Anda di halaman 1dari 3

Perihal : Duplik Termohon Dalam Sukabumi, 6 Oktober 2021

Perkara Nomor
1669/Pdt.G/2021/PA.Smi
Dan Gugatan Rekonvensi
Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Agama Sukabumi
c.q. Majelis Hakim Perkara Nomor: 1669/Pdt.G/2021/PA.Smi
di-
JL. Taman Bahagia No. 19 Kota Sukabumi
Assalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarakatuh
Dengan hormat,
Perkenankan kami Termohon/Pemohon Rekonvensi menyampaikan Duplik atas
Replik Pemohon yang disampaikan melalui sidang Pengadilan Agama Sukabumi
tanggal 29 September 2021 adalah sebagai berikut :
Dalam Konvensi
a. Bahwa, Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban pertama dan menolak
dengan tegas gugatan Pemohon maupun repliknya, kecuali yang diakui
kebenarannya oleh Termohon;
b. Termohon mohon pada Majelis Hakim untuk menerima seluruh dalil
jawaban pertamanya dan mohon agar dicatat kembali dalam duplik ini;
c. Bahwa Termohon menolak dengan tegas replik Pemohon poin 2 yang
mana dikatakan Termohon tidak menunjukkan rasa bersalah, pada
kenyataannya Termohon meminta maaf setelah peristiwa tersebut terjadi;
d. Bahwa Termohon tetap pada jawaban pertama yang menyatakan
Termohon tidak memiliki lelaki idaman lain dan hanya sebatas teman
kuliah;
e. Bahwa Termohon menolak dengan tegas Replik Pemohon poin 8 karena
pada kenyataannya Pemohon tidak pernah mengajak bermusyawarah;
f. Bahwa dengan dalil-dalil yang telah Termohon kemukakan tersebut di
atas, Termohon menyetujui gugatan yang diajukan Pemohon guna
mempermudah proses perceraian untuk kepentingan Pemohon dan
Termohon beserta anak di masa depan.
Dalam Rekonvensi
1. Bahwa dalil-dalil yang telah dipergunakan dalam Konvensi dianggap
dipergunakan kembali dalam Rekonvensi;
2. Bahwa Termohon Konvensi dalam kedudukannya sekarang sebagai
Pemohon Rekonvensi akan mengajukan Gugatan Balik terhadap Pemohon
Konvensi dalam kedudukannya sekarang sebagai Termohon Rekonvensi;
3. Bahwa segala apa yang diikrarkan Pemohon dalam Konvensi yang
sekarang Tergugat Rekonvensi disaat dilangsungkan akad nikah bahwa dia
Tergugat Rekonvensi dengan kesungguhan hati akan menepati kewajiban
sebagai seorang suami menurut syariat Islam dan membentuk keluarga
Sakinah, Mawaddah, Warahmah ternyata hanya janji kosong belaka;
4. Bahwa akibat adanya perceraian itu Bukanlah Menjadi Alasan baginya
(Tergugat Rekonvensi) untuk meninggalkan apa yang telah menjadi
TANGGUNG JAWAB dan KEWAJIBAN seorang suami (Tergugat
Rekonvensi) dalam memberikan Nafkah baik secara Lahir dan Batin;
5. Bahwa sampai saat ini Termohon/Penggugat Rekonvensi dan
Pemohon/Tergugat Rekonvensi telah berpisah rumah sejak bulan April
tahun 2021 hingga sekarang;
6. Bahwa akibat adanya perceraian itu tidak pula menghapuskan kewajiban
Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi terhadap Penggugat
Rekonvensi/Termohon Konvensi, yang berupa nafkah dan kewajiban
lainnya berdasarkan Pasal 149 KHI yang menyebutkan “Bilamana
perkawinan putus karena talak, maka bekas SUAMI WAJIB:
a. Memberikan MUT’AH yang layak kepada bekas istrinya, baik
berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qobla al dukhul;
b. Memberi NAFKAH, MASKAN dan KISWAH kepada bekas istri
selama DALAM IDDAH, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak bain
atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil;
c. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separoh apabila
qobla al dukhul;
d. Memberikan biaya hadlona untuk anak-anaknya yang belum mencapai
umur 21 tahun;
7. Bahwa hal tersebut harus dipenuhi oleh Tergugat Rekonvensi, untuk itu
mohon pula kepada Majelis Hakim Pengadilan Agama Sukabumi untuk
memutuskan agar Tergugat Rekonvensi dihukum untuk membayar kepada
Penggugat Rekonvensi yaitu:
a. Nafkah Iddah sebesar Rp 200.000,-/perhari X 3 bulan 10 hari = Rp
20.000.000,-;
b. Mut’ah akibat terjadinya perceraian sebesar Rp. 15.000.000,-,
dikarenakan kasih sayang dan cinta kasih yang telah dinodai oleh
Tergugat Rekonvensi dengan cara meninggalkan dan mempermainkan
martabat dan perasaan seorang perempuan;
8. Bahwa Tergugat Rekonvensi saat ini memiliki bisnis di bidang kuliner dan
mempunyai penghasilan yang setiap bulannya Rp 20.000.000,- sehingga
sangat masuk akal dan beralasan jika Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Aquo mengabulkan semua permintaan Nafkah serta Gugatan Rekonvensi
Penggugat Rekonvensi tersebut mengingat penghasilan Tergugat
Rekonvensi setiap bulannya sudah melebihi apa yang diminta oleh
Penggugat Rekonvensi tersebut sebagai Tanggung Jawab seorang suami
kepada istri dan anaknya.
Berdasarkan dalil-dalil di atas Termohon/Pemohon Rekonvensi mohon kehadapan
majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan
menjatuhkan putusan sebagai berikut :
Dalam Konvensi
Menerima dan mengabulkan gugatan Pemohon sebagaimana tercantum dalam
petitum gugatan.
Dalam Rekonvensi
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Rekonvensi seluruhnya sebagaimana
yang tercantum pada petitum gugatan;
2. Menghukum Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi untuk membayar
kepada Penggugat Rekonvensi yaitu :
a. Nafkah Iddah sebesar Rp 200.000,-/perhari X 3 bulan 10 hari = Rp
20.000.000,-;
b. Mut’ah akibat terjadinya perceraian sebesar Rp. 15.000.000,-,
dikarenakan kasih sayang dan cinta kasih yang telah dinodai oleh
Tergugat Rekonvensi dengan cara meninggalkan dan
mempermainkan martabat dan perasaan seorang perempuan;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi membayar biaya
yang timbul dalam perkara ini.
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono).
Wassalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarakatuh
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Termohon/Pemohon Rekonvensi,

Izzara Justicia, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai