MEMORI BANDING
Terhadap putusan perkara nomor : 1617/Pdt.G/2021/PA.TA
Tanggal 18 Oktober 2021 Pengadilan Agama Tulungagung
Antara :
YUFANDA NOVIYA KARISMA binti WINARTO........................ PENGGUGAT/TERBANDING
Melawan :
MUHAMAD FIKY WAHYU SAPUTRA bin SUNAN....................... TERGUGAT/PEMBANDING
Kepada Yth :
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
di SURABAYA
melalui :
Kepaniteraan Pengadilan Agama Tulungagung
di TULUNGAGUNG
Dengan Hormat,
NANIANTO, S.H dan YOGA SEPTIANSYAH, S.H., Para Advokat yang memilih
alamat kantor pada Kantor Advokat dan Konsultan Hukum “NANIANTO, S.H &
REKAN” di jalan Supriyadi nomor 73 Jepun, Tulungagung, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 06 Agustus 2021, bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, oleh
karenanya sah mewakili :
----------------------------- M E N G A D I L I -----------------------------
DALAM EKSEPSI
- Menolak Eksepsi Tergugat
Bahwa karena saat agenda sidang pembacaan putusan Tergugat tidak hadir dan mendapat
pemberitahuan pada tanggal 21 Oktober 2021 maka permohonan pernyataan Banding
Halaman 1 dari 3
dari Pembanding telah diajukan pada tanggal 02 November 2021 berdasar Akta
Pernyataan Permohonan Banding Nomor 02 November 2021, karenanya permohonan
Banding tersebut masih dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang - undang,
oleh sebab itu sudah beralasan menurut hukum permohonan Banding dari Pembanding
dapatlah diterima.
1. Bahwa dalam menjatuhkan putusan kami menganggap majelis hakim kurang jeli
dalam menilai perkara yang menyebabkan kekeliruan pada putusannya. Telah
jelas dan nyata tertuang dalam Replik Penggugat poin 10 yang diserahkan kepada
kuasa hukum Tergugat, dengan jelas Penggugat menyatakan bahwa dirinya
bersalah dan telah memutarbalikan fakta, atas pernyataan tersebut selanjutnya
Tergugat telah menanggapinya pada Duplik poin ke-10 dan tidak ada klarifikasi
atau perbaikan terhadap Replik tersebut dari Penggugat dalam persidangan jika
memang hal tersebut adalah sebagai bentuk kesalahan penulisan (typo), sehingga
Tergugat menganggap pernyataan tersebut adalah pernyataan yang nyata-nyata
diakui sendiri oleh Penggugat. Namun, apa yang dituangkan dalam putusan justru
sebaliknya, majelis hakim dalam mengutip Replik poin 10 dimaksud kata
“Penggugat“ telah berubah dengan sendirinya menjadi “Tergugat“ padahal
keduanya mempunyai makna yang praktis berbeda dan berbanding terbalik antara
satu dengan lainnya, sehingga kami yakin dalam mempertimbankan putusan
Pengadilan Agama Tulungagung Tanggal 18 Oktober 2021, Perkara Nomor :
1617/Pdt.G/2021/PA.TA majelis hakim sudah pasti menjadi keliru dikarenakan
adanya hal tersebut.
2. Bahwa dengan fakta-fakta yang hadir dalam persidangan apa-apa yang menjadi
dasar adanya gugatan Penggugat yang kurang lebih mengenai :
a. Bahwa Tergugat tidak bisa memberikan nafkah yang cukup untuk
keluarga;
b. Bahwa Tergugat sering chatting/berkomunikasi lewat media sosial dengan
wanita lain;
c. Bahwa Tergugat menginginkan perceraian;
d. Bahwa orang tua Tergugat sering merendahkan harga diri Penggugat dan
keluarga Penggugat;
e. Bahwa Tergugat tidak lagi berkomunikasi lagi setelah berpisah rumah.
tidaklah ada yang terbukti melalui bukti-bukti surat maupun saksi-saksi yang
dihadirkan. Justru yang menjadi terbukti adalah fakta bahwa Penggugat dengan
sengaja dan tanpa izin suami telah meninggalkan rumah tempat tinggal Penggugat
dan Tergugat selama kurang lebih 1 tahun menuju kediaman orang tua Penggugat,
sehingga tidaklah adil dan rasional jika perceraian ini terjadi karena kesalahan
yang dilakukan sendiri oleh Penggugat yang mana sudah tidak dipermasalahkan
lagi oleh Tergugat.
Halaman 2 dari 3
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
Menghukum Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara yang ditimbulkan
dalam kedua tingkatan Peradilan ini.
Atau memberikan putusan yang lebih adil dan bijaksana menurut hukum (Ex aequo et
bono).
Sekian dan terima kasih.
Hormat Pembanding/Tergugat
Kuasa Hukumnya,
Halaman 3 dari 3