisno Hadi,
selaku ketua RT yang telah mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya.

6.  Saksi pihak Penggugat baik itu Supono maupun Riyati tidak memiliki pekerjaan tetap dan terkadang
memang membantu pekerjaan saudara tuanya Katiyah, yang kaitannya dengan gugatan Penggugat ini,
tentu saja kalau mereka minta untuk menjadi saksi dan mengatakan keterangan yang tidak benar,
mereka tidak kuasa menolak karena selain mereka bersaudara, ekonomi mereka agak ketergantungan
dengan saudara tuanya yang bernama Katiyah.

7. Bahwa adanya  pihak-pihak yang berkepentingan terhadap diri Sulestiani Binti Trinduta, sebagaimana
yang dikatakan ibu Katiyah ketika ditemui oleh Tergugat pada tanggal, 14 mei 2020, bahwa saksi
Penggugat dalam persidangan tanggal, 12 mei 2020, di minta oleh Kuasa Hukum Penggugat kepada
saudara Ketut seorang Intel Kodim Banyuwangi kerabat keluarga Penggugat, selanjutnya saudara Ketut
menghubungi Imam Syafii menantu Katiyah, kemudian Imam Syafii berkoordinasi dengan Supono yang
merupakan saksi dan merupakan Paman Penggugat, lalu kemudian Supono dan Imam Syafii
berkoordinasi dengan ibu kandung Penggugat yang bernama Katiyah, dan atas arahan Katiyah, Imam
Syafii diminta untuk menjadikan saudara Sutrisno Hadi sebagai saksi (Ada Bukti pengakuan dari ibu
katiyah).

8. Keterangan saksi Pihak Penggugat kurang lebih hampir sama keterangan kesaksiannya, karena
memang saksi pihak Penggugat adalah saksi yang sudah di setting sedemikian rupa sebagaimana
keterangan yang disampaikan oleh saksi pihak Penggugat yang telah mencabut dan membatalkan
kesaksiannya bahwa apa yang dia sampaikan adalah keterangan kesaksian dari sebuah cerita dari
Katiyah yang merupakan ibu kandung Penggugat yang memintanya agar disampaikan dalam
persidangan untuk menguatkan dalil-dalil Penggugat (ada bukti Surat Pernyataan dan rekaman hasil
wawancaranya). Dalam hal ini, Jika salah seorang saksi pihak Penggugat atas nama Sutrisno Hadi
menyatakan mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya, sedangkan keterangan tiga
orang saksi yang lain juga kurang lebih hampir sama maka dapat disimpulkan bahwa kesaksian para saksi
yang lain tentunya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan merupakan fitnahan bagi diri
Tergugat yang memiliki konsekwensi hukum sebagaimana diatur dalam bab IX tentang sumpah palsu
dan keterangan palsu dan patut diduga melanggar pasal 242 ayat (1) Kitap Undang-Undang Hukum
Pidana (“KUHP”), yang berbunyi,

"Barang siapa dalam hal-hal yang menurut undang-undang menuntut sesuatu keterangan dengan
sumpah atau jika keterangan itu membawa akibat bagi hukum dengan sengaja memberi keterangan
palsu, yang di atas sumpah, baik dengan lisan maupun tulisan, maupun oleh dia sendiri atau kuasanya
yang khusus untuk itu dihukum penjara selama-lamanya  tujuh tahun."
Kemudian, Pasal 55 Ayat (1) berbunyi,
“Di hukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana”,
1e. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu;
2e. Orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan atau pengaruh, kekerasan,
ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan, daya upaya atau keterangan, sengaja
membujuk untuk melakukan suatu perbuatan.

I. DAFTAR BUKTI SURAT-SURAT  TERGUGAT

1. Photo Kopi Kartu Tanda Penduduk atas nama SULESTIANI & Bio Data Penduduk Warga Negara
Indonesia ( Draft) Dan Kartu Keluarga atas nama, Trinduto,
Sebagai bukti untuk penyebutan identitas Penggugat, untuk penyebutan nama ayah penyebutannya
tidak sesuai dengan data kependudukan dan kartu keluarganya, Sehingga gugatannya tersebut cacat
formil.

2. Photo Kopi Kartu Tanda Penduduk atas nama BAYU ARIS WIDODO, Kutipan Akta Kematian dari Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, Surat Keterangan Kematian ayah Tergugat dari KLINIK PRATAMA
SANGGAR MEDIKA, Surat Keterangan Kematian dari Pemerintah Desa Sumberagung Kecamatan
Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.
Sebagai bukti untuk penyebutan identitas Tergugat, untuk nama ayah dalam duduk perkara dalam
Gugatan Cerai tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, bahwasannya pengajuan permohonan
Gugatan Cerai dilakukan oleh Penggugat setelah ayah Tergugat meninggal dunia, Sehingga gugatannya
tersebut cacat formil.

3. Akta Nikah Tergugat (Asli)


Sebagai bukti atas dalil dalam duduk perkara Gugatan Cerai Penggugat pada angka 1 (satu).

4. Photo anak hasil pernikahan Penggugat dengan suami sebelumnya.


Sebagai bukti atas dalil dalam duduk perkara Gugatan Cerai Penggugat pada angka 2 (dua), bahwasanya
Penggugat Berstatus Janda Cerai dan memiliki seorang anak, yang tidak masuk dalam Susunan Kartu
Keluarganya dan tidak dirawatnya sejak kecil.
5. Buku Diary milik Penggugat, Sebagai bukti atas dalil  gugatan dalam duduk perkara pada angka 3
(tiga), bahwasannya Penggugat pergi ke Luar Negeri menjadi TKW di Taiwan sebelum terjadi pernikahan
dengan Penggugat.
6. Surat Keterangan Izin Usaha, Nomer Induk Berusaha, Surat Pernyataan Kesanggupan  Pengelolaan
Dan Pemantauan Lingkungan Hidup, dan NPWP, yang menjadi bagian yang tak terpisahkan sebagai bukti
bahwa “ TOKO SEMBAKO” adalah usaha milik BAYU ARIS WIDODO.

7. Kartu Keluarga No. 3510012203110002 milik Bayu Aris Widodo.


Sebagai bukti atas dalil  Gugatan Cerai Penggugat dalam duduk perkara pada angka 4 (empat ),
bahwasanya  pernikahan antara Tergugat  dengan Penggugat telah dikaruniai anak bernama Syahdahera
Nabila Qutratu’ain, perempuan, usia 9 (sembilan) tahun.

8. Surat Undangan Rapat BPD, berikut Daftar Hadir dan Notulen Rapat, pada tanggal, 02 maret 2020,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan sebagai bukti bahwa Tergugat sedang menghadiri
rapat Lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD), ketika Penggugat pergi meninggalkan Tempat
Kediaman Bersama tanpa pamit pada saat itu.

9. Surat Keterangan dari Pemerintah Desa  Sumberagung sebagai bukti bahwa benar kepergian
Sulestiani meninggalkan rumah orang tuanya, tanpa pamit suaminya pada  tanggal, 03 maret 2020

10. Surat Keterangan Kronologi Singkat kejadian SULESTIANI meninggalkan tempat kediaman bersama
dari Pemerintah Desa mengetahui Kepala Desa Vivin Agustin, sebagai bukti bahwa kepergian Sulestiani
Binti Trinduta yang tanpa pamit suaminya, ternyata adalah untuk menggajukan Gugatan Cerai terhadap
suaminya atas nama, Bayu Aris Widodo selaku Tergugat dengan tidak mau terlebih dahulu
mengedepankan penyelesaian secara kekeluargaan.

11. Surat dari Bayu Aris Widodo untuk Sulestiani tertanggal, 24 maret 2020, sebagai bukti bahwa dirinya
telah berupaya memberi pengertian dan pencerahan untuk solusi damai atas sikap keputusan dan
tindakannya yang di nilai kurang pertimbangan dan tergesa-gesa dalam mengajukan Gugatan Cerai.

12. Surat Pernyataan Saksi Pihak Penggugat Atas Nama Sutrisno Hadi dan Biodata Kependudukannya,
Sebagai bukti bahwasannya kesaksiannya didepan Majlis Hakim tidak dapat dipertanggung jawabkan
dan tidak bisa dijadikan sebagai bukti. (Alat Bukti ini tidak diterima oleh Majelis Hakim dan dikembalikan
kepada Tergugat).

13. Surat Pernyataan Keberatan Anak Hasil Pernikahan Sulestiani Dan Bayu Aris Widodo, atas nama
SYAHDAHERA NABILA QUTRATU’AIN,
Sebagai bukti bahwa anak hasil pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat berkeberatan apabila
terjadi perceraian diantara kedua orang tuanya. (Alat Bukti ini tidak diterima oleh Majelis Hakim dan
dikembalikan kepada Tergugat).

14. Surat Permohonan Anak Hasil Pernikahan SULESTIANI Dan BAYU ARIS WIDODO, atas nama
SYAHDAHERA NABILA QUTRATU’AIN, kepada Ketua Majlis Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi agar
Gugatan Cerai yang diajukan Penggugat ditolak seluruhnya dan cukup memberikan nasehat dan
komitmen baik kepada Penggugat maupun kepada  Tergugat  agar memenuhi tanggung jawabnya
kembali menjadi orang tua yang baik. Surat permohonan ini  sebagai bukti bahwa anak hasil pernikahan
antara Penggugat dengan Tergugat sangat berkeberatan apabila ibu dan ayahnya bercerai dan ia sangat
mengharapkan ibunya pulang dan tidak memaksa untuk bercerai dari ayahnya. (Alat Bukti ini tidak
diterima oleh Majelis Jakim dan dikembalikan kepada Tergugat)

15. Tanggapan Tergugat terkait keterangan Para Saksi yang di ajukan oleh Penggugat dalam sidang pada
tanggal, 12 mei 2020 dan sidang pada tanggal, 19 mei 2020, adalah sebagai bukti bahwa Tergugat
berkeberatan dengan keterangan para saksi karena bisa menjadi fitnah bagi diri Tergugat. (Bukti tidak
diterima oleh Majelis Hakim dan dikembalikan kepada Tergugat)

16. Kumpulan Bukti Percakapan Whats App antara Sulestiani dengan Bayu Aris Widodo dan beberapa
pihak terkait lainnya,
Sebagai bukti untuk menyanggah berbagai dalil dalam gugatan cerai Penggugat dan keterangan-
keterangan para saksi dari pihak Penggugat.

17. Kronologi kejadian Sulestiani isteri Bayu Aris Widodo meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa
pamit sebagai bukti untuk mengetahui duduk pesoalan yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat
secara utuh. DVD/CD yang berisi tentang Rekaman Vidio  dan Rekaman Suara serta berkas-berkas
perkara yang berkaitan dengan permohonan Gugatan Cerai Sulestiani Binti Trinduta, sebagai bukti untuk
mempertegas berbagai keterangan yang menjadi jawaban Tergugat terhadap dalil-dalil Gugatan Cerai
yang di ajukannya oleh Penggugat. Kumpulan Bukti Surat-Surat dan keterangannya. (Alat Bukti tidak
diterima oleh Majlis Hakim dan dikembalikan kepada Tergugat)

19. Keterangan Saksi-Saksi dari Pihak Tergugat.

20. DLL ( Apabila dibutuhkan bukti lain akan di ajukan menyusul oleh Tergugat).

DALAM KETERANGAN KESAKSIANNYA SAKSI –SAKSI TERGUGAT

Bahwa Tergugat selain mengajukan bukti Surat–Surat, juga  mengajukan 2 (Dua) orang saksi Yakni,

1. Nama SUPRIONO
Tempat/Tgl. Lahir , Banyuwangi 14- 06-1969, Alamat Dusun Rejo Agung`- RT/RW 007 / 001, Kel/Desa
Sumberagung Kecamatan Pesanggaran
Agama Islam
Status Perkawinan Kawin
Pekerjaan Wiraswasta
Kuwarganegaraan WNI
Berlaku 14-06-2017

Saksi atas nama Supriono dalam keterangan kesaksiannya meberikan keterangan yang menyanggah dalil
dalam duduk perkara angka 5 (lima) tentang sebab terjadinya pertengkaran yang menyatakan bahwa
“Tergugat sering keluar rumah alasannya rapat di kantor desa, apabila pulang malam Tergugat
terkadang dalam keadaan mabuk”. Kesaksiannya ini menyanggah dalil Penggugat yang menyatakan
sering terjadi pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat yang dapat dipicu karena Tergugat
mabuk. Dalam dalil gugatan Penggugat dalam duduk perkara pada angka 5 (lima), berkaitan dengan
sebab terjadinya pertengkaran kata “ terkadang dan mabuk” itu sendiri menunjukkan bahwa antara
Penggugat dengan Tergugat adalah tidak benar kalau dikatakan sering terjadi pertengkaran yang
tentunya dapat di picu karena mabuk. Dan kata mabuk itu sendiri, tidak dijelaskan oleh Penggugat
mabuk apa yang dimaksudkan ?. Jika yang dimaksudkan oleh Penggugat adalah mabuk minuman keras,
Tergugat meyakini Penggugat tidak bisa mebedakan antara Pemabuk dengan Peminum karena memang
Penggugat terbiasa berprasangka terhadap Tergugat (Negative Thingking).

Selanjutnya penggunaan Kata “ Terkadang” dalam kalimat tersebut berarti “jarang atau tidak sering”
yang memberi pengertian bahwa antara Penggugat dengan Tergugat jarang/tidak sering  terjadi
pertengkaran yang dapat dipicu karena mabuk, dan pada kenyataannya Tergugat memang tidak pernah
mabuk dan dalil gugatan tersebut terbantahkan dengan tidak adanya bukti objektifnya yang dapat
ditunjukkan oleh Penggugat.

2. Nama ANDRI SUPRAYITNO


Tempat/Tgl. Lahir Banyuwangi, 16-12-1987, Alamat Dusun Silirbaru`- RT/RW 005 / 001
Kel/Desa Sumberagung
Kecamatan Pesanggaran
Agama  Islam, Status Perkawinan Belum Kawin,
Pekerjaan Wiraswasta,
Kuwarganegaraan WNI,
Berlaku 16-12-2017,
No. KTP 3510011612870001

Dalam keterangan kesaksiannya yang dikemukakan dalam persidangan si depan Majelis Hakim yang
menagani perkara, Saksi atas nama Adri Supryitno, yang mengatakan dalam keterangan kesaksiannya
mengetahui adanya peristiwa tarik-menarik tas antara Penggugat dengan Tergugat, dikatakan bukan
merupakan sebuah pertengkaran, namun sebuah peristiwa dimana Penggugat menolak di ajak pulang ke
tempat tinggal bersama dan berusaha merebut tasnya yang hendak dibawa bawa Tergugat pulang
ketempat tinggal bersama sehingga terjadi aksi tarik-menarik tas bukan aksi menyeret-nyeret Tergugat
seperti keterangan kesaksian para saksi pihak Penggugat.

Kesaksian ini menjelaskan bahwa Tergugat tidak berlaku kasar terhadap Penggugat akan tetapi
menjelaskan bahwa Penggugat adalah isteri yang kurang patuh dan berani melawan suami dan
semaunya sendiri.

Kaitannya dengan keterangan para saksi dari pihak Penggugat jelas menunjukkan banyak keterangan
kesaksian saksi pihak Penggugat banyak  yang dilebih-lebihkan dan di dramatisir untuk memberi kesan
bahwa Tergugat orangnya kasar dan temperament. Padahal mereka sendiri yang kurang beradab dan
tidak punya etika.

Keterangan kesaksian Andri Suprayitno yang rumahnya bersebelahan dengan rumah orang tua
Penggugat mengatakan tidak sering terjadi pertengkaran dirumah orang tua Penggugat antara Sulestiani
dengan Bayu Aris Widodo, keterangannya ini berbeda dengan keterangan kesaksian Supono yang
rumahnya berjarak sekitar 1 km dari rumah orang tua Penggugat dan Tergugat, dan berbeda pula
dengan keterangan Riyati yang rumahnya berjarak sekitar 2 km dari rumah orang tua Penggugat dan
Tergugat. Untuk diketahui posisi denah rumah orang tua Penggugat, sebelah selatan rumah orang tua
Penggugat adalah rumah orang tua Andri Suprayitno, sebelah utaranya adalah rumah Sandi dan Suparno
dan sebelah utaranya lagi adalah rumah Bayu Aris Widodo (Tergugat), belakang rumah Sandi adalah
rumah Sukadi dan depan rumah sandi adalah rumah paman dari Andri Suprayitnno yang membuka
usaha pencucian mobil yang bernama Misiran.

Baik Sandi, Suparno maupun Sukadi menyampaikan kepada Tergugat pernah diminta untuk jadi saksi
dalam persidangan tapi mereka menolaknya, karena mereka tahu karakter ibu Penggugat yang dalam
hal ini memang ingin menceraikan Sulestiani dari suaminya, dan pemilik toko grosir tempat belanja ibu
Penggugat dan Tergugat  pernah mengatakan ketika Katiyah ibu Penggugat belanja di tempatnya, yang
lalu disampaikan kepada Samsianto yang membuka usaha toko depan rumah Tergugat, yang pada waktu
itu sedang belanja di tempat grosirnya. Mengutip apa yang di katakan orang tua perempuan Sulestiani
ke pemilik toko grosir dikatakannya,”Saiki anakku wis keneng tak omongi, siaki wis gelem tak kon
nggugat cerai bojone." kata kutipan dari ibu Penggugat 

Anda mungkin juga menyukai