Nomor 1746/Pdt.G/2021/PA.Trk
DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 29 November
2021 telah mengajukan gugatan Cerai Gugat yang didaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Trenggalek pada hari itu juga dengan register perkara
Nomor 1746/Pdt.G/2021/PA.Trk, dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah menikah pada hari Senin tanggal
27 Juli 1998 M. bertepatan dengan tanggal 2 Rabiul Akhir 1419 H., yang
dicatat oleh Kantor Urusan Agama, Kecamatan Kampak, Kabupaten
Trenggalek, sesuai Kutipan Akta Nikah Nomor: 107/08/VII/1998 tanggal 27
Juli 1998;
2. Bahwa pada saat menikah, Penggugat berstatus perawan dan Tergugat
berstatus jejaka;
3. Bahwa setelah menikah, Penggugat dengan Tergugat tinggal bersama di
rumah orang tua Penguggat, kemudian menempati rumah bersama di
Dusun Balang, RT 024 / RW 011, Desa Senden, Kecamatan Kampak,
Kabupaten Trenggalek;
4. Bahwa setelah perkawinan Penggugat dengan Tergugat telah melakukan
hubungan suami-istri (ba'da dhukul) dan telah dikaruniai dua anak yang
bernama Abdul Wahid Ali berusia 22 tahun (ikut Tergugat) dan Muhammad
Zainal Arifin Al Ghozali berusia 6 tahun sekarang ikut Penggugat;
5. Bahwa setelah beberapa tahun terakhir ini kehidupan rumah tangga
penggugat dan tergugat mulai goyah sudah tidak ada kecocokan dan
keharmonisan lagi dan sering terjadi perselisihan dan percekcokan pada
sekitar bulan Maret 2021 Penggugat mengajukan gugatan cerai dengan no.
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana telah diuraikan di atas;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memeriksa Surat Kuasa Khusus
Penggugat tertanggal 29 November 2021, yang telah terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Trenggalek dengan Nomor 1479/KK/2021/PA.Trk tanggal
29 November 2021;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga telah memeriksa Surat Kuasa
Khusus Tergugat tertanggal 27 Desember 2021 yang telah terdaftar di
Kepaniteraan Pengadilan Agama Trenggalek dengan Nomor
1637/KK/2021/PA.Trk tanggal 29 Desember 2021;
Menimbang, bahwa kedua surat kuasa khusus tersebut telah sesuai
dengan ketentuan Pasal 123 HIR jo. Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor
6 Tahun 1994 tentang Surat Kuasa Khusus, dan Majelis Hakim telah pula
memeriksa Kartu Tanda Pengenal Advokat (KTPA) Kuasa Penggugat dan
Kuasa Tergugat, ternyata telah sesuai dengan Ketentuan Pasal 30
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, oleh karena itu
Majelis Hakim harus menyatakan bahwa Kuasa Penggugat dan Kuasa
Tergugat merupakan subjek pemberi bantuan hukum yang sah sehingga
Majelis Hakim dapat menerima dan memberi izin kepada Kuasa Penggugat dan
Kuasa Tergugat tersebut untuk beracara dalam perkara a quo sebagai advokat
profesional;
Menimbang, bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah dilakukan
upaya perdamaian, baik dalam persidangan maupun melalui mediasi, namun
tidak berhasil, dengan demikian telah terpenuhi ketentuan Pasal 82 ayat (1) dan
Dalam Eksepsi
Menimbang, bahwa berkenaan dengan eksepsi nebis in idem, Majelis
memberi pertimbangan bahwa gugatan cerai Penggugat yang telah diajukan ke
Pengadilan Agama Trenggalek kemudian dicabut oleh Penggugat ataupun
yang telah ditolak tidak menghalangi Penggugat untuk mengajukan gugatan
cerai yang baru, sebab dalam perkara perceraian tidak berlaku asas Nebis in
idem, sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 110K/AG/1992
tanggal 24 Juli 1993;
Menimbang, bahwa eksepsi atau keberatan yang diajukan pihak
Artinya: “bahwa istri boleh menuntut cerai kepada hakim apabila dia mengaku
selalu mendapat perlakuan yang menyakitkan dari suaminya sehingga
hal tersebut dapat menghalangi keberlangsungan hubungan suami
istri antara mereka berdua”;
Menimbang, bahwa fakta hukum tersebut telah juga memenuhi salah
satu alasan perceraian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 39 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf f Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas dan Penggugat belum pernah dijatuhi talak, maka petitum gugatan
Penggugat agar Pengadilan menjatuhkan talak satu bain sughra Tergugat
terhadap Penggugat tersebut telah beralasan dan tidak melawan hukum serta
memenuhi Pasal 119 ayat 2 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu
patut dikabulkan;
Menimbang bahwa talak satu ba’in sughra merupakan talak yang
dijatuhkan oleh Hakim atas permintaan seorang isteri, yang mana akibat hukum
dari talak satu ba’in sughra adalah antara suami dan isteri tidak dapat hidup
bersama kembali, terkecuali dengan akad nikah yang baru;
Menimbang, bahwa karena perkara a quo masuk bidang perkawinan,
maka berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50
Tahun 2009, biaya perkara harus dibebankan kepada Penggugat;
Mengingat semua pasal dalam peraturan perundang-undangan dan
hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;
Ttd. Ttd.
Hakim Anggota
Panitera Pengganti
Ttd.
Ttd.
Ahmad Turmudi, S.Ag., M.H.
Jimmy Jannatino, S.H.I.
Keterangan :
- Salinan sesuai dengan aslinya.
- Surat/dokumen ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (digital signature) dengan dilengkapi sertifikat elektronik.
- Dokumen ini telah ditandatangani secara digital menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)